Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN PIODERMA

No. Dokumen :
.....SOP/Pemeriksaan
Umum/429.114.10/2016
SOP No. Revisi :0
Tanggal Terbit : 26 Maret 2016
Halaman : 1-4

PUSKESMAS drg Wahyu P, MAP


KERTOSARI NIP.196502271992032003

1. Pengertian Infeksi kulit (epidermis, dermis, dan subkutis) yang disebabkan oleh
bakteri gram positif dari golongan Stafilokokus dan Streptokokus.
Pioderma terdiri dari folikulitis, furunkel, furunkulosis, karbunkel, impetigo
krustosa (impetigo kontagiosa), impetigo bulosa dan ektima (impetigo
ulseratif)
2. Tujuan Sebagai acuan petugas puskesmas dalam menangani Pioderma
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No.188.4/001/429.114.10/2016
tentang jenis-jenis pelayanan di Puskesmas Kertosari.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan no. 5 tahun 2014 tentang panduan praktik
klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer

5. Peralatan 1. Loop
2. Flash light/senter
3. Obyek glass
4. Kasa lidi
5. Mikroskop
6. Bahan laborat untuk pewarnaan gram
6. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesa keluhan pasien yaitu koreng atau luka
dikulit awalnya berbentuk seperti bintil kecil yang gatal, dapat berisi
cairan atau nanah dengan dasar dan pinggiran disekitarnya kemerahan.
Keluhan ini dapat meluas menjadi bengkak disertai dengan rasa nyeri.
Bintil kemudian pecah dan menjadi keropeng / koreng yang mengering,
keras dan sangat lengket,
2. Petugas menggali faktor resiko yaitu hygiene yang kurang baik,
defisiensi gizi dan imunodefisiensi
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik patognomonis yaitu

a. Folikulitis : peradangan folikel rambut yang ditandai dengan papul


eritema perifolikuler dan rasa gatal atau perih

b. Furunkel adalah peradangan folikel rambut dan jaringan sekitarnya


berupa papul, vesikel atau pustule perifolikuler dengan eritema di
sekitarnya dan disertai rasa nyeri,

c. Furunkulosis adalah beberapa furunkel yang tersebar,

d. Karbunkel adalah kumpulan dari beberapa furunkel, ditandai dengan


beberapa furunkel yang berkonfluensi membentuk nodus
bersupurasi di beberapa puncak,

e. Impetigo krustosa (impetigo contagiosa) adalah peradangan yang


memberikan gambaran vesikel yang dengan cepat berubah menjadi
pustule dan pecah sehingga menjadi krusta kering kekuningan
seperti madu. Predileksi spesifik lesi terdapat disekitar lubang
hidung, mulut, telinga atau anus.

f. Impetigo bulosa adalah peradangan yang memberikan gambaran


vesikubulosa dengan lesi bula hipopion (bula berisi pus)

g. Ektima adalah peradangan yang menimbulkan kehilangan jaringan


dermis bagian atas (ulkus dangkal)

4. Petugas melakukan permintaan ke laborat untuk dilakukan pemeriksaan


apusan cairan secret dari dasar lesi dengan pewarnaan gram dan atau
pemeriksaan darah rutin bila mencurigai leukosit yang tinggi.

5. Petugas melakukan diagnosis klinis berdasarkan anamnesa dan


pemeriksaan fisik yaitu bisa berupa folikulitis, furunkel, furunkulosis,
karbunkel, impetigo krustosa, impetigo bulosa, atau ektima

6. Petugas melakukan tindak lanjut pengobatan :

a. Topikal :

Bila banyak pus/krusta, dilakukan kompres terbuka dengan kalium


permanganate (PK) 1/5000 dan 1/10000 dan bila tidak tertutup pus
atau krusta, diberikan salep atau krim fusidat 2% atau mupirosin 2%

SOP PENANGANAN PIODERMA /2


dioleskan 2-3 kali sehari selama 7-10 hari.

b. Antibiotik oral dapat diberikan dari salah satu golongan dibawah ini :

 Penisilin yang resisten terhadap penisilinase seperti : oksasilin,


kloksasilin, dikloksasilin, dan flukloksasilin dengan dosis dewasa
4x250-500 mg/hari selama 5-7 hari, dosis anak 50 mg/kgBB/hari
terbagi dalam 4 dosis selama 5-7 hari
 Amoksisilin dengan asam klavulanat. Dosis dewasa 3x250-500
mg, dosis anak 25 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis selama 5-
7 hari
 Sefalosporin dengan dosis 10-25 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3
dosis selama 5-7 hari
 Eritromisin : dosis dewasa 4x250-500 mg/hari, anak : 20-50
mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis selama 5-7 hari

c.Tindakan insisi untuk karbunkel yang menjadi abses untuk


membersihkan eksudat dan jaringan nekrotik

7. Petugas melakukan konseling edukasi ke pasien : edukasi pasien dan


keluarga untuk pencegahan penyakit dengan menjaga kebersihan diri
dan stamina tubuh

8. Petugas melakukan rujukan internal ke bagian promkes sanitasi kesling


dan gizi

9. Petugas melakukan rujukan eksternal ke spesialis kulit apabila :

a. Terjadi komplikasi selulitis

b. Tidak sembuh dengan pengobatan selama 5-7 hari

c. Terjadi komplikasi penyakit sistemik yaitu gangguan metabolic


endokrin dan atau imunodefisiensi

7. Unit terkait 1. Pemeriksaan Umum


2. KIA dan KB

8. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan


historis
perubahan

SOP PENANGANAN PIODERMA /3


SOP PENANGANAN PIODERMA /2

Anda mungkin juga menyukai