INGUINALIS
Disusun oleh :
Dr.Ridwan
Pembimbing :
dr. Syafrida
HERNIA
INGUINALIS
DIRECT INDIRECT
(MEDIAL) (LATERAL)
7
Pembengkakan
penonjolan
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Leukocytosis dengan shift to the left PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
yang menandakan strangulasi. Ultrasonografi dapat digunakan untuk
Elektrolit, kadar kreatinin yang tinggi membedakan adanya massa pada lipat paha
akibat muntah-muntah dan menjadi atau dinding abdomen dan juga membedakan
penyebab pembengkakan testis.
dehidrasi
Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna
untuk membedakan hernia inkarserata dari
suatu nodus limfatikus patologis atau
penyebab lain dari suatu massa yang teraba
di inguinal
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK
INSPEKSI PALPASI
PERKUSI
Hernia reponibel : benjolan Titik tengah antara SIAS
dilipat paha muncul pada dengan tuberkulum pubicum Bila didapatkan perkusi perut
ditekan lalu pasien disuruh kembung maka harus
waktu berdiri, batuk, bersin dipikirkan kemungkinan
atau mengedan dan mengejan. Jika terjadi
hernia strangulata.
menghilang setelah berbaring penonjolan di sebelah medial
maka itu HIM.
HIL: muncul benjolan di regio
inguinalis yang berjalan dari Titik yang terletak di AUSKULTASI
lateral ke medial, tonjolan sebelah lateral tuberkulum Hiperperistaltis didapatkan
berbentuk lonjong. pubikum ditekan lalu pasien pada auskultasi abdomen
disuruh mengejan jika pada hernia yang mengalami
HIM : tonjolan biasanya terlihat benjolan di lateral
terjadi bilateral, berbentuk obstruksi usus (hernia
titik yang kita tekan maka inkarserata).
bulat. dapat itu HIL.
Diagnosis BANDING
• Abses pada groin region
• Hernia femoralis
• Undescended testes
• Varikokel
• Torsio testis
TERAPI
OPERATIF
- Herniotomi
- Hernioplasti
Waktu operasi
- Segera setelah terdiagnosa
Operasi darurat
- Kalau terjadi inkaserasi
Prinsip Pengobatan Operative pada Hernia Inguinalis
• Sebelum tindakan operasi pada pasien hernia, terlebih dahulu
juga harus memperbaiki faktor yang memperburuk hernia
(batuk kronis, obstruksi prostat, tumor kolon, ascites).
Tindakan Operatif
1. Herniotomi
• Herniotomi adalah tindakan membuka kantong hernia,
memasukkan kembali isi kantong hernia ke rongga abdomen,
serta mengikat dan memotong kantong hernia. Herniotomi
dilakukan pada anak-anak dikarenakan penyebabnya adalah
proses kongenital dimana prossesus vaginalis tidak menutup.
2. Herniorafi
• Herniorafi adalah membuang kantong hernia di sertai
tindakan bedah plastik untuk memperkuat dinding perut
bagian bawah di belakang kanalis inguinalis. Herniorafi
dilakukan pada orang dewasa karena adanya kelemahan otot
atau fasia dinding belakang abdomen.
3. Hernioplasti
• Hernioplasti adalah tindakan memperkecil anulus inguinalis
internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. R
• Umur : 49 thn
• Jenis kelmain : Laki-laki
• Agama : islam
• Alamat : jln karang anyer
• Tgl masuk : 10 april 2020
ANAMNESIS
SUBYEKTIF
• Keluhan utama : Benjolan lipat paha kanan
• Riwayat penyakit sekarang :
- Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada
lipatan paha kanan sejak 1-2 bulan belakangan ini ,benjolan
muncul hilang timbul muncul saat pasien berdiri terlalu
lama,saat mengedan,batuk ataupun mengangkat benda
terlalu lama.
- Menurut pasien jika posisi berbaring, benjolan dapat masuk
dengan sendirinya
- Rasa nyeri disangkal,keluhan demam disangkal oleh os
• Riwayat penyakit dahulu : os memiliki riwayat batuk ? (telah
diperiksa oleh dokter bukan merupakan suatu Tuberculosis
bakterialis (bronkitis),1 bulan yang lalu datang dengan keuhan
yang sama dan anjuran untuk operasi tapi pasien belum
bersedia.
• Riwayar penyakit keluarga : Tidak ada
• Riwayat sosial ekonomi : os merupakan seorang pemilik
toko toserba,memiliki aktivitas menganggkat beban terlalu
lama saat di toko
• Operasi sebelumnya : Tidak ada
• Tindakan sebelumnya : Tidak ada
• Riwayat alergi : Tidak ada
• Riwayat pemakaian obat : Tidak ada
OBYEKTIF
• Kesadaran : Tampak sakit sedang
• TD: 111/68, Nadi : 80/menit, R: 20x/menit, Suhu:36,1C
BB: 64Kg, TB:167 cm, IMT:23
• Mata : Konjungtiva anemis tidak ada, Sklera ikterik tidak ada, edem
tidak ada
• THT : Mt intak, hiperemis tidak ada, rhinorea tidak ada, deformitas
tidak ada, faring hiperemis tidak ada
• Paru : Simetris, sonor, vesikuler pada kedua lapangan paru, ronki
tidak terdengar, whezing tidak terdengar
• Jantung : Batas jantung dalam batas normal, murmur tidak terdengar,
galop tidak terdengar
• Abdomen: : Tidak membuncit, BU normal, defans mucle tidak ada
soepel, hepar lien tidak teraba
• Ektremitas : Deformitas tidak ada, edema tidak ada, hiperemis tidak
ada, ROM: normal
• Kulit: Tidak ada kelainan
STATUS LOKALIS
Pemeriksaan Abdomen
• Inspeksi :
• Inguinalis D : buldging di iliaka dextra hampir ke scrotum
•
• Auskultasi :
• Bising usus (+) dalam batas normal,pada benjolan di jumpai
bising usus (+)
• Palpasi :
• Nyeri tekan abdomen (-), nyeri lepas (-) pada regio iliaka
dextra, teraba massa lunak (+)
• Perkusi :
• Tidak dapat dilakukan pemeriksaan
• Pemeriksaan Khusus :
• Pemeriksaan Valsava test dan finger test positif
LAB
• Darah rutin ( 10/04/20)
HB : 13.80 (13,2-17,3)
Lekosit : 12.00 (4,8-10,8)
Basofil : 1.00 ( 0-1)
Eosinofil : 0.00 ( 2-4)
Neutrofil : 70.00 ( 50-70)
Limfosit : 20.00 ( 25-40)
Monosit : 9.00 ( 2-8)
LED : 15.01 ( 0-15)
ERITROSIT : 5.45 ( 4.40-5.90)
Hematokrit : 39.50 ( 40.0-52.0)
Trombosit : 374.000 ( 150-440)
RADIOLOGI
• Thorax ap/pa : Rontgenologik tidak tampak kelainan pada cor dan pulmo. Tidak
tampak TB pulmonum atau kelainan lain
ASSESMENT
• Diagnosis kerja :
- HIL Dextra reponible
• Prognosis : Dubia
PLANNING
Terapi
Ivfd Rl 15gtt/i makro
Ektermitas bawah di tinggikan 30-45 derajat
Inj ranitidin 2x1
Inj ondancetron 2x1
Konsul dr.sp,B