Anda di halaman 1dari 24

HERNIA

INGUINALIS
Bedah Buku dari Buku Ajar
Kepaniteraan Senior Bedah
Disertai Latihan OSCE
Volume 1

Andi Aditya Ernanda A


Selvina Tanry
Rani Puspita Hapsari
Dimas Muhammad Ilham
Shafa Nahdah
Definisi Hernia
Inguinalis
Kondisi prostrusi (penonjolan) organ intestinal
masuk ke rongga melalui defek atau bagian
dinding yang tipis atau lemah dari cincin
inguinalis. Materi yang masuk lebih sering
adalah usus halus, tetapi bisa juga merupakan
suatu jaringan lemak atau omentum.
Anatomi Regio Inguinal
Secara letak anatomi, anterior dinding perut terdiri atas otot-otot terdiri dari
aponeurosis, facia, lemak, dan kulit.

Untuk mencegah terjadinya hernia inguinalis, terdapat otot transversus abdominalis yang
merupakan otot internal lateral yang terdiri dari otot-otot dinding perut dan lapisan dinding
perut.
Segitiga Hasselbach bagian medial dibatasi oleh lateral rektus abdominis, bagian lateral
dibatasi oleh pembuluh darah vena dan arteri epigastrika inferior, pada bagian basis dibatasi
oleh ligamentum inguinal.
Anatomi Regio Inguinal
Kanalis inguinalis adalah saluran yang melalui dinding perut bagian bawah
berbentuk tabung yang merupakan tempat turunnya testis ke dalam skrotum.
Kanalis inguinalis dibatasi oleh anulus inguinalis internus yang merupakan
bagian terbuka dari fasia transversalis dan aponeurosis muskulus transversus
abdominalis.
Pada laki-laki, funikulus spermatikus melewati kanal inguinalis yang merupakan tempat testis di dalam
kantong skrotum. Funikulus spermatikus memiliki banyak pembuluh darah arteri, saraf, dan duktus
deferen yang menghubungkan testis dengan vesikula seminalis.
Klasifikasi Hernia Inguinalis
HERNIA INGUINALIS
INDIRECT
(LATERALIS)

Hernia disebut lateralis karena menonjol dari Hernia inguinalis indirek (lateralis) merupakan bentuk
perut di lateral pembuluh epigastrika inferior, hernia yang paling sering ditemukan dan diduga
dan disebut indirek karena keluar melalui dua mempunyai penyebab kongenital. Hernia inguinalis
pintu dan saluran yaitu anulus dan kanalis lateralis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis
inguinalis, berbeda dengan hernia medialis internus yangterletak di sebelah lateral vasa epigastric
yang langsung menonjol melalui segitiga inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar dari
Hesselbach. rongga perut melalui anulus inguinalis eksternus.
Klasifikasi Hernia Inguinalis
HERNIA INGUINALIS
DIRECT (MEDIALIS)

Hernia inguinalis medialis atau hernia Maka hernia ini umumnya terjadi bilateral,
direk hampir selalu disebabkan oleh khususnya pada lelaki tua. Hernia ini jarang
peninggian tekanan intraabdomen mengalami inkarserasi dan strangulasi. Kadang
kronik dan kelemahan otot dinding di ditemukan defek kecil di otot oblikus internus
trigonum Hesselbach. abdominis, pada segala usia, dengan cincin yang
kaku dan tajam yang sering menyebabkan
strangulasi.
Etiologi Hernia Inguinalis
• Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital
atau karena sebab yang didapat.
• Lebih banyak terjadi pada lelaki daripada perempuan.
• Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan
pintu masuk hernia pada anulus internus yang cukup lebar
sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia.
Etiologi Hernia Inguinalis
• Pada orang sehat ada tiga mekanisme yang dapat
mencegah terjadinya hernia inguinalis, yaitu kanalis
inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur otot
oblikus internus abdominis yang menutup anulus
inguinalis internus ketika berkontraksi, dan adanya fasia
transversa yang kuat sehingga menutupi trigonum
hasselbach yang umumnya hampir tidak berotot.
Diagnosis
Hernia Inguinalis
Diagnosis Hernia Inguinalis

Anamnesis Pemeriksaan
Fisik

Pemeriksaan Pemeriksaan
khusus Penujnag
Anamnesis

• Dewasa, “Benjoalan” di lipatan paha atau perut bagian bawah scrotum atau
labium mayor wanita
• Bayi dan Anak-anak, Benolan yang hilang timbul biasanya diketahui oleh
orang taunya
• Benjolan muncul ketika terjadi peningkatan tekanan intra abdominal. Misal
: mengejan, menangis, batuk atau mengangkat beban berat.
• Benjolan hilang berbaring (reponibilis), Benjoaln tidak menghilang saat
berbarign (irreponibilis)
• Nyeri visceral epigastrium atau paraumbirikal (namun janrang dijumpai)
Anamnesis

Faktor predisposisi

• Pekerjaan mengangkat beban berat: atlet angkat besi,


tentara, kuli bangunan dll
• Penyakit atau gangguan kronis: BPH, stricture urethra,
batuk kronis, ascites, atau susah BAB
• Faktor usia, semakin tua, otot-otot dinding abdomen
semakin lemah
Pemeriksaan Fisik

