Anda di halaman 1dari 47

HERNIA

INGUINALIS
Pembimbing klinik
dr. Masyita, Sp. Rad
dr. Dafriana Darwis, Sp.
Rad

MUSYARAFA
N 111 17 058
Pendahuluan
Secara umum hernia merupakan penonjolan (protrusi) isi suatu
rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga
bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui
defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik
dinding perut
Lanjutan . . .
Untuk memahami lebih jauh tentang hernia diperlukan
pengetahuan tentang kanalis inguinalis. Hernia inguinalis dibagi
menjadi hernia ingunalis lateralis dan hernia ingunalis medialis
dimana hernia ingunalis lateralis ditemukan lebih banyak dua
pertiga dari hernia ingunalis. Sepertiga sisanya adalah hernia
inguinalis medialis. Hernia lebih dikarenakan kelemahan dinding
belakang kanalis inguinalis.
INSIDENSI DAN EPIDEMIOLOGI

• Hernia terdapat 6 kali lebih banyak pada pria dibandingkan


wanita1. Pada pria, 97 % dari hernia terjadi di daerah inguinalis, 2
% sebagai hernia femoralis dan 1% sebagai hernia umbilicalis1. Pada
wanita variasinya berbeda, yaitu 50 % terjadi pada daerah
inguinalis, 34 % pada canalis femoralis dan 16 % pada umbilicus. 1
• Tempat umum hernia adalah lipat paha, umbilikus, linea alba, garis
semilunaris dari Spiegel, diafragma, dan insisi bedah. Tempat
herniasi lain yang sebanding tetapi sangat jarang adalah perineum,
segitiga lumbal superior dari Grynfelt, segitiga lumbal inferior dari
Petit, dan foramen obturator serta skiatika dari pelvis.5
Lanjutan ..

Tabel 1. Frekuensi relative Hernia abdominal external 5

Tipe Hernia Insidens (%)

Epigastric 1

Umbilical 3

Insisional 10

Inguinal 78

Femoral 7
ANATOMI ABDOMEN
ANATOMI REGIO INGUINALIS
Segitiga Hasselbach
PATOMEKANISME
HISTOLOGI
BAGIAN DAN KLASIFIKASI
HERNIA
• Kantong hernia : Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis.
Tidak semua hernia memiliki kantong, misalnya hernia incisional, hernia
adiposa, hernia intertitialis.
• Isi hernia : Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia,
misalnya usus, ovarium, dan jaringan penyangga usus (omentum).
• Pintu hernia : Merupakan bagian locus minoris resistance yang dilalui
kantong hernia.
• Leher hernia: Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan
kantong hernia.
• Locus minoris resistence (LMR)
KLASIFIKASI
1. Hernia bawaan atau kongenital, pada hernia kongenital,
sebelumnya telah terbentuk kantong yang terjadi sebagai akibagt
dari perintah atau gangguan proses perkembangan intrauterine
paten prosesus vaginalis merupakan salah satu contohnya
2. Hernia dapatan atau akuisita
Hernia primer : terjadi pada titik lemah yang terjadi alamiah, seperti pada :
Struktur yang menembus dinding abdomen : seperti pembuluh
darah femoralis yang melalui kanalis femoralis.
Otot dan aponeurosis yang gagal untuk saling menutup secara
normal, seperti pada regio lumbal
Jaringan fibrosa yang secara normal berkembang untuk
menutup defek, seperti pada umbilicus
Lanjutan . . .
Hernia Sekunder : terjadi pada tempat
pembedahan atau trauma pada dinding,
seperti pada laparatomi dan trauma tembus3.
3. Hernia diberi nama menurut letaknya,
Umamanya diafragma, inguinal, umbilical,
femoral, dll.
4. Hernia menurut  riwayat alamiah dan
komplikasi yang terjadi : Riwayat alamiah
perkembangan hernia yaitu pembesaran
progresif, regresi yang tidak spontan. 
• Hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar masuk, tetapi 
kantungnya menetap. Isinya tidak serta merta muncul secara 
spontan, namun terjadi bila disokong gaya gravitasi atau tekanan 
intraabdominal yang meningkat. Usus keluar jika berdiri atau 
mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk 
perut, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus
• Hernia Ireponibel : bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali
kedalam rongga perut. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi
kantong pada peritoneum kantong hernia. Hernia ini disebut hernia
akreta. Dapat juga terjadi karena leher yang sempit dengan tepi
yang kaku (misalnya pada : femoral, umbilical). Tidak ada keluhan
rasa nyeri ataupun sumbatan usus. Hernia ireponibel mempunyai
resiko yang lebih besar untuk terjadi obstruksi dan strangulasi
daripada hernia reponibel
Hernia Strangulata
Suplai darah untuk isi hernia terputus. Kejadian patologis
selanjutnya adalah oklusi vena dan limfe; akumulasi
cairan jaringan (edema) menyebabkan pembengkakan
lebih lanjut dan sebagai konsekuensinya peningkatan
tekanan vena. Terjadi perdarahan vena, dengan
pembengkakan akhirnya mengganggu aliran arteri.
Jaringannya mengalami iskemi dan nekrosis.
Ileus obstruksi mungkin parsial atau total, sedangkan
benjolan hernia tidak ditemukan dan baru terdiagnosis
pada waktu laparatomi. Komplikasi hernia Richter adalah
strangulasi sehingga terjadi perforasi usus, dan pada
hernia femoralis tampak seperti abses di daerah inguinal.
DIAGNOSIS

