Anda di halaman 1dari 3

SOP

SALPINGITIS

No.Dokumen :
No.445/C.VII.0175/SOP/402.102.08/12/2016
SOP No.Revisi:
Tanggal Terbit : 22 Desember 2016
Halaman : 3
UPT PUSKESMAS drg. Sri Rejeki E D, M M Kes
TandaTangan :
SUMBERSARI NIP. 19770720 200312 2 010

1. Pengertian Salpingitis adalah terjadinya inflamasi pada tuba fallopi. Tuba fallopi
merupakan perpanjangan dari uterus sedangkan salfingitis sendiri
merupakan salah satu penyebab umum terjadinya infertilitas pada
wanita

2. Tujuan Sebagai bahan acuan petugas dalam tatalaksana Salpingitis

3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Sumbersari


No.445/C.VII.0175/SOP/402.102.08/12/2016

4. Referensi Permenkes RI No 514 Tahun 2015

5. Prosedur

6. Langkah- 1. Petugas menanyakan keluhan


Langkah Pada pasien dengan salfingitis umumnya mengeluhkan nyeri pada
kedua bagian perut bawah, demam, mual, muntah, dismenorhoe,
nyeri punggung, nyeri selama ovulasi, kelainan pada vagina
seperti perubahan warna yang tidak seperti orang normal atau
berbau. Tanyakan pula pertanyaan terkait tanda-tanda kehamilan
2. Petugas menanyakan faktor resiko
Pada wanita yang sudah aktif secara seksual maka perlu
ditanyakan terkait riwayat menderita penyakit radang panggul,
sering berganti-ganti pasangan, Pemakaian IUD, pernah atau
sedang menderita penyakit menular seksual, riwayat abortus,
riwayat appendicitis.
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Abdomen
Pemeriksaan Pelvis (Bimanual dan nyeri goyang servik)
Pemeriksaan Inspekulo
4. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang
a. Darah Perifer Lengkap
b. Pewarnaan Gram endoserviks
5. Petugas menegakkan diagnosis
Diagnosis Klinis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Diagnosis Banding :
Usus buntu
Kehamilan Ektopik
Radang panggul
Septic abortion
Kista ovarium
Abses di tuba ovary
Cystitis
Tuberculous salfingitis
Komplikasi :
Komplikasi potensial yang dapat terjadi akibat salfingitis meliputi,
peritonitis, piosalfing, abses tuboovarium, tromboflebitis septik,
limfangitis, selulitis, perihepatitis, dan abses didalam ligamentum
latum, Infertilitas dimasa depan, dan kehamilan ektopik akibat
kerusakan tuba.
6. Petugas melakukan penatalaksaan komprehensif
Secara klinis penyebab pasti dari salfingitis sulit dibedakan, dan
terkadang pemeriksaan mikroskopis juga sulit dilakukan, oleh
karena itu pengobatan yang diberikan harus efektif dan memiliki
spektrum luas terhadap kuman penyebab.
Pengobatan Salfingitis akibat infeksi Gonore
Sefiksim 1x400mg/hari, per oral, selama 5 hari, ATAU
Levofloksasin 1x500mg/hari, per oral, selama 5 hari, ATAU
Tiamfenikol 1x3,5gr/hari, per oral selama 3 hari.
Ditambahkan dengan
Pengobatan Salfingitis akibat infeksi Klamidia
Azitromicin 1 gr dosis tunggal, per oral ATAU
Doksisiklin 2x100 mg/hari, per oral, selama 7 hari ATAU
Eritromicin 4x500 mg/hari, per oral, selama 7 hari
Ditambahkan dengan
Pengobatan Salfingitis akibat infeksi Bakteri Anaerob
Metronidaole 2x500 mg/hari, per oral selama 14 hari
Pengangkatan AKDR/IUD harus segera dilakukan setelah
pengobatan dengan anti mikroba dimulai.
7. Petugas memberikan konseling dan edukasi
a. Pasien diberikan pemahaman tentang penyakit, penularan
serta penatalaksanaan
b. Pasien disarankan untuk tidak melakukan hubungan seksual
selama penyakit belum tuntas diobati
c. Menyarankan pengobatan pada pasangan pasien dengan PMS.
8. Petugas menentukan kriteria rujukan
Adanya kegagalan pengobatan

2/3
7. Diagram
Alir

8. Hal-hal
Yang Perlu

Diperhatikan

9. Unit
Terkait

10. Dokumen
Terkait
fp
h
tjy
u
d
lg
s
o
n
a
rik
b
m
e
1. Loket
2. Poli Umum
3. Poli KIA/KB
4. Laboratorium
5. Kamar Obat

1. Rekam Medis

11. Rekaman Historis

No Halaman Yang Diubah

3/3
Perubahan Diberlakukan
Tanggal

Anda mungkin juga menyukai