HERNIA INGUINALIS
Disusun Oleh:
Luthfi Mahfuzh 130100158
William Jonathan 140100135
Asdar Raya 140100010
Clare Anthony 140100261
Kiko Sihombing 1201000046
Pembimbing:
dr. Supredo Kembaren Sp. B
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Hernia
Inguinalis”. Penulisan makalah ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi Dokter di Departemen
Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dr.
Supredo Kembaren Sp. B selaku pembimbing yang telah memberikan arahan
dalam penyelesaian makalah ini. Dengan demikian diharapkan makalah ini dapat
memberikan kontribusi positif dalam sistem pelayanan kesehatan secara optimal.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Definisi 3
2.2 Embriologi dan Anatomi 4
2.3 Etiologi 6
2.4 Klasifikasi 8
2.5 Patofisiologi 11
2.6 Gambaran Klinis 13
2.7 Diagnosis dan Diagnosis Banding 14
2.8 Tatalaksana 19
2.9 Komplikasi 22
BAB III STATUS ORANG SAKIT 25
BAB IV FOLLOW-UP 31
BAB V DISKUSI 32
BAB VI KESIMPULAN 37
DAFTAR PUSTAKA 38
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Hernia inguinalis dapat diderita oleh semua umur, tetapi angka kejadian
hernia inguinalis meningkat dengan bertambahnya umur dan terdapat distribusi
bimodal (dua modus) untuk usia yaitu dengan puncaknya pada usia 1 tahun dan
pada usia rerata 40 tahun. Pada anak, insidensinya 1-2%, dengan 10 % kasus
mengalami komplikasi inkarserasi. Pada usia sekitar satu tahun, sekitar 30 %
1
processus vaginalis belum tertutup. Hernia inguinalis lebih sering terjadi di
sebelah kanan 60 %, sebelah kiri 20-25 %, dan bilateral 15 %.1,2
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Hernia adalah penonjolan
abnormal organ intra abdomen melalui suatu defek bawaan atau defek yang
didapat. Hernia terdiri dari cincin, kantong dan isi hernia. Semua hernia terjadi
melalui celah lemah yang potensial pada dinding abdomen (lokus minoris
resistensiae baik bawaan maupun didapat) yang dicetuskan oleh peningkatan
tekanan intra abdomen yang berulang atau berkelanjutan dan kelemahan otot
dinding perut.1
Testis turun melalui anulus inguinalis dan melintasi tepi atas os pubikum
ke dalam tonjolan skrotum pada saat lahir. Testis kemudian dibungkus oleh suatu
lipatan refleksi prosesus vaginalis. Lapisan peritoneum yang membungkus testis
dikenal sebagai tunika vaginalis testis lamina viseralis, bagian lain kantong
peritoneum membentuk tunika vaginalis testis lamina parietalis. Saluran sempit
yang menghubungkan lumen prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum,
3
menutup pada saat lahir atauu segera sesudahnya. Disamping dibungkus oleh
lapisan-lapisan peritoneum yang berasal dari prosesus vaginalis, testis juga
terbungkus di dalam lapisan-lapisan yang berasal dari dinding abdomen anterior
yang dilewatinya.8
4
ligamentum inguinale ini merupakan tempat pertemuan fascia yang menutupi
permukaan perut dan fascia yang menutupi permukaan tungkai (fascia lata).9
* Kanalis Inguinalis
5
Gambar 2. Segitiga Hesselbach's
6
oblique aponeurosis menjadi batas superficial dari kanalis inguinalis. Ligamentum
inguinal terletak dari spina iliaca anterior superior ke tuberculum pubicum. 9
Otot obliq abdominis internus menjadi tepi atas dari kanalis inguinalis .
bagian medial dari internal oblique aponeurosis menyatu dengan serat dari
aponeurosis transversus abdominis dekat tuberculum pubicum untuk membentuk
conjoined tendon. adanya conjoined tendon yang sebenarnya te;ah banyak
diperdebatkan, tetapi diduga oleh banyak ahli bedah muncul pada 10% pasien. 9
* Fascia Transversalis
7
Gambar 4. Fascia Transversalis
* Ligamentum Cooper
* Preperitoneal Space
8
ductus deferens berjalan melalui preperitoneal space dari caudal ke cepal dan
medial ke lateral ke cincin interna inguinal.
Jaringan lemak, lymphatics, ditemukan di preperitoneal space, dan jumlah
jaringan lemak sangat bervariasi.
2.3 Etiologi
Kongenital
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-
8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan
testis tersebut akan menarik peritoneum kedaerah skrotum sehingga
terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis
peritoneum. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini sudah
mengalami obliterasi sehingga isi perut tidak dapat melalui kanal
tersebut. Namun dalam beberapa hal, sering kali kanalis ini tidak
menutup. Karena testis kiri turun lebuh dahulu, maka kanalis inguinalis
kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka biasanya yang
kanan juga terbuka. Dalam keadan normal, kanalis yang terbuka ini
akan menutup pada usia 2 bulan. Bila prosesus terbuka terus ( karena
tidak mengalami obliterasi), akan timbul hernia inguinalis lateralis
kongenital.1
Acquired (didapat)
1. peninggian tekanan intra abdomen kronik yang dapat mendorong
isi hernia melewati melewati annulus internus yang cukup lebar,
seperti batuk kronik, pekerjaan mengangkat benda berat,
konstipasi, dan asites. Peninggian tekanan intra abdomen juga
dapat membuka kembali kanalis inguinalis.1
2. Anulus inguinalis internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui
oleh kantong dan isi hernia.1
9
3. kelemahan otot dinding perut karena usia, malnutrisi, ataupun
paralisis dari saraf motorik.1
4. Konstitusi tubuh. Orang kurus cenderung terkena hernia jaringan
ikatnya yang sedikit. Sedangkan pada orang gemuk juga dapat
terkena hernia karena banyaknya jaringan lemak pada tubuhnya
yang menambah beban kerja jaringan ikat penyokong pada LMR
(Locus minoris resistance).1
5. Banyaknya preperitoneal fat banyak terjadi pada orang gemuk.1
2.4 Klasifikasi
Berdasarkan sifatnya, hernia dapat dibagi menjadi empat yaitu:10
1. Hernia reponible
Yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau
mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan
nyeri atau gejala obstruksi usus.
2. Hernia ireponible
Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali kedalam rongga perut. Ini
biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia.
Hernia ini disebut hernia akreta. Dapat juga terjadi karena leher yang sempit
.
dengan tepi yang kaku (misalnya pada : femoral, umbilical) Tidak ada keluhan
rasa nyeri ataupun sumbatan usus. Hernia ireponibel mempunyai resiko yang
lebih besar untuk terjadi obstruksi dan strangulasi daripada hernia reponibel.
3. Hernia Inkerserata
Yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, berarti isi kantong
terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai terjadinya
gangguan pasase usus. biasanya obstruksi terjadi pada leher kantong hernia. Jika
obstruksi terjadi pada kedua tepi usus, cairan berakumulasi di dalamnya dan
terjadi distensi (closed loop obstruction). Biasanya suplai darah masih baik, tetapi
lama kelamaan dapat terjadi strangulasi. Oleh sebab itu, hernia ireponibel yang
mengalami obstruksi dapat juga disebut dengan inkarserata.
4. Hernia Strangulata
10
Yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, isi kantong terperangkap dan
terjadi gangguan pasase usus serta gangguan vaskularisasi sehingga dapat terjadi
nekrosis. Strangulasi usus yang paling sering terjadi dan menyebabkan nekrosis
yang terinfeksi (gangren). Mukosa usus terlibat dan dinding usus menjadi
permeabel terhadap bakteri, yang bertranslokasi dan masuk ke dalam kantong dan
dari sana menuju pembuluh darah. Usus yang infark dan rentan, mengalami
perforasi (biasanya pada leher pada kantong hernia) dan cairan lumen yang
mengandung bakteri keluar menuju rongga peritonial menyebabkan peritonitis.
Terjadi syok sepsis dengan gagal sirkulasi dan kematian.
11
Hernia inguinalis medialis disebabkan faktor peninggian tekanan intra
abdomen kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum Hesselbach,
berbentuk bulat. Hernia inguinalis lateralis karena menonjol dari perut di
lateral pembuluh darah epigastrika inferior. Disebut indirek karena melalui
dua pintu saluran yaitu anulus dan kanalis inguinalis berbentuk lonjong.
2). Hernia femoralis
Peninggian tekanan intra abdomen akan mendorong lemak
preperitonial ke dalam kanalis femoralis yang akan menjadi pembuka jalan
terjadinya hernia. Wanita lebih banyak menderita hernia ini karena faktor
penyebab kehamilan multipara, obesitas, dan degenerasi jaringan ikat karena
usia lanjut. Pintu masuk hernia adalah anulus femoralis selanjutnya isi hernia
akan masuk di kanalis femoralis.
3). Hernia epigastrica
Hernia yang keluar melalui defek di linea alba antara umbilicus dan
prosesus xiphoideus.
4). Hernia obturatoria
Adalah hernia yang melalui canalis obturatoria. Canalis obturatoria
adalah saluran yang terbentuk akibat membran obturatoria tidak menutupi
foramen obturatoria, secara keseluruhan adalah defek pada sulcus
obturatorius.
5). Hernia semilunaris
Hernia yang terjadi di sepanjang linea semilunaris abdomen. Linea
semilunaris adalah gambaran garis yang terdapat di lateral. Rectus abdominis,
linea ini terbentuk karena penyatuan 3 aponeurosis muskulus abdominalis
yaitu m.obliqus eksternus, m.obliqus internus, m.transversus abdominis.
6). Hernia perinealis
Hernia perinealis merupakan penonjolan hernia pada perineum melalui
defek pada dasar panggul yang dapat terjadi secara primer.
7). Hernia ischiadica
Meruupakan hernia yang melalui foramen ischiadikum major dan
foramen ischiadikum minus.
12
b. Hernia interna
Disebut hernia eksterna karena isi hernia masuk ke dalam rongga lain
misalnya cavum thorax atau bursa omentalis atau masuk ke dalam recessus di
cavum abdomen.
1). Pada cavum abdomen
a. hernia epiploika winslowi
Hernia viscera abdomen melalui foramen epiploika winslowi.
b. Hernia bursa omentalis
Lanjutan dari hernia epiploika dimana viscera tidak hanya di foramen
epiploika tetapi sudah masuk ke dalam bursa omentalis.
c. Hernia mesenterica
Herniasi jaringan ataupun organ retroperitoneal ke dalam mesenterium.
d. Hernia retroperitoneal
Hernia ini disebut retroperitoneal karena viscera abdomen masuk ke dalam
kantung-kantung yang terbentuk akibat lipatan peritoneum parietal yang
menutupi organ-organ retroperitoneal.
2). Pada cavum thorax
Herniasi yang terjadi dari cavum abdomen menuju cavum thorax karena
melewati struktur diafragmatika maka dikenal sebagai hernia diafragmatika.
Hernia diafragmatika terjadi karena adanya lubang maupun defek abnormal
pada diafragma yang menyebabkan viscera abdomen dapat melalui lubang
tersebut menuju cavum thorax.
a. Hernia diafragmatica traumatica
Defek timbul karena tembakan, pukulan, tusukan, atau proses
pengerusakan diafragma.
b. Hernia diafragmatica non traumaticum
1). Kongenital
Karena adanya proses pertumbuhan diafragma
2). Acquisital
Hernia ini akan melewati lubang pada diafragmatica yang memang sudah ada
seperti hiatus esofagus.
13
2.5 Patofisiologi
Terjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama adalah faktor
kongenital yaitu kegagalan penutupan prosesusvaginalis pada waktu kehamilan
yang dapat menyebabkan masuknya isi rongga pertu melalui kanalisinguinalis,
faktor yang kedua adalah faktor yang dapat seperti hamil, batuk kronis, pekerjaan
mengangkat benda berat dan faktor usia, masuknya isi rongga perut melalui
kanalingunalis, jika cukup panjang maka akan menonjol keluar dari anulus
ingunalis ekstermus. Apabila hernia ini berlanjut tonjolan akan sampai ke
skrotum karena kanal inguinalis berisi tali sperma pada laki-laki, sehingga
menyebakan hernia. Hernia ada yang dapat kembali secara spontan maupun
manual juga ada yang tidak dapat kembali secara spontan ataupun manual akibat
terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi
hernia tidak dapat dimasukkan kembali.2
Keadaan ini akan mengakibatkan kesulitan untuk berjalan atau berpindah
sehingga aktivitas akan terganggu. Jika terjadi penekanan terhadap cincin hernia
maka isi hernia akan mencekik sehingga terjadi hernia strangulate yang akan
menimbulkan gejala illeus yaitu gejala abstruksi usus sehingga menyebabkan
peredaran darah terganggu yang akan menyebabkan kurangnya suplai oksigen
yang bisa menyebabkan Iskemik. Isi hernia ini akan menjadi nekrosis.2
Kalau kantong hernia terdiri atas usus dapat terjadi perforasi yang
akhirnya dapat menimbulkan abses lokal atau prioritas jika terjadi hubungan
dengan rongga perut. Obstruksi usus juga menyebabkan penurunan peristaltik
usus yang bisa menyebabkan konstipasi. Pada keadaan strangulate akan timbul
gejala illeus yaitu perut kembung, muntah dan obstipasi pada strangulasi nyeri
yang timbul lebih berat dan kontinyu, daerah benjolan menjadi merah.2
14
Gambar 3. Patofisiologi Hernia
15
Inspeksi : diperhatikan keadaan asimetris pada kedua sisi lipat paha,
skrotum atau labia dalam posisi berdiri atau berbaring. Pasien diminta
mengedan atau batuk sehingga adanya benjolan atau keadaan asimetris
dapat dilihat
16
sebagian dinding kantong kemih. Kadang ditemukan pada segala umur
dengan defek kecil di m. oblikus internus abdominis dengan cincin kaku dan
tajam yang sering mengalami strangulasi.
Pemeriksaan fisik
Palpasi : jika ditekan pada annulus inguinalis interna pada saat pasien
berdiri atau mengejan, tetap akan timbul benjolan karena hernia ini langsung
menuju annulus unguinalis eksterna sehingga disebut hernis direkta. Bila
hernia ini dimasukkan sampai ke skrotum, maka hanya akan sampai ke
bagian atas skrotum, sedangkan testis dan funikulus spermatikus dapat
dipisahkan dari massa hernia. Bila jari dimasukkan dalam annulus inguinalis
eksterna, tidak akan ditemukan dinding belakang. Bila pasien di suruh
mengejan tidak akan terasa tekanan dan ujung jari dengan mudah dapat
meraba ligamentum Cooper pada ramus superior tulang pubis.
17
kejadiannya, adanya faktor yang memperberat dan memperingan keluhan, adanya
keluhan lain yang berhubungan perlu ditanyakan dalam diagnosis. Gejala dan
tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada hernia
reponibelKeluhan satu- satunya adalah adanya benjolan di lipat paha yang muncul
pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengejan, dan menghilang setelah
berbaring.
Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan didaerah
epigastrium atau para umbilical berupa nyeri visceral karena regangan pada
mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk kedalam kantong hernia.
Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau terjadi inkarserasi karena
ileus atau srangulasi karena nekrosis atau gangren. Pasien sering mengeluh tidak
nyaman dan pegal pada daerah inguinal, dan dapat dihilangkan dengan reposisi
manual kedalam kavitas peritonealis. Tetapi dengan gerak badan hernia
akanmuncul lagi.
Tabel 1. Perbedaan gambaran klinis hernia2
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi2,14
Hernia reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada
waktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan menghilang setelah
berbaring.
Hernia inguinal
o Lateralis : uncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari
lateral ke medial, tonjolan berbentuk lonjong.
o Medialis : tonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat.
18
Hernia skrotalis : benjolan yang terlihat sampai skrotum yang
merupakan tojolan lanjutan dari hernia inguinalis lateralis.
Hernia femoralis : benjolan dibawah ligamentum inguinal.
Hernia epigastrika : benjolan dilinea alba.
Hernia umbilikal : benjolan diumbilikal.
Hernia perineum : benjolan di perineum.
Palpasi2,14
Titik tengah antar SIAS dengan tuberkulum pubicum (AIL) ditekan lalu
pasien disuruh mengejan. Jika terjadi penonjolan di sebelah medial maka dapat
diasumsikan bahwa itu hernia inguinalis medialis.
Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum (AIM) ditekan
lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateral titik yang kita tekan
maka dapat diasumsikan sebagai nernia inguinalis lateralis.
Titik tengah antara kedua titik tersebut di atas (pertengahan canalis
inguinalis) ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di
lateralnya berarti hernia inguinalis lateralis jika di medialnya hernia inguinalis
medialis.
Hernia inguinalis : kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba
pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dua permukaan sutera,
tanda ini disebut sarung tanda sarung tangan sutera. Kantong hernia
yang berisi mungkin teraba usus, omentum (seperti karet), atau
ovarium. Dalam hal hernia dapat direposisi pada waktu jari masih
berada dalam annulus eksternus, pasien mulai mengedan kalau hernia
menyentuh ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis dan kalau
samping jari yang menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis.
lipat paha dibawah ligamentum inguina dan lateral tuberkulum
pubikum.
Hernia femoralis : benjolan lunak di benjolan dibawah ligamentum
inguinal
Hernia inkarserata : nyeri tekan.
19
Perkusi2,14
Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan kemungkinan
hernia strangulata. Hipertimpani, terdengar pekak.
Auskultasi2,14
Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang
mengalami obstruksi usus (hernia inkarserata).6
Colok dubur Tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda Howship –
romberg (hernia obtutaratoria).
Tanda – tanda vital : temperatur meningkat, pernapasan meningkat, nadi
meningkat, tekanan darah meningkat.
Tiga teknik pemeriksaan sederhana yaitu finger test, Ziemen test dan
Tumb test.
Cara pemeriksaannya sebagai berikut:
Pemeriksaan Finger Test :2,14
o Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.
o Dimasukkan lewat skrortum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal.
o Penderita disuruh batuk:
o Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis Lateralis.
o Bila impuls disamping jari Hernia Inguinnalis Medialis.
20
o Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh
penderita). Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.
o Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada :
o jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.
o jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis.
o jari ke 4 : Hernia Femoralis.
21
Tabel 2. Diagnosis Banding
HIL HIM H-FEMORALIS
USIA Semua umur Orang tua Dewasa/tua
JENIS Terutama pria Pria dan wanita Terutama wanita
KELAMIN
LOKASI Diatas lig Diatas lig Dibawah lig.
inguinal inguinal
THUMB TEST Tonjolan - Tonjolan + Tonjolan +
FRINGER Ujung jari + Sisi jari +
TEST
ZIEMAN TEST Jari II + Jari III + Jari IV +
Pemeriksaan Penunjang
Biasanya tidak diperlukan pemeriksaan tambahan untuk menegakkan
diagnosis hernia. Namun pemeriksaan seperti ultrasonografi (USG), CT scan,
maupun MRI dapat dikerjakan guna melihat lebih lanjut keterlibatan organ-organ
yang “terperangkap” dalam kantung hernia tersebut. Pemeriksaan laboratorium
dapat dilakukan untuk kepentingan operasi. 2
Pemeriksaan USG pada daerah inguinal dengan pasien dalam posisi supine
dan posisi berdiri dengan manuver valsafa dilaporkan memiliki sensitifitas dan
spesifisitas diagnosis mendekati 90%. Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna
untuk membedakan hernia incarserata dari suatu nodus limfatikus patologis atau
penyebab lain dari suatu massa yang terabadiinguinal.2
2.8 Tatalaksana
Penatalaksanaan hernia secara umum adalah yang dapat dilakukan yaitu
tindakan konservatif dan operatif
1. Konservatif
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi
dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi
hernia yang telah direposisi. Reposisi tidak dilakukan pada hernia
inguinalis strangulasilata kecuali pada anak-anak. Hal ini disebabkan oleh
cincin hernia lebih elastis pada anak-anak. Reposisi dilakukan dengan
22
menidurkan anak dengan pemberian sedatif dan kompres es di atas hernia.
Jika berhasil dilakukan operasi hari berikutnya, jika bila tidak berhasil
dalam waktu enam jam dilakukan operasi segera.5
Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia
yang telah direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus
dipakai seumur hidup. Cara ini pada anak-anak dapat menimbulkan atrofi
testis karena tekanan pada tali sperma yang mengandung pembuluh darah
testis. Pemberian sabuk hernia merupakan kontaindikasi bagi hernia
femoralis.7
2. Operatif
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia
femoral yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis
ditegakkan kecuali kalau ada kelainan lokal atau umum yang merupakan
kontraindikasi operasi. Operasi terdiri atas herniotomi disusul
hernioplastik dengan tujuan menjepit anulus femoralis6.
a. Herniotomi
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke
lehernya. Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada
perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit-ikat setinggi
mungkin lalu dipotong.7
b. Hernioplasti
Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis
internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.7
23
(pendekatan preperitoneal) yang meliputi teknik MvEvedy dan
Henry.5
24
Gambar 8. Open mesh repair
25
traktus iliopubik dan ligamentum lakunaris, dan tersedia ruang yang
luas untuk reseksi usus.9
26
hernia inkarserata yang mengandung usus dimulai dengan gambaran
obstruksi usus dengan gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, dan
asam basa.3
3. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat makin banyaknya usus
yang masuk. Keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus diikuti
dengan gangguan vaskular (proses strangulasi). Keadaan ini disebut
herniainguinalis strangulata. Bila sudah terjadi strangulasi karena
gangguan vaskularisasiterjadi gangguan toksik akibat gangrene, gambaran
klinik menjadi kompleks dan sangat serius. Penderita mengeluh nyeri
lebih hebat ditempat hernia, nyeri akan menetap karena rangsangan
peritoneum.Pada pemeriksaan lokal yang ditemukan benjolan yang tidak
dapat dimasukkan lagi, disertai nyeri tekan dan tergantung keadaaan isi
hernia dapat dijumpai tanda peritonitis atau abses local. Hernia
strangulate merupakan keadaan gawat darurat karena perlu mendpat
pertolongan segera.3
27
TINJAUAN PUSTAKA
28