Anda di halaman 1dari 68

NEFROUROLOGI

TOPIK NEFROUROLOGI
• INFEKSI SALURAN KEMIH
• BATU SALURAN KEMIH
• GAGAL GINJAL
• GLOMERULONEFRITIS
KLASIFIKASI ANATOMI
• Uretra : uretritis
• Vesica urinaria : cystitis
• Kidney : pielonefritis
• Bloodstream : urosepsis
INFEKSI SALURAN KEMIH
• ISK atas :
1. Pyelonefritis  infeksi parenkim ginjal

• ISK bawah :
1. Sistitis
2. Sindrom uretra akut  gejala (+), kuman (-) sering
pada wanita
3. Prostatitis
4. Epidedimitis
5. urethritis
• ISK berulang merupakan faktor resiko
terbentuknya batu struvit
• Etiologi : E coli menyebar secara ascendens,
klebsiela anak anak < 5 tahun, proteus Sp 
penyebab tersering batu staghorn
• PP :leukositosis, leukositoria, bakteri >
100.000 CFU, nitrit (+), gold standart 
kultur urin
• ISK bawah ( SISTITIS ) : disuria, frekuensi, demam
subfebris, nyeri suprapubic
• ISK atas ( PYELONEFRITIS ) :demam tinggi hingga
menggigil, nyeri CVA
• ISK sederhana ( uncomplicated ) : hanya perempuan
sehat yang pertama kali ISK , 6 bulan bebas dari ISK
sebelumnya
• ISK komplikasi ( complicated : laki laki, anak anak ,
pemasangan kateter , bumil
• ISK Rekuren :
1. ISK reinfeksi : ISK yang berulang dalam jangka waktu 6
bulan dengan mikroorganisme yang berbeda
2. ISK relaps : ISK yang berulang dalam jangka waktu 6
bulan dengan mikro organisme yang sama
• ASIMPTOMATIC BAKTERIURIA
o Ditemukan bakteriuria signifikan namun tanpa disertai gejala
klinis
o Umumnya tidak memerlukan terapi farmakologis
o Jaga kebersihan dan banyak minum

• PRINSIP TERAPI ISK


Sistitis uncomplicated ( 3 hari ), complicated (7 – 14 hari)
Pielonefritis uncomplicated ( 7-14 hari), complicated ( 10-14 hari )
Penatalaksanaan
• Th / 1st line golongan quinolon cth : ciprofloxacin 2
x 500 mg selama 7 – 14 hari ( nonkomplikata 3 hari
) second line cotrimoxazole 2 x 960 mg selama 7 –
14 hari
• Pielonefritis  ceftriaxon IV selama 14 hari atau
quinolon IV (ciprofloxacin 2 X 400 mg )
• ISK pada kehamilan
1. Sistitis  th/ cefalexin 4 x 500mg atau ampisilin 4
x 500mg atau nitrofurantoin 2 x 500 mg
2. Pielonefritis : th / ceftriakson IV
Pemeriksaan urin rutin :
• Leukosit >3/LPB
• Eritrosit >5/LPB
• Gliter sel  neutrofil yang ditemukan dalam urin
Anak laki-laki usia 11 tahun dibawa ibunya ke dokter dengan
keluhan demam dan menggigil terus menerus memberat
sejak seminggu. Menurut ibunya 1 bulan ini pasien sering
terbangun malam hari karena sering BAK dan BAK terasa
nyeri. Keluhan disertai nyeri pada pinggang. Pasien belum
disunat. Pemeriksaan fisik TD 100/70 mmHg, Nadi 92x/m, RR
28x/m, Suhu 37,8C, nyeri ketok CVA (+), tidak tampak ada
gelembung pada ujung penis saat pasien BAK. Apakah
diagnosis?
A. Nefrolitiasis
B. Vesikolitihiasis
C. Pielonefritis
D. Sistitis
E. Uretritis
BATU SALURAN KEMIH
• Nefrolithiasis  nyeri pinggang ( paling sering
staghorn / bentuk tanduk rusa )
• Ureterolithiasis  nyeri kolik yang menjalar hingga
ke skrotum atau paha, mual muntah hebat
• Vesicolithiasis  pancaran BAK tiba tiba berhenti,
kembali mengalir jika berubah posisi
• Uretrolithiasis kesakitan dan menarik narik ujung
penisnya saat BAK, aliran BAK terpecah
Pemeriksaan penunjang awal lakukan foto BNO atau USG
• Batu radioopaque  kalsium oksalat dan kalsium fosfat
• Batu semi radioopaque  magnesium ammonium phospat
(MAP/struvit)
• Batu radiolusen  asam urat dan sistein
• Lanjutkan dengan USG

