Anda di halaman 1dari 29

Kanker

Payudara
LIBER SIAHAAN
PENDAHULUAN

EPIDEMIOLOGI
• Karsinoma Mama atau Kanker Payudara di sebut sebagai
Kanker solid dengan angka insiden tertinggi di negara maju
• Di Amerika angka kasus 27/100.000 dan diperkirakan lebih dari
200.000 kasus baru pertahun,dengan angka kematian lebih dari
40%
• Di Indonesia, Kanker payudara memiliki angka insiden tertinggi
No.2 setelah Kanker serviks.
PENDAHULUAN
FAKTOR RESIKO
• Faktor Genetik : Histori keluarga, mutasi gen
(BRCA1 pada kromosom 17 dan BRCA2 pada
kromosom 13 meningkatkan risiko tumor 
payudara sampai 85%.)
• Faktor Hormonal : Usia saat menstruasi
pertama, Usia saat kehamilan pertama, Usia
saat menopause, dan kehamilan
• Kondisi Payudara : Ductal Carcinoma in situ
dan Lobular Carcinoma in situ
• Penggunaan Kontrasepsi Hormonal
KLASIFIKASI STADIUM TNM ( UICC/AJCC)
Stadium kanker payudara ditentukan berdasarkan Sistem Klasifikasi TNM American Joint
Committee on Cancer (AJCC) :
KLASIFIKASI STADIUM TNM ( UICC/AJCC)
Stadium kanker payudara ditentukan berdasarkan Sistem Klasifikasi TNM American Joint
Committee on Cancer (AJCC) :
KLASIFIKASI STADIUM TNM ( UICC/AJCC)
Stadium kanker payudara ditentukan berdasarkan Sistem Klasifikasi TNM American Joint
Committee on Cancer (AJCC) :
KLASIFIKASI STADIUM TNM ( UICC/AJCC)
Stadium kanker payudara ditentukan berdasarkan Sistem Klasifikasi TNM American Joint
Committee on Cancer (AJCC) :
KLASIFIKASI STADIUM TNM ( UICC/AJCC)
SCREENING
SADARI MRI Mammografi dan USG
• Bukan prosedur deteksi dini • Diutamakan pada wanita • Mammografi dilaukan secara
hanya usaha menemukan dengan familial cancer periodic dengan interval :
Kanker Payudara pada stadium 1.Usia 35-39 : 1 kali sebagai
lebih awal basal mammogram
• Cocok digunakan di Indonesia,
dimana skrining massal belum
2.Usia 40-49 : setiap 2 tahun
tersedia 3.Usia 50-60 : dilakukan setiap
setahun
4.Usia >60 : Dianjurkan setiap
setahun
• USG hanya melengkapi
mammografi
DIAGNOSIS
A. PEMERIKSAAN KLINIS

1. Anamnesis : 2. Pemeriksaan Fisik


a. Keluhan di Payudra dan aksila. a. Status Gneralis di hubungkan
dengan Performance status :
b. Keluhan di tempat lain
Karnofsky score, WHO/ECOG score.
(berhubungan dengan metastasis)
b. Status Lokaslis : Pemeriksaan
c. Faktor-Faktor resiko payudara kanan dan kiri, Masa
( terkena Kanker Payudara) Tumor
DIAGNOSIS
B. PEMERIKSAAN RADIO – DIAGNOSISTIK/ ONCOLOGIC IMAGING

1.Diharuskan :
* Mammografi dan USG mama
* Foto Toraks
* USG Abdomen (hati)

2. Optional :
* Bone Scanning ( diameter KPD .5cm, T4/LABC,
klinis dan sitologi mencurigakan
* Bone Survey
* CT Scan
* MRI (mengevaluasi volume tumor )
DIAGNOSIS
C. PEMERIKSAAN BIOPSI JARUM HALUS ( FINE NEEDLE ASPIRATION BIOPSI/FNAB/FNA)

