Anda di halaman 1dari 64

Carcinoma Mammae

Khanissa Aghnia Afwa


Nila Rahadatul Aisy
Rendika Fajriyah Utami

Kepaniteraan Klinik FK UIN Jakarta Stase Bedah Periode April-Mei 2020


DEFINISI
Kanker payudara (KPD) merupakan keganasan pada jaringan
payudara yang dapat berasal dari epitel, duktus, maupun lobulusnya

Panduan penatalaksanaan kanker payudara, KEMENKES RI


EPIDEMIOLOGI

Dari data global, KPD mempunyai angka KPD merupakan kanker terbanyak yang ada
kejadian tetinggi di antara kanker pada di Indonesia. Berdasakan pathological based
wanita (25% dari semua kanker pada registration di Indonesia, KPD menempati
wanita, dengan proporsi 240 di antara urutan pertama dengan frekuensi relatif
100.000 wanita), juga memiliki angka sebesar 18,6%.
kematian tertinggi kedua (12,9%) setelah Menurut yayasan kanker indonesia,
kanker paru diperkirakan angka kejadiannya 12/100.000
wanita.
Penyakit ini dapat diderita oleh laki-laki
dengan frekuensi 1%.
Di Indonesia– 80% kasus ditemukan dalam
stadium lanjut
Panduan penatalaksanaan kanker payudara, KEMENKES RI
Panduan penatalaksanaan kanker payudara Ed 2015, PERABOI
FAKTOR RISIKO
• Jenis kelamin wanita,
• Usia diatas 50 tahun,
• Riwayat keluarga dan genetik (Pembawa mutasi gen BRCA1, BRCA2, ATM atau TP53 (p53)),
• Riwayat penyakit payudara sebelumnya (DCIS/Ductal carcinoma in situ pada payudara yang sama,
LCIS/Lobular carcinoma in situ, densitas tinggi pada mamografi)
• Usia menstruasi pertama kali dibawah 12 tahun
• Usia menopause diatas 55 tahun
• Tidak memiliki anak dan tidak menyusui
• Faktor hormonal
• Obesitas
• Konsumsi alkohol
• Riwayat radiasi dinding dada
• Faktor lingkungan Panduan penatalaksanaan kanker payudara, KEMENKES RI
DIAGNOSIS: ANAMNESIS
Keluhan di payudara atau ketiak dan riwayat penyakitnya
1. Benjolan (sebagian besar padat keras)
2. Kecepatan tumbuh
3. Rasa sakit
4. Nipple discharge
5. Nipple retraksi
6. Krusta pada areola
7. Kelainan kulit: dimpling, peau d’orange, ulserasi, venektasi
8. Perubahan warna kulit
9. Benjolan ketiak dan edema lengan
Protokol PERABOI 2003
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.breastaugmentation101.com%2Fsymptoms-of-breast-cancer
%2F&psig=AOvVaw14UoJ0KDKAOG7I4seJDGUW&ust=1587394950092000&source=images&cd=vfe&ved=0CA0QjhxqFwoTCNjv5Mjh9OgCFQAAAAAdAAAAABAK
DIAGNOSIS: ANAMNESIS
Keluhan di tempat lain berhubungan dengan metastasis, antara lain:
1. Lengan bengkak
2. Nyeri pinggang/punggung atau tulang belakang, lemah atau
kelumpuhan tungkai atau patah tulang
3. Batuk kering yang tidak kunjung sembuh
4. Sesak napas jika sudah terdapat pleural efusi atau metastasis di
parenkim paru yang luas
5. Rasa penuh, mual, mata kuning
6. Nyeri kepala hebat, kejang, kesadaran menurun
7. Penurunan berat badan tanpa sebab yg jelas
Protokol PERABOI 2003
DIAGNOSIS: ANAMNESIS
Faktor risiko pasien
1. Usia penderita
2. Usia melahirkan anak pertama
3. Punya anak atau tidak
4. Riwayat menyusukan
5. Riwayat menstruasi – usia menstruasi pertama, keteraturan, usia
menopause
6. Riwayat pemakaian obat hormonal
7. Riwayat keluarga (khususnya kanker payudara, atau kanker lain)
8. Riwayat pernah operasi tumor payudara atau tumor ginekologik
9. Riwayat radiasi dinding dada Protokol PERABOI 2003
DIAGNOSIS: PEMERIKSAAN FISIK
• Status generalis – TTV dan PF menyeluruh (melihat kemungkinan
adanya metastasis)
• Status lokalis dan regionalis (inspeksi dan palpasi)
1. Payudara kanan dan kiri harus diperiksa (berdasarkan 5 kuadran)
2. Masa tumor: lokasi, ukuran, konsistensi, permukaan, bentuk dan batas
tumor, jumlah tumor, terfiksasi atau tidak ke jaringan sekitar payudara,
kulit, m. Pektoralis, dan dinding dada
3. Perubahan kulit: kemerahan, dimpling, edema, nodul satelit, peau
d’orange, ulserasi
4. Nipple: tertarik, erosi, krusta, discharge
5. Status KGB aksila, infraklavikula, supraklavikula: jumlah, ukuran,
konsistensi, terfiksir satu sama lain atau jaringan sekitar – menilai adanya
metastasis ke KGB Protokol PERABOI 2003
Karena adanya pengaruh hormonal, pemeriksaan sebaiknya
dilakukan pada hari ke- 7-10 dihitung dari hari pertama masa
menstruasi.

Panduan penatalaksanaan kanker payudara, KEMENKES RI


Panduan penatalaksanaan kanker payudara, KEMENKES RI
DIAGNOSIS: PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan radiodiagnostik/imaging
1. Diharuskan (recommended)
 USG payudara dan mamografi untuk tumor <3cm
 Foto toraks
 USG abdomen (hepar)
2. Optional (atas indikasi)
 Bone scanning atau bone survey (bilamana sitologi atau klinis sangat
mencurigai pada lesi >5cm)
 CT scan atau MRI

Protokol PERABOI 2003


• Mamografi =pencitraan menggunakan sinar X pada jaringan payudara
yang dikompresi
▫ Di Indonesia mamografi sebaiknya dikerjakan pada usia >40 tahun
▫ Sebaiknya dikerjakan pada hari ke 7-10 dihitung dari hari pertama masa menstruasi
▫ Penilaian dan pelaporan hasil mamografi digunakan BIRADS yang dikembangkan
oleh American College of Radiology
Tanda Primer Tanda Sekunder
 Densitas yang meninggi pada tumor  Retraksi kulit atau penebalan kulit
 Batas tumor yang tidak teratur oleh karena adanya  Bertambahnya vaskularisasi
proses infiltrasi ke jaringan sekitarnya atau batas  Perubahan posisi putting
yang tidak jelas (komet sign).  Kelenjar getah bening aksila (+)
 Gambaran translusen disekitar tumor  Keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular
 Gambaran stelata. tidak teratur
 Adanya mikrokalsifikasi sesuai kriteria Egan  Kepadatan jaringan sub areolar yang berbentuk
 Ukuran klinis tumor lebih besar dari radiologis utas.

Gambaran kalsifikasi yang diduga ganas menurut kriteria Egan adalah kalsifikasi dengan lokasi di
parenkim payudara, ukuran <0,5 mm, jumlah >5 dan bentuk stelata

Panduan penatalaksanaan kanker payudara, PERABOI 2015


• USG Payudara
▫ Salah satu kelebihan USG adalah dalam mendeteksi massa kistik.
▫ Gambaran USG pada benjolan harus dicurigai ganas di antaranya:
 Permukaan tidak rata
 Taller than wider
 Tepi hiperkoik
 Echo interna heterogen
 Vasularisasi meningkat, tidak beraturan dan masuk ke dalam tumor membentuk sudut 90
derajat

Panduan penatalaksanaan kanker payudara, PERABOI 2015


• MRI
▫ Pada MRI akan terlihat kontras antara jaringan payudara dan lemak
karena perbedaan mobilitas dan lingkungan magnet dari atom hidrogen di
air dan lemak.
▫ Lebih unggul dari mammografi dan USG payudara dalam hal penentuan
ukuran dan ekstensi tumor, penemuan lesi multifokal dan multisentrik,
penemuan lesi kontralateral.
▫ Dipertimbangkan pada wanita muda dengan payudara yang padat atau
pada payudara dengan implant, dipertimbangkan pasien dengan risiko
tinggi untuk menderita kanker payudara

Panduan penatalaksanaan kanker payudara, KEMENKES RI


Panduan penatalaksanaan kanker payudara, PERABOI 2015
DIAGNOSIS: PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan Patologi

Teknik pengambilan sampel tertutup dengan fine needle aspiration


biopsy (FNAB) dan core biopsy. Teknik pengambilan sampel terbuka
dengan biopsi insisi dan biopsi eksisi
Pemeriksaan sitologi
Pemeriksaan dengan FNAB, imprint, dan analisa cairan (nipple discharge
dan kista).
DIAGNOSIS: PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Fine Needle Aspiration Blopsy - sitologi


• Dilakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologik curiga ganas
• Catatan: belum merupakan Gold Standard, Bila mampu,
dianjurkan untuk diperiksa TRIPLE DIAGNOSTIC -- pemeriksaan
klinis yang teliti ; pemeriksaan mamografi dan FNAB (cytology).

Protokol PERABOI 2003


DIAGNOSIS: PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Histopatologi – Gold standard diagnostic
• Bahan pemeriksaan histopatologi diambil melaui:
▫ Core biopsy, potong beku, atau parafin
▫ Biopsi eksisional untuk tumor ukuran >3cm
▫ Biopsi insisional untuk tumor:
operabel ukuran > 3 cm operasi definitif
inoperabel
▫ Spesimen mastektomi disertai dengan pemeriksaan kgb

Protokol PERABOI 2003


DIAGNOSIS: PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Imunohistokimia
metode pemeriksaan menggunakan antibodi sebagai probe untuk
mendeteksi antigen dalam potongan jaringan (tissue sections)
ataupun bentuk preparasi sel lainnya.
 imunohistokimia yang standar dikerjakan:
Reseptor hormon yaitu reseptor estrogen (ER) dan reseptor
progesteron (PR)
HER-2
Ki-67
DIAGNOSIS: PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Penanganan Jaringan (tissue handling)
• Tahap preanalitik – sejak jaringan lepas dari tubuh pasien hingga
mencapai lab patologi
• Tahap analitik – permrosesan dan pemeriksaan makroskopik dan
mikroskopik di lab patologi
• Tahap pasca analitik – tahap penulisan laporan ahli patologi
sampai diterimaoleh pasien atau dokter yang mengirim
DIAGNOSIS: PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Laboratorium -- dianjurkan
▫ Pemeriksaan lab rutin dan pemeriksaan kimia darah sesuai dengan
perkiraan metastasis
▫ Tumor marker: apabila hasil tinggi perlu diulang untuk follow up

Protokol PERABOI 2003


PENGGUNAAN TRIPLE DIAGNOSTIC
 Triple diagnostic – usaha untuk membantu menentukan
keganasan pada kanker payudara, dilakukan pada keadaan yang
meragukan
 Yang dikerjakan – pemeriksaan fisik, pemeriksaan pencitraan,
dan sitologi
 Indikasi – semua tumor pada usia >35tahun, semua tumor yang
diragukan sbg tumor jinak pada semua usia, nipple discharge
berupa darah disertai atau tanpa disertai tumor
KLASIFIKASI STADIUM TNM
KATEGORI T
Kategori T Kriteria T (ukuran tumor pimer)
Tx Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 Tidak ada bukti tumor primer
Tis (DCIS) Karsinoma duktal in situ
Tis (Paget) Paget disease of nipple
T1 Tumor ≤20 mm
  T1mic Tumor ≤1 mm
  T1a Tumor >1 mm-5 mm
  T1b Tumor >5 mm-10 mm
  T1c Tumor >10 mm-20 mm
Kategori T Kriteria T
T2 Tumor >20 mm-50 mm
T3 Tumor >50 mm
Kategori T Kriteria T
T4 Adanya ekstensi ke dinding dada dan/atau kulit (ulserasi/nodul makroskopis)
  T4a Ekstensi ke dinding dada (tidak termasuk otot pektoralis)
  T4b Ulserasi dan/atau nodul satellite makroskopis dan/atau edema (termasuk peau
d’orange)
  T4c Terdapat T4a dan T4b
  T4d Mastitis karsinomatosa
KATEGORI N

Kategori N Kriteria N (KGB regional)


Nx KGB regional tidak bisa dinilai (telah diangkat
sebelumnya)
N0 Tidak terdapat KGB aksila ipsilateral yang mobile
Kategori N Kriteria N
N1 Metastasis KGB aksila ipsilateral, bisa digerakkan
N2 Metastasis ke KGB aksila ipsilateral terfiksasi, berkonglomerasi atau adanya
pembesaran KGB mamaria interna ipsilateral (klinis, tidak ada metastasis ke kgb aksila)
N2a Metastasis pada KGB aksila terfiksi atau berkonglomerasi atau melekat ke struktur lain
N2b Metastasis hanya pd KGB mamaria interna ipsilateral secara klinis, tidak ada metastasis
ke KGB aksila
Kategori Kriteria N
N
N3a Metastasis ke KGB infraklavikula ipsilateral
N3b Metastasis ke KGB mamaria interna dan aksila ipsilateral
N3c Metastasis KGB supraclavicular ipsilateral
KATEGORI M
Kategori M Kriteria M (metastasis jauh)
Mx Metastasis jauh belum dapat dinilai
M0 Tidak terdapat metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh
Stadium T N M