GEJALA KLINIS
• Secara klasik, pada penderita hernia inguinalis biasanya ditemukan 
keluhankeluhan, antara lain :
• Pada orang dewasa, biasanya penderita datang dengan keluhan adanya 
“Benjolan” dipelipatan paha atau perut bagian bawah pada scrotum atau 
labium mayor pada wanita.
• Pada bayi dan anak-anak, adanya benjolan yang hilang timbul di pelipatan 
paha biasanya diketahui oleh orang tuanya.
• Benjolan timbul pada waktu terjadi peningkatan tekanan intra abdominal, 
misalnya mengejan, menangis, batuk, atau mengangkat beban berat.
Gambaran Radiologi
USG
USG posisi oblik dari pangkal
paha sebelah kiri
memperlihatkan cincin
inguinal internal yang normal
dan posisi pembuluh darah
epigastrik inferior
USG pada Hernia Inguinalis
Lateralis dengan pelebaran
yang melebihi batas dari cincin
inguinal eksternal, kantung
hernia yang berisi lemak dan
usus
USG hernia inguinalis lateralis dekstra dengan posisi transducer
parallel
(A) USG sebelum manuver valsava (hernia tidak terlihat)
memperlihatkan arteri iliak eksternal (A), arteri epigastrik inferior
(E) dan ramus pubik superior
(B) USG setelah manuver valsava menunjukkan arteri iliak
eksterna (A), arteri epigastrik inferior (E) vena iliak eksternal yang
melebar (V), ramus pubis superior dan hernia inguinalis lateralis
(H) yang berasal dari lateral ke arah arteri iliak eksternal dan
melintang kanalis inguinalis dari lateral ke medial
Hernia Inguinalis Lateralis
yang berisi kolon. Gambar
CT menunjukkan sebuah
hernia indirek yang timbul
dari arah lateral dari jalur
pembuluh epigastrik
inferior, yang keluar dari
arteri dan vena iliak
eksternal.
Hernia Obturator.
Lingkaran usus kecil
telah mengalami
herniasi antara otot
pektus dan
obturator
Hernia umbilical.
Mesenteric fat dan usus
menonjol melalui dinding
perut di umbilikus. Hernia
telah menyebabkan
obstruksi usus kecil
dengan dilatasi loop usus
kecil terlihat dengan
disertai ascites
Hernia lateral
ventral. Lingkaran
usus kecil telah
mengalami herniasi
melalui tepi lateral
otot rektus pada
garis semilunar dan
menghasilkan
obstruksi usus kecil
Hernia inguinalis tidak
langsung. Ada hernia
inguinal (skrotum) yang
mengandung loop usus
kecil yang melebar
MRI T2 potongan korona
menunjukkan pembuluh
epigastrik inferior dan
ligamen inguinal
(A) Potongan koronal MRI T2-weighted dari hernia
inguinal indirek); jaringan lemak abnormal didalam
kanalis inguinalis. (B) Gambar dinamis MRI T1-weighted
pada pasien yang sama menunjukkan bukti adanya
peningkatan diameter kantung hernia saat straining.
Potongan koronal dari MRI T1- weighted memperihatkan
pelebaran yang tampak halus dari kanalis inguinalis; tidak terihat
adanya hernia. (B) Gambar dinamis MRI T1-weighted pada pasien
yang sama menunjukkan adanya herniasi lemak ke dalam kanalis
inguinalis, yang berasal dari lateral pembuluh epigastrik inferior.
Hal ini menandakan Hernia Inguinalis Lateralis
(A) Potongan koronal MRI T1-
weighted menunjukkan
herniasi lemak ke dalam
kanalis inguinalis kiri; (B)
Gambar dinamis MRI T1-
weighted pasien yang sama
memperlihatkan adanya
Pemeriksaan laboratoruim
• Darah lengkap : peningkatan darah lengkap
adalah indikasi dari proses inflamasi, penurunan
darah lengkap dapat mengarah pada proses-
proses viral infection.
• Elektrolit : ketidakseimbangan akan mengganggu
fungsi organ, misalnya penurunan kalium akan
mempengaruhi kontraktilitas otot jantung,
mengarah kepada penurunan curah jantung.
• Urinalisis : Munculnya sel darah merah atau
bakteri yang mengindikasikan infeksi.
• Gas Darah Arteri : mengevaluasi status pernafasan
terakhir.
• Elektrokardiografi (EKG) : penemuan akan sesuatu
Diagnosis Banding
Hernia femoralis : letaknya lateral
tuberkulum pubikum dan menekan
vena femoralis
Hydrocele adalah penimbunan
cairan dalam selaput yang
membungkus testis, yang
menyebabkan pembengkakan
lunak pada salah satu testis.
Varikokel merupakan dilatasi abnormal
pleksus pampiniformis, terjadi kirakira 15%
pria. Beberapa pasien mengalami nyeri
skrotal dan pembengkakan, dan menjadi
suatu penyebab potensial infertilitas pada
pria
PENATALAKSANAAN
a. NON OPERATIF, pengobatan
konservatif terbatas pada tindakan
melakukan reposisi dan pemakaian
penyangga atau penunjang untuk
mempertahankan isi hernia yang
telah direposisi (pemakaian sabuk
TRUSS). Indikasinya adalah :
 Bila menolak operasi
 Disertai penyakit berat yang dapat
meningkatkan tekanan intraabdominal
b. OPERATIF,
Pada Hernia inguinalis:
– Hernia inguinalis dengan komplikasi inkarserata
ataupun stangulata.
– Hernia inguinalis lateralis pada anak maupun
dewasa (reponibilis atau irreponibilis).
– Hernia inguinalis medialis yang cukup besar dan
mengganggu
PROGNOSIS
Prognosis tergantung pada
keadaan umum penderita serta
ketepatan
penanganan.Tapi pada umumnya
Baik karena kekambuhan setelah
operasi jarang terjadi, kecuali
pada hernia berulang atau hernia
yang besar yang memerlukan
penggunaan materi prostesis.
BAB III
LAPORAN KASUS
–IDENTITAS
• Nama : Tn. L
• Umur : 71 tahun
• Jenis Kelamin : laki - laki
• Pekerjaan : Tukang mebel
• Alamat : jl. RE Martadinata
• Agama : Islam
• Ruangan : Beo
ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Nyeri perut
 
• Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien masuk RS dengan keluhan nyeri perut
sejak ± 3 tahun yang lalu, namun memberat
sehari sebelum masuk rumah sakit. Sakit perut
yang dialami seperti di remas – remas, sakit
perut bertambah saat pasien melakukan
kegiatan yang berat serta saat mengangkat
berat – berat. Sejak pasien mengalami sakit
perut untuk meringankan sakit perutnya pasien
mengurut perut bagian bawahnya dan berbaring
Riwayat Penyakit Dahulu:
• Riwayat pengobatan OAT (tuntas)
• Diabetes Melitus (+) terkontrol
• Hipertensi (-)
PEMERIKSAAN FISIK :
• Keadaan Umum :
• Kondisi : Sakit sedang
• Gizi : Baik
• Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6)
• Tanda Vital
• Tekanan Darah : 130/80 mmHg
• Nadi : 88 kali/menit
• Suhu : 36,5 oC
• Pernapasan : 20 kali/menit
Darah lengkap
WBC 10,7 109/L (4,8 – 10,8)

RBC 4,9 1012/L (4,7 – 6,1)

HGB 13,1 g/dl (14 – 18)

HCT 39,5 % (42 – 52)

PLT 250 109/L (150 – 450)

Pemerikaan GDS : 251 mg/dl


(meningkat)
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
USG ABDOMINAL
• Hepar : bentuk, ukuran dan echo parenkim normal,
tidak tampak dilatasi vascular maupun bile duct
intra dan extrahepatik
• GB : dinding tidak menebal, echo batu (-)
• Lien : bentuk, ukuran dan echotekstur dalam batas
normal. Tidak tampak echo Mass
• Pancreas : echo normal, tidak tampak dilatasi ductus
• Ginjal kanan : ukuran dan echo kortex dalam batas
normal, tidak tampak dilatasi
• PCS, Echo batu maupun mass
• Ginjal kiri : ukuran dan echo kortex dalam batas
normal, tidak tampak dilatasi PCS, Echo batu maupun
mass
• VU : sulit dinilai
DIAGNOSIS
• Hernia inguinalis
TERAPI
• IVFD RL / Futrolit 1 : 1 20 tpm
• Cefotaxime 1 gr/12 jam
• Omeprazole 1 amp/12 jam
• Sulkralfat 3 x 1
• Bedah rekonstruksi hernia
Analisa Kasus
Seorang Pasien laki – laki beusia 71 tahun masuk RS dengan keluhan nyeri perut sejak ± 3
tahun yang lalu, namun memberat sehari sebelum masuk rumah sakit. Sakit perut yang dialami
seperti di remas – remas, sakit perut bertambah saat pasien melakukan kegiatan yang berat serta
saat mengangkat berat – berat. Sejak pasien mengalami sakit perut untuk meringankan sakit
perutnya pasien mengurut perut bagian bawahnya dan berbaring terlentang. Pasien juga
mengeluhkan batuk, sakit kepala. Mual dan muntah 2 kali. Pasien juga mengalami susah BAB
sejak ± 1 minggu terakhir, BAK lancar seperti biasa.
Pada pemeriksaan fisik di dapatkan keadaan umum baik. Kesadaran compos mentis
E4M6V5, Tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 88 kali/menit, Suhu 36,5 oC, Pernapasan 20
kali/menit
Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin di dapatkan penurunan WBC 10.7, RBC 4.9,
HGB 13.1 , HCT 39.6% , PLT 250. Pada pemeriksaan gula darah sewaktu 251 mg/dl
Pada pemeriksaan USG di dapatkan defek pada inguinal sinistra dengan loop usus
didalamnya disertai small bowel.
Penanganan pada pasien ini yaitu hanya dengan bersifat suportif dengan tujuan
memperbaiki Kondisi umum pasien : IVFD RL/futrolit 1;1 20 tpm, cefotaxime 1 gr/12 jam,
omeprazole 1 amp/12 jam, pantoprazole 1 gr/12 jam, sulkralfat 3x 1 cth.
Berdasarkan tinjauan pustaka pasien seharusnya dilanjutkan dengan terapi pembedahan.
Kesimpulan
• Hernia inguinalis dibagi dua jenis hernia inguinalis
medialis/hernia inguinalis directa/hernia inguinalis horisontal
dan hernia ingunalis lateralis/ hernia indirecta/hernia obliqua.
Yang tersering hernia inguinalis lateralis angka kejadiannya
lebih banyak pada laki-laki dan yang paling sering adalah yang
sebelah kanan.
• Pada hernia inguinalis lateralis processus vaginalis peritonaei
tidak menutup (tetap terbuka).
• Komplikasi yang terjadi yaitu inkarserasi dan strangulasi. Jika
sudah terjadi strangulasi penanganan segera adalah dengan
operasi.
• Operasi hernia ada berbagai macam teknik yaitu : Marcy,
Bassini, McVay, Shouldice, Lichtenstein Tension free.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai