Anda di halaman 1dari 26

Hernia Inguinalis Lateralis

Sinistra Ireponibel

dr. Amelia Ningsih


PENDAHULUAN

•Hernia merupakan prostusi atau penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan. Hernia disebabkan karena adanya
tekanan intra abdomen seperti batuk dan mengejan. Hernia apabila tidak segera
ditangani akan menyebabkan terjadinya perlengketan antara isi hernia dengan
dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dikembalikan lagi.

•Hernia inguinalis merupakan kasus bedah digestif terbanyak setelah appendicitis.


Sampai saat ini masih merupakan tantangan dalam peningkatan status kesehatan
masyarakat karena besarnya biaya yang diperlukan dalam penanganannya dan
hilangnya tenaga kerja akibat lambatnya pemulihan dan angka rekurensi. Dari
keseluruhan jumlah operasi di Perancis tindakan bedah hernia sebanyak 17,2 %
dan 24,1 % di Amerika Serikat.

•Hernia inguinalis dibagi menjadi hernia ingunalis lateralis dan hernia ingunalis
medialis dimana hernia ingunalis lateralis ditemukan lebih banyak dua pertiga dari
hernia ingunalis. Sepertiga sisanya adalah hernia inguinalis medialis.Hernia lebih
dikarenakan kelemahan dinding belakang kanalis inguinalis.
DEFINISI
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi
suatu rongga melalui defek atau bagian yang
lemah dari dinding yang bersangkutan. Pada
hernia abdomen, isi perut menonjol melalui
defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-
aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas
cincin, kantong, dan isi hernia.

HERNIA INGUINALIS
Hernia terdiri atas tiga bagian:
 Kantong hernia, merupakan kantong (divertikulum) peritonei dan
mempunyai leher dan badan (corpus)
 Isi hernia dapat terdiri atas setiap struktur yang ditemukan di
dalam cavitas abdominalis
 Pelapis hernia dibentuk dari lapisan-lapisan dinding abdomen yang
dilalui oleh kantong hernia
WAKTU LOKASI KLINIS

• Hernia • Hernia inguinalis • Hernia reponible


kongenital • Hernia femoralis • Hernia ireponible
• Hernia • Hernia • Hernia
akuisita/didapat umbilikalis strangulasi
• Hernia
inkarserata

KLASIFIKASI
Menurut Henry dan Thompson (2009), terdapat dua
faktor predisposisi utama terjadinya hernia, yaitu:

 Tekanan yang meningkat jinak atau ganas, kehamilan,


pada abdomen: dan lemak tubuh.
 Mengangkat beban berat.  Kelemahan dinding abdomen:
 Batuk akibat PPOK.  Umur yang semakin
 Tahanan saat miksi seperti bertambah.
BPH atau karsinoma.  Malnutrisi baik makronutrien
 Tahanan saat defekasi seperti seperti protein atau kalori
konstipasi atau obstruksi maupun mikronutrien seperti
usus besar. Vit. C.
 Distensi abdomen yang  Kerusakan atau paralisis dari
mungkin mengindikasikan saraf motorik
adanya gangguan  Abnormal metabolisme
intraabdomen. kolagen.
 Perubahan isi abdomen
seperti adanya asites, tumor

ETIOLOGI
• Terdapat benjolan dilipat paha yang timbul
pada waktu mengedan, batuk, bersin, berdiri,
mengangkat berat dan hilang setelah berbaring
(apabila masih reponibel)

HIL
• Nyeri atau rasa tidak enak di daerah
epigastrium atau para umbilical sewaktu
segmen usus halus masuk ke kantong hernia
• Mual, muntah, kolik bila terjadi inkaserasi
ataupun strangulasi

• Pada umumnya hernia direct akan memberikan gejala


HIM yang sedikit dibandingkan hernia ingunalis lateralis

MANIFESTASI KLINIS
PEMERIKSAAN FISIK

INSPEKSI PALPASI
PERKUSI
Hernia reponibel : benjolan Titik tengah antara SIAS
dilipat paha muncul pada dengan tuberkulum pubicum Bila didapatkan perkusi perut
ditekan lalu pasien disuruh kembung maka harus
waktu berdiri, batuk, bersin dipikirkan kemungkinan
atau mengedan dan mengejan. Jika terjadi
hernia strangulata.
menghilang setelah berbaring penonjolan di sebelah medial
maka itu HIM.
HIL: muncul benjolan di regio
inguinalis yang berjalan dari Titik yang terletak di AUSKULTASI
lateral ke medial, tonjolan sebelah lateral tuberkulum Hiperperistaltis didapatkan
berbentuk lonjong. pubikum ditekan lalu pasien pada auskultasi abdomen
disuruh mengejan jika pada hernia yang mengalami
HIM : tonjolan biasanya terlihat benjolan di lateral
terjadi bilateral, berbentuk obstruksi usus (hernia
titik yang kita tekan maka inkarserata).
bulat. dapat itu HIL.

DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Pemeriksaan Finger Test Pemeriksaan Thumb Test
Pemeriksaan Ziemen Test
Menggunakan jari ke 2 atau Anulus internus ditekan
Posisi berbaring, bila ada
jari ke 5. Dimasukkan lewat dengan ibu jari dan
benjolan masukkan dulu.
skrotum melalui anulus penderita disuruh mengejan,
Hernia kanan diperiksa
eksternus ke kanal inguinal. bila keluar benjolan
dengan tangan kanan.
Penderita disuruh batuk: Bila berartiHIM. Bila tidak
Penderita disuruh batuk bila
impuls diujung jari berarti
rangsangan pada jari ke 2 keluar benjolan berarti HIL
HIL. Bila impuls disamping
merupakan HIL, jari ke 3
berarti jari HIM.
merupakanHIM, jari ke 4
merupakan hernia femoralis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Ultrasonografi dapat digunakan untuk
Leukocytosis dengan shift to the left membedakan adanya massa pada lipat paha
yang menandakan strangulasi. atau dinding abdomen dan juga membedakan
Elektrolit, BUN, kadar kreatinin yang penyebab pembengkakan testis.
tinggi akibat muntah-muntah dan Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna
menjadi dehidrasi untuk membedakan hernia inkarserata dari
suatu nodus limfatikus patologis atau
penyebab lain dari suatu massa yang teraba
di inguinal
CT scan dapat digunakan untuk mengevaluasi
pelvis untuk mencari adanya hernia
obturator.
1. TEKNIK KONSERVATIF

Reposisi Reposisi Bantal


bimanual spontan penyangga

PENATALAKSANAAN
2. TERAPI OPERATIF

Anak-anak :
Herniotomy Dewasa :
Herniorrhaphy
Hernia Hernia
Inkarserasi Strangulasi

KOMPLIKASI
LAPORAN KASUS
 Nama : Tn. M
 Umur : 55 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Pekerjaan : Petani
 Alamat : Martapura
 Agama : Islam
 Tanggal MRS : 4 Agustus 2019

Identitas Pasien
 Keluhan Utama :
Benjolan pada lipatan paha kiri

 RPS :
Pasien mengaku muncul benjolan sejak 3 hari yang lalu, muncul
benjolan dari lipatan paha kanannya, awalnya benjolan tersebut kecil.
Sejak 3 tahun yang lalu merasakan ada benjolan di lipat paha kiri
yang timbul Jika pasien berdiri dan mengejan benjolan tersebut
keluar, namun saat berbaring dapat masuk lagi.. Benjolan tidak
pernah nyeri dan tidak pernah merah. Benjolan pada awalnya tidak
menimbulkan rasa nyeri benjolan dirasakan makin membesar, masih
bisa keluar masuk spontan saat berdiri ,batuk dan mengedan dan
kadang-kadang disertai rasa nyeri di lipat paha kanan nyeri skala 2.
Sejak 3 hari yang lalu pasien merasakan benjolan sudah tidak dapat
masuk kembali dan rasa sakitnya muncul lebih sering dari pada
biasanya nyeri skala 4. Saat ini tidak ada keluhan lain seperti mual,
muntah, ataupun demam. Makan minum baik. Bak dan bab dalam
batas normal. Pasien sering mengejan saat BAB, karena konsistensi
yang keras. BAB biasanya 2 hari sekali.