Inspeksi

• Posisi pasien berdiri dan berbaring, perhatikan asimetris pada


kedua sisi lipat paha skrotum atau labia
• Pasien diminta mengedan atau batuk, perhatikan apakah ada
benjolan atau keadaan asimetris, apakah ada tanda-tanda radang
(Hernia inguinalis biasanya tidak ada tanda radang)
Pemeriksaan Fisik
Palpasi

• Meraba konsistensi benjolan


• Mereposisi benjolan dengan jari telunjuk atau dengan
jari kelingking (anak-anak)
• Meraba cincin hernia (berupa anulus inguinalis)

Auskultasi
• Suara bising usus (diatas benjolan)
Pemeriksaan Khusus
Zieman’s Test

• Hernia dimasukkan terlebih dahulu ke dalam cavum abdomen


• Jari kedua pemeriksa diletakkan di atas annulus inguinalis internus
(2,5 cm di atas pertengahan SIAS dan tuberculum pubicum)
• Jari ketiga diletakkan pada annulus inguinalis eksternus
• Jari keempat pada fossa ovalis
• Penderita diminta mengejan, maka akan timbul dorongan pada
salah satu jari
• Dorongan pada jari kedua  hernia inguinalis lateralis
• Dorongan pada jari ketiga  hernia inguinalis medialis
• Dorongan pada jari keempat  hernia femoralis
Pemeriksaan Khusus
Thumb Test Finger Test

• Dilakukan hanya pada laki-laki • Benjolan dimaukkan ke dalam


• Dengan jari telunjuk, skrotum di rongga perut
invaginasikan menyelusuri annulus • Ibu jari ditekankan pada annulus
eksternus sampai kanalis inguinalis internus
• Kemudian penderita diminta batuk • Penderita diminta mengejan
 ada dorongan • Bila benjolan keluar pada waktu
• Dorongan di ujung jari  hernia mengejan  hernia inguinalis
inguinalis lateralis medialis
• Dorongan di samping jari (sisi • Bila benjolan tidak keluar 
medial)  hernia inguinalis hernia ingunalis lateralis
medialis
Pemeriksaan Penunjang
(untuk mencari kemungkinan adanya tekanan intraperitoneal yang meningkat)

Rectum Toucher X-Foto


BPH, Stenosis Anal, Batuk Kronik,
Tumor Recti Thorax
Tumor Paru

USG Genetalia Eksterna


Asites, Tumor Striktur uretra, Phymosis
Abdomen
Abdomen
Diagnosis Banding

Hidrokel Testis
Tumor Testis
Varikokel
Lipoma
Abses Inguinal
Hematom
Limfadenopati karena trauma
Penatalaksanaan Hernia Inguinalis
 Konservatif
Reposisi dan pemakaian penyangga
atau penunjang untuk
mempertahankan isi hernia yang telah
direposisi

 Operatif
 Prinsip : perbaiki faktor yang
memperburuk (batuk kronis,
obstruksi prostat, tumor colon,
asites) sebelum operasi
 Jenis-jenis operasi:
1. Herniotomi
2. Hernioplasti
Indikasi Pembedahan pada Hernia Inguinalis
Penonjolan besar  indikasi
peningkatan risiko hernia
inkarserata atau hernia
strangulata

Nyeri hebat  respon


masuknya benjolan
memenuhi kanal
Komplikasi

● Bila isi hernia usus  perforasi  abses lokal, fistel,


peritonitis

● Obstruksi usus  Gangguan keseimbangan cairan,


elektrolit, dan asam basa

● Strangulasi  Gangren
Prognosis
● PROGNOSIS BAIK apabila diagnosis ditegakkan tepat waktu dan
terdapat perbaikan
● Morbiditas Sekunder (diagnosis maupun komplikasi)

● Pada bayi adan anak: PROGNOSIS SANGAT BAIK

● Insiden komplikasi pada anak hanya sekitar 2%. Insiden infeksi


pasca bedah mendekati 1%, rekuren <1%
References
1. Erickson K, M. 2009. Abdominal Hernias. Emedicine Speciaties General Surgery Abdomen. USA

2. Omar F dan Moffat D.2004. At Glance Anatomi. Erlangga. Jakarta. Indonesia

3. Netter, Frank H. Atlas Of Human Anatomy 25th Edition. Jakarta: EGC, 2014.

4. Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Media Aesculapius. Jakarta. Indonesia.

5. Snell R, S. 2006. Anatomi Klinik. EGC. Jakarta. Indonesia.

6. Schwartz. 2000. Intisari Prinsip- Prinsip Ilmu Bedah. EGC. Jakarta. Indonesia

7. Sjamsuhidajat, R. 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta. Indonesia.

8. Lutfi Achmad, Thalut Kamardi.2007. Dinding Perut, Hernia, Retroperitoneum dan Omentum. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3.
EGC.615-641

9. Grace PA. dan Borley NR. 2006. At Glance Ilmu Bedah. Erlangga. Jakarta. Indonesia.

10. Doherty GM dan Way LW. 2006. Current Surgical Diagnosis and Treatment, 12th edition. McGraw-Hill. U.S.A

11. Muttaqin A dan Sari K. 2011. Gangguan Gastrointestinal. Salemba Medika. Jakarta. Indonesia.

12. W. Steve Eubanks M. D. 2004. Hernia. Sabiston Textbook of Surgery. 16th Edition. Philadelphia. Elsevier Saunders. 783-800
Terima kasih
Mohon Bimbingannya

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icon by Flaticon, and infographics &
images from Freepik

Anda mungkin juga menyukai