Pemeriksaan penunjang paling tepat  CT Scan dan BNO IVP

Nb: jika ada pilihan keduanya maka jawabannya adalah ct scan


Calcium phospat crystals
Penatalaksaan BSK
• Saat sedang muncul nyeri kolik maka berikan analgetik
natrium diclofenac 100-150 mg /hari atau berikan
alfablocker atau CCB
PENATALAKSANAAN DEFINITIF
Batu ginjal :
• < 2 cm  ESWL
• > 2 cm  PNL
Batu ureter :
• < 1cm  ESWL
• > 1cm  URS
Indikasi “aktival removal “ batu ureter
• Nyeri yang persisten yang tidak respon dengan
analgetik
• Obstruksi persisten
• Gagal ginjal
Terapi farmakologis
• Kebanyakan batu bersifat asam : berikan alkalinisasi
urin berupa natrium bikarbonat atau kalium sitrat
• Untuk batu basa  berikan asam sitrat
Cara pemeriksaan urin untuk berbagai keadaan
• Urin porsi tengah  infeksi
• Urin 24 jam  GGK , SN
• Urin pagi  tes antigen ( cth kehamilan )
• Urin sewaktu  BSK , narkoba
HIDRONEFROSIS
• Adalah terisinya ginjal oleh cairan yang disebabkan
oleh obstruksi saluran kemih bagian distal
• Penyebab : BPH, BSK, TRAUMA
Gejala :
• Nyeri pinggang dan nyeri ketok CVA
• Oliguria / anuria
• TD >>
• Ballotement (+)
GRADE HIDRONEFROSIS
• Grade 1  blunting ( tumpul )
• Grade 2  flattening ( datar )
• Grade 3  clubbing ( menonjol )
• Grade 4  balloning ( menggembung )
Laki laki, usia 20 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan
nyeri pinggang kanan sejak 1 bulan yang lalu. Pasien
sebelumnya memiliki riwayat kencing berdarah kemudian
menghilang. Riwayat demam tidak ada. Pemeriksaan fisik
didapatkan ballotement di ginjal kanan dan kiri, konsistensi
lunak. Pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosituri (+),
darah rutin normal, fungsi ginjal normal. Pemeriksaan
urografi tampak kedua istmus menyatu. Apakah yang
mungkin menyebabkan keluhan diatas?
A.Batu ginjal kanan
B.Pionefrosis
C.Batu ureter kanan
D.Hidronefrosis
E.Refluks vesiko ureter
GAGAL GINJAL AKUT
• Gagal ginjal akut perburukan fungsi ginjal yang
cepat dan tiba tiba, ditandai dengan oliguria
/anuria , peningkatan kreatinin, biasanya
disebabkan oleh hipovolemik ( nekrosis tubular
akut )
GAGAL GINJAL KRONIK
• Gagal ginjal kronik jika
- Hb anemia : akibat def eritropietin
- Terbukti ginjal mengecil dari USG atau biopsi
• Gagal ginjal  ureum ( 15 – 40 ) dan creatinin
meningkat ( 0,5 – 1,3 )
• Penanda awal gagal ginjal : mikroalbuminuria
• Gejala uremic syndrome  mual muntah , kulit
kering dan gatal, sesak dan penurunan kesadaran
• Gangguan elektrolit  hiperfosfatemia,
hiperkalemia dan hipokalsemia
Rumus cockroft gault
Seorang perempuan, usia 47 tahun, datang ke IGD RS dengan
keluhan muntah sejak 2 minggu lalu. Keluhan disertai dengan
mual, muntah, badan makin lemah, dan nafsu makan
berkurang. Sejak sebulan terakhir, kulit mengering dan gatal-
gatal disertai sesak nafas. Pasien merasakan sesak terutama bila
beraktivitas dan frekuensi BAK berkurang. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan kulit kering dan tanda bekas garukan.
Pemeriksaan TTV didapatkan TD 190/110 mmHg; Nadi
98x/menit; RR 32x/menit. Pada auskultasi didapatkan ronkhi di
1/3 bawah kedua lapangan paru. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 7.6 gr%; GFR 16 ml/menit/1.73 m2.
Apakah diagnosis yang mungkin dari pasien ini?
A.GGK stadium 1
B.GGK stadium 2
C.GGK stadium 3
D.GGK stadium 4
E.GGK stadium 5
Penyebab gagal ginjal :
• Prerenal  cth dehidrasi, hipovolemik, oklusi arteri
renalis
• Renal  glomerulonefritis, diabetik nefropati atau
nefropati hipertensi
• Post renal  BSK, BPH

Indikasi mutlak hemodialisa : ureum > 200 mg/dl,


creatinin > 7, kalium > 7, atau asidosis
INDIKASI HEMODIALISA
A ASIDOSIS

I INTOKSIKASI

U UREMIA

E ELECTROLYTE IMBALANCE

O OVERLOAD CAIRAN
Laki-laki, usia 66 tahun, diantar keluarganya ke IGD karena
tidak sadar sejak 2 hari SMRS. Riwayat sebelumnya pasien
sesak dan BAK sedikit-sedikit sejak 2 minggu lalu. Pasien
memiliki riwayat DM dan HT sejak ±12 tahun lalu.
Pemeriksaan fisik GCS 224; TD 160/90 mmHg; nadi
100x/menit; RR 30xmenit; ronki kasar (+) di kedua lapang
paru; edema tungkai (+) minimal. Pem. Lab Hb 8.2 g/dl;
leukosit 7100; trombosit 200.000; Ht 27%; ureum 218;
kreatinine 4.50. Tatalaksana yang paling tepat untuk
pasien adalah:
A.Mengatasi edema paru dengan loop diuretik iv
B.Menurunkan tekanan darah dengan diltiazem iv
C.Mengatasi anemia dengan transfusi PRC
D.Mengatasi hiperuremia dengan hemodialysis
E.Memperbaiki kesadaran dengan rehidrasi RL
Seorang laki-laki, berusia 60 tahun, datang ke IGD RS
dengan keluhan belum BAK dalam 24 jam terakhir. Sehari
sebelumnya pasien ke dokter karena sesak dan bengkak
pada kaki. Dokter memberi obat yang membuat pasien
banyak BAK. Pasien memiliki riwayat HT, DM, dan
obesitas. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 150/90 mmHg,
nadi 88x/menit, RR 28x/menit, suhu 370C. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 9.2 g/dl; ureum 39 mg/dl;
dan creatinin 4.5 mEq/L. Apa kemungkinan penyebab
keluhan tersebut?
A.Pembesaran prostat
B.Cedera ginjal intrarenal
C.Obstruksi saluran kemih
D.Penyakit ginjal kronis
E.Emboli kolesterol
SINDROMA NEFROTIK
Sign :
1. Proteinuria masif
2. Hipoalbumin
3. Hiperkolesterol
4. Edema anasarka
Th/
diet protein normal 0,8 – 1 g/kgBB +
steroid ( prednison 1 mg/kgBB max 60mg/ hari
dibagi 3 dosis selama 4 minggu )
Pasien laki-laki, usia 40 tahun, datang ke IGD dengan keluhan
bengkak di seluruh tubuh disertai kaki nyeri. Keluhan sudah
berlangsung selama 4 hari namun makin memberat 2 hari
terakhir. Pasien juga merasa badannya lemas. Pemeriksaan fisik
didapatkan TD 140/90; Nadi 88x/menit; RR 18x/menit.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 12.8 g/dl; leukosit 3900;
trombosit 230.000; ureum 22; creatinine 1.0; dan Dari urinalisis
didapatkan proteinuria (+++); hematuria (+); oval fat bodies (+).
Kemungkinan diagnosis pasien adalah
A.Sindroma nefrotik
B.Sindrom nefritik
C.GGA
D.GGK
E.Pyelonefritis
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke
puskesmas dengan keluhan bengkak seluruh tubuh
sejak 1 minggu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
