Anda di halaman 1dari 30

AGEN TOKOLITIK

Sulistyowati
Cyclooxygenase
inhibitors
(ex: INDOMETHACIN)
Pendahuluan
• Inhibitor cyclooxygenase (COX)
→ Menghambat konversi asam arachidonat menjadi
prostaglandin
• COX-1 : mutlak disitesis oleh jaringan gestasional
• COX-2 : dapat diinduksi/dipacu, meningkat di
jaringan desidua dan myometrium ketika inpartu
• Ditengarai memiliki efektivitas setara dengan
nifedipin
Efek samping
Maternal Fetal Neonatal

• Mual • konstriksi ductus • Displasia


• Dispepsia, gastritis arteriosus bronkopulmoner
• Disfungsi platelet • Oligohidramnion • Necrotizing
enterocolitis
• Patent ductus
arteriosus
• Periventrikuler
leukomalacia
• Perdarahan
intraventricular
• Gagal ginjal
(penelitian)
Konstriksi-penutupan ductus
arterious
• Sering terjadi pada usia kehamilan di atas 32 mgg
• Durasi pemakaian >48 jam
• Pada pemakaian usia kehamilan <32 mgg dan
durasi pemakaian >48 jam → dilakukan fetal
ekokardiografi untuk mendeteksi komplikasi
trikuspid regurgitasi, disfungsi ventrikel kanan janin
• Efek konstriksi Sebagian besar dapat hilang dalam
satu hari setelah indomethasin dihentikan
Oligohidramnion
• Pemberian COX inhibitor pada usia kehamilan >20
minggu, menurunkan produksi urin janin
• Meningkatkan vasopressin → menurunkan renal
blood flow
• Risiko ↑ pada pemberian >48 jam
• Air ketuban dapat kembali normal dalam 24-48 jam
setelah
Amniotic Fluid Dynamic

Fischer, 2008
Amniotic Fluid Volume Regulation
in Late Pregnancy

Cunningham, 2014
✓Gangguan kontrol motorik
✓Cerebral palsy (CP)
✓Keterlambatan
perkembangan
Sejoong Kim and K. Joo, 2007
Kontraindikasi
• Disfungsi platelet
• Perdarahan
• Gangguan fungsi hepar
• Ulkus gastrointestinal
• Gangguan fungsi ginjal
• Alergi/hipersensitif aspirin
Dosis
Indomethasin
• Dosis awal (loading) 50-100 mg peroral/rectal
• Dosis lanjutan 25 mg/oral/4-6 jam
• Dosis maksimal 200 mg/hari

✓Konsentrasi indomethasin di janin 50%


dibandingkan di ibu
✓Waktu paruh di janin lebih lama daripada di ibu (15
jam vs 2,2 jam)
Calcium Channel
Blockers
(ex: NIFEDIPIN)
Pendahuluan
• Mekanisme kerja
➢mengeblok masuknya ion calcium melewati membran sel
➢Menghambat pelepasan calcium dari reticulum sarkoplasma
di dalam sel
➢Meningkatkan keluarnya ion calcium keluar sel
➢↓ fosforilasi calcium dependent myosin light chain kinase
➢Relaksasi myometrium
• Lebih efektif dari beta agonis
• Relatif aman, mudah pemakaiannya, menurunkan
komplikasi neonatus (RDS, perdarahan intraventricular,
NEC, jaundice)
Cont…
• Pemakaian beta-agonis intravena mudah
mengalami dosis berlebihan, dan pemakain peroral
dosis tidak adekuat
Efek Samping

Ibu Janin

• Vasodilatasi pembuluh • Belum ditemukan


darah perifer
• Mual, flushing, nyeri
kepala
• Berdebar, palpitasi
• Terjadi kompensasi ↑
HR, ↑ SV pada pasien
tanpa gangguan jantung
Kontraindikasi
• Hipersensitif
• Hipotensi
• Gangguan preload
• Gagal jantung dengan ejeksi fraksi yang menurun
Dosis
• Dosis awal 20-30 mg peroral
• Dilanjukan 10-20 mg peroral tiap 3-8 jam selama 48
jam
• Dosis maksimal 180 mg/hari
• Bila dengan pemberian dosis awal masih
didapatkan kontraksi, dapat diberikan lagi setelah
15-20 menit dengan dosis maksimal 40 mg dalam 1
jam pertama

✓Waktu paruh 2-3 jam


✓Duration of action 6 jam
✓Dimetabolisme di hepar, ekskresi oleh ginjal
Beta-agonis
(ex: TERBUTALIN)
Pendahuluan
• Mekanisme kerja mengikat reseptor beta-2
adrenergic → relaksasi myometrium
• Sel target dapat mengalami desensitisasi → efek
menurun pada pemakaian jangka panjang
“tachyphylaksis”
• Efektif menurunkan persalinan dalam 48 jam (RR
0,68), 7 hari (RR 0,8)
• Menurunkan RDS (RR 0,87), tidak berpengaruh
pada angka kematian neonatus
Efek Samping

Ibu Janin

• Stimulasi beta-1 adrenergic • Melewati sawar plasenta


: HR↑, SV↑ • Takikardia
• Stimulasi beta-2 adrenergic: • Hipoglikemia
vasodilatasi perifer,
hipotensi, bronko relaksasi
• Takikardi, palpitasi,
hipotensi
• Edema paru (0,3% kasus)
• Hipokalemia, hiperglikemia
Kontraindikasi
• Kelainan jantung-takikardia
• Hipertiroid ‘tidak terkontrol’
• Diabetes ‘tidak terkontrol’
• Hati-hati penggunaan pada pasien risiko
perdarahan

PERINGATAN
FDA
• Pemakaian intravena >72 jam
• Pemakaian oral untuk mencegah persalinan
preterm
Dosis
Terbutaline
• 0,25 mg subcutan tiap 20-30 menit dapat diulang
sampai kontraksi uterus menghilang maksimal
diulang 4x → dilanjukan 0,25 mg subcutan tiap 3-4
jam selama 24 jam
• Infus 2,5-5 mcg/mnt, dosis dinaikkan 2,5-5
mcg/mnt tiap 20-30 menit sampai dosis maksimum
25 mcg/mnt atau kontraksi menghilan →
diturunkan 2,5-5 mcg/jam sampai dosis minimal
Monitoring
• Intake cairan
• Produksi urin
• Tanda dan gejala : sesak, nyeri dada, takikardi
• Hentikan obat jika HR >120x/mnt
• Periksa kadar glukosa dan kalium tiap 4 jam pada
pemberian parenteral
Magnesium Sulfate
Pendahuluan
• Mekanisme kerja berkompetisi dengan calcium,
mengurangi kontraktilitas myometrium
• Secara statistik tidak menurunkan angka persalinan
<48 jam
• Direkomendasikan untuk kasus pada usia
kehamilan 24-34 minggu, maksimal pemakaian 48
jam
Efek samping

Ibu Janin

• <beta-agonis • Dapat mengganggu


• Terasa panas, pembentukan
flushing tulang pada
mekaian lama (>7
hari)
• Neuroprotektif
Kontraindikasi
• Pasien myasthenia gravis
• Gangguan konduksi jantung
• Gagal ginjal
Dosis
• Dosis awal (loading) 6 g iv dalam 20 menit
• Dosis rumatan : 1-2 g/jam
ACOG, 2016

Anda mungkin juga menyukai