Anda di halaman 1dari 37

HERNIA INGUINAL

DEFINISI
• Protusi
atau penonjolan organ
melalui defek atau bagian
lemah dari dinding abdomen.
• Herniainguinal  Hernia yang
berlokasi di daerah inguinalis
• Herniaterdiri atas cincin,
kantong dan isi hernia
EPIDEMIOLOGI
• Hernia Inguinal merupakan jenis hernia yang
paling sering terjadi, dimana terjadi pada 75%
kasus hernia.
• Lebih sering terjadi pada laki-laki (90%)
• Operasi darurat untuk hernia inkarserata 
operasi terbanyak nomor dua setelah apendisitis
ETIOLOGI
• Congenital  gagalnya penutupan prosesus vaginalis saat usia
kehamilan ibu 36-40 minggu (PPV)
• Acquired  Peningkatan tekanan intraabdomen yang
berlangsung kronis vs makin melemahnya struktur penunjang
(penuaan)
 Sering mengedan (BPH/konstipasi kronis)
 Tumor/malignancy intraabdomen
 Batuk kronis (PPOK, Tumor Paru, TBC)
 Sering mengangkat beban berat
 Kehamilan
 Asites
Sifat Hernia

Reponibel Ireponibel Inkarserata Strangulata


ANATOMI
• Kanalis inguinalis memiliki
panjang 4-6 cm
• Bermula pada dinding perut
posterior, di mana korda
spermatika melewati deep
inguinal ring (internal), berakhir
pada sisi medial pada superficial
inguinal ring (external)

Ukuran pada kanalis inguinalis dan cincin


kanalis pria lebih besar  Hernia lebih
sering terjadi pada pria
Anatomi
Batas-batas kanalis inguinalis:
• sisi anterior aponeurosis m.
oblikus eksterna
• sisi lateral m. oblikus interna,
fasia transversal, dan m.
tranversus abdominis pada sisi
posterior
• sisi superior m. oblik interna
• sisi inferior ligamentum inguinal
Korda Spermatika
• Nervus: Ileoinguinal; Genitofemoral;
saraf simpatik
• Arteri: a. kremaster; a. testikular
• Vena: Plexus Pampiniformis
• Muskulus: Cremaster
• Fascia: Fascia Superficial, External,
Internal
HASSELBACH TRIANGLE

inferior epigastric artery

abdominal rectus muscle

Hasselbach triangle

inguinal ligament internal inguinal ring


Sub klasifikasi
• Hernia Lateralis (Indirect)
• Hernia Medialis (Direct)
• Hernia Femoralis
• Hernia Direk : Protrusi medial
ke inferior epigastric vessel di
trigonum Hesselbach’s
• Hernia Indirek : protrusi lateral
ke inferior epigastric vessel,
melewati deep inguinal ring
• Hernia femoralis : protrusi
melewati femoral ring
Direct Inguinal Hernia
Anamnesis

Strangulata :
Inkarserata : Nyeri
Tanda
Makin besar Obstruksi
saat batuk atau (gangguan
mengedan pasase)
Memberat • Mual
saat berdiri
muntah
dan hilang
saat posisi • Gangguan
Terdapat tidur defekasi
benjolan • Kembung
pada regio
inguinal
Pemeriksaan Fisik
• Posisi Berdiri
 Inspeksi : benjolan lipat paha, membesar saat
batuk/valsava manuver
 Palpasi : konsistensi
 Finger test, Thumb test, Zieman test
 2 kantong kosong bergesekan saat diraba, seperti
permukaan sutera  silk string/glove sign

• Ingat periksa kontralateral!


Finger test
• Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.
• Dimasukkan lewat skrortum melalui
anulus eksternus ke kanal inguinal.
• Penderita disuruh batuk:
• Bila impuls diujung jari Hernia
Inguinalis Lateralis.
• Bila impuls disamping jari  Hernia
Inguinalis Medialis.
Zieman Test
• Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan
dulu (biasanya oleh penderita)
• Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan
• Penderita disuruh batuk, bila rangsangan
pada
 jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis
 jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis
 jari ke 4 : Hernia Femoralis.
Thumb Test
• Anulus internus ditekan
dengan ibu jari dan penderita
disuruh mengejan
• Bila keluar benjolan berarti
Hernia Inguinalis medialis.
• Bila tidak keluar benjolan
berarti Hernia Inguinalis
Lateralis.
Radiologi
• Pada kasus dengan keraguan untuk mendiagnosis, pemeriksaan
radiologi dapat digunakan
 USG  memiliki sensitifitas 86% dan spesifisitas 77%
 CT Scan  sensitifitas 80% dan spesifisitas 60%, herniography
memiliki sensitifitas dan spesifisitas lebih tinggi, tetapi terbatas
pada pemeriksaan rutin
 MRI  memiliki sensitifitas 95% dan spesifisitas 96%,
penggunaan terbatas karena biaya lebih mahal
Differential Diagnosis
Penatalaksanaan
• Operatif
 Herniotomi
 Herniorafi/Hernioplasty

• Teknik
 Open
 Laparoskopik
OPERASI
TEKNIK OPERASI
1. Teknik Bassini
2. Teknik McVay
3. Teknik Shouldice
4. Teknik Lichenstein – Tension free
Teknik Operasi : Posisi
• Pasiendalam posisi supine
dan dilakukan anestesi
umum, spinal anestesi atau
anestesi lokal
Teknik Operasi : Insisi
• Dilakukan insisi oblique 2 cm
medial sias sampai tuberkulum
pubikum
• Insisi diperdalam bertahap
menembus subkutan, fasia
skarpa dan lemak subkutan
sampai serat dari aponeurosis m.
external oblique teridentifikasi
Teknik Operasi : Insisi
• Aponeurosis MOE dibuka secara
tajam
• Identifikasi cincin inguinal
superfisial
• Hati2 n. ilioinguinal dan n.
iliohypogastrik
Teknik Operasi
• Bebaskan korda spermatika, pisahkan dengan
mentraksi menggunakanNGT/penunjang lainnya
• Jika hernia inguinalis lateralis  buka kantong
secara tajam, identifikasi isi kantong
Teknik Operasi
• Kembalikan isi ke
rongga peritoneum
• Ikat
dan potong
kantong
Teknik Operasi
Diseksi kanal inguinal 
Teknik Bassini
rekonstruksi dengan
aproximasi “Bassini triple
layer” dengan ligamentum
inguinal dengan interrupted
sutures
A. The transversalis fascia is opened
B. Reconstruction of the posterior
wall by suturing the
transversalis fascia (TF), the
transversus abdominis muscle
(TA), and the internal oblique
muscle (IO) medially to the
inguinal ligament (IL) laterally.
EO = external oblique
aponeurosis.
Teknik Bassini
Teknik McVay

Using either interrupted or continuous


suture, the superior transversalis flap is
then fastened to Cooper’s ligament, and
the repair is continued laterally along
Cooper’s ligament to occlude the femoral
ring
Teknik Lichtenstein (Tension-free)
Rekurensi
Faktor Pasien
• Malnutrisi, immunosupresi, DM, steroid, merokok.

Faktor Teknis
• ukuran mesh size, fixasi, prosthesis fixation, and keterampilan operator

Faktor jaringan
• Infeksi, iskemia jaringan, tension.
Matur Suksma

Anda mungkin juga menyukai