Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN PIODERMA

S No. Dokumen : 210.SOP/BP/429.114.44/2018


No. Revisi :0
O
Tanggal Terbit : 28 Februari 2018
P Halaman :1/4

PUSKESMAS dr. Y. Roni Satrio


SILIRAGUNG NIP: 19700711 200212 1 002

1. Pengertian Infeksi kulit (epidermis, dermis, dan subkutis) yang disebabkan oleh bakteri
gram positif dari golongan Stafilokokus dan Streptokokus. Pioderma terdiri
dari folikulitis, furunkel, furunkulosis, karbunkel, impetigo krustosa (impetigo
kontagiosa), impetigo bulosa dan ektima (impetigo ulseratif).
2. Tujuan Sebagai acuan petugas puskesmas dalam menangani Pioderma
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas No188.4/13/429.114.44/2018 tentang
jenis-jenis pelayanan di Puskesmas Siliragung.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan no. 5 tahun 2014 tentang panduan praktik
klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer.
5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesa keluhan pasien yaitu koreng atau luka
dikulit awalnya berbentuk seperti bintil kecil yang gatal, dapat berisi cairan
atau nanah dengan dasar dan pinggiran disekitarnya kemerahan. Keluhan
ini dapat meluas menjadi bengkak disertai dengan rasa nyeri. Bintil
kemudian pecah dan menjadi keropeng / koreng yang mengering, keras
dan sangat lengket,
2. Petugas menggali faktor resiko yaitu hygiene yang kurang baik, defisiensi
gizi dan imunodefisiensi
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik patognomonis yaitu
a. Folikulitis : peradangan folikel rambut yang ditandai dengan papul
eritema perifolikuler dan rasa gatal atau perih
b. Furunkel adalah peradangan folikel rambut dan jaringan sekitarnya
berupa papul, vesikel atau pustule perifolikuler dengan eritema di
sekitarnya dan disertai rasa nyeri,
c. Furunkulosis adalah beberapa furunkel yang tersebar,
d. Karbunkel adalah kumpulan dari beberapa furunkel, ditandai dengan
beberapa furunkel yang berkonfluensi membentuk nodus bersupurasi di
beberapa puncak,
e. Impetigo krustosa (impetigo contagiosa) adalah peradangan yang
memberikan gambaran vesikel yang dengan cepat berubah menjadi
pustule dan pecah sehingga menjadi krusta kering kekuningan seperti
madu. Predileksi spesifik lesi terdapat disekitar lubang hidung, mulut,
telinga atau anus.

f. Impetigo bulosa adalah peradangan yang memberikan gambaran


SOP PENANGANAN PIODERMA
1
vesikubulosa dengan lesi bula hipopion (bula berisi pus)
g. Ektima adalah peradangan yang menimbulkan kehilangan jaringan
dermis bagian atas (ulkus dangkal)
4. Petugas melakukan permintaan ke laborat untuk dilakukan pemeriksaan
apusan cairan secret dari dasar lesi dengan pewarnaan gram dan atau
pemeriksaan darah rutin bila mencurigai leukosit yang tinggi.
5. Petugas melakukan diagnosis klinis berdasarkan anamnesa dan
pemeriksaan fisik yaitu bisa berupa folikulitis, furunkel, furunkulosis,
karbunkel, impetigo krustosa, impetigo bulosa, atau ektima
6. Petugas melakukan tindak lanjut pengobatan :
a. Topikal :
Bila banyak pus/krusta, dilakukan kompres terbuka dengan kalium
permanganate (PK) 1/5000 dan 1/10000 dan bila tidak tertutup pus
atau krusta, diberikan salep atau krim fusidat 2% atau mupirosin 2%
dioleskan 2-3 kali sehari selama 7-10 hari.
b. Antibiotik oral dapat diberikan dari salah satu golongan dibawah ini :
 Penisilin yang resisten terhadap penisilinase seperti : oksasilin,
kloksasilin, dikloksasilin, dan flukloksasilin dengan dosis dewasa
4x250-500 mg/hari selama 5-7 hari, dosis anak 50 mg/kgBB/hari
terbagi dalam 4 dosis selama 5-7 hari
 Amoksisilin dengan asam klavulanat. Dosis dewasa 3x250-500 mg,
dosis anak 25 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis selama 5-7 hari
 Sefalosporin dengan dosis 10-25 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3
dosis selama 5-7 hari
 Eritromisin : dosis dewasa 4x250-500 mg/hari, anak : 20-50
mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis selama 5-7 hari
c.Tindakan insisi untuk karbunkel yang menjadi abses untuk
membersihkan eksudat dan jaringan nekrotik
7. Petugas melakukan konseling edukasi ke pasien : edukasi pasien dan
keluarga untuk pencegahan penyakit dengan menjaga kebersihan diri
dan stamina tubuh
8. Petugas melakukan rujukan internal ke bagian promkes sanitasi kesling
dan gizi
9. Petugas melakukan rujukan eksternal ke spesialis kulit apabila :
a. Terjadi komplikasi selulitis
b. Tidak sembuh dengan pengobatan selama 5-7 hari
c. Terjadi komplikasi penyakit sistemik yaitu gangguan metabolic
endokrin dan atau imunodefisiensi
6. Unit terkait 1. Pemeriksaan Umum

SOP PENANGANAN PIODERMA


2
2. KIA dan KB
7. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis
perubahan

SOP PENANGANAN PIODERMA


3

Anda mungkin juga menyukai