Anda di halaman 1dari 10

lLaporan Kasus I ACC Pembimbing

SMF Ilmu Bedah

RSUD Muhammad Ali Kasim dr. Kas Mulyadi, Sp.B

Hernioraphy Cyto pada Pasien Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Inkarserata


Supriani,dr.

Bagian Ilmu Bedah, Rumah Sakit Umum Muhammad Ali Kasim, Gayo Lues,
Aceh

Abstrak
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Penegakan diagnosis hernia
ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pasien laki-laki berusia 39
tahun datang ke Instalasi gawat darurat Rumah Sakit Umum Daerah Muhammad
Ali Kasim karena terdapat benjolan pada buah zakar sebesar kepala bayi, sejak 4
jam SMRS keluhan yang dirasakan berupa nyeri pada buah zakar dan lipat paha
kanan bawah, tidak dapat buang air besar, tidak dapat flatus dan buang air kecil
yang sedikit. Seringkali pasien merasa mual dan disertai muntah dengan frekuensi
kurang lebih 3 kali perhari. Pada pemeriksaan regio inguinalis dextra didapatkan
hasil inspeksi tampak benjolan, warna sama dengan sekitar, transluminasi negatif,
palpasi teraba benjolan, batas atas tidak tegas, konsistensi kenyal, ukuran 15 x 12
x 7cm, tidak dapat masuk kembali ke dalam rongga abdomen. Pasien didiagnosis
hernia inguinalis lateralis dekstra inkarserata dan dilakukan hernioraphy cyto.

Kata kunci: hernia, hernioraphy, inguinalis

1
Pendahuluan

Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah
dari muskuloaponeurotik. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia.
Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau kongenital dan
hernia yang didapat atau akuisita. 1 Hernia Berdasarkan letaknya, hernia terbagi
atas hernia femoralis, umbilikalis, paraumbilikalis, epigastrika, ventralis,
lumbalis, Littre, Obturatoria, Pantalon.11

Menurut sifatnya, hernia disebut hernia reponible bila isi hernia dapat
keluar-masuk. Usus keluar saat berdiri atau mengedan, dan masuk lagi ketika
berbaring atau bila didorong masuk perut. Selama hernia masih irreponible, tidak
ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. Bila isi kantong tidak dapat
direposisi kembali ke dalam rongga perut, hernia disebut hernia irreponible.1

Faktor risiko timbulnya hernia inguinalis adalah usia tua, jenis kelamin
laki-laki, pekerjaan fisik yang menimbulkan peningkatan tekanan intraabdomen
yang dilakukan terus-menerus, batuk kronis, dan BPH.12

Sekitar 75% hernia terjadi di sekitar lipat paha, berupa hernia inguinal
direk, indirek serta hernia femoralis; hernia insisional 10%, hernia ventralis 10%,
hernia umbilikus 3% dan hernia lainnya sekitar 3%. Pada hernia inguinalis lebih
sering pada laki-laki daripada perempuan. Di berbagai negara di dunia, hernia
inguinal lebih sering terjadi 8 hingga 20 kali daripada hernia femoral.1

Perbandingan angka kejadian pada pria sepuluh kali daripada wanita dan
sekitar 55% hernia inguinal terjadi pada sisi kanan. Sekitar 70 % dari hernia
inguinal adalah hernia inguinal indirek. Hernia bilateral empat kali lebih sering
terjadi pada hernia direk daripada hernia indirek. Setiap tahun, sekitar 85.000
reparasi hernia inguinal dilakukan di Inggris dan 750.000 kasus di Amerika.4

2
Kasus

Laki-laki berusia 39 tahun yang bekerja sebagai petani datang ke IGD


RSUD Muhammad Ali Kasim karena terdapat benjolan pada buah zakar, benjolan
tersebut telah dirasakan hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu. Benjolan dirasakan
semakin membesar dan timbul saat berdiri, kemudian hilang saat beristirahat.
Pasien mengaku benjolan tidak nyeri dan dapat dimasukkan secara manual
menggunakan jari. Namun 4 jam SMRS benjolan tidak dapat dimasukkan lagi dan
nyeri. Benjolan berbentuk lonjong dengan ukuran kurang lebih sebesar kepala
bayi dan tidak nyeri jika ditekan.

Pasien merasakan keluhan sejak 4 jam SMRS, keluhan yang dirasakan


berupa nyeri pada buah zakar yang bersifat hilang timbul, tidak dapat buang air
besar dan tidak flatus. Seringkali pasien merasa mual. Pasien tidak mengeluh
demam, nafsu makan pasien juga baik, pasien tidak memiliki riwayat penyakit
batuk yang lama ataupun buang air besar yang keras.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan Keadaan umum tampak sakit sedang,


kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 110 kali/ menit,
frekuensi nafas 24 kali per menit. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan hasil
inspeksi tampak datar, auskultasi bising usus normal, palpasi soepel, perkusi:
timpani. Pada pemeriksaan regio inguinalis dekstra didapatkan hasil inspeksi
tampak benjolan, warna sama dengan sekitar, transluminasi negatif, palpasi teraba
benjolan, batas atas tidak tegas, konsistensi kenyal, ukuran 15 x 12 x 7 cm, tidak
dapat masuk kembali ke dalam rongga abdomen. Pada pemeriksaan colok dubur
didapatkan hasil Tonus sfingter ani prolaps, mukosa licin, ampula kosong, feces
(+), darah dan lendir (-).

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien ini adalah


pemeriksaan laboraturium darah lengkap dan didapatkan hasil hemoglobin 14.2
g/dL, eritrosit 4.670.000 / mm3, hematokrit 39,43 vol%, leukosit 12.95 / mm3 ,
trombosit 310.000/mm3.

3
Pasien didiagnosis hernia inguinalis lateralis dekstra inkarserata dan
diberikan tatalaksana infus cairan ringer laktat 20 tetes/menit. Injeksi
cefoperazone sulbactam 2x1 gram, injeksi omeprazole 2x40 mg, injeksi ketorolac
3x30mg pemasangan kateter urine dan pro hernioraphy cyto. Prognosis pada
pasien ini adalah quo ad vitam bonam dan quo ad functionam dubia ad bonam.

Gambar 1. Hernia Iguinalis Lateral Dextra Inkarserata

4
Pembahasan

Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi rongga melalui defek atau
bagian lemah dari muskuloaponeurotik.1,2,3 Terdapat beberapa poin penting dalam
hernia, yaitu : defek atau bagian yang lemah dari dinding rongga, kantung hernia,
isi hernia, dan cincin hernia yaitu daerah penyempitan kantung hernia akibat defek
tersebut.1,4 Hernia Inguinalis adalah kondisi dimana lemak intra-abdominal atau
bagian dari intestinum menonjol melewati defek atau bagian lemah dari otot
abdomen bagian bawah.5

Menurut lokasinya hernia dapat dibedakan menjadi hernia inguinalis yang


merupakan hernia yang terjadi dilipatan paha; hernia umbilikus yang merupakan
hernia di pusat dan hernia femoralis yang terjadi di paha. Sedangkan berdasarkan
klinis hernia dibedakan menjadi 4.5
 Hernia reponible yaitu hernia yang isinya dapat keluar masuk baik secara
spontan atau dengan manipulasi. Usus keluar jika berdiri atau mengedan
dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk ke perut. Tidak ada
keluhan nyeri atau obstruksi usus.
 Hernia irreponible yaitu hernia yang isinya tidak dapat lagi masuk baik
secara spontan atau dengan manipulasi. Ini biasanya disebabkan oleh
perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia.
 Hernia inkarserata yaitu hernia yang tidak dapat lagi kembali ke
rongga abdomen karena isinya terjepit oleh cincin hernia sehingga isi
kantong hernia terperangkap. Secara klinis hernia inkarserata lebih
dimaksudkan pada hernia irreducible untuk gangguan pasase,
 Hernia strangulata merupakan gangguan vaskularisasi
Setelah dihubungkan dengan teori bahwa anamnesis yang didapatkan mengarah
ke Hernia Inguinalis Lateralis inkarserata.

