Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS

Batu Saluran Kemih

Oleh:
dr. Harry Hardinata

Pembimbing:
dr. Muhammad Mafirah Dani

PT. NUSA LIMA MEDIKA RS TANDUN


KABUPATEN KAMPAR
TAHUN
2020
Identitas :
• Nama : Ny. A
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Usia : 44 Tahun
• Alamat : Talang Tinggi
• No RM : 04.23.10
• Tgl Masuk : 9 Januari 2021
• Ruang perawatan : Melati
Keluhan Utama
Nyeri Pinggang Kanan

Riwayat Penyakit Sekarang


Nyeri pinggang kanan awalnya dirasakan pasien terus
menerus. Nyeri dirasakan menjalar hingga ke punggung,
Pasien juga mengeluh buang air kecil keluar darah 1 hari
sebelum masuk rumah sakit. Keluhan mual dan muntah
tidak dijumpai. BAB dalam batas normal dan BAK dijumpai
frekuensi 3 kali dalam sehari dengan warna kuning seperti
teh, keluhan nyeri saat berkemih (+), riwayat keluar darah
saat berkemih (+), riwayat BAK berpasir (-). Riwayat
penyakit terdahulu tidak dijumpai.
Riwayat pemakaian obat : Tidak dijumpai
Riwayat atopi pada keluarga : Tidak dijumpai
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
Suhu : 36,50C
Nadi : 96 kali per menit
Pernafasan : 23 kali per menit

Antropometri
BB skrg : 60 kg
TB : 165 cm
Status Generalis
 Kepala : Normocephali. Rambut warna hitam tidak mudah rontok
 Mata : Conjungtiva anemis -/-. Sklera ikterik -/-. Refleks pupil +/+
isokor.
 Leher: Pembesaran KGB (-), Retraksi Suprasternal (-)
 Thoraks : Bentuk dan gerak simetris. Pernapasan Vesikuler antara
kanan dan kiri. Ronki -/-, Wheezing -/-. Bunyi Jantung I dan II
murni regular. Retraksi ICS (-)
 Abdomen: Perut supel, distensi abdomen (-), Bising usus (+) normal,
hepar-lien tidak teraba. nyeri ketok CVA (+) dextra
 Ekstremitas
Atas : Akral hangat +/+, CRT<2 dtk +/+, sianosis -/-
Bawah : Akral hangat +/+, CRT<2 dtk +/+, sianosis -/-
Pemeriksaan Penunjang
  Hasil Urinalisa:
WBC 11.600/ μL
Warna : kuning teh
HB 12,6 g/dL Kekeruhan : (-)
BJ : 1030
HT 34 %
pH : 5,0
PLT 272.000/ μL Leukosit : 10-15/LPB
Eritrosit : 0-2/LPB
Silinder : (-)
Kristal : (-)
Epitel : (+)
Protein : (++)
Glukosa : (-)
Bilirubin : (+)
Resume
Pasien perempuan berusia 44 tahun datang dengan keluhan nyeri
pinggang kanan sejak 3 hari yang lalu. Nyeri pinggang kanan awalnya
dirasakan pasien terus menerus. Nyeri dirasakan menjalar hingga ke
punggung, Pasien juga mengeluh buang air kecil keluar darah 1 hari
sebelum masuk rumah sakit. Keluhan mual dan muntah tidak dijumpai.
BAB dalam batas normal dan BAK dijumpai frekuensi 3 kali dalam sehari
dengan warna kuning seperti teh, keluhan nyeri saat berkemih (+),
riwayat keluar darah saat berkemih (+), riwayat BAK berpasir (-).
Dari pemeriksaan fisik pasien tampak sakit sedang, sadar, tekanan darah
100/80 mmHg, nadi 96x/menit, nafas 23 x/menit, dan suhu 36,5oC.
Berdasarkan pemeriksaan di regio flank ditemukan adanya nyeri ketok
dan nyeri tekan pada CVA kanan, tidak terdapat tanda-tanda radang.
Pada pemeriksaan penunjang urinalisa didapatkan warna kuning the
keruh, protein positif (++), bilirubin (+), dan leukosit 10-15/LPB. Pada
pemeriksaan rontgen poto polos abdomen didapatkan bayangan
radioopak setinggi paravertebra L2-L3 dextra.
Diagnosis klinis : Nefrolithiasis dextra
Diagnosa banding : Ureterolithiasis dextra
Massa pada saluran kemih
Penatalaksanaan

Farmakologi
IVFD RL 20 tpm
Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
Inj. Ranitidine 50 mg/12jam/IV
Inj. Ketorolac 30 mg/8jam/IV
Simtram 2 x 1 tab PO
 
Non Farmakologi
Istirahat
Diet makan biasa
Edukasi minum air putih minimal 8 gelas sehari
Tinjauan Pustaka . . .
Definisi

Batu saluran kemih didefinisikan sebagai


pembentukan batu di saluran kemih yang meliputi
batu ginjal, ureter, buli, dan uretra. Pembentukan
batu dapat diklasifikasikan berdasarkan etiologi,
yaitu infeksi, non-infeksi, kelainan genetik, dan
obat-obatan
Etiologi
 Hiperkalsiuria merupakan adanya kalsium dalam urin. Hal ini dapat
terjadi karena beberapa hal seperti hiperkalsiuria abortif ditandai oleh
adanya kenaikan absorpsi kalsium dari lumen usus, hiperkalsiuria puasa
yang ditandai dengan adanya kelebihan kalsium diduga dari tulang, dan
hiperkalsiuria ginjal yang diakibatkan kelainan reabsorpsi kalsium di
tubulus ginjal
 Hipositraturia
• Adanya suatu penurunan ekskresi inhibitor pembentukan kristal dalam air
kemih, khususnya sitrat merupakan suatu mekanisme lain untuk timbulnya
batu ginjal. Masukan protein merupakan salah satu faktor utama yang
dapat membatasi ekskresi sitrat. Peningkatan reabsorpsi sitrat akibat
peningkatan asam di proksimal dijumpai pada asidosis metabolik kronik,
diare kronik, asidosis tubulus ginjal, atau adanya masukan protein yang
tinggi. Sitrat pada lumen tubulus dapat mengikat kalsium dan membentuk
larutan kompleks yang tidak terdisosiasi. Kekurangan inhibitor
pembentukan batu selain sitrat meliputi glikopreotein yang disekresi oleh
sel epitel tubulus ansa Henle asenden seperti mukoprotein.
• Hiperurikosuria merupakan suatu peningkatan asam urat dalm air kemih
yang dapat memacu pembentukan batu kalsium, minimal sebagian oleh
Kristal asam urat membentuk nidus untuk presipitasi kalsium oksalat atau
presipitasi kalsium fosfat. Pada kebanyakan pasien dengan diet purin
yang tinggi.3
 Penurunan jumlah air kemih
• Keadaan ini biasanya disebabkan masukan cairan sedikit selanjutnya
menimbulkan pembentukan batu dengan peningkatan reaktan dan
pengurangan aliran air kemih. Penambahan masukan air dapat
dihubungkan dengan rendahnya jumlah kejadian batu kambuh.3
 Jenis cairan yang diminum
• Jenis cairan yang diminum dapat memperbaiki masukan cairan yang
kurang. Minuman soft drink lebih dari 1 liter perminggu menyebabkan
pegasaman dengan asam fosfordan dapat meningkatkan risiko penyakit
batu. Kejadian ini tidak jelas, tetapi sedikit beban asam dapat
meningkatkan ekskresi kalsium dan ekskresi asam urat dalam air kemih
serta mengurangi kadar sitrat air kemih. Jus apel dan jus anggur juga
dihubungkan dengan peningkatan risiko pembentukan batu.3
 Ginjal spongiosa medulla
• Pembentukan kalsium meningkat pada kelainan ginjal
spongiosa, dan medulla. Kejadian ini diperkirakan akibat
adanya kelainan duktus kolektikus terminal dengan stasis
yang memacu presipitasi Kristal dan kelekatan epitel tubulus.3
 Faktor diet
• Faktor diet ang berperan penting dalam mengawali
pembentukan batu saluran kemih antara lain suplementasi
vitamin yang dapat meningkatkan absorpsi kalsium dan
ekskresi kalsium, masukan natrium klorida yang tinggi,
masukan protein yang tinggi, masukan kalsium yang tinggi,
dan konsumsi air yang kurang.3
•  
Patofisiologi
• Terjadinya pembentukan batu saluran kemih berkaitan
dengan adanya kejadian kekambuhan sebelumnya dan hal
tersebut sangat penting dalam tata laksana farmakologi dan
perawatan medis pada pasien dengan batu saluran kemih.
Sekitar 50% pembentukan batu saluran kemih juga dapat
ditemukan kekambuhannya setidaknya 1 kali dalam seumur
hidup. Faktor risiko terjadinya pembentukan batu antara lain,
terjadinya batu saluran kemih di usia muda, faktor keturunan,
batu asam urat, batu akibat infeksi, hiperparatiroidisme, dan
sindrom metabolik.2
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan fisik pasien dengan batu saluran kemih
sangat bervariasi mulai tanpa kelainan fisik sampai
adanya tanda-tanda sakit berat, tergantung pada
letak batu dan penyulit yang ditimbulkan