RPD: -
ANAMNESIS
RPK: -
 Sens: CM
 Tekanan Darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 89x/menit
 Pernafasan : 20x/menit
 Suhu : 36,3° C
 Sp02 : 98%

Status Presens
 Kepala : Mata RC (+/+), pupil isokor, konjungtiva
palpebra inferior pucat (-), sklera ikterik (-),
Telinga/hidung/mulut: tidak ada kelainan.
 Leher : Pembesaran KGB (-)
 Toraks:
◦ Inspeksi: simetris
◦ Palpasi: SF ka=ki
◦ Perkusi: sonor ka=ki
◦ Auskultasi: SP: vesikuler, ST: -

Pemeriksaan Fisik
 Abdomen:
◦ Inspeksi: simetris
◦ Palpasi: soepel
◦ Perkusi: timpani
◦ Auskultasi: peristaltik (+) N
 Genital: dbn
 Ekstremitas : pols 86x/i,reg, T/V cukup, akral
hangat, CRT <3’’, TD: 140/80 mmHg,
Temp : 36,7 oC
 Regio : Inguinal sinistra
 Inspeksi : Tampak benjolan, warna
sama dengan kulit sekitar, dan tidak
terdapat tanda-tanda radang.
 Palpasi : teraba massa bulat ukuran
3x3cm ,kenyal dan terdapat nyeri tekan.
 Auskultasi : terdengar bunyi peristaltik
usus.

Status lokalis
Tanggal periksa: 4 Agustus 2019
Hematologi
 Hb : 13 g/dl
 Eritrosit : 3,78 juta/mm3
 Ht : 32%
 Leukosit : 13000/μl
 Trombosit : 418.000/dl
 Bleeding time : 2 menit
 Clotting time : 4 menit
 GDS : 110 mg/dL

Pemeriksaan Penunjang
 Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra
Ireponibel

Diagnosis
 Medikamentosa
 Infuse RL:NS 15 tpm
 Inj. Ceftriaxon 1x2 gr (ST)
 Inj. Ketorolac 3x1 amp
 Inj. Ranitidine 2x1 amp

Tatalaksana
Tanggal s o A p
4-09-2019 Benjolan tdk TD :130/90 HIL sinistra Terapi lanjut
dpt masuk (+) mmHg ireponible Rencana
nyeri (+) N : 822 x/menit operasi
ma/mi (<) S : 36,6  C Infuse futrolit
Bab dan Bak RR : 20 x/menit 15 tpm
normal ku/kes = Ceftriaxon dig
tampak sakit anti cefotaxime
sedang/cm 2x1 gr
abd : benjolan
uk 3x3 cm tdk
dpt masuk, tdk
terdapat tanda
radang dan pd
penekanan
teraba kenyal
dan nyeri,
bising usus (+)

FOLLOW UP
Tanggal s o A p
4-09-2019 Luka post op (+) TD 140/70 mmHg, N : 98 - Post hernioraphy ec - Terapi lanjut
x/menit, S : 36,7 C,RR HIL Sinistra Ireponibel bed rest total, puasa
nyeri luka (+)
:21x/menit H1 sampai bising usus
ma/mi (<) terdengar
ku/kes:tampaksakitsedang/
Bab dan Bak normal cm luka post op (+) verban
(+)

5-09-2019 Nyeri luka operasi (<) TD 140/70 mmHg, N : 100 - Post hernioraphy ec Asam mefenamat 3x1
x/menit, S : 36  C,RR : 20 HIL Sinistra Ireponibel Cefadroxil 2x1
Ma/mi (<)
x/menit .ku/kes :tampak H2
Bak dan Bab normal sakit sedang/cm luka post
op tampak membaik. BU
(+)

6-09-2019 Nyeri luka op (<) TD 130/70 mmHg, N : 98 - Post hernioraphy ec - Boleh pulang
x/menit, S : 36.8  C,RR : 22 HIL Sinistra Ireponibel
Ma/Mi (+)
x/menitku/kes : cm H3
Bab dan Bak normal
luka op tampak membaik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai