Anda di halaman 1dari 4

SOP

ABSES FOLIKEL RAMBUT

No.Dokumen :
No.445/C.VII.0180/SOP/402.102.08/12/2016
SOP No.Revisi:
Tanggal Terbit : 22 Desember 2016
Halaman : 3
UPT PUSKESMAS drg. Sri Rejeki E D, M M Kes
TandaTangan :
SUMBERSARI NIP. 19770720 200312 2 010

1. Pengertian Abses Folikel Rambut / Kelenjar Sebasea adalah keadaan dimana


terdapat pus atau nanah pada folikel rambut dan kelenjar sebasea
yang disebabkan oleh proses peradangan maupun infeksi. Beberapa
penyakit yang menyebabkan keadaan ini diantaranya folikulitis,
furunkel, karbunkel dan akne vulgaris. Untuk Folikulitis, furunkel
dan karbunkel umumnya disebabkan oleh bakteri gram positif,
Stafilokokus sedangkan akne vulgaris disebabkan oleh bakteri
Propionibacterium acnes.

2. Tujuan Sebagai bahan acuan petugas dalam tatalaksana Abses Folikel


Rambut/Kelenjar Sebasea

SK Kepala UPT Puskesmas Sumbersari


3. Kebijakan No.445/C.VII.0180/SOP/402.102.08/12/2016

4. Referensi Permenkes RI No 514 Tahun 2015

5. Prosedur

6. Langkah- 1. Petugas menanyakan keluhan


Langkah Pasien datang mengeluh adanya benjolan atau luka di kulit
a. Awalnya berbentuk seperti bintil kecil yang gatal, dapat berisi
cairan atau nanah dengan dasar dan pinggiran sekitarnya
kemerahan. Keluhan ini dapat meluas menjadi bengkak disertai
dengan rasa nyeri.
b. Bintil kemudian membesar dan pecah kemudian menjadi
keropeng/koreng yang mengering, keras dan sangat lengket
2. Petugas menanyakan factor resiko
- Higiene yang kurang baik
- Defisiensi Gizi
- Daya tahan tubuh menurun (Immunodefisiensi)
- Adanya penyakit kulit sebelumnya
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
- Folikulitis merupakan peradangan pada selubung akar rambut
atau folikel rambut yang ditandai dengan papul eritema
perifolikuler dan rasa gatal atau perih.
- Furunkel merupakan peradangan pada folikel rambut dan
jaringan subkutan sekitarnya yang ditandai berupa papul,
vesikel atau pustul perifolikuler dengan eritema di sekitarnya
dan disertai rasa nyeri.
- Furunkulosis adalah beberapa furunkel yang tersebar.
- Karbunkel merupakan kumpulan dari beberapa furunkel yang
berdekatan yang dibatasi oleh trabekula fibrosa yang berasal
dari jaringan subkutan yang padat.
- Akne vulgaris adalah penyakit peradangan kronis dari folikel
pilosebasea yang diinduksi dengan peningkatan produksi
sebum, perubahan pola keratinisasi, peradangan, dan
kolonisasi dari bakteri Propionibacterium acnes.
4. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan dari apusan cairan sekret dari dasar lesi dengan
pewarnaan Gram
- Pemeriksaan darah rutin kadang-kadang ditemukan
leukositosis
5. Petugas menegakkan diagnosis
Diagnosis Klinis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang.
- Folikulitis
- Furunkel
- Furunkulosis
- Karbunkel
- Akne Vulgaris
Komplikasi
a. Erisipelas adalah peradangan epidermis dan dermis yang
ditandai dengan infiltrat eritema, edema, berbatas tegas, dan
disertai dengan rasa panas dan nyeri. Onset penyakit ini
sering didahului dengan gejala prodromal berupa menggigil,
panas tinggi, sakit kepala, mual muntah, dan nyeri sendi.
Pada pemeriksaan darah rutin dapat dijumpai leukositosis
20.000 atau lebih.
b. Selulitis adalah peradangan supuratif yang menyerang
subkutis, ditandai dengan peradangan lokal, infiltrate eritema
berbatas tidak tegas, disertai dengan rasa nyeritekan dan
gejala prodromal tersebut di atas.
c. Ulkus
d. Limfangitis
e. Limfadenitis supuratif
f. Bakteremia (sepsis)
6. Petugas melakukan penatalaksanaan
a. Terapi suportif dengan menjaga higiene, nutrisiTKTP dan
stamina tubuh.
b. Farmakoterapi dilakukan dengan:
1) Topikal:
 Bila banyak pus/krusta, dilakukan kompres terbuka
dengan permanganaskalikus (PK) 1/5.000 atau yodium
povidon 7,5% yang dilarutkan 10 kali.
 Bila tidak tertutup pus atau krusta, diberikan salep atau
krim asam fusidat 2% atau mupirosin 2%, dioleskan 2-3
kali sehari selama 7-10 hari.
2) Antibiotik oral dapat diberikan dari salah satu golongan di
bawah ini:
 Penisilin yang resisten terhadap penisilinase, seperti:
oksasilin, kloksasilin, dikloksasilin dan flukloksasilin.
 Dosis dewasa: 3 x 250-500 mg/hari, selama 5-7 hari,
selama 5-7 hari.
 Dosis anak: 50 mg/kgBB/hari terbagi dalam 4 dosis,
selama 5-7 hari.

 Amoksisilin dengan asam klavulanat.


 Dosis dewasa: 3 x 250-500 mg
 Dosis anak: 25 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis,
2/4
7. Diagram
Alir

8. Hal-hal
Yang Perlu

Diperhatikan

9. Unit
Terkait
b
d
g
p
s
fo
lh
y
rijm
a
k
tu
n
e selama 5-7 hari
 Klindamisin 4 x 150 mg per hari, pada infeksi berat
dosisnya 4 x 300-450mg per hari.
 Eritromisin: dosis dewasa: 4 x 250-500 mg/hari, anak:
20-50mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis, selama 5-7 hari.
 Sefalosporin, misalnya sefadroksil dengan dosis 2 x 500
mg atau 2 x 1000 mg perhari.
c. Insisi untuk karbunkel yang menjadi abses untuk
membersihkan eksudat dan jaringan nekrotik
7. Petugas memberikan konseling dan edukasi
Edukasi pasien dan keluarga untuk pencegahan penyakit dengan
menjaga kebersihan diri dan stamina tubuh
8. Petugas menentukan kriteria rujukan
Pasien dirujuk apabila terjadi:
a. Komplikasi mulai dari selulitis.
b. Tidak sembuh dengan pengobatan selama 5-7 hari.
c. Terdapat penyakit sistemik (gangguan metabolik endokrin dan
imunodefisiensi).

1. Loket
2. Poli Umum
3. Poli KIA/KB
4. Laboratorium
5. Kamar Obat

3/4
10. Dokumen 1. Rekam Medis
Terkait

11. Rekaman Historis

No Halaman Yang Diubah Perubahan Diberlakukan


Tanggal

4/4

Anda mungkin juga menyukai