110/80 mmHg; RR 22x/menit; Nadi 86x/menit; suhu
36.50C. Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 9.2
g/dl; leukosit 9.000/mm3; ureum 40 mg/dl; kreatinine
1.2 mg/dl; albumin 2.0 g/dl; urinalisis proteinuria ++++.
Apakah anjuran yang dapat anda berikan:
A.Diet protein 0.6-0.8 gr/kgBB
B.Diet protein 0.8-1.0 gr/kgBB
C.Diet protein 1-1.5 gr/kgBB
D.Diet protein 1.5-2 gr/kgBB
E.Diet protein 2-2.5 gr/kgBB
SINDROMA NEFRITIK
(glomerulonefritis)
• Sign :
1. Gross hematuria
2. Hipertensi
3. Edema minimal
4. Proteinuria
Th/ ACE inhibitor + steroid ( prednison 60 mg / hari
dibagi 3 dosis selama 4 minggu )
Glomerulonefritis pasca streptococcus
(GNAPS)
• Glomerulonefritis adalah infeksi awal pada
glomerulus yang disebabkan oleh streptococcus beta
hemolitikus grup A
• Gejala  riwayat ISPA, dan sindroma nefritik
• Px  ASTO (+), C3 menurun
• Th/ penisilin 2,4 juta IU, secondline  eritromisin
Steroid, ACE inhibitor
Seorang pria, usia 19 tahun, dibawa keluarganya ke poliklinik
karena dua hari ini kencingnya berwarna coklat kemerahan.
Keluhan juga disertai bengkak di mata dan ekstremitas.
Sebelumnya 3 minggu yang lalu pasien demam dan sakit
tenggorokan, namun sudah membaik. Pemeriksaan fisik
didapatkan TD 150/90 mmHg; Nadi 86x/menit; RR
18x/menit; edema area periorbita (+). Pemeriksaan
penunjang didapatkan gross hematuria; proteinuri (+); cast
eritrosit (+). Apa kemungkinan diagnosis dari pasien?
A.GNAPS
B.GGA
C.GGK
D.Pyelonefritis akut
E.Sindroma nefrotik
Seorang anak perempuan berusia 10 tahun, dirawat di ruang
intensif anak dengan penurunan kesadaran. Pasien juga
mengalami kejang 5 jam SMRS. Sebelumnya didapatkan
riwayat sakit kepala dan pandangan kabur. Pemeriksaan fisik
didapatkan kesadaran somnolen; TD 180/110; edema
periorbital (+/+). Pada urinalisis didapatkan albumin (++);
eritrosit (++++). Pemeriksaan darah didapatkan albumin 2.3
g/dl; ASTO meningkat. Kemungkinan etiologi kondisi pada
pasien tersebut adalah
A.Sindroma nefrotik
B.Stenosis arteri renalis
C.Hipoplasia ginjal
D.Sindroma hemolitik uremik
E.Glomerulonefritis akut pasca streptococcus
Glomerulonefritis PROGRESIVE
• Tipe eksudatif difus (rapid)
• Terdapat proliferasi sel mesangial dan infiltrasi sel
PMN, khasnya : epitel bulan sabit ( sel crescent)
• Tipe membranosa
• Th/ prednison 60 mg/ hari
Anak laki-laki usia 7 tahun datang dengan keluhan
bengkak pada kedua mata sejak 1 minggu ini. Pasien juga
dikeluhkan BAK berwarna merah dan sedikit.
Pemeriksaan fisik TD 130/80 mmHg, nadi 90x/m, RR
30x/m, suhu 36.6 C, didapatkan edema palpebra.