(komplikasi). Pemeriksaan fisik yang dapat
ditemukan antara lain pada pemeriksaan fisik umum
dapat ditemukan hipertensi, demam, anemia, dan
syok. Pada pemeriksaan fisik urologi seperti pada
sudut kostovertebra terdapat nyeri tekan, nyeri
ketok, dan pembesaran ginjal, pada supra simfisis
terdapat nyeri tekan, teraba batu, buli kesan penuh. 2
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan batu saluran
kemih antara lain pemeriksaan laboratorium dan pencitraan. Pemeriksaan
laboratorium sederhana dilakukan untuk semua pasien batu saluran kemih.
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah pemeriksaan darah dan urinalisa.
Pemeriksaan darah berupa hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit, dan hitung
jenis darah, apabila pasien akan direncanakan untuk diintervensi, maka perlu
dilakukan pemeriksaan darah berupa, ureum, kreatinin, uji koagulasi (activated
partial thromboplastin time/aPTT, international normalised ratio/INR), natrium, dan
kalium. Bila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan kalsium dan atau C-reactive
protein (CRP).2
• Pemeriksaan urine rutin digunakan untuk melihat eritrosuria, leukosuria,
bakteriuria, nitrit, pH urine, dan atau kultur urine. Hanya pasien dengan risiko tinggi
terjadinya kekambuhan, maka perlu dilakukan analisis spesifik lebih lanjut. Analisis
komposisi batu sebaiknya dilakukan apabila didapatkan sampel batu pada pasien
saluran kemih. Pemeriksaan analisis batu yang dianjurkan menggunakan sinar X
terdifraksi atau spektroskopi inframerah. Selain pemeriksaan di atas, dapat juga
dilakukan pemeriksaan lainnya yaitu kadar hormon PTH dan kadar vitamin D, bila
dicurigai hiperparatiroid primer
Tatalaksana
• Pelarutan batu dengan tatalaksana farmakologis merupakan pilihan terapi
hanya untuk batu asam urat, tetapi informasi mengenai komposisi batu
perlu dalam menentukan pilihan terapi.
• Indikasi Pengangkatan Batu Ginjal Secara Aktif
• Indikasi adanya pengangkatan batu pada batu ginjal antara lain:
• • Pertambahan ukuran batu;
• • Pasien risiko tinggi terjadinya pembentukan batu;
• • Obstruksi yang disebabkan oleh batu;
• • Infeksi saluran kemih;
• • Batu yang menimbulkan gejala seperti nyeri atau hematuria;
• • Ukuran batu >15 mm;
• • Ukuran batu <15 mm jika observasi bukan merupakan pilihan terapi;
• • Preferensi pasien;
• • Komorbiditas;
• • Keadaan sosial pasien (misalnya, profesi dan traveling)
 Nefrolitotomi Perkutan (PNL)
• Nefrolitotomi perkutan merupakan prosedur standar untuk
tatalaksana batu ginjal yang berukuran besar. Perbedaan
endoskopi kaku dan fleksibel merupakan pilihan yang
bergantung pada preferensi operator. Ukuran standar yang
digunakan adalah 24-30 F, sedangkan untuk akses yang lebih
kecil, dapat digunakan ukuran <18 F yang biasa digunakan
untuk anak-anak, namun saat ini mulai popular untuk
penggunaan bagi orang dewasa. Kontraindikasi nefrolitotomi
perkutan antara lain infeksi saluran kemih yang tak terkontrol,
tumor yang dicurigai di sekitar daerah akses PNL, tumor
ginjal dengan potensial ganas, dan kehamilan
 Ureterorenoskopi
• Penggunaan ureterorenoskopi pada batu ginjal dan/atau
ureter saat ini banyak digunakan karena memiliki beberapa
kelebihan antara lain endoskopi yang sangat kecil,
mekanisme defleksi, peningkatan kualitas optik, dan
penggunaan alat sekali pakai (disposable). Retrograde
Intrarenal Surgery (RIRS) adalah suatu tindakan endourologi
yang menggunakan ureterorenoskopi fleksibel. RIRS atau
PNL menjadi pilihan terapi pada batu kaliks inferior berukuran
10-20 mm bila terdapat faktor penghambat SWL misalnya
sudut infundibulum-pelvis yang curam atau infundibulum yang
sempit. URS dapat dilakukan pada semua pasien tanpa
kontraindikasi spesifik apapun. Pemasangan stent ureter tidak
rutin dilakukan sebelum melakukan prosedur RIRS.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai