Anda di halaman 1dari 34

Ginjal Hipertensi

Infeksi Saluran Kemih


Definisi Manifestasi klinis
ISK non-komplikata: sistitis Sistitis: disuria, urgensi,
pada perempuan tidak hamil frekuensi (gejala LUTS), urin
imunokompeten tanpa keruh, NT suprapubik, demam (-)
penyakit struktural atau Uretritis: mirip sistitis, tapi ada
neurologik yang mendasari
kencing nanah
ISK komplikata:
Prostatitis: demam, nyeri
◦ ISK atas pada perempuan
perineum, NT prostat pada RT
◦ ISK apapun pada pria atau
perempuan hamil Pielonefritis: demam tinggi,
◦ ISK dengan kelainan struktural nyeri pinggang, mual muntah,
atau imunosupresi nyeri ketok CVA
Infeksi Saluran Kemih
Etiologi
Non-komplikata: E. coli
Komplikata: E. coli, enterococci, pseudomonas
Uretritis: C. trachomatis, N. gonorrhoeae

Penunjang
Urinalisis mid stream
◦ pyuria, nitrit, bakteriuria
Urinalisispenting pada wanita hamil untuk
mencari bakteriuria asimptomatik
Tatalaksana
ISK bawah nonkomplikata
 Kotrimoxazol 2x160 mg 3hari
 Ciprofloxacin 2x500 mg 3 hari
 Levofloxacin 2x250 mg 3 hari
 Cefixime 1x400 mg 3 hari
 Amoxicillin 2x500 mg 7 hari

ISK atas komplikata


Ciprofloxacin 2 x 500 mg 3 hari
Levofloxacin 1x 500 mg 3 hari
Ofloxacin 2x400 mg 3 hari
Gentamisin + ampisilin 1x 3-5mg/ KgBB
SINDROM NEFROTIK
Peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap
protein plasma

Gejala :
◦ Protenuria,
◦ hipoalbuminemia,
◦ edema,
◦ hiperkolesterolemia
Klasifikasi

◦ Sindrom nefrotik sensitif steroid


◦ Sindrom nefrotik resisten steroid
◦ Remisi (proteinuria negatif)
◦ Relaps (proteinuria ≥ +2)
 Relaps jarang (< 2x dalam 6 bulan pertama setelah
respon awal atau < 4x per tahun)
 Relaps sering (≥ 2x dalam 6 bulan pertama
setelah respon awal atau ≥ 4x per tahun)
 Dependent steroid (relaps pada saat steroid
diturunkan atau dalam 14 hari setelah steroid
dihentikan)
Tatalaksana
◦ Diet protein normal (0,8 mg/kgBB ideal /hari)
◦ Rendah garam (1-2 g/hari) dan rendah air
◦ Furosemid 1-3 mg/kg/hari + spironolakton 2-
4mg/kg/hari
◦ Prednison 40-60 mg/m²
◦ Antidislipidemia : statin
◦ Pengobatan proteinuria : ACEI atau ARB
Sindrom Nefritik / Glomerulonefritis
Etiologi Primer
◦ Kelainan minimal  Proteinuria (+) 4
◦ Glomerulosclerosis focal segmental  Protein (+) 3-4 & Hematuria
◦ Glomerulonefritis difus  (+) 3 dan hematuria
 GN membranosa
 GN proloferatif (Hematuria dan sedimen eritrosit (+)
◦ Nefropati IgA
Etiologi Sekunder
◦ Nefropati DM
◦ Nefritis Lupus
◦ Pasca Infeksi
◦ Terkait HIV dan Hepatitis
Difus  lesi glomerulus > 80% terkena
Fokal  lesi glomerulus <80% terkena
Segmental  lesi glomerulus Sebagian gelung terkena
Global  lesi glomerulus terkena seluruh gelung
SINDROM NEFRITIK

Sering disebabkan oleh reaksi autoimun


pada infeksi streptococus beta hemolitikus
(riwayat ISPA, pioderma)
Gejala klinis
◦ Hematuria (cucian daging, coca-cola)
◦ Hipertensi, dapat disertai proteinuria & edema
periorbital
Tatalaksana
◦ Amoksisilin 50mg/kgbb dibagi 3 dosis selama
10 hari atau eritromisin 30mg/kgbb/hari
◦ Furosemid
◦ Captopril 0,3-2mg/kgbb
Nefropati IgA
◦ Penunjang  biopsy ginjal (+) deposit IgA di mesangial ginjal
◦ Terapi
 Suportif
 ACEI, steroid
 Sitotoksik agent  methotrexate, siklosporin, cyclophosphamide
 plasmapharesis
Glomerulosclerosis focal segmental
◦ Penunjang  Biopsi
◦ Terapi
 ARB dan steroid
 siklosporin
Subakut Bakterial Endokarditis
◦ Penunjang  Biopsi adanyang deposit IgM, IgG dan C3
◦ Terapi
 Antibiotik
Gagal Ginjal Akut/Acute Kidney Injury
Gagal Ginjal Akut/
Acute Kidney Injury
Terjadi secara mendadak (< 7 hari)
Gejala :
◦ Urin Output sedikit
◦ Oedem ( bila oedem paru maka akan sesak)
◦ Hipertensi
◦ Asidosis metabolik
◦ Ensefalopati Uremicum (akibat hiperuremia berat)
◦ Kadar Ur dan Cr dalam darah meningkat
◦ Hiperkalemia, hipokalsemia, hipernatremia,hiperfosfatemia,
hiperurisemia
GAGAL GINJAL AKUT
Etiologi Gagal Ginjal Akut

 Prerenal
◦ ↓ volume arterial efektif (syok, CHF)
◦ Sumbatan pembuluh besar (stenosis, trombosis)
 Intrinsik
◦ Nekrosis tubular akut (iskemia atau toksin)
◦ Toksin zat kontras
◦ Nefritis interstisial akut (alergi, infeksi, infiltratif, autoimun)
◦ Sumbatan pembuluh kecil (hipertensi)
◦ Glomerulonefritis
 Postrenal  sumbatan
◦ Sumbatan ureter
◦ Sumbatan di leher vesica
Definisi CKD
• Merupakan suatu proses patofisiologis dengan etiologi
beragam, yang mengakibatkan penurunan fungsi ginjal.
• Gagal ginjal: keadaan klinis yang ditandai dengan
penurunan fungsi ginjal secara ireversibel.
• Pada tahap akhir memerlukan terapi penggantian ginjal
secara tetap, berupa dialysis atau pun transplantasi
ginjal.
Kriteria CKD
• Kerusakan ginjal yang terjadi selama
lebih dari 3 bulan, berupa kelainan
structural maupun fungsional, dengan
maupun tanpa penurunan laju filtrasi
glomerulus (LFG), dengan manifestasi:
– Kelainan patologis
– Terdapat kelainan ginjal, termasuk
kelainan dalam komposisi darah atau
urine, atau kelainan dalam tes
pencitraan.
• Gejala sama seperti AKI namun terdapat anemia

• LFG < 60 ml/menit/1,73 m2selama 3 • LFG = (140 – usia) xBB


bulan, dengan ataupun tanpa
kerusakan ginjal. 72 x Kreat. Plasma (mg/dl)

• Pada wanita dikali 0,85


GAGAL GINJAL KRONIK
Gagal Ginjal Kronik
Penunjang
Darah rutin (anemia), AGD dan elektrolit
(hiperkalemia, ↓HCO3-)

Urinalisis (silinder eritrosit  glomerulonefritis,


silinder leukosit  nefritis interstisial)

USG

Biopsi ginjal
Tata Laksana

Batasi Na (bila hipertensi), K, PO4, protein, dan


Batasi
glukosa (pada DM), insulin
Edema : Furosemid
Kendalikan tekanan darah (sasaran <130/80) dengan ACE-I/ARB
NaCO3 untuk asidosis metabolik
Eritropoetin,
Asam folat dan B12 untuk anemia
CaCO3 untuk mencegah osteodistrofi akibat hipoparatiroidisme
Hiperkalemia : Dextrose 40 % +insulin 10 IU
Dialisis
Kriteria Dialisis
Acidosis Metabolik
Intoxication
Uremia
Electrolit imbalance
Oedema
JNC VIII
Hipertensi

Definisi:Kenaikan tekanan darah > 120/80


mmHg setelah 2 x pengukuran
Klasifikasi:
◦ JNC VIII
◦ Hipertensi urgensi  kenaikan tekanan darah
hingga melebihi 180/120 mmHg
◦ Hipertensi emergensi  hipertensi urgensi +
kerusakan organ target (stroke, ACS, gagal
jantung)
Target Penurunan TD
Hipertensi emergensi
◦ Target awal adalah berkurangnya MAP sebanyak
25% dalam 2 jam
◦ Setelah itu penurunan dilanjutkan dalam 12-16
jam hingga mendekati normal
◦ MAP = (2 x TD diastolik+ TD sistolik) : 3
Hipertensi urgensi
◦ Penurunan bertahap dalam 24 jam
Hipertensi Urgensi
Obat Dosis Awitan
Kaptopril 6,25-50 mg oral atau sublingual 15 menit
Klonidin Awal per oral 0,15 mg, selanjutnya 0,15 0,5-2 jam
mg tiap jam, dosis total 0,9 mg
Labetalol 100-200 mg per oral 0,5-2 jam
Furosemid 20-40 mg per oral 0,5-1 jam
Hipertensi Emergensi
Obat Dosis Awitan Lama Kerja
Furosemid 20-40 mg (hanya bila ada 5-15 menit 2-3 jam
retensi cairan)
Nitrogliserin Infus 5-100 mcg/menit 2-5 menit 5-10 menit
Diltiazem Bolus IV 10 mg
(0,25mg/kgBB) dilanjutkan
infus 5-10 mg/jam
Klonidin 6 ampul dalam 250 ml cairan
infus, dosis titrasi
Nitropusid Infus 0,25-10 mcg/kgBB/menit Segera 1-2 menit
(maks 10 menit)
Nicardipin Infus 2-10 mcg/KgBB/menit Segera -----
Cara mudah memilih obat anti hipertensi
DM dan CKD : ACE-I atau ARB
Nyeri dada, takikardi : B-Blocker
Oedem : Loop diuretik
Ibu hamil : CCB

K.I :
ACEI/ARB : ibu hamil
B-Blocker : asma, PPOK, AV block
Diuretik : Gout (relatif), Hipotensi TD < 100

Anda mungkin juga menyukai