Pemeriksaan UL: darah (+), protein (+), epitel crescent di
glomerulus. Apakah diagnosis?
A.GNAPS
B.IgA nephropathy
C.Rapidly Progresive Glomerulonephritis
D.Focal Segmental Glomerulonephritis
E.Membrano Proliferative Glomerulonephritis
Klasifikasi respon terapi steroid
• Remisi  proteinuria negatif atau < 4mg/m2/jam
selama 3 hari berturut turut
• Relaps/kambuh  proteinuria +2 atau > 4mg
/m2/jam selama 3 hari berturut turut dimana
sebelumnya pernah mengalami remisi/sembuh
Relaps jarang  kambuh < 2x dalam waktu 6 bulan
atau < 4x dalam setahun
Relaps sering  kambuh >2x dalam waktu 6 bulan
atau >4x dalam waktu setahun
KELAINAN PENIS DAN TESTIS
Perbedaan fimosis dan parafimosis
1. Fimosis  preputium tidak bisa ditarik kebelakang
sehingga saat akan BAK prepusium menggembung
Resiko : smegma
Komplikasi : postitis, balanitis dan balanopostitis
Th/ hidrokortison 1% salep selama 6 minggu, dilatasi meatal
jika tidak respon maka : sirkumsisi elektif
2. Parafimosis : prepusium bisa ditarik tetapi tidak bisa balik (
emergency ), resiko : nekrosis
Th/ kompres dingin, sirkumsisi sito dengan teknik dorsumsisi
Anak laki-laki usia 3 tahun datang dengan ibunya
mengeluhkan nyeri saat BAK yang dirasakan hilang timbul
dan ujung penis menggelembung saat BAK. Pasien juga
dikeluhkan sering kencing saat malam hari dan sulit
memulai BAK sejak 1 bulan ini. Pemeriksaan tanda vital
dalam batas normal. Pemeriksaan fisik didapatkan OUE
hiperemis, tertutup, smegma (+). Apakah diagnosis
pasien?
A.Balanitis + Phimosis
B.Balanitis tanpa phimosis
C.Urethritis
D.Sistitis
E.Vesicolithiasis
• Orchitis : testis merah, meradang, edema, nyeri
disebabkan oleh virus MUMPS, komplikasi : parotitis
Th/ analgetik dan antibiotik ( ceftriakson, doksisiklin,
azitromisin, cipro,. Kotri) dan antipiretik
• Vericocele  tampak gambaran seperti cacing
bergelung (kantung cacing), th/ vericocletomi
• Hidrokel : transiluminasi (+), PP : USG
• Epydidimal cyst : teraba massa kistik dan tidak nyeri
• EPIDYDIMITIS : nyeri pada testis dan disertai ada tanda
peradangan, nyeri berkurang jika testis diangkat ( phren
sign (+)), refleks kremaster (+)
Th/ ceftriaxone 250mg SD + doksisiklin 2 x 100 mg selama 10
hari
• TORSIO TESTIS : nyeri tidak berkurang jika diangkat testis
asimetris, nyeri mendadak dan phren sign (-), refleks
kremaster (-), angle sign (+)
Th/awal : detorsio manual dengan USG dropler kearah
medial
th/ definitif : bedah detorsio dilakukan paling lama 6 jam
setelah kejadian jika > 6 jam maka langsung orchidectomy
• HIPOSPADIA orifisium uretra eksternum terletak
di sisi ventral (bawah) penis

• EPISPADIA  orifisium uretra eksternum terletak di


sisi dorsal (atas) penis

Nb : tidak boleh di sirkumsisi oleh dr umum , harus


rujuk ke spesialis bedah atau urologi
RUPTUR SALURAN KEMIH
• RU anterior  jika ada hematome (butterfly),
straddle injury
• RU posterior  jika ada floating prostat, Pada fraktur
ramus pubis
Px / retrograde uretrografi
Th/ sistostomi atau punksi suprapubis

• Ruptur ginjal  ada BAK bercampur darah setelah


trauma, jejas pada flank/pinggang
• Ruptur buli  BAK bercampus darah, distensi abdomen
dan jejas di suprapubic atau dapat disertai fraktur os
pubis
- Ekstraperitoneal : hanya gejala ruptur buli saja
- Intraperitoneal : gejala ruptur buli ditambah gejala
peritonitis
Pp/ ekstra peritoneal (ekstravasasi kontras),
intraperitoneal (organ intraperitoneal dibatasi kontras)
Th/ ekstraperitoneal  kateter foley 7 – 14 hari
Intraperitoneal  repair laparoskopi
PENYAKIT PADA PROSTAT
• Prostatitis : ada nyeri tekan prostat saat di RT dan
prostat tidak membesar
Leukosit >>, demam
- Akut  pertama kali, singkat <6 bulan
- Kronik  berulang, >6 bulan
Terapi : ciprofloxacin 2 x 500mg 2-4 minggu ( first line
), kotrimoxazole 2 x 960 mg, gol beta laktam selama
4 minggu
• BPH
Zona transisional
Klinis : Pada orang tua, sulit berkemih atau pancaran urin
melemah
RT  pool atas tidak teraba, prostat licin dan simetris
Th/
5 alfa reduktase inhibitor  finasteride ( kerja lambat
Alfa blocker  doksazosin, prazosin atau tamsulosin ( kerja cepat )
dapat menurunkan tekanan darah

• CA PROSTAT
Zona perifer
RT  pembesaran prostat, keras, bernodul dan nyeri saat di RT
Pemeriksaan PSA : <4 normal, 5-10 suspect CA, >10 CA prostat
• CA GINJAL/nefroblastoma ( wilms tumor ) 
hematuria, massa ginjal, terjadi pada anak anak
• CA BULLI  painless hematuria dan penurunan BB
• KRIPTORKIDISMUS ( undescendent testis) 
infertilitas, benjolan di inginal dan tidak nyeri, tidak
di jumpai testis di salah satu skrotum
- Et : defisiensi androgen terutama testosteron
- Th/ observasi selama 6 bulan pertama kehidupan
 jika tidak turun  operas pada usia 6 – 18 bulan
• Th/ injeksi fenilefrin
INKONTINENSIA URIN
• URGE  inflamasi, iritasi bladder atau penyakit saraf
Th/ pengaturan intake cairan, jadwal toilet

• STRESS  kelemahan otot dasar panggul


FR : wanita monopouse, riw sering PSP
Th/ latihan otot dasar panggul, estrogen replacement
therapy

• OVERFLOW laki laki, ada tahanan saluran kemih bagian


bawah, BAK menetes
Th/ : >> drainase bladder (kateter, bedah)
Hindari gerakan yang meningkatkan tekanan intra abdomen
FENILKETONURIA
• Adalah kelainan genetika dimana tubuh tidak dapat
mengurai fenilalanin
• Gejala : retardasi mental, epilepsi, tremor, urin bau
tikus
• Th/ asam amino, diet rendah protein
Pasien perempuan, usia 27 tahun, datang dengan keluhan BAK
sedikit sedikit sejak 4 hari lalu. Selain itu pasien juga mengeluhkan
nyeri pinggang yang hilang timbul sejak 1 tahun lalu. Riwayat
keluhan seperti ini pada keluarga (+). Pada pemeriksaan
ditemukan TD 160/100; Nadi 92x/menit; RR 18x/menit. Hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukkan ureum 25 dan creatinine
1.3. Dalam pemeriksaan urinalisis didapatkan eritrosit 10-15/LPB;
amilase +3. Hasil USG didapatkan cairan yang mengisi beberapa
cavitas ginjal. Apakah kemungkinan diagnosis pasien?
A.Batu saluran kemih
B.ISK
C.GNAPS
D.Penyakit ginjal polikistik
E.Sindrom nefrotik

Anda mungkin juga menyukai