Anda di halaman 1dari 4

ABSES FOLIKEL RAMBUT ATAU

KELENJAR SEBASEA
No. Dokumen :
SOP SOP/UKP/414/PKM-PYG/2020
No. Revisi : 01
Tanggal Terbit : 8 Februari 2020
Halaman : 1/3

Pimpininan UPT BLUD


Puskesmas Puyung
UPT BLUD
PUSKESMAS
PUYUNG
Hafsah Widiyanti,SKM
NIP.19731114199401 2 001.

1. Pengertian
Abses folikel rambut merupakan infeksi pada folikel rambut yang
disebabkan oleh bakteri gram positif dari golongan Stafilokokus dan
Streptokokus. Abses folikel rambut merupakan penyakit yang sering
dijumpai. Penularannya melalui kontak langsung dengan agen penyebab.
2.Tujuan Agar petugas dapat melakukan pengelolaan penyakit Abses Folikel Rambut yang
meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang sederhana, penegakan
diagnosis, rencana penatalaksanaan
3.Kebijakan SK pimpinan UPT BLUD Puskesmas Puyung Nomer 82 TAHUN 2020
Tentang kebijakan Penetapan Standar Pelayanan di UPT BLUD Puskesmas
Puyung
4.Referensi PB IDI. 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer.Jakarta
5.Prosedur
Keluhan:
Pasien datang mengeluh adanya koreng atau luka di kulit. Awalnya
berbentuk seperti bintil kecil yang gatal, dapat berisi cairan atau nanah
dengan dasar dan pinggiran sekitarnya kemerahan. Keluhan ini dapat
meluas menjadi bengkak disertai dengan rasa nyeri.
Faktor risiko:
1.Higiene yang kurang baik
2. Defisiensi gizi
3.Imunodefisiensi (CD4 dan CD8 yang rendah)
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Folikulitis adalah peradangan folikel rambut yang ditandai dengan papul
eritema perifolikuler dan rasa gatal atau perih.
Furunkel adalah peradangan folikel rambut dan jaringan sekitarnya
berupa papul, vesikel atau pustul perifolikuler dengan eritema di sekitarnya
dan disertai rasa nyeri.
Furunkulosis adalah beberapa furunkel yang tersebar. Karbunkel adalah
kumpulan dari beberapa furunkel, ditandai dengan beberapa furunkel yang
berkonfluensi membentuk nodus bersupurasi di beberapa puncak.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan dari apusan cairan sekret dari dasar lesi dengan
pewarnaan Gram
2. Pemeriksaan darah rutin kadang-kadang ditemukan leukositosis.
Komplikasi
1. Erisipelas adalah peradangan epidermis dan dermis yang ditandai
dengan infiltrat eritema, edema, berbatas tegas, dan disertai dengan rasa
panas dan nyeri. Onset penyakit ini sering didahului dengan gejala
prodromal berupa menggigil, panas tinggi, sakit kepala, mual muntah, dan
nyeri sendi. Pada pemeriksaan darah rutin dapat dijumpai leukositosis
20.000/mm3 atau lebih.
2. Selulitis adalah peradangan supuratif yang menyerang subkutis, ditandai
dengan peradangan lokal, infiltrate eritema berbatas tidak tegas, disertai
dengan rasa nyeri tekan dan gejala prodromal tersebut di atas.
3. Ulkus
4. Limfangitis
5. Limfadenitis supuratif
6. Bakteremia (sepsis)
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
1. Terapi suportif dengan menjaga higiene, nutrisi TKTP dan stamina
tubuh.
2. Farmakoterapi dilakukan dengan:
a. Topikal:
• Bila banyak pus/krusta, dilakukan kompres terbuka dengan permanganas
kalikus (PK) 1/5.000 atau yodium povidon 7,5% yang dilarutkan 10 kali.
• Bila tidak tertutup pus atau krusta, diberikan salep atau krim asam fusidat
2% atau mupirosin 2%, dioleskan 2-3 kali sehari selama 7-10 hari.
b. Antibiotik oral dapat diberikan dari salah satu golongan di bawah ini:
• Penisilin yang resisten terhadap penisilinase, seperti: kloksasilin. - Dosis
dewasa: 3 x 250-500 mg/hari, selama 5-7 hari, selama 5-7 hari. - Dosis
anak: 50 mg/kgBB/hari terbagi dalam 4 dosis, selama 5-7 hari.
• Amoksisilin dengan asam klavulanat. - Dosis dewasa: 3 x 250-500 mg -
Dosis anak: 25 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis, selama 5-7 hari
• Klindamisin 4 x 150 mg per hari, pada infeksi berat dosisnya 4 x 300-450
mg per hari
• Eritromisin: dosis dewasa: 4 x 250-500 mg/hari, anak: 20- 50
mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis, selama 5-7 hari.
• Sefalosporin, misalnya sefadroksil dengan dosis 2 x 500 mg atau 2 x 1000
mg per hari. c. Insisi untuk karbunkel yang menjadi abses untuk
membersihkan eksudat dan jaringan nekrotik.
Konseling dan Edukasi
Edukasi pasien dan keluarga untuk pencegahan penyakit dengan menjaga
kebersihan diri dan stamina tubuh.
Kriteria Rujukan Pasien dirujuk apabila terjadi:
1. Komplikasi mulai dari selulitis.
2. Tidak sembuh dengan pengobatan selama 5-7 hari.
3. Terdapat penyakit sistemik (gangguan metabolik endokrin dan
imunodefisiensi). Peralatan Peralatan laboratorium untuk pemeriksaan
darah rutin dan pemeriksaan Gram Prognosis Apabila penyakit tanpa
disertai komplikasi, prognosis umumnya bonam, bila dengan komplikasi,
prognosis umumnya dubia ad bonam
6.Diagram Alir

Anamnesa, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan
penunjang

Diagnosis Klinis

Penatalaksanaan,
Konseling, dan Edukasi

7.Unit terkait 1. Poli Anak


2. poli Umum
4. Laboratorium
5. Farmasi
8.Dokumen Rekam Medis
Terkait
9.Hal-hal yang .
perlu di
perhatikan

10.Rekam
Histori
Yang di ubah Isi Perubahan Tgl Perubahan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai