MASTECTOMY PADA CA
MAMMAE SINISTRA
DENGAN TEKNIK GA-ETT
Oleh :
Puty Annisa Prilina
Indah Permata Sari Siregar
M. Archie Dhio
BAB I PENDAHULUAN
Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an- "tidak, tanpa"
dan aesthētos, "persepsi, kemampuan untuk merasa",
1. Arteri
2. Vena
Riwayat Riwayat
terapi radiasi reproduksi dan
ETIOLOGI DAN FAKTOR menstruasi
RESIKO
Ras
Kurang
aktivitas fisik
Kepadatan
Overweight/obesitas jaringan
Diet setelah menopause payudara
Klasifikasi
Invasive ductal
Paget’s Disease carcinoma
Keluhan Utama
1. Benjolan di payudara
2. Kecepatan tumbuh dengan/tanpa rasa sakit
3. Nipple discharge, retraksi puting susu, dan krusta
4. Kelainan kulit, dimpling, peau d’orange, ulserasi, venektasi
5. Benjolan ketiak dan edema lengan
Keluhan Tambahan
1. Nyeri tulang (vertebra, femur)
2. Sesak dan lain sebagainya
PEMERIKSAAN FISIK
menilai status
generalis untuk Menilai status
mencari lokalis dan
kemungkinan regionalis
adanya metastasis
USG Payudara
Salah satu kelebihan USG adalah dalam mendeteksi massa kistik. Gambaran USG pada benjolan yang
harus dicurigai ganas di antaranya:
· Permukaan tidak rata
· Taller than wider
· Tepi hiperekoik
· Echo interna heterogen
· Vaskularisasi meningkat, tidak beraturan dan masuk ke dalam tumor membentuk sudut 90 derajat
MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan CT-SCAN
Walaupun dalam beberapa hal MRI lebih baik daripada mamografi, namun secara umum
tidak digunakan sebagai pemeriksaan skrining karena biaya mahal dan memerlukan waktu
pemeriksaan yang lama.
( Kelenjar getah bening sentinel adalah kelenjar getah bening yang pertama
kali menerima aliran limfatik dari tumor, menandakan mulainya terjadi
penyebaran dari tumor primer)
Pemeriksaan Patologi Anatomi
Pemeriksaan Immunohistokimia
Metastasektomi
Metastasektomi adalah pengangkatan tumor metastasis pada
kanker payudara.
Kemoterapi adjuvan
Kemoterapi adjuvan memberikan hasil yang minimal pada karsinoma mammae
tanpa pembesaran KGB dengan tumor 0,6 sampai 1 cm tanpa pembesaran KGB
dan dengan resiko rekurensi tinggi maka kemoterapi dapat diberikan.
Neoadjuvant chemotherapy
Kemoterapi neoadjuvan merupakan kemoterapi inisial yang diberikan sebelum
dilakukan tindakan pembedahan, dimana dilakukan apabila tumor terlalu besar
untuk dilakukan lumpectomy
Terapi anti-estrogen
Dalam sitosol sel-sel karsinoma mammae terdapat protein pesifik
berupa reseptor hormonal yaitu reseptor estrogen pada jaringan
payudara. Respon klinis terhadap anti-estrogen sekitar 60% pada
wanita dengan karsinoma mammae dengan reseptor hormon yang
positif, tetapi lebih rendah yaitu sekitar 10% pada reseptor
hormonal yang negatif
PROGNOSIS
Anastesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-‘tidak, tanpa” dan aestheotos.
‘persepsi, kemampuan untuk merasa), secara umum berarti suatu tindakan
menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur
lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
Hipnotik
Muscle
Analgesik Relaxant
Preoperatif
A. Penilaian Preoperatif
Tujuan:
Mengetahui status fisik pasien praoperatif
Mengetahui dan menganalisis jenis operasi
Memilih jenis atau teknik anestesia yang sesuai
Meramalkan penyulit yang mungkin terjadi selama operasi dan atau
pascabedah
Mempersiapkan obat atau alat guna menanggulangi penyulit yang diramalka
Persiapan Pre- Anastesi sebelum operasi
Pemeriksaan
Anamnesis Fisik
Pemeriksaan
Klasifikasi
Laboratoriu
Status Fisik
m
Preoperatif
ASA 2 pasien penyakit bedah dengan disertai dengan penyakit sistemikringan sampai
sedang
ASA 3 pasien penyakit bedah dengan disertai dengan penyakit sistemik berat yang
ASA 4 pasien penyakit bedah dengan disertai dengan penyakit sistemik berat yang secara
ASA 5 pasien penyakit bedah dengan disertai dengan penyakit sistemik berat yang sudah
tidak mungkin ditolong lagi, dioperasi ataupun tidak dalam24 jam pasien meninggal.
ASA 6 pasien mati batang otak yang akan menjalani transplantasi organ untuk donor.
E Jika prosedur merupakan prosedur emergensi, maka status pemeriksaan diikuti “E”
(Misal, “2E”)
Persiapan Preoperatif
Puasakan Pasien
Terapi Cairan
Premedikasi
◦ Meredakan kecemasan dan ketakutan
◦ Memperlancar induksi anestesi
◦ Mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus
◦ Meminimalkan jumlah obat anestetik
◦ Mengurangi mual muntah pasca bedah
◦ Menciptakan amnesia
◦ Mengurangi isi cairan lambung
◦ Mengurangi reflek yang membahayakan
Contoh: Metoclopramide. Ranitidine, diazepam, petidine
PREMEDIKASI
Induksiinhalasi
Teknik ini menggunakan halotan atau sevoflurens merupakan
pilihan bila jalan napas pasien sulit ditangani. Induksi inhalasi
hanya dapat dilakukan apabila jalan napas bersih sehingga obat
anestesi dapat masuk. Induksi inhalasi juga digunakan untuk anak-
anak yang takut pada jarum.
Durante Operasi
A. Persiapan Pasien
B. Pemakaian Obat Anestesi
C. Terapi Cairan
D. Monitor
BAB III LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama: Inawati
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 48 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl. Tuamang no. 171 A
Pekerjaan : IRT
Status Perkawinan : Menikah
No RM : 26 47 36
Keluhan Utama : terdapat benjolan di payudara kiri.
Telaah : Pasien datang ke Rumah Sakit Haji Medan dengan keluhan terdapat benjolan
pada payudara kiri sejak lebih kurang 5 bulan yang lalu. Pada awalnya benjolan hanya
teraba sebesar telur puyuh, namun makin lama makin membesar hingga diameter lebih
kurang 10cm. Pasien mengatakan payudara kiri kadang terasa nyeri berdenyut. Nyeri
dirasakan hilang timbul dan mengganggu istirahat pasien. Payudara merah dan panas (-),
keluar cairan dari puting (-). Mobilisasi (+), makan/minum (+/+), BAB/BAK (+/+).
RPT : - Riwayat tumor payudara pada tahun 2007
- Riwayat myoma uteri
- Riwayat Asma (-)
- Riwayat Hipertensi (-)
- Riwayat DM (-)
RPO : (-)
RPK : (-)
Riwayat Operasi Sebelumnya :
Operasi Tumor payudara kiri tahun 2007
Operasi miomektomi tahun 2012
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
Keadaan Umum : Tampak sakit
Vital Sign
Sensorium : Compos Mentis
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
RR : 18 x/menit
Suhu : 36,5oC
Tinggi Badan : 156 cm
Berat Badan : 63 kg
Pemeriksaan Umum
Abdomen
Hasil Laboratorium:
Inspeksi : Datar, Simetris Darah Rutin
Palpasi : Nyeri tekan (-), Hb : 13,2 g/dl
Hepar dan Lien tidak teraba Ht : 42,8 %
Perkusi : Nyeri Ketok (-) Eritrosit : 4,7 x 106 /µL
Auskultasi : Peristaltik (5x/ Leukosit : 10.000 / µL
menit) Trombosit : 335.000 /µL
Ekstremitas : Edema (-/-) Faal Hati
SGOT : 30 U/I
SGPT : 35 U/I
Genitalia :tidak dilakukan
pemeriksaan Metabolik
KGDs : 150 mg/dl
Fungsi Ginjal
Ureum : 11 mg/dl
Kreatinin : 0,51 mg/dl
RENCANA TINDAKAN
Tindakan : Modified Radical Mastectomy
Anesthesi : GA-ETT
PS-ASA :2
Posisi : Supinasi
Pernapasan : Terkontrol dengan ventilator mekanik
KEADAAN PRA BEDAH
Pre operatif
1. B1 (Breath) 4. B4 (Bladder)
Airway : Clear Urine Output :-
RR : 24x/menit Kateter : tidak terpasang
SP : Vesikuler ka=ki
ST : Ronchi (-), Wheezing (-/-) 5. B5 (Bowel)
2. B2 (Blood) Abdomen : Soepel
Akral : Hangat/Merah/Lembab Peristaltik : Normal (+)
TD : 120/70 mmHg Mual/Muntah : (-)/(-)
HR : 82x/menit
3. B3 (Brain) 6. B6 (Bone)
Sensorium : Compos Mentis, GCS= 15 Oedem : (-)
Pupil : Isokor, ka=ki 3mm/3mm
RC : (+)/(+)
PERSIAPAN OBAT GA-ETT
Premedikasi Pernapasan
Midazolam 5 mg O2 : 4 L/menit
Fentanyl 100 mcg
N2 O :-
Medikasi
Sevoflurane : pemberian awal 1,5%
Propofol : 130 mg
dan dilanjutkan dengan dosis 1%
Atracurium : 60 mg
Sebelum tindakan ekstubasi
Jumlah Cairan
Prostigmin + Atropine (3:3)
15 menit setelah operasi selesai
PO : RL 200 cc
Inj. Ketorolac 30 mg (iv) DO : RL 500 cc
Inj. Ranitidine 50 mg (iv)
Perdarahan
Kasa Basah : 15 x 10= 150 cc
Kasa 1/2 basah : 3 x 5 = 15 cc Teknik Anastesi : GA-ETT
Suction : 50 cc Premedikasi dengan Inj. Midazolam 5 mg
Jumlah : 215 cc
dan Inj. Fentanyl 100 mcg → Induksi:
Propofol 130 mg → Sleep non apnea→ Inj.
EBV : 65 x 63 = 4095 cc Atracurium 40 mg → Sleep apnea →
EBL Oksigenasi dengan O2 5-10 menit sampai
10 % = 409,5 cc saturasi 99% Insersi ETT no. 7,5 → cuff
(+)→ SP kanan = kiri → fiksasi.Preoksigenasi
20 %= 819
→ pernafasan terkontrol dengan Ventilator
30 % = 1228,5 cc dan saturasi > 95%.
Durasi Operatif
Lama Anestesi = 11.18 – 15.00
WIB
Lama Operasi = 11.30 – 15.00
WIB
POST OPERASI PERAWATAN POST OPERASI
Operasi berakhir pukul : 15.00 Setelah operasi selesai, pasien
WIB dibawa ke ruang pemulihan setelah
dipastikan pasien pulih dari
Setelah operasi selesai pasien di
anestesi dan keadaan umum,
observasi di Recovery Room.
kesadaran serta vital sign stabil,
Tekanan darah, nadi dan
pasien dipindahkan ke bangsal
pernapasan dipantau setiap 15
dengan anjuran untuk istirahat
menit selama 2 jam.
selama 24 jam, makan dan minum
Pasien boleh pindah ke ruangan sedikit demi sedikit apabila pasien
bila Alderette score > 9 sudah sadar penuh dan peristaltik
Pergerakan :2 normal.
Pernapasan :2
Warna kulit :2
Tekanan darah :2
Kesadaran :2
TERAPI POST OPERASI
Istirahat sampai pengaruh obat anestesi hilang
IVFD RL 34 gtt/menit
(4x10) + (2x10) + (1x43) = 103 : 3 = 34
Minum sedikit-sedikit bila sadar penuh dan peristaltik (+) dan kembali dalam
frekuensi yang normal
Inj. Ketorolac 30 mg/8jam (iv)
Inj. Ranitidin 50 mg/12jam (iv)
Inj. Ondansetron 4 mg/12 jam (iv)
TERIMAKASIH