Anda di halaman 1dari 3

SOP

INSOMNIA
No.Dokumen 440/SOP/229.38/402.102.11/2017
No.Revisi
SOP
Tgl.Terbit 9 Januari 2017
Halaman 3

drg. Agus Mujiantoro


UPT PUSKESMAS JIWAN Paraf : NIP. 196707252010011001

1. Pengertian Tatalaksana Insomnia adalah penanganan terhadap gejala atau gangguan dalam tidur, dapat
berupa kesulitan berulang untuk mencapai tidur, atau mempertahankan tidur yang optimal,
atau kualitas tidur yang buruk

2. Tujuan Sebagai bahan acuan petugas dalam melakukan Tatalaksana Insomnia

3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Jiwan No.445/C.VII.0113/SOP/402.102.08/12/2017

4. Referensi 1. PMK No 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktek Klinis Dokter di Fasyankes Primer
2. PPK Dokter di Fasyankes Primer

5. Langkah- 1. Petugas melakukan anamnesa


Langkah Sulit masuk tidur, sering terbangun di malam hari atau mempertahankan tidur yang
optimal, atau kualitas tidur yang buruk.
Faktor Risiko
a. Adanya gangguan organik (seperti gangguan endokrin, penyakit jantung).
b. Adanya gangguan psikiatrik seperti gangguan psikotik, gangguan depresi, gangguan
cemas, dan gangguan akibat zat psikoaktif.

Faktor Predisposisi
a) Sering bekerja di malam hari .
b) Jam kerja tidak stabil.
c) Penggunaan alkohol, cafein atau zat adiktif yang berlebihan.
d) Efek samping obat.
e) Kerusakan otak, seperti: encephalitis, stroke, penyakit Alzheimer

2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik


Pada status generalis, pasien tampak lelah dan mata cekung. Bila terdapat gangguan
organik, ditemukan kelainan pada organ.

3. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesa

4. Petugas memberikan terapi


Penatalaksanaan
a) Pasien diberikan penjelasan tentang faktor-faktor risiko yang dimilikinya dan
pentingnya untuk memulai pola hidup yang sehat dan mengatasi masalah
yang menyebabkan terjadinya insomnia.
b) Untuk obat-obatan, pasien dapat diberikan Lorazepam 0,5 – 2 mg atau Diazepam 2
- 5 mg pada malam hari. Pada orang yang berusia lanjut atau mengalami
gangguan medik umum diberikan dosis minimal efektif
5. Petugas melakukan konseling dan edukasi
Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga agar mereka dapat memahami tentang
insomnia dan dapat menghindari pemicu terjadinya insomnia.

6. Petugas menentukan kriteria rujukan


Apabila setelah 2 minggu pengobatan tidak menunjukkan perbaikan, atau apabila terjadi
perburukan walaupun belum sampai 2 minggu, pasien dirujuk kefasilitas kesehatan
sekunder yang memiliki dokter spesialis kedokteran jiwa

2/3
6. Diagram
Alir menanyakan keluhan

melakukan pemeriksaan fisik

menegakkan diagnosis

meelakukan penatalaksanaan komprehensif

memberikan konseling dan edukasi

menentukan kriteria rujukan

7. Hal-hal Prognosis
Yang Perlu Prognosis pada umumnya bonam
Diperhatikan

8. Unit Terkait 1. Loket


2. Poli Umum
3. Poli KIA/KB
4. Pustu
5. Laboratorium
6. Kamar Obat

9. Dokumen Rekam Medis


Terkait

10. Rekaman Historis

No Halaman Yang Diubah Perubahan Diberlakukan Tanggal

3/3

Anda mungkin juga menyukai