Dilakukan pada lesi/tumor payudara yang klinis dan


radiologis/imaging di curigai ganas.
Di Negara maju akurasi FNAB sangat baik sehingga
dijadikan sebagai standar diagnosis KPD. Di
Indonesia, akurasi FNAB sudah baik ( >90%)
sehingga menjadi salah satu pemeriksaan yang
direkomendasikan.
DIAGNOSIS
D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan laboratorium dan kimia darah untuk kepentingan


pengobatan dan informasi kemungkinan adanya metastasis .

a) Pemeriksaan enzim transaminase : untuk memperkirakan


adanya metastasis pada liver.
b) Pemeriksaan alkali fosfatase dan kalsium : untuk memprediksi
adanya metastasis pada tulang. Pemeriksaan kadar kalsium
darah rutin diutamakan pada kanker payudara stdium lanjut
dan merupakan keadaan kedaruratan onkologis yang
membutuhkan pengobatan segera.

Pemeriksaan penanda tumor seperti CA-15 dan CEA lebih


dibutuhkan untuk menentukan rekurensi dari kanker payudara dan
bukan merupakan penanda diagnosis/skrining.
VI. TERAPI
MODALITAS TERAPI

1. PEMBEDAHAN
Terapi bedah terutama untuk kanker stadium awal. Tipe pembedahan :
 Mastektomi radikal
 Modified Radical Mastectomy (Patey : memotong m.pectoris minor untuk dapat melakukan diseksi axilla sampai
level 3.
 Modified Radical Mastectomy ( Uchinloss & Maaden : mempertahankan m.pectoris mayor dan minor
 Mastektomi simple (Mc. Whirter) ditambah radioterapi pada axilla
 BCS ( Breast Conserving Surgery) eksisi tumor primerdengan atau tanpa diseksi axilla dan radioterapi
Gambaran diseksi axilla pada masektomi
VI. TERAPI
MODALITAS TERAPI

2. RADIOTERAPI
Radioterapi dapat dilakukan sebagai :
 Radioterapi Neoadjuvant (sebelum pembedahan)
 Radioterapi Adjuvant ( Sesudah pembedahan)
 Radioterapi Palliative diberikan sebagai terapi paliatif, baik pada tumor primer ataupun pada metastasis tulang,
cerebral, dll.
3. KEMOTERAPI
Kombinasi Standar kemoterapi Pemberian Kemoterapi
• CMF ( Cyclophosphamide-Mtehotexate-5Fluro Uracil) • Neoadjuvant : sebelum pembedahan
• CAF;CEF ( Cylophosphamide-Adriamicyn/Epirubicin-5Fluoro • Adjuvant : Setelah pembedahan
Uracil) • Therapeutic Chemotherapy : diberikan pada metastatic Breast
• T-A ( Taxanes/Pacliataxel/Doxetacel-Adriamycin) Cancer dengan tujuan paliatif, tanpa menutup kemungkinan
• Gapecitabine ( Xeloda-Oral) memperpanjang survival.
• Beberapa kemoterpi lain : Navelbine,Gemcitabine, • Paliatif : Sebagai usaha memperbaiki kualitas hidup
(+cisplatinum) digunalkan sebagai kemoterapi lapis ke 3 • Metronomic Chemotheraphy ( Cyclophosphamide) anti
angiogenesis
VI. TERAPI
MODALITAS TERAPI

4. OBAT-OBAT TARGET ( MOLECULAR TARGETING THERAPHY)


Ditunjukan terutama jika ada indikasi yaitu danya ekspresi protein tertentu pada jaringan kanker seperti :
• Ekspresi Her2/Neu Protein : Trastuzumab ( diberikan minimal 1 tahun )
• Ekpresi VEGF/R : BevacizumAB.
• Pada umumnya, Molecular targeting theraphy diberikan Bersama kemoterapi.

5. TERAPI HORMONAL
Pemberian terapi hormonal dapat bersifat
* Additive (memberikan terapi hormonal tambahan)
* Ablative (menghilangkan sumber hormon tertentu)
Beberapa obat-obat tertentu yang dipergunakan sebagai terapi hormonal adalah : Tamoxifen, Aromatase
Inhibition, GnRH
Obat-obat hormonal pada Kanker Payudara Metastasis, selain obat terapi hormone diatas, Megestrol acetate
dan Mefepristone
VI. TERAPI
1. KANKER PAYUDARA NON-INVASIF
A. DUCTAL CARSINOMA INSITU (DCIS)
Prognostic Score berdasarkan pada Van Nuys Prognostic Index (2003, Silverstein) berdasarkan ukuran tumor, margin
eksisi, umur penderita, klasifikasi patologi.
 Mastektomi simple : (Tidak dilakukan diseksi aksila
 Breast Conserving Theraphy/ Surgery (BCT/BCS) : dengan atau tanpa diseksi aksila. Pasien dengan BCT akan
menjalani radioterapi adjuvant.
 Terapi Adjuvant : Terapi adjuvant hanya diberikan pada pasien dengan risiko tinggi terjadi rekurensi, antara lain usia
muda (< 35 tahun). Radioterapi diberikan pada pasien dengan BCS/BCT, keculi dengan pertimbangan khusus
diameter < I cm, margin bedah yang cukup dan grade rendah.
Terapi hormonal diberikan pada pasien dengan ER dan atan PR positif, tanpa riwayat gangguan thromboembolism.
VI. TERAPI
1. KANKER PAYUDARA NON-INVASIF
B. LOBULAR CARCINOMA INSITU (LCIS)
Diagnosis sering kali insidental, biasanya non-
palpable, lebih sering pada wanita
premenopause. Adanya LCIS ini, dianggap
sebagai faktor risiko untuk terjadinya invasif
karsinoma.
Terapi Adjuvant dari LCIS adalah pemberian
tamoxifen yang menurunkan resiko terjadinya
karsinoma invasif sampai 56% (MD. Anderson
2006). Pemberian radioterapi masih belum
memberikan hasil yang jelas. Surveillance
merupakan hal penting pada LCIS, antara lain
pemeriksaan fisik setiap 6 bulan- 1 tahun dan
mamografi.
VI. TERAPI
2. KANKER PAYUDARA INVASIF
Pada umumnya, termasuk pada karsinoma invasif adalah karsinoma mama filial dengan adanya mutasi pada gen
BRCA-I, dan BRCA-2.
Pembedahan
Terapi Bedah Stadium Dini ( T1,T2,N0,N1)
 BCS/BCT : Biasanya dilakukan dengan tumor yang relatif kecil < 3cm
 Mastektomi Radikal Modifikasi ( Patey/Maden & Uchinloss) : dipertimbangkan jika tumor besar, adanya
faktor risiko yaug tinggi untuk rekurerisl, seperti usia muda, high nuclear grade, cumedo type necrosis,
margin positive, subtype histologis tertentu, usia muda, Her2/Neu positif,DnA aneuploidy.
 Rekonstruksi bedah : dapat dipertimbangkan pada ahli bedahyang mempunyai kemampuan rekonstruksi
pembedahan payudara tanpa mengorbankan prinsip bedah onkologi.

Terapi Adjuvant
 Radioterapi adjuvant diberikan pada BCS/BCT, baik diberikan pada seluruh payudara ataupun hanya pada
area pembedahan (ongoing trial).
 Pemberian terapi sistemik adjuvant bersifat individual, dan dibedakan berdasarkan status KGB, umur,
ukuran tumor primer, performance status,ekspresi onkogen HEp-2INeu, status dari steroid reseptor (ER, PR)
dan grade nuklear
VI. TERAPI
2. KANKER PAYUDARA INVASIF
KARSINOMA PAYUDARA LANJUT LOKAL / KARSINOMA STADIUM III
 Pembedahan : Pembedahan yang dianjurkan adalah mostektomi radikal modifikasi ataupun
mastektomi radikal standard
 Neoadjuvant Theraphy :Beberapa obat yang dapat diberikan pada neoadjuvant (systemic
therapy) adalah kemoterapi A.C., CAF/CEF, T-A, sedangkan terapi hormonal hany diberikan
pada ER/PR + dan obat yang diberikan adalah golongan Ais (Aromaiase Inhibitors).

KARSINOMA PAYUDRA INFLAMATOIR /IBC


VI. TERAPI
2. KANKER PAYUDARA INVASIF
KARSINOMA PAYUDRA INFLAMATORI /IBC
Terapi pada umumnya bersifat Sandwich, NeoAdjuvant chemotherapy, pembedahan
atau terapi radiasi, dan adjuvant chemotheraphy. Pertentangan yangsering terjadi
adalah tentang terapi loko-regional, apakah pembedahan atau radioterapi ataupun
keduanya.
VI. TERAPI
2. KANKER PAYUDARA INVASIF
KARSINOMA PAYUDARA BERMETASTASIS /MBC
Pada stadium ini, terapi bedh bukan pilihan lagi. Pemberian terapi sistemik, baik kemoterapi
maupun terapi hormonal menjadi pillhan utama. Peran bedah hanya sebagai tindakan
adjuvant/paliatif, untuk mengambil sisa tumor, mengehntikan pendarahan, namun tetap harus
memenuhi syarat pembedahan onkologis.

KARSINOMA PAYUDARA DENGAN KEHAMILAN


• Pada kehamilan yang lebih awal (trimester I dan II), pilihan pembedahan adalah mastektomi
radikal/radikal modifikasi.
• Pemberian adjuvant kemoterapi ditunda sampai umur kehamilan mencapai trimester II dan III,
sedangkan radioterapi diberikan setelah melahirkan. Hal ini untuk menghindari penggunaan
radioterapi pada saat kehamilan.
• Pada trimester III, juga dianjurkan untuk dilakukan mastektomi radikal/radikal modifikasi,
kemotetapi adjuvant dapat langsung diberikan, sedangkan radioterapi diberikan setelah
melahirkan.
VI. TERAPI

TUMOR PHILLODES (MALIGNA)


Merupakan 0.5%—1% dari kasus Tumor payudara, banyak
dijumpai pada wanita usia 35—55 tahun. Biasanya ditemukaii
pada ukuran besar (> 4 cm). Dalam mendiagnosis sulit
membedakan antara tumor philodes dan fibroadema
mamma maka diagnosis didasarkan pada hasil biopsi
terutama biopsi eksisi . Prinsip pembedahana dalah eksisi
komplit dari tumor (mastektomi simple).
VI. TERAPI
2. KANKER PAYUDARA PADA PRIA
Algoritma penanganan Kanker payudara pada pria :
VI. TERAPI
2. KANKER PAYUDARA PADA PRIA
VII. Rehabilitasi dan follow up
A. REHABILITASI
 Pra Operatif
* Persiapan pembedahan : pemeriksaan lab, ko-morbiditas, imaging.
*Evalusi fungsi respirasi, pada usia lanjut “ Latihan nafas”

 Pascabedah
a. Hari 1- 2
* Latihan “ Lingkup gerak sendi” sekitar daerah operasi (sendi siku,bahubertahap)
* Latihan relaksasi otot leher dan toraks
* Aktif mobilisasi
* Pasien dapat dipulangkan dengan drain masih terpsang jika memungkinkan perawatan rumah

b. Hari 3-5
* Latihan gerak lengan bahu ipsilateral operasi lebih bebas
* Latihan relaksasi
* Gerakan bebas
* Edukasi untuk tetap mempertahankan lingkup gerak sendi dneganberlatih teratur
* Edukasi untuk menjaga agar lengan ipsilateral pembedahan untuk tetap sehat, tidak dipasang
infus
VII. Rehabilitasi dan follow up
B. FOLLOW UP
Sebagian besar rekurensi (> 50%) biasanya terjadi dalam 2 tahun sesudah pembedahan,
tetapi rekurensi bisa terjadi sarnpai dengan 20 tahun pasca bedah. Follow up ditujukau
untuk menemukan rekurensi dini. Berikut anjuran interval control di Indonesia :
* Tahun 1 dan 2 : Kontrol tiap 2 bulan
* Tahun 3 s/d 5 : Kontrol setiap 3 bulan
* Tahun >5 : Kontrol setiap 6 bulan
atau
* 6 bulan pertama : Kontrol tiap 1 bulan
* 6 bulan s/d 3tahun : control setiap 3 bulan
* >3 tahun s/d 5 tahun : Kontrol setiap 6 bulan
* >5tahun : Kontrols etiap tahun
MATUR SUKSMA

Anda mungkin juga menyukai