PENDAHULUAN
Low back pain (nyeri pinggang belakang) sering dijumpai dalam praktek
sehari- hari, terutama di negara – negara industri. Diperkirakan 70-85% dari seluruh
bervariasi dari 15-45%, dengan point prevalensi rata-rata 30%. Di Amerika serikat
nyeri ini merupakan penyebab paling sering dari pembatasan aktivitas pada penduduk
dengan usia < 45 tahunn, urutan ke-2 untuk penyebab paling sering berkunjung ke
Data epidemiologi mengenai Low Back Pain di Indonesia belum ada, namun
diperkirakan 40% penduduk pulau Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun pernah
menderita nyeri pinggang, prevalensi pada laki-laki 18,2% dan pada wanita 13,6%.
3-17%.
Penyakit Low Back Pain menjadi kasus yang sangat serius dan terus meningkat
patofisiologi, biomekanik, psikologis, dan faktor sosial tetapi teori yang memuaskan
ringan, namun ada juga yang berat yang harus ditanggulangi dengan cepat dan tepat.
Sebagian besar Low Back Pain dapat sembuh dalam waktu singkat, sehingga keluhan
ini sering tidak mendapat perhatian yang cukup mendalam. Oleh karena itu,
kemungkinan penyebab yang lebih serius tidak dikenali sedini mungkin. Dengan
anamnesis an pemeriksaan yang teliti serta analisis perasaan nyeri yang seksama
Sebagian besar penderita Low Back Pain mengalami hernia nucleus pulposus
(HNP) dimana terjadi penekanan saraf spinal pada foramen intervertebrale sehingga
menimbulkan rasa nyeri segmental serta kelumpuhan partial dari otot yang diurus
segmen tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ruas-ruas tulang belakang manusia tersusun dari atas ke bawah, diantara ruas-
ruas tersebut dihubungkan dengan tulang rawan yang disebut cakram sehingga tulang
belakang dapat tegak dan membungkuk, disebelah depan dan belakangnya terdapat
kumpulan serabut kenyal. Tulang belakang terdiri dari 30 tulang yang terdiri atas:
- Vertebra servicalis sebanyak 7 ruas dengan badan ruas kecil, rendah dan berbentuk
segi empat dengan lubang ruasnya besar. Foramen vertebra berbentuk segitiga dan
besar. Pada taju sayapnya terdapat lubang saraf yang disebut foramen transversalis
yang dilalui oleh arteri dan vena vertebralis. Pada ujung prosesus tansversus
terdapat 2 buah tonjolan yaitu tuberculum anterius dan tuberculum posterius yang
dipisahkan oleh suatu alur yaitu sulcus spinalis tempat berjalannya nervus spinalis.
Prosesus spinosusnya pendek dan bercabang dua. Ruas pertama disebut atlas yang
- Vertebra thorakal sebanyak 12 ruas. Badan ruasnya besar dan kuat, taju durinya
- Vertebra lumbalis sebanyak 5 ruas. Badan ruasnya tebal, besar dan kuat, bersifat
pasif. Prosesus spinosusnya besar dan pendek. Facies prosesus artikularis superior
menghadap ke medial dan facies articularis inferiornya menghadap ke lateral.
baji, yang cekung di anterior. Batas inferior yang sempit berartikulasi dengan
- Vertebra koksigialis sebanyak 4 ruas. Ruasnya kecil dan membentuk sebuah tulang
segitiga kecil, yang berartikulasi pada basisnya pada ujung bawah sacrum. Dapat
Secara umum struktur tulang belakang tersusun atas dua kolom yaitu :
- Kolom korpus vertebra beserta semua diskus intervetebra yang berada
diantaranya.
- Korpus
beberapa facies (dataran) yaitu : facies anterior berbentuk konvek dari arah
samping dan konkaf dari arah cranial ke caudal. Facies superior berbentuk konkaf
- Arcus
dorsal pangkalnya disebut radik arcus vertebra dan ada tonjolan ke arah lateral
- Foramen vertebra
Merupakan lubang yang besar yang terdapat diantara corpus dan arcus bila dilihat
dari columna vetebralis, foramen vetebra ini membentuk suatu saluran yang
Stabilitas pada vertebra ada dua macam yaitu stabilisasi pasif dan stabilisasi aktif.
- ligament longitudinal anterior yang melekat pada bagian anterior tiap diskus dan
posterior dikcus dan posterior korpus vertebra. Ligament ini berfungsi untuk
Setiap ruas tulang belakang dapat bergerak satu dengan yang lain oleh karena
adanya dua sendi di posterolateral dan diskus intervertebralis di anterior. Bila dilihat
dari samping, pilar tulang belakang membentuk lengkungan atau lordosis di daerah
elastis, melainkan satu kesatuan yang kokoh dengan diskus yang memungkinkan
gerakan bergesek antar korpus ruas tulang belakang. Lingkup gerak sendi pada
vertebra servikal adalah yang terbesar. Vertebra torakal berlingkup gerakan yang
sedikit karena adanya tulang rusuk yang membentuk toraks, sedangkan vertebra
lumbal mempunyai ruang lingkup gerak yang lebih besar dari torakal tetapi makin ke
yang berdekatan, sendi antar arkus vertebra, sendi kortovertebralis, dan sendi
Diantara korpus vertebra mulai dari cervikalis kedua sampai vertebra sakralis
yang lentur antara dua vertebra. Discus dipisahkan dari tulang yang diatas dan
sampai lumbal atau sacral. Diskus ini berfungsi sebagai penyangga beban dan
peredam kejut (shock absorber). Diskus intervertebralis terdiri dari tiga bagian utama
yaitu:
- Daerah transisi.
Nucleus pulposus
sel-sel tulang rawan. Juga berperan penting dalam pertukaran cairan antar
Vertebral endplate
disebarkan ke semua arah, hal inilah yang menjaga tetap terpisahnya vertebral end
bergerak fleksi dan ekstensi sehingga memungkinkan perubahan bentuk dari nukleus
pulposus. Fleksibilitas dari annulus fibrosus dimungkinkan oleh karena adanya (1)
Nucleus Pulposus adalah suatu gel yang viskus terdiri dari proteoglycan
(hyaluronic long chain) mengandung kadar air yang tinggi (80%) dan mempunyai
sifat sangat higroskopis. Nucleus pulposus berfungsi sebagai bantalan dan berperan
adalah bangunan yang tidak peka nyeri. Bagian yang peka nyeri adalah :
- Ligamentum supraspinosum
terbentang dari dasar otak, keluar dari rongga kranium melalui foramen occipital
magnum, masuk kekanalis sampai setinggi segmen lumbal-2. medulla spinalis terdiri
dari 31 pasang saraf spinalis (kiri dan kanan) yang terdiri atas :
substansia grisea (badan kelabu) dan substansia alba. Substansia grisea mengelilingi
saraf yang menyampaikan sensasi dan gerakan dari dan ke berbagai area tubuh.
Semakin tinggi kerusakan saraf tulang belakang, maka semakin luas trauma yang
diakibatkan. Misal, jika kerusakan saraf tulang belakang di daerah leher, hal ini dapat
sensasi di bawah leher. Kerusakan yang lebih rendah pada tulang sakral
Low Back Pain adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah, dapat
menyerupai nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri ini terasa
diantara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau
lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah tungkai dan kaki.
LBP atau nyeri punggung bawah termasuk salah satu dari gangguan muskuloskeletal,
gangguan psikologis dan akibat dari mobilisasi yang salah. LBP akut akan terjadi
dalam waktu kurang dari 12 minggu, sedangkan LBP kronik terjadi dalam waktu 6
bulan.
Superior oleh garis transversal imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus dari
vertebra thorakal terakhir, inferior oleh garis transversal imajiner yang melalui
ujung prosesus spinosus dari vertebra sakralis pertama dan lateral oleh garis
b. Sacral Spinal Pain, nyeri di daerah yang dibatasi superior oleh garis transversal
imajiner yang melalui ujung prosesus spinosus vertebra sakralis pertama, inferior
oleh garis transversal imajiner melalui spina iliaka superior posterior dan inferior.
c. Lumbasacral Pain, nyeri di daerah 1/3 bawah daerah lumbar spinal pain dan 1/3
atas daerah sacral spina pain. Lumbasacral Pain, nyeri di daerah 1/3 bawah
daerah lumbar spinal pain dan 1/3 atas daerah sacral spina pain.
1. Nociceptive Pain
Nosiseptor pada kulit (cutaneous) terdiri dari fibrin myelinated A delta
dengan free nerve ending dan juga unmyelinated C dengan free ending. Nosiseptor
juga terjadi di otot, pembuluh darah, tendon dan pulpa. Nosiseptor dipicu oleh jumlah
2. Neurophatic Pain
Muncul karena adanya malfungsi pada sistem peripheral atau sentral. Nyeri
nyeri neuropatik umumnya terjadi karena ada impuls abnormal yang dipicu dari
3. Visceral Pain
Nyeri viseral menyebabkan nyeri yang luas. Biasanya tergantung dari serabut
simpatik aferen dengan cell bodies di posterior akar ganglia. Karena adanya
representasi pada CNS yang kurang tepat maka nyeri ini kurang terlokalisasi.
4. Psychogenic Pain
Nyeri psikogenik tidak konsisten dengan cedera pada jaringan atau insiden
nosiseptif.
5. Referred Pain
Nyeri alih merupakan nyeri yang paling umum yang terjadi pada region
orofasial. Sumber dari nyeri ini tidak sama dengan lokasi dimana nyeri dirasakan.
Alasan terjadinya nyeri alih belum jelas tetapi diperkirakan karena adanya tingkat
yang luas dari convergence imputs dari regio orofasial sehingga menyebabkan nyeri
alih. Spinal nucleus V menerima converging input dari nervus cranial VII, IX dan
lainnya. seperti contohnya gendang telinga bagian luar dipersyarafi oleh nervus
cranial V seperti gigi. Sakit gigi terutama pada anak-anak dapat dirasakan seperti
6. Cancer Pain
Nyeri yang terselesaikan dari hasil nosiseptif, nyeri viseral dan neurogenik.
2.2 ETIOLOGI
Berdasarkan organ yang mendasari, Low Back Pain dapat dibagi menjadi
a. LBP Viserogenik
Disebabkan oleh adanya proses patologik di ginjal atau visera di daerah
berat dengan aktivitas tubuh, juga tidak berkurang dengan istirahat. Penderita
LBP viserogenik yang mengalami nyeri hebat akan selalu menggeliat untuk
b. LBP vaskulogenik
menimbulkan nyeri di daerah bokong, yang makin memberat saat jalan dan
mereda saat berdiri. Nyeri dapat menjalar ke bawah sehingga sangat mirip
dengan iskialgia, tetapi rasa nyeri ini tidak terpengaruh oleh presipitasi
c. LBP neurogeik
- Neoplasma:
Rasa nyeri timbul lebih awal dibanding gangguan motorik, sensibilitas dan
vegetatif. Rasa nyeri sering timbul pada waktu sedang tidur sehingga
- Araknoiditis:
Pada keadaan ini terjadi perlengketan-perlengketan. Nyeri timbul bila
- LBP spondilogenik
- LBP psikogenik
- LBP osteogenik
- LBP diskogenik
Spondilosis:
(percobaan Naffziger).
lesi dan nyeri tekan di tempat tersebut. Hal ini disebabkan oleh spasme
otot-otot tersebut dan spasme ini menyebabkan berkurangnya lordosis
pada L5-S1 dan L4-L5 pada HNP lateral L5-S1 rasa nyeri terdapat di
belakang tumit dan telapak kaki. Kekuatan ekstensi jari V kaki juga
berkurang dan reaksi achilles negative. Pada HNP lateral L4-L5 rasa
positif.
Spondilitis ankilosa:
Proses ini mulai dari sendi sakroiliaka yang kemudian menjalar keatas,
- LBP miogenik
Ketegangan otot :
memendekan otot yang akhirnya akan timbul rasa nyeri. Rasa nyeri
pada kapsula.
Defisiensi otot :
a. Trauma
Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama Low Back Pain.
Pada orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot atau melakukan
aktivitas dengan beban yang berat dapat menderita nyeri pinggang yang akut.
cenderung dapat sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu. Namun
patologis anatomis, pada Low Back Pain yang disebabkan karena trauma, dapat
Gejala yang timbul akibat perubahan sendi sacro-iliaca adalah rasa nyeri
pada os sacrum akibat adanya penekanan. Nyeri dapat bertambah saat batuk dan
saat posisi supine. Pada pemerikasaan, lassague symptom positif dan pergerakan
sacrum, dan dapat menyebabkan robekan ligamen atau fascia. Keadaan ini dapat
menimbulkan nyeri yang hebat di atas vertebra lumbal V atau sacral I dan dapat
b. Infeksi
Infeksi pada sendi terbagi atas dua jenis, yaitu infeksi akut yang disebabkan
oleh bakteri dan infeksi kronis, disebabkan oleh bakteri tuberkulosis. Infeksi
kronis ditandai dengan pembengkakan sendi, nyeri berat dan akut, demam serta
spondilitis ankilosa atau bamboo spine terutama mengenai pria dan teruta
ditemukan ialah nyeri lokal dan menyebar di daerah pnggang disertai kekakuan
c. Neoplasma
Tumor vertebra dan medula spinalis dapat jinak atau ganas. Tumor jinak
dapat mengenai tulang atau jaringan lunak. Contoh gejala yang sering dijumpai
pada tumor vertebra ialah adanya nyeri yang menetap. Sifat nyeri lebih hebat dari
pada tumor ganas daripada tumor jinak. Contoh tumor tulang jinak ialah osteoma
osteoid, yang menyebabkan nyeri pinggang terutama waktu malam hari. Tumor
ini biasanya sebesar biji kacang, dapat dijumpai di pedikel atau lamina vertebra.
tempat yang mengalami sakit. Perubahan jaringan tersebut tidak hanya pada
daerah punggung bagian bawah, tetapi terdapat juga disepanjang punggung dan
anggota bagian tubuh lain. Beberapa jenis penyakit dengan keluhan LBP yang
atau sendi. Selain itu juga terjadi penyempitan dari ruang antar tulang vetebra
yang menyebabkan tulang belakang menjadi tidak fleksibel seperti saat usia
muda. Hal ini dapat menyebabkan nyeri pada tulang belakang hingga ke
pinggang.
Penyakit Fibrositis
Penyakit ini juga dikenal dengan Reumatism Muskuler. Penyakit ini ditandai
dengan nyeri dan pegal di otot, khususnya di leher dan bahu. Rasa nyeri
e. Kongenital
Kelainan kongenital tidak merupakan penyebab nyeri pinggang bawah yang
adalah :
depan. Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu bayi itu masih berada dalam
pinggang ini berkurang atau hilang bila penderita duduk atau tidur. Dan akan
Spina Bifida
Bila di daerah lumbosakral terdapat suatu tumor kecil yang ditutupi oleh
kulit yang berbulu, maka hendaknya kita waspada bahwa didaerah itu ada
Pada foto rontgen tampak bahwa terdapat suatu hiaat pada arkus spinosus di
daerah lumbal atau sakral. Karena adanya defek tersebut maka pada tempat itu
pinggang.
telah ada sejak lahir, namun gejala-gejalanya baru tampak setelah penderita
berumur 35 tahun. Gejala yang tampak adalah timbulnya nyeri radikuler bila si
penderita jalan dengan sikap tegak. Nyeri hilang begitu penderita berhenti jalan
atau bila ia duduk. Untuk menghilangkan rasa nyerinya maka penderita lantas
Spondylosis lumbal
Spondylitis
mengenai orang muda dan menyebabkan rasa nyeri dan kekakuan sebagai akibat
Gaya berat tubuh, terutama dalam posisi berdiri, duduk dan berjalan dapat
pada bagian tubuh yang lain, misalnya genu valgum, genu varum, coxa valgum
obesitas merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya LBP akibat
pengaruh gaya berat. Hal ini disebabkan terjadinya penekanan pada tulang
belakang akibat penumpukan lemak, kelainan postur tubuh dan kelemahan otot.
2.4. PATOFISIOLOGI
Kolumna vertebralis dapat dianggap sebagai sebuah batang elastis yang
tersusun atas banyak unit rigid (vertebrae) dan unit fleksibel (diskus intervertebralis)
yang diikat satu sama lain oleh kompleks sendi faset, berbagai ligamen dan otot
sementara disisi lain tetap dapat memberikan perlindungan yang maksimal terhadap
vertikal pada saat berlari dan melompat. Batang tubuh membantu menstabilkan tulang
belakang. Otot-otot abdominal dan toraks sangat penting pada aktivitas mengangkat
beban. Bila tidak pernah dipakai akan melemahkan struktur pendukung ini.
tidak mampu mempertahankan posisi tulang belakang thorakal dan lumbal, sehingga
pada saat facet joint lepas dan disertai tarikan dari samping, terjadi gesekan pada
kedua permukaan facet joint menyebabkan ketegangan otot di daerah tersebut yang
fibrokartilago dengan matrik gelatinus. Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang
padat dan tak teratur. Diskus lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S1, menderita stress
mekanis paling berat dan perubahan degenerasi terberat. Penonjolan faset akan
mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis spinalis, yang
2.5.1. Usia
Secara teori, nyeri pinggang atau LBP dapat dialami oleh siapa saja, pada
umur berapa saja. Namun demikian keluhan ini jarang dijumpai pada kelompok umur
0-10 tahun, hal ini mungkin berhubungan dengan beberapa faktor etiologik tertentu
yag lebih sering dijumpai pada umur yang lebih tua. Biasanya nyeri ini mulai
dirasakan pada mereka yang berumur dekade kedua dan insiden tertinggi dijumpai
pada dekade kelima. Bahkan keluhan nyeri pinggang ini semakin lama
Laki-laki dan perempuan memiliki risiko yang sama terhadap keluhan nyeri
pinggang sampai umur 60 tahun, namun pada kenyataannya jenis kelamin seseorang
dapat mempengaruhi timbulnya keluhan nyeri pinggang, karena pada wanita keluhan
ini lebih sering terjadi misalnya pada saat mengalami siklus menstruasi, selain itu
proses menopause juga dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat
Berat Badan
Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih risiko timbulnya nyeri pinggang
lebih besar, karena beban pada sendi penumpu berat badan akan meningkat, sehingga
Tinggi Badan
Tinggi badan berkaitan dengan panjangnya sumbu tubuh sebagai lengan beban
2.5.4. Pekerjaan
Keluhan nyeri ini juga berkaitan erat dengan aktivitas mengangkat beban
serta penanggulangan keluhan ini. Pada pekerjaan tertentu, misalnya seorang kuli
pasar yang biasanya memikul beban di pundaknya setiap hari. Mengangkat beban
berat lebih dari 25 kg sehari akan memperbesar resiko timbulnya keluhan nyeri
pinggang.
Sikap tubuh yang salah merupakan penyebab nyeri pinggang yang sering
tidak disadari oleh penderitanya. Terutama sikap tubuh yang menjadi kebiasaan.
Kebiasaan seseorang, seperti duduk, berdiri, tidur, mengangkat beban pada posisi
yang salah dapat menimbulkan nyeri pinggang, misalnya, pada pekerja kantoran yang
terbiasa duduk dengan posisi punggung yang tidak tertopang pada kursi, atau seorang
Posisi berdiri yang salah yaitu berdiri dengan membungkuk atau menekuk ke muka.
Posisi tidur yang salah seperti tidur pada kasur yang tidak menopang spinal. Kasur
yang diletakkan di atas lantai lebih baik daripada tempat tidur yang bagian tengahnya
mengambil beban merupakan posisi yang salah, seharusnya beban tersebut diangkat
degeneratif, merokok, skoliosis mayor (kurvatura >80o), obesitas, tinggi badan yang
berlebihan, hal yang berhubungan pekerjaan seperti duduk dan mengemudi dalam
waktu lama, duduk atau berdiri berjam-jam (posisi tubuh kerja yang statik), getaran,
bawah pada usia muda dengan odds ratio 2,4 95% CI 1,3-6,0.
Red Flags adalah indicator yang mungkin suatu kondisi serius untuk ditangani . Red Flags
dibuat untuk diindikasikan pada kondisi Low Back pain akut.
e. IV drug use
f. Immunospuresson
g. Pain worsening at
night or when supine
From physical examination
Evidence of
neurological deficits
Yellow flags diindikasikan dengan factor resiko dari Low back pain yang berkaitan
dengan psikososial yang memungkinkan mempengaruhi timbulnya low back pain.
3. Gangguan mood
2.6. DIAGNOSIS
2.6.1. Anamnesis
Jenis ini paling sering ditemukan. Biasanya terdapat di garis tengah dengan radiasi ke
kanan dan ke kiri. Nyeri ini dapat berasal dari bagian-bagian di bawahnya seperti
Rasa nyeri dapat berganti-ganti dengan parestesi dan dirasakan pada dermatom yang
bersangkutan pada salah satu sisi badan. Kadang-kadang dapat disertai hilangnya
perasaan atau gangguan fungsi motoris. Iritasi dapat disebabkan oleh proses desak
Rasa nyeri ini dirasakan seperti rasa nyeri pada klaudikasio intermitens yang dapat
oleh penyumbatan pada percabangan aorta atau pada arteri iliaka komunis.
f) Nyeri psikogen
Rasa nyeri yang tidak wajar dan tidak sesuai dengan distribusi saraf dan dermatom
posisi mekanis yang merugikan. Mungkin terjadi robekan otot, peregangan fasia atau
Harus dibedakan antara LBP dengan nyeri tungkai, mana yang lebih dominan
radikuler. Nyeri pada tungkai yang lebih banyak dari pada LBP dengan rasio 80-20%
Bila nyeri LBP lebih banyak daripada nyeri tungkai, biasanya tidak menunjukkan
adanya suatu kompresi radiks dan juga biasanya tidak memerlukan tindakan operatif.
Gejala LBP yang sudah lama dan intermiten, diselingi oleh periode tanpa
gejala merupakan gejala khas dari suatu LBP yang terjadinya secara mekanis.
diskus dapat menyebabkan rasa tidak nyaman kronik dengan eksaserbasi selama 2- 4
minggu.
Walaupun suatu tindakan atau gerakan yang mendadak dan berat, yang
sebagian besar episode herniasi diskus terjadi setelah suatu gerakan yang relatif
bertambahnya nyeri LBP, yaitu duduk dan mengendarai mobil dan nyeri biasanya
berkurang bila tiduran atau berdiri, dan setiap gerakan yang bisa menyebabkan
meningginya tekanan intra-abdominal akan dapat menambah nyeri, juga batuk, bersin
dan mengejan sewaktu defekasi. Selain nyeri oleh penyebab mekanik ada pula nyeri
non-mekanik. Nyeri pada malam hari bisa merupakan suatu peringatan, karena bisa
ataupun infeksi.
miksi-defekasi, karena bisa merupakan tanda dari suatu lesi di kauda ekuina dimana
harus dicari dengan teliti adanya hipestesi peri-anal, retensio urin, overflow
incontinence dan tidak adanya perasaan ingin miksi dan gejala-gejala ini merupakan
suatu keadaan emergensi yang absolut, yang memerlukan suatu diagnosis segera dan
penyakit metabolik seperti polineuropati diabetik, namun juga harus diingat bahwa
hilangnya nyeri tanpa terapi yang adekuat dapat menandakan adanya suatu
penyembuhan, namun dapat pula berarti bahwa serabut nyeri hancur sehingga
dengan adanya depresi sehingga harus diberi pengobatan yang sesuai. Terdapat 5
tanda depresi yang menyertai nyeri yang hebat, yaitu anergi (tak ada energi),
anhedonia (tak dapat menikmati diri sendiri), gangguan tidur, menangis spontan dan
Pemeriksaan fisik secara komprehensif pada pasien dengan nyeri punggung meliputi
a) Inspeksi :
o Pemeriksaan fisik dimulai dengan inspeksi dan bila pasien tetap berdiri dan
menolak untuk duduk, maka sudah harus dicurigai adanya suatu herniasi diskus.
o Gerakan aktif pasien harus dinilai, diperhatikan gerakan mana yang membuat nyeri
dan juga bentuk kolumna vertebralis, berkurangnya lordosis serta adanya skoliosis.
Berkurang sampai hilangnya lordosis lumbal dapat disebabkan oleh spasme otot
paravertebral.
Fleksi ke depan (forward flexion) secara khas akan menyebabkan nyeri pada
tungkai bila ada HNP, karena adanya ketegangan pada saraf yang terinflamasi
diatas suatu diskus protusio sehingga meninggikan tekanan pada saraf spinal
b) Palpasi :
o Adanya nyeri (tenderness) pada kulit bisa menunjukkan adanya kemungkinan suatu
o Pada spondilolistesis yang berat dapat diraba adanya ketidak-rataan (stepoff) pada
o Penekanan dengan jari jempol pada prosesus spinalis dilakukan untuk mencari
o Harus dicari pula refleks patologis seperti babinski, terutama bila ada hiperefleksia
yang menunjukkan adanya suatu gangguan upper motor neuron (UMN). Dari
pemeriksaan refleks ini dapat membedakan akan kelainan yang berupa UMN atau
LMN.
c) Pemeriksaaan Motorik
o Harus dilakukan dengan seksama dan harus dibandingkan kedua sisi untuk
d) Pemeriksaan Sensorik
o Rasa gerak.
e) Refleks
o Refleks yang harus di periksa adalah refleks di daerah Achilles dan Patella, respon
dari pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengetahui lokasi terjadinya lesi pada
saraf spinal.
f) Special Test
o Tes Lasegue:
diluar kemauan terbatas, sering disertai dengan rasa nyeri. Positif pada
o Tes kernig:
Pasien terlentang, paha difleksikan, kemudian meluruskan tungkai bawah
sejauh mungkin anpa timbul rasa nyeri yang berarti. Positif jika terdapat
o Tes Naffziger:
Dengan menekan kedua vena jugularis, maka tekanan LCS akan meningkat,
o Tes valsava:
Penderita disuruh mengejan kuat maka tekanan LCS akan meningkat, hasilnya
o Spasme m. psoas:
Diperiksa pada pasien yang berbaring terlentang dan pelvis ditekan kuat –
kuat pada meja oleh sebelah tangan pemeriksa, sementara tangan lain
involunter m.psoas.
o Tes Gaenselen:
Terbatasnya fleksi lumbal secara pasif dan rasa nyeri yang diakibatkan sering
Kemudian pemeriksa menekan kuat – kuat ke bawah kearah meja dan ke atas
kearah kepala pasien, yang secara pasif menimbulkan fleksi columna spinalis
lumbalis.
a) Laboratorium:
Pada pemeriksaan laboratorium rutin penting untuk melihat; laju endap darah (LED),
kadar Hb, jumlah leukosit dengan hitung jenis, dan fungsi ginjal.
LP akan normal pada fase permulaan prolaps diskus, namun belakangan akan terjadi
transudasi dari low molecular weight albumin sehingga terlihat albumin yang sedikit
c) Pemeriksaan Radiologis :
- Foto rontgen biasa (plain photos) sering terlihat normal atau kadang-kadang
bersamaan dengan suatu posisi yang tegang dan melurus dan suatu skoliosis akibat
Mielografi berguna untuk melihat kelainan radiks spinal, terutama pada pasien
yang sebelumnya dilakukan operasi vertebra atau dengan alat fiksasi metal.
dengan lebih jelas ada atau tidaknya kompresi nervus atau araknoiditis pada
pasien yang menjalani operasi vertebra multipel dan bila akan direncanakan
MRI (akurasi 73-80%) biasanya sangat sensitif pada HNP dan akan
menunjukkan berbagai prolaps. Namun para ahli bedah saraf dan ahli bedah
ortopedi tetap memerlukan suatu EMG untuk menentukan diskus mana yang
Mielografi atau CT mielografi dan atau MRI adalah alat diagnostik yang
sangat berharga pada diagnosis LBP dan diperlukan oleh ahli bedah saraf atau
adanya sekwester diskus yang lepas dan mengeksklusi adanya suatu tumor.
Mumenthaler (1983) menyebutkan adanya 25% false negative diskus prolaps pada
Elektromiografi (EMG) :
untuk :
Elektroneurografi (ENG)
tertentu sehingga kecepatan hantar saraf (KHS) motorik dan sensorik (Nerve
refleks dengan masa laten panjang seperti F-wave dan H-reflex. Pada gangguan
radiks, biasanya NCV normal, namun kadang-kadang bisa menurun bila telah ada
penggunaan tes diagnostik lebih dari satu akan mempertajam akurasi diagnostik.
Harus diingat bahwa seluruh pemeriksaan tambahan ini dilakukan dalam kerangka
pemeriksaan klinis neurologis dan harus dievaluasi sebagai suatu kesatuan yang
menyeluruh sehingga sampai pada suatu kesimpulan diagnosis yang akurat sehingga
2.7. PENATALAKSANAAN
Sebagian besar pasien dapat diatasi secara efektif dengan kombinasi dari
pemberian informasi, saran, analgesia, dan jaminan yang tepat. Pasien juga harus
disemangati untuk segera kembali bekerja. Penjelasan dan saran dapat juga dalam
bentuk tertulis. Kronisitas low back pain dapat dihindari dengan: memperhatikan
aspek psikologis gejala yang ada, menghindari pemeriksaan yang tidak perlu dan
berat).
Faktor yang berhubungan dengan hasil dan kronisitas low back pain :
Pemahaman tentang nyeri dan disabilitas: rasa takut dan kesalahpahaman tentang
nyeri.
paramedis, dan yang paling penting atasan pasien). Empat kelompok faktor risiko
sesuai dan pedoman manajemen perilaku. Fokusnya hanya pada faktor psikologis
yang mengarah ke kronisitas . Red flags akan mengidentifikasi sejumlah kecil pasien
yang membutuhkan rujukan ke ahli bedah. Begitu pula jika pasien bertendensi untuk
bunuh diri, harus dirujuk ke psikiater secepatnya. Kedua grup pasien ini harus
Mendengarkan bukan hanya apa yang dikatakan, tetapi bagaimana hal tersebut
dikatakan.
pasien.
tentang nyeri dan implikasinya, serta penghindaran aktivitas karena takut membuat
penatalaksanaan multidisiplin, menekankan pada metode aktif daripada pasif, dan self
biasanya.
Tirah baring: tidak dianjurkan sebagai terapi, tetapi pada beberapa kasus dapat
dilakukan
Medikasi: obat anti-nyeri diberikan dengan interval biasa dan digunakan hanya jika
diperlukan. Mulai dengan parasetamol atau NSAID. Jika tidak ada perbaikan, coba
penghilang nyeri ekstra dan belum dapat kembali bekerja dalam 1-2 minggu.
Terapi dan intervensi lain: belum ada penelitian mengenai terapi dengan traksi, termis
a) Definisi
dalam kanalis vertebralis akibat degenerasi annulus fibrosus korpus vertebralis yang
merupakan penyebab tersering nyeri pugggung bawah yang bersifat akut, kronik atau
Intervertebralis, ruptured disc, slipped disc, prolapsus disc. Hernia Nucleus Pulposus
(HNP) adalah suatu penyakit, dimana bantalan lunak diantara ruas-ruas tulang
belakang (soft gel disc atau Nucleus Pulposus) mengalami tekanan di salah satu
bagian posterior atau lateral sehingga nucleus pulposus pecah dan luruh sehingga
terjadi penonjolan melalui anulus fibrosus ke dalam kanalis spinalis dan
b) Etiologi
terjadinya herniasi. Penyebab utama terjadinya HNP adalah cidera, cidera dapat
terjadi karena terjatuh tetapi lebih sering karena posisi menggerakkan tubuh yang
salah. Pada posisi gerakan tulang belakang yang tidak tepat maka sekat tulang
belakang akan terdorong ke satu sisi dan pada saat itulah bila beban yang mendorong
cukup besar akan terjadi robekan pada annulus pulposus yaitu cincin yang melingkari
nucleus pulposus dan mendorongnya merosot keluar sehingga disebut hernia nucleus
pulposus. Sebenarnya cincin (annulus) sudah terbuat sangat kuat tetapi pada pasien
tertentu di bagian samping belakang (posterolateral) ada bagian yang lemah (locus
minoris resistentiae).
Contoh kejadian sehari-hari yang dapat membuat terjadinya HNP adalah sebagai
berikut:
Mengejar bola yang cukup jauh dengan ayunan langkah yang tidak akurat saat
tennis.
Mengepel lantai.
Melompat.
Membungkuk tiba-tiba.
tidak disengaja. Sehingga unsur ketidak sengajaan dan tiba-tiba memainkan peran
Pekerjaan dan aktivitas: duduk yang terlalu lama, mengangkat atau menarik
punggung, latihan fisik yang berat, paparan pada vibrasi yang konstan seperti
supir.
Olahraga yang tidak teratur, mulai latihan setelah lama tidak berlatih, latihan
Keterampilan pekerja.
MRImenjadi :
Bulging Disc, suatu penonjolan atau konveksitas dari diskus melewati batas diskus
Proalapsed Disc, suatu penonjolan dari diskus melalui annulus fibrosus yang
Extruded Disc, suatu penonjolan dari diskus melalui annulus fibrosus yang
longitudinalis posterior.
Sequesteres Disc, sebagian dari nucleus pulposus keluar melalui annulus fibrosus
yang telah robek, kehilangan kontinuitas dengan nucleuos pulposus yang berada
pada banyak akar saraf bila mengenai cauda equina atau nielopati apabila mengenai
medula spinalis.
Mengenai akar saraf yang terekat, misal HNP vertebra L4-L5 akan mengenai akar
saraf L4 .
kejadian luka pada posisi fleksi, tapi perbandingan yang sesungguhnya pada pasien
non trauma adalah kejadian yang berulang. Proses penyusutan nucleus pulposus pada
ligamentum longitudinal posterior dan annulus fibrosus dapat diam di tempat atau
Pada kasus berat penyakit sendi, nucleus menonjol keluar sampai anulus atau menjadi
“extruded” dan melintang sebagai potongan bebas pada canalis vertebralis. Lebih
sering, fragmen dari nucleus pulposus menonjol sampai pada celah anulus, biasanya
terjadi pada satu sisi atau lainnya (kadang-kadang ditengah), dimana mereka
mengenai sebuah serabut atau beberapa serabut saraf. Tonjolan yang besar dapat
Hernia Servikalis
Otot-otot leher spastik, kaku kuduk, refleks biseps yang menurun atau menghilang.
Hernia ini melibatkan sendi antara tulang belakang dari C5 dan C6 dan diikuti C4 dan
C5 atau C6 dan C7. Hernia ini menonjol keluar posterolateral mengakibatkan tekanan
pada pangkal syaraf. Hal ini menghasilkan nyeri radikal yang mana selalu diawali
Hernia Thorakalis
Hernia ini jarang terjadi dan selalu berada digaris tengah hernia. Gejala-gejalannya
terdiri dari nyeri radikal pada tingkat lesi yang parastesis. Hernia dapat menyebabkan
e) Patofisiologi
degeneratif yang terjadi pada proses penuaan. Kehilangan protein polisakarida dalam
menimbulkan nyeri, sebab pada bagian belakang vertebra terdapat serabut saraf spinal
serta akarnya, dan apabila tertekan oleh prolapsus discus intervertebralis akan
pulposus bersama beberapa bagian anulus ke dalam kanalis spinalis atau foramen
massa padat dan tetap menyatu dengan badan diskus, walaupun fragmen-fragmennya
masuk lalu berada bebas ke dalam kanalis spinalis. Perubahan morfologik pertama
yang terjadi pada diskus adalah memisahnya lempeng tulang rawan dari korpus
vertebra di dekatnya.
Karena adanya gaya traurnatik yang berulang, sobekan itu menjadi lebih besar dan
timbul sobekan radial. Apabila hal ini telah terjadi, maka risiko HNP hanya
menunggu waktu dan bisa terjadi pada trauma berikutnya. Gaya presipitasi itu dapat
pulposus dapat mencapai ke korpus tulang belakang di atas atau di bawahnya. Bisa
Schmorl atau merupakan kelainan yang mendasari low back pain subkronis atau
kronis yang kemudian disusul oleh nyeri sepanjang tungkai yang dikenal sebagai
pulposus menekan radiks yang bersama-sama dengan arteria radikularis yang berada
dalam lapisan dura. Hal itu terjadi jika penjebolan berada di sisi lateral. Tidak akan
ada radiks yang terkena jika tempat herniasinya berada di tengah. Pada tingkat L2,
dan terus ke bawah tidak terdapat medula spinalis lagi, maka herniasi yang berada di
garis tengah tidak akan menimbulkan kompresi pada kolumna anterior. Setelah terjadi
HNP, sisa diskus intervertebral ini mengalami lisis, sehingga dua korpora vertebra
pulposus menekan pada radiks yang bersama-sama dengan arteria radikularis berada
dalam bungkusan dura. Hal ini terjadi kalau tempat herniasi di sisi lateral. Bilamana
karena pada tingkat L2 dan terus kebawah sudah tidak terdapat medula spinalis lagi,
maka herniasi di garis tengah tidak akan menimbulkan kompresi pada kolumna
anterior.
lumbal yang lebih tinggi jarang dan hampir selalu akibat trauma masif. Karena
hubungan anatomis pada vertebra lumbal, protrusi diskus biasanya menekan radiks
saraf yang muncul satu vertebra di bawahnya. Jika terdapat fragmen diskus bebas,
biasanya mengenai radiks yang muncul di atas diskus yang mengalami herniasi.
Daerah lumbal, khususnya daerah L5-S1 mempunyai tugas yang berat, yaitu
menyangga berat badan. Diperkirakan 75% berat badan disangga oleh sendi
L5-S1.
Mobilitas daerah lumabal terutama untuk gerak fleksi dan ekstensi sangat
tinggi. Diperkirakan hampir 57% aktivitas fleksi dan ekstensi tubuh dilakukan
menekan akar–akar saraf spinal. Pada umumnya herniassi paling besar kemungkinan
terjadi di bagian koluma yang lebih banyak bergerak (Perbatasan Lumbo Sakralis dan
Servikotoralis).
Sebagian besar dari HNP terjadi pada lumbal antara VL 4 sampai L 5, atau L5
sampai S1. Arah herniasi yang paling sering adalah posterolateral. Karena radiks saraf
pada daerah lumbal miring kebawah sewaktu berjalan keluar melalui foramena
protein yang berdampak pada peningkatan kadar cairan sehingga tekanan intra distal
meningkat, menyebabkan ruptur pada anulus dengan stres yang relatif kecil.
Sedang M. Istiadi (1986) mengatakan adanya trauma baik secara langsung atau
tidak langsung pada diskus intervertebralis akan menyebabkan komprensi hebat dan
herniasi nucleus pulposus (HNP). Nukleus yang tertekan hebat akan mencari jalan
f) Manifestasi Klinis
Nyeri dapat terjadi pada bagian spinal manapun seperti servikal, torakal
perkembangan (akut atau kronik) dan pengaruh pada struktur disekitarnya. Penekanan
terhadap radiks posterior yang masih utuh dan berfungsi mengakibatkan timbulnya
nyeri radikular. Jika penekanan sudah menimbulkan pembengkakan radiks posterior,
bahkan kerusakan structural yang lebih berat gejala yang timbul ialah hipestesia atau
anastesia radikular. Nyeri radikular yang bangkit akibat lesi iritatif diradiks posterior
Gejala klasik dari HNP lumbal adalah : nyeri punggung bawah yang
diperberat dengan posisi duduk dan nyeri menjalar hingga ekstremitas bawah. Nyeri
radikuler atau sciatica, biasanya digambarkan sebagai sensasi nyeri tumpul, rasa
terbakar atau tajam, disertai dengan sensasi tajam seperti tersengat listrik yang
parestesia otot kuadrisep dan tibialis anterior dan tibialis anterior, reflex
patella berkurang.
paresis otot peronealis dan triseps surae, hilangnya reflex triseps surae (reflex
tendon Achilles).
g) Penatalaksanaan
Terapi Konservatif
Tujuan terapi konservatif adalah mengurangi iritasi saraf, memperbaiki kondisi fisik
keseluruhan. Perawatan utama untuk diskus hernia adalah diawali dengan istirahat
dengan obat-obatan untuk nyeri dan anti inflamasi, diikuti dengan terapi fisik.
Dengan cara ini, lebih dari 95% penderita akan sembuh dan kembali pada aktivitas
normalnya. Beberapa persen dari penderita butuh untuk terus mendapat perawatan
lebih lanjut yang meliputi injeksi steroid atau pembedahan. Terapi konservatif
meliputi ;
Tirah baring
Tujuan tirah baring untuk mengurangi nyeri mekanik dan tekanan intradiskal,lama
yang dianjurkan adalah 2-4 hari. Tirah baring terlalu lama akan menyebabkan otot
melemah. Pasien dilatih secara bertahap untuk kembali ke aktifitas biasa. Posisi tirah
baring yang dianjurkan adalah dengan menyandarkan punggung, lutut dan punggung
bawah pada posisi sedikit fleksi. Fleksi ringan dari vertebra lumbosakral akan
Medikamentosa
Opioid : tidak terbukti lebih efektif dari analgetik biasa. Pemakaian jangka
Terapi Fisik
Traksi pelvis
Menurut panel penelitian di Amerika dan Inggris traksi pelvis tidak terbukti
dengan tirah baring dan korset saja tidak menunjukkan perbedaan dalam
kecepatan penyembuhan.
otot. keadaan akut biasanya dapat digunakan kompres dingin, termasuk bila
dingin.
Korset lumbal
Korset lumbal tidak bermanfaat pada HNP akut namun dapat digunakan untuk
Latihan
jalan kaki, naik sepeda atau berenang. Latihan lain berupa kelenturan dan penguatan.
sendi dan jaringan lunak. Dengan latihan dapat terjadi pemanjangan otot, ligamen dan
Pasien perlu mendapat pengetahuan mengenai sikap tubuh yang baik untuk
mencegah terjadinya cedera maupun nyeri. Beberapa prinsip dalam menjaga posisi
menggeser posisipanggul.
Pembedahan
Terapi bedah berguna untuk menghilangkan penekanan dan iritasi saraf sehingga
nyeri dan gangguan fungsi akan hilang. Tindakan operatif HNP harus
intervertebral
radiks.
bagian yang menonjol dengan general anesthesia. Hanya sekitar 2 – 3 hari tinggal
dirumah sakit. Akan diajurkan untuk berjalan pada hari pertama setelah operasi untuk
sembuh total memakan waktu beberapa minggu. Jika lebih dari satu diskus yang
harus ditangani jika ada masalah lain selain herniasi diskus. Operasi yang lebih
dan mungkin memerlukan waktu yang lebih lama untuk sembuh (recovery).
o Microdisectomy
fragmen of nucleated disk melalui irisan yang sangat kecil dengan menggunakan
raydan chemonucleosis.
herniasi diskus untuk melarutkan substansi gelatin yang menonjol. Prosedur ini
h) Pencegahan33
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya Low Back
Pain yang disebabkan karena trauma yaitu mengurangi aktivitas fisik yang berat
seperti mengangkat barang yang berat atau selalu membungkuk terutama bagi orang
lanjut usia. Bila terjadi fraktur atau dislokasi harus ditangani sesegera mungkin untuk
menghindari komplikasinya terhadap diskus intervertebralis yang pada akhirnya
Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang kuat dan sebanyak
mungkin otot tulang belakang yang lebih lemah dibebaskan dari pembebanan.
Lengan harus berada sedekat mungkin dengan badan dan dalam posisi lurus.
Dagu ditarik segera setelah kepala bisa ditegakkan lagi pada permulaan
gerakan. Dengan mengangkat kepala dan sambil menarik dagu, seluruh tubuh
belakang diluar.
Berat badan dimanfaatkan untuk menarik dan mendorong, serta gaya untuk
Untuk menerapkan kedua prinsip kinetik itu setiap kegiatan mengangkat dan
Hal yang patut diingat untuk efisiensi kerja dan kenyamanan kerja, yaitu hindari
Stenosis tulang belakang lumbal (penyempitan pada ruang saraf) terjadi akibat
penyempitan kanal spinal secara perlahan, mulai dari gangguan akibat penebalan
ligamen kuning, sendi faset yang membesar, dan diskus yang menonjol. Penyempitan
yang cukup signifikan dapat menyebabkan kompresi saraf, yang menyebabkan gejala
nyeri, termasuk nyeri punggung bawah, nyeri pantat, dan rasa sakit di kaki dan mati
rasa yang semakin memburuk saat berjalan dan berkurang saat istirahat. Biasanya
seseorang dengan stenosis tulang belakang memiliki keluhan khas nyeri yang luar
biasa pada tungkai atau betis dan punggung bagian bawah bila berjalan. Hal ini
biasanya terjadi berulang kali dan hilang dengan duduk atau bersandar. Saat tulang
belakang dibungkukkan, akan tersedia ruang yang lebih luas bagi kanal spinal,
sehingga gejala berkurang. Meskipun gejala dapat muncul akibat penyempitan kanal
spinal, tidak semua pasien mengalami gejala. Belum diketahui mengapa sebagian
pasien mengalami gejala dan sebagian lagi tidak. Karena itu, istilah stenosis tulang
belakang bukan merujuk pada ditemukannya penyempitan kanal spinal, namun lebih
pada adanya nyeri tungkai yang disebabkan oleh penekanan saraf yang terkait.
Penyebab
Penyebab paling umum dari stenosis tulang belakang lumbar adalah arthritis
degeneratif dan penyakit degeneratif diskus. Seperti sendi lain dalam tubuh, arthritis
biasanya terjadi di tulang belakang sebagai bagian dari proses penuaan yang normal
dan sebagai akibat osteoarthritis. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya tulang rawan
antara tulang pada sendi, pembentukan taji tulang (osteofit), hilangnya ketinggian
normal dari diskus antara vertebrae tulang belakang (penyakit degeneratif diskus,
juga dikenal sebagai spondylosis), dan pertumbuhan berlebih (hipertrofi) dari struktur
ligamen. Degenerasi lebih lanjut dari diskus lumbar dapat menyebabkan pergeseran
dari satu vertebra ke vertebra yang lain, sebuah proses disebut sebagai
tersedia bagi saraf di kanal tulang belakang dan mengakibatkan tekanan langsung
pada jaringan syaraf untuk menyebabkan gejala stenosis tulang belakang lumbar.
Stenosis tulang belakang lumbar juga dapat disebabkan oleh kondisi lain yang
mengurangi ruang dari kanal tulang belakang atau foramen vertebra. Ini dapat
termasuk :
Tumor
Infeksi
Kelemahan (kelumpuhan)
Nyeri
Kesemutan
Dalam kebanyakan situasi, gejala membaik ketika pasien duduk atau bersandar ke
depan. Biasanya, sensasi nyeri yang menjalar dengan cepat ke kaki (shooting
sensation) muncul saat berjalan dan berkurang dengan istirahat. Berdiri dan
membungkuk ke belakang dapat membuat gejala lebih buruk. Hal ini terjadi karena
mempersempit ruang ini. Oleh karena itu lebih nyaman bagi pasien untuk duduk atau
bersandar ke depan. Pasien sering tidak bisa berjalan untuk jarak jauh dan sering
Gejala biasanya memburuk dengan waktu. Hal ini karena arthritis degeneratif adalah
penyakit progresif yang secara bertahap menjadi lebih parah dengan waktu. Jika tidak
diobati, kompresi pada saraf dari stenosis tulang belakang lumbar dapat menyebabkan
kelemahan dan hilangnya fungsi sensasi dari kaki. Hal ini juga dapat menyebabkan
hilangnya kontrol usus dan kandung kemih dan hilangnya fungsi seksual.
Faktor Resiko
Berusia 50 tahun atau lebih (osteofit atau tonjolan tulang berkaitan dengan
pertambahan usia)
Diagnosis
penyebab, serta beratnya stenosis spinal. Dalam beberapa kasus, tes saraf khusus
termasuk electromyogram (EMG) atau studi konduksi saraf dapat dilakukan. Tes ini
dapat mengidentifikasi kerusakan atau iritasi saraf yang disebabkan oleh kompresi
jangka panjang dari stenosis tulang belakang. Tes-tes ini juga dapat membantu
Penatalaksanaan
Apabila tidak terdapat keterlibatan saraf berat atau progresif, kita dapat menangani
menghilangkan nyeri.
Blok akar saraf dekat saraf yang terkena untuk menghilangkan nyeri
sementara.
pasien dengan otot perut yang lemah atau pasien berusia lanjut dengan
berbagai teknik, sebagian besar dengan memanipulasi jarum tipis dan keras
Pada banyak kasus, keadaan yang menyebabkan stenosis spinal tidak dapat
diatasi secara permanen melalui terapi nonbedah, meskipun usaha ini dapat
baal atau kelemahan yang mengganggu proses berjalan, gangguan fungsi usus besar
(buang air besar) atau kandung kemih (buang air kecil). Efektivitas terapi nonbedah,
beratnya nyeri yang dialami pasien, dan pilihan pasien, semua dapat merupakan
faktor yang mempengaruhi apakah operasi akan dilakukan atau tidak. Tujuan operasi
laminektomi dekompresi, yakni pengangkatan lamina (atap) pada satu atau lebih
tulang belakang untuk memberikan ruang bagi saraf. Apabila segmen tulang belakang
yang terkena juga dianggap tidak stabil (misalnya spondilolistesis atau subluksasi
lateral pada skoliosis degeneratif) atau menjadi penyebab yang signifikan dari nyeri
punggung yang dialami pasien, fusi mungkin juga akan dilakukan pada saat yang
bersamaan. Fusi seringkali melibatkan penggunaan tulang pasien sendiri dari lamina
atau faset yang diangkat, ditambah dengan sekrup pedikel dari titanium.
\\
DAFTAR PUSTAKA
1. Harsono (Ed). Kapita selekta neurologi edisi kedua. Gadjah Mada University
Press, 2007 h. 265-284
2. Rathmell, JP. A 50-year-old man with chronic low back pain. JAMA
2008;299(17):2066-2077
3. Atlas SJ. Nonpharmacological treatment for low back pain: duration of
symptoms influences initial management. J Musculoskel Med 2010; 27: 20-
27.
4. Dewanto G, Wita JS, Budi R, Yuda T. Diagnosis dan tata laksana penyakit
saraf. EGC, 2009, hal. 128-131
5. Chou R, Amir Q, Vincenza S , Donald C, Thomas C, Paul S et al. Clinical
Guidelines: Diagnosis and treatment of low back pain: a joint clinical practice
guideline from the American college of physicians and the American pain
society. Ann Intern Med. 2007;147:478-491
6. Lumbantobing SM, Tjokronegoro A, Junada A. Nyeri Pinggang Bawah.
Jakarta. Fakultas . Kedokteran Universitas Indonesia. 1983
7. Nursamsu, Handono Kalim. Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri Pinggang.
Malang. Lab./SMF Ilmu Penyakit Dalam FK Universitas Brawijaya. 2004
8. Dorland, W.A. Newman. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta. EGC. 2002