Pada kasus hernia pekerjaan sangatlah berpengaruh besar akan memicunya


terjadi hernia. Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien memiliki pekerjaan
sebagai seorang petani yang tidak jarang melakukan pekerjaan yang berat. Hal ini
dapat dihubungkan dengan dengan faktor resiko hernia inguinalis lateralis yaitu

5
peningkatan tekanan intra abdomen yang kadang disebabkan oleh seringnya
mengangkat beban berat.

Beberapa pasien mengeluh sensasi tarikan, terutama pada hernia inguinal


indirek, sensasi tersebut menjalar ke skrotum. Seiring dengan bertambah besarnya
hernia, pasien akan mengeluhkan sensasi tidak nyaman atau nyeri yang
menyebabkan pasien harus berbaring untuk mengurangi nyeri tersebut.

Secara umum, hernia direk menunjukkan lebih sedikit gejala daripada


hernia indirek dan jarang mengakibatkan inkarserata ataupun strangulata.6 dan
dari pemeriksaan fisik pada hernia inguinal inkarserata, pemeriksaan fisik inspeksi
ditemukan benjolan dilipat paha yang tidak menghilang meski telah berbaring.
Pada hernia lateralis umumnya benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari
lateral ke medial, tonjolan berbentuk lonjong sedangkan medialis tonjolan
biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat.7,8 Pada palpasi, jika titik tengah antar
SIAS dengan tuberkulum pubicum (AIL) ditekan lalu pasien disuruh mengejan dan
terjadi penonjolan di sebelah medial maka dapat diasumsikan bahwa itu hernia
inguinalis medialis. Jika titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum
(AIM) ditekan lalu pasien disuruh mengejan dan teraba benjolan di lateral titik
yang kita tekan maka dapat diasumsikan sebagai hernia inguinalis lateral. Jika
titik tengah antara kedua titik tersebut di atas (pertengahan kanalis inguinalis)
ditekan lalu pasien disuruh mengejan dan teraba benjolan di lateralnya berarti
hernia inguinalis lateralis jika di medialnya hernia inguinalis medialis.8,9 Pada
perkusi bisa didapatkan perkusi perut kembung dan auskultasi terdengar
hiperperistaltis akibat obstruksi usus.6,10

Pada kasus ini seorang laki-laki, usia 39 tahun, masuk rumah sakit dengan
keluhan utama benjolan pada buah zakar. Pada anamnesis diketahui ± 4 jam
SMRS penderita mengeluh timbul benjolan pada lipat paha kanan yang tidak
dapat masuk kembali ke dalam rongga perut, ukuran sebesar kepala bayi.
Benjolan pada buah zakar yang tidak dapat masuk kembali ke dalam rongga perut
menunjukan manifestasi hernia inguinal irreducible. Pasien mengeluh nyeri pada
benjolan menunjukan tanda hernia inkarserata. Perut kembung (-) dan BAB yang

6
tidak ada keluhan mungkin menunjukan bahwa gangguan pasase isi usus belum
berlangsung lama.

Pada pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital dalam batas normal. Pada


pemeriksaan regio abdominal didapatkan datar, soepel, timpani, dan bising usus
normal. Pada pemeriksaan inspeksi regio inguinalis dekstra ditemukan benjolan,
warna sama dengan sekitar, transluminasi (-). Pada palpasi didapatkan teraba
benjolan, batas atas tidak tegas, konsistensi kenyal, ukuran 15 x 12 x 7 cm, dan
tidak dapat masuk kembali ke dalam rongga abdomen. Pada pemeriksaan rektal
toucher didapatkan adanya prolapse tonus sfingter ani yang menandakan
terjadinya inkarserata. Kemungkinan benjolan adalah suatu hidrokel dapat
disingkirkan dari pemeriksaan fisik, dimana transluminasi benjolan negatif.
Kemungkinan suatu tumor testis juga disingkirkan karena benjolan teraba kenyal.
Kemungkinan suatu torsio testis dapat disingkirkan didapatkan kedua testis ada di
kantong kemaluan dan teraba normal. Dan kemungkinan Orkhitis juga
disingkirkan karena tanda dan gejala tidak muncul secara tiba-tiba dan tidak
terjadi peradangan pada testis.

Pada hasil pemeriksaan penunjang laboratorium tidak didapatkan kelainan.


Nilai leukosit yang normal dapat digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan
terjadinya peradangan pada regio inguinal dan skrotal. Pada kasus hernia
inguinalis dengan strangulasi dapat ditemukan leukositosis dengan shift to the left.

Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang dapat


disimpulkan bahwa diagnosis pasien ini adalah hernia inguinalis dekstra
inkarserata. Penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien ini adalah terapi operatif
cito, yaitu hernioraphy. Selain itu, pasien juga diterapi dengan medikamentosa
berupa injeksi omeprazole, injeksi ketorolac dan antibiotik cepoferazone
sulbactam.

Hernioraphy merupakan gabungan herniotomi dan plasty (menutup pintu).


Pada bayi tidak perlu tindakan plasty karena anulus externus dan internusnya
saling tumpan tindih. Fascia transversa yang merupakan lokus minorisnya ditutup
sehingga terbentuk jaringan ikat. Pada hernioplasty dilakukan tindakan

7
memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis
inguinalis.

Dengan melihat kondisi pasien dan tindakan segera herniorhapy dekstra,


prognosis pada pasien ini baik secara vitam maupun functionam adalah bonam.

Gambar 2. Operasi Hernioraphy

Kesimpulan

Laki-laki berusia 39 tahun datang dengan keluhan nyeri pada lipat paha kanan
karena benjolan pada lipat paha kanan tidak bisa masuk kembali sehingga
menyebabkan pasien tidak bisa BAB dan tidak bisa flaktus. Setelah dilakukan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pasien didiagnosis
hernia inguinalis lateralis dekstra inkarserata dan direncanakan untuk menjalani
herniorapy cyto.

8
Daftar Pustaka

1. Rasjad C.,editor. Buku ajar ilmu bedah. Edisi ke-3. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran ECG; 2010. hlm. 619-29.
2. Townsend, Courtney M. Hernias. Sabiston textbook of surgery. Edisi ke-17.
Philadelphia: Elsevier Saunders; 2004. hlm. 1199-217.
3. Norton, Jeffrey A. 2001. Hernias and abdominal wall defects. Surgery Basic
Science and Clinical Evidence. New York. Springer; 2001. hlm. 787-803.
4. Sadler, T.W. Embriologi kedokterans langman. Edisi ke-7. Jakarta: EGC; 2010.
hlm. 304-9
5. Bland, Kirby I. Inguinal hernias. The Practice of General Surgery. New York.
WB Saunders Company; 2001. hlm. 795-801.
6. Snell, Richard S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran.
Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2006, hlm. 148-65, 189-90
7. Manthey,David. Hernias [internet]. 2007 [disitasi tanggal 14 Juni 2016] tersedia
dari http://www.emedicine.com/emerg/topic251.htm
8. American Sugery Society. Inguinal hernia: anatomy and managemen [internet].
2012 [disitasi tanggal 14 Juni 2016] tersedia dari
http://www.medscape.com/viewarticle/420354_4
9. Brunicardi, F Charles. Inguinal hernias: schwartz’s principles of surgery. Edisi
ke-8. New York: Mc Graw-Hill; 2005. hlm. 1353-94.
10. Kerry VC. Incarcerated hernia [internet]. 2005 [disitasi tanggal 13 Juni 2016]
tersedia dari: http://www.webmed.com
11. Sjamsuhidajat, R. 2011. Buku Ajar Bedah. EGC. Jakarta. Indonesia
12. Purnama S, Muda S, Rasmaliah. 2011. Karakteristik Penderita Hernia
Inkarserata yang Dirawat Inap di RSUD dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2011.
USU medan

9
10

Anda mungkin juga menyukai