0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
22 tayangan31 halaman
Dokumen tersebut membahas sindrom nefrotik dan gizi buruk pada anak. Terdapat penjelasan mengenai pengobatan sindrom nefrotik dengan kortikosteroid seperti prednison yang dapat menimbulkan efek samping metabolik, respons imun, dan sistemik lainnya. Juga dibahas tentang penilaian status gizi anak, diet protein yang sesuai, dan penanganan dehidrasi.
Dokumen tersebut membahas sindrom nefrotik dan gizi buruk pada anak. Terdapat penjelasan mengenai pengobatan sindrom nefrotik dengan kortikosteroid seperti prednison yang dapat menimbulkan efek samping metabolik, respons imun, dan sistemik lainnya. Juga dibahas tentang penilaian status gizi anak, diet protein yang sesuai, dan penanganan dehidrasi.
Dokumen tersebut membahas sindrom nefrotik dan gizi buruk pada anak. Terdapat penjelasan mengenai pengobatan sindrom nefrotik dengan kortikosteroid seperti prednison yang dapat menimbulkan efek samping metabolik, respons imun, dan sistemik lainnya. Juga dibahas tentang penilaian status gizi anak, diet protein yang sesuai, dan penanganan dehidrasi.
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya RSUD Dr. Ibnu Sutowo Baturaja PR Laporan Kasus Husna Ofi Latifah, S.Ked Salvitri Puspa Aryago, S.Ked Pembimbing: DR.Dr. Rosiana, Sp.A Menghambat reabsorbsi air di nefron dengan cara memblok kanal NA-K-Cl cotransfer (NKCC2) pada lengkung henle bagian atas. Furosemid secara kompetitif menghambat ikatan kloride pada cotransfer mencegah transfor Na dari lumen lengkung henle menuju intersisium basolateral lumen menjadi lebih hipertonik reabsorbsi air pada nefron Hb Penderita Jumlah PRC yang diberikan dalam 3-4 jam 7-10 g/dL 10 ml/KgBB 5-7 g/dL 5 ml/KgBB < 5 g/dL 3 ml/KgBB Efek samping Transfusi Reaksi Imunologi Reaksi Non-Imunologi Reaksi transfusi Hemolitik Reaksi Transfusi Non Hemolitik Reaksi akibat volume yang berlebihan Reaksi karena darah transfusi terkontaminasi Reaksi transfusi febrile Reaksi Alergi Anafilaksis Alergi Hepatitis, malaria, sifilis, virus CMV dan virus Epstein barr AIDS GVHD (graft versus host disease) Pengobatan SN Relaps Proteinuria +2 Setelah pengobatan steroid dihentikan Prednison TIDAK DIPERLUKAN Pemberian AB selama 5-7 hari Proteinuria (-) Proteinuria 2 Prednison dosis penuh sampai remisi (maksimal 4 minggu ) Remisi (-) Remisi (+) Dosis alternating selama 4 minggu Stop Dosis altermating 4 minggu Remisi (-) Resistensi Steroid Pengobatan SN Relaps Efek Samping Kortikosteroid Perubahan metabolik insufisiensi adrenal akut (krisis adrenal Withdrawal of therapy penambahan berat badan Alkalosis Hipokalemia Hiperglikemia Hiperlipidemia Glikosuria resistensi insulin dan gangguan toleransi glukosa diabetes steroid (steroid-induced diabetes) Efek Samping Kortikosteroid Respon Imun defisit memori verbal dan deklaratif Defisit Kognitif Efek antiinflamasi Delirium dan demensia Mata Katarak (pada anak) Glaukoma opasififikasi dari kristalin lensa Efek Samping Kortikosteroid Gastrointestinal Hipertensi Kardiovaskuler Ulkus peptikum Atherosklerosis Mual muntah Sistem Reproduksi Trimester I cleft palate Intoleransi glukosa intestinal Trimester I cleft palate Penurunan jumlah sperma Amenore Pseudo-Addisonian pada neonatus. 3
Sistem Saraf perubahan mood, kecemasan,dan insomnia Tulang Osteoporosis Risiko patah tulang Osteonekrosis Perbedaan antara prednison dan metilprednisolon : Pada prednison terdapat efek retensi natrium sedangkan pada metilprednisolon tidak ada Leukosit pada Pemeriksaan Sedimen Urin Normal : <5/LPB (+) : 6-10/LPB (++) : 10-20/LPB (+++) : >20/LPB Penyebab batuk pilek terbanyak Rhinovirus Virus influenza A,B,C Virus Parainfluenza Virus Parainfluenza ISK menyebabkan SN Berdasarkan RDA diet protein 2g/kgBB/hari Diet tinggi protein tidak diperbolehakn karena menambah protein loss Diet protein pada penderita SN Diet protein Diet rendah protein Diet tinggi protein Diet protein sedang Diet rendah protein I (CCT 5-10 ml/menit atau ureum > 100 mg/dL Diet rendah protein II ( CCT 20-30 ml/menit) CCT 30-50 ml/menit Pengobatan edema pada Sindrom Nefrotik Masukan natrium dikurangi diet tanpa menggunakan garam Pembatasan garam dihentikan jika edema membaik Jika edema tidak berat Tidak perlu pembatasan cairan Jika edema berat Diuretika Furosemid 1-2 mg/kgBB/hari Jika hipokalemi ( 3,5 mEq/L) kombinasi dengan spironolakton ( 1-2 mg/KgBB) Pembatasan cairan 30 ml/kgBB/Hari Jika albumin < 1,5 g/dL Transfusi albumin 20-25% 1g/kgBB dalam 1 sampe 2 jam Pada pasien ini penyebab anemia akibat penyakit ginjal yang dialaminya. Kerusakan ginjal Penyebab Anemia pada anak ini Fungsi eritropoesis terganggu Bahan pembentuk hemoglobin << Protein loss
Fase stabilisasi : 50 ml glukosa atau larutan gula pasir 10% oral 2 jam pertama F75 25 ml setiap 30 menit 10 jam berikutnya F75 100 cc setiap 2 jam Bila dapat menghabiskan sebagian besar F75 berikan F75 145 ml setiap 3 jam Bila dapat menghabiskan F75 145 mll tingkatkan menjadi 200 ml setiap 4 jam
Fase transisi F100 225 ml setiap 4 jam selama 2 hari Hari ke-3 berikan F100 dengan dosis dinaikkkan 10 ml sampai dosis maksimal 330 ml sampai hari ke-14
Fase Rehabilitasi F100 ditambah makanan anak atau lumat serta buah sampai BB/TB > -2SD (standra WHO)
Gejala Gangguan elektrolit Hiponatremia < 130 mEq/L Hipernatremia > 150 mEq/L Hipokalemia < 3,5 mEq/L Hiperkalemia > 5,0 mEq/L Sangat ringan (120-130 mEq/L) - Tidak ada gejala klinis yang khas Na > 160 mEq/L Iritabel, depresi sensorium, letargi, dan kejang ( N > 165 mEq/L) Letargi, parastesi tungkai, nyeri otot,kelemahan otot, fatigue, ileus paralitik, meteorismus, mual, anoreksi dan nafas dangkal Sering tidak jelas : ileus, parastesi, kelemahan otot, fatigue, mual Ringan ( 105-120 mEq/L) - haus, mukosa kering Na > 180 mEq/L Bingung, perdarahan intrakranial (pada anak), meninggal Gambaran EKG: Hipokalemia ringan (3,5 mEq/L) Gelombang T rendah Tampak Gelombang U Hipokalemia sedang (2,5 3,5 mEq/L) Gelombang U jelas Hipokalemia berat (< 2,5 Meq/L) Gelombang T rendah Gelombang U prominent Depresi segmen ST Gambaran EKG : Hiperkalemia ringan ( 7 mEq/L) Gelombang T tinggi dan simetris Hiperkalemia sedang ( 8 mEq/L) Gelombang T amat tinggi Depresi segmen ST Interval PR memanjang Hiperkaleemia berat (10 mEq/L) Gelombang T sangat tinggi QRS bizarre Hiperkalemia berat (>10 mEq/L) Ventrikel fibrilasi Sedang (90-104 mEq/L) - Sakit kepala, mual, vertigo, takikardia, hipotensi Sangat berat < 90 mEq/L - apatis, koma, dan hipotermi Gizi anak menurut berat badan Jenis Kelamin Umur (bulan) Gizi buruk Gizi Kurang Gizi baik Gizi lebih Perempuan 0 1,7 1,8-2,1 2,2-3,9 4,0 1 2,1 2,2-2,7 2,2-2,7 5,1 2 2,6 2,7-3,2 2,7-3,2 6,1 3 3,1 3,2-3,8 3,2-3,8 7,0 Laki-laki 0 1,9 2,0-2,3 2,4-4,2 4,3 1 2,1 2,2-2,8 2,9-5,5 5,6 2 2,5 2,6-3,4 3,5-6,7 6,8 3 3,0 3,1-4,0 4,1-7,6 7,7 Sumber : Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 920/Menkes/SK/VIII/2002 Perbedaan darah lengkap dan pemeriksaan darah tepi Hemoglobin leukosit Eritrosit hematokrit Trombosit Laju Endap Darah (LED) Hitung jenis (Netrofil batang, netrofil segmen, basofil, eosinofil, limfosit, monosit) Indeks eritrosist (MCV, MCH,MCHC) Pemeriksaan darah lengkap Evaluasi morfologi dari sel darah tepi (eritrosit, trombosit, leukosit) Memperkirakan jumlah leukosit dan trombosit Identifikasi parasit ( malaria, mikrofilaria, dn tripanosoma) Pemeriksaan darah tepi Diagnosis Banding Anemia Hemolitik Perdarahan Aplastik Defisiensi Keganasan Pemeriksaan fisik Ikterus +/_ _ _ _ _ Pemebesaran lien + _ _ _ + Pembesaran hepar + _ _ _ + Pembesaran KGB _ _ _ _ + Manifestasi perdarahan _ + + _ _ Pemeriksaan laboratorium Hemoglobin Leukosit N N Trombosit N N// N N// Darah tepi Ankilositosis, target sel, sel sabit _ _ _ _ Retikulosit
N/ Refleks primitif Refleks primitif Refleks Moro Menghilang pada usia 6 bulan Refleks hisap Menghilang usia 12 bulan Refleks mencari ( rooting) Menghilang usia 6-12 bulan Plantar grasp Menghilang usia 8 bulan Palmar Grasp Menghilang usia 2-3 bulan Asymetric Tonic Neck Reflex Menghilang usia 6-7 bulan Babinsky reflex Menghilang usia 6 bulan Sumber: medscape Perbandingan kandungan zat besi pada ASI dan susu formula ASI 0,5-1,5 mg/L Penyerapan 20-50% SUSU FORMULA Dasar susu sapi : 3,4-12 mg/L Dasar susu soya : 1,3 12,7 mg/L Penyerapan : 4-7% Derajat dehidrasi Prognosis Gizi Buruk