STAGING
0 Tis N0 M0
I T1 N0 M0
IIA T0 N1 M0
T1 N1 M0
IIB T2 N1 M0
T3 N0 M0
IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
IIIB T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0
IIIC Tiap T N3 M0
IV Tiap T Tiap N M1
PENCEGAHAN
• PRIMER – mengurangi atau meniadakan faktor risiko
• SEKUNDER – skrining
▫ SADARI – periksa payudara sendiri
▫ SADANIS – periksa payudara klinis
▫ Mammografi skrining
Rekomendasi skrining menurut American Cancer Society:
• SADARI dilakukan setiap bulan dimulai pada usia 20 tahun
• Usia 20-30 tahun melakukan pemeriksaan klinis setiap 1 tahun
• Wanita usia >40 tahun pemeriksaan awal mammografi dan/atau
USG 1 kali dan selanjutnya tiap tahun
• Pada wanita berusia <40 tahun dengan riwayat keluarga kanker
payudara dan faktor risiko tinggi, skrining dapat dimulai lebih
awal. Untuk yang high risk melakukan mammografi dan MRI
setiap tahun
Anamnesis, PF dan
Pemeriksaan Penunjang
Bedah Onkologi

Kanker Kulit
Karsinoma Sel Basal
Gambaran Klinis
KSB Lanjut :
KSB Dini : papul atau nodus, permukaan mengkilap, seperti lilin, berpigmen atau kemerahan dan
ditemukan telengiektasi. 1. Nodulo-ulseratif
Nodus menimbul membesar, permukaan
menjadi tidak rata, dan menjadi ulkus. Ulkus
dapat dengan tepi berbentuk papul berkilat
seperti mutiara (pearly border), kerusakan
jaringan semakin dalam bahkan dapat sampai
1
tulang.
Gambaran Klinis (2)

2. KSB tipe berpigmen


KSB tipe berpigmen ialah KSB nodul ulseratif
2 namun berwarna (biru, hitam, dan
kecoklatan) karena mengandung melanin.
(mempunyai pigmen)
3. KSB tipe superficial
Plak dengan tepi berbatas tegas dan dapat dengan Pearly
border yang tersusun linier menimbul sepertibenang.
3
Pada permukaan lesi dapat ditemukan eritema, erosi,
Gambaran Klinis (3)

4. KSB Morfeaformis
Makula atau plak padat karena fibrosis batas tidak tegas,
permukaan licin, warna kekuningan, dan kadang-kadang
seperti jaringan parut. Ulkus jarang terjadi pada tipe ini
5. KSB tipe fibroepitelioma
Jarang dijumpai, nodus bertangkai, dan warna
kemerahan
Pemeriksaan Penunjang

1. Dermoskopi
2. Histopatologi
KARSINOMA SEL
SKUAMOSA
Gambaran Klinis

Plak atau tumor teraba padat, dapat


verukosa atau berbenjol - benjol dan
berulkus. Tepi tumor tidak jelas. Lokasi
tidak khas bergantung penyebab
Pemeriksaan Penunjang

1. Dermoskopi
2. Biopsi
3. Histopatologi
4. Computed tomography (CT) dan magnetic
resonance imaging (MRI)
MELANOMA
Gambaran MM dini/ABCD (Tidak berlaku untuk NM)

A = asimetris
B = border/tepi yang tidak teratur
C = color/warna yang bermacam-macam
D = diameter ≥6 mm
E = elevasi, evolusi pada permukaan atau perkembangan
lesinya
Gambaran klinis
1. Superficial spreading melanoma (SSM)
Lesi agak menimbul, hitam kecoklatan, atau kemerahan,
tepi irregular, garis kulit pada permukaan lesi
1
menghilang.

2. Nodular melanoma (NM)

Tumor menimbul, seperti kubah, dapat bertangkai, warna coklat dan kehitaman. Dapat
terjadi ulkus dan pendarahan.

2
Gambaran klinis (2)
3. Lentigo malignant melanoma (LLM)
Pada tahap awal (A), lesi datar kecoklatan,
tidak berkilat dan licin. Warna lesi lama
lama berubah menjadi ireguler dengan
tambahan coklat tua dan kehitaman. Nodus 3
terlihat bila mulai tumbuh invasif (B).

4. Acral lentigo melanoma (ALM)

Tampak makula kehitaman dengan bagian yang


4
menimbul atau nodus
Bentuk Klinis Lain

1. Melanoma amelatonik
Nodus tanpa pigmen, berwarna kemerahan, atau
sewarna kulit. Melanoma yang bertangkai yang
berupa nodus dengan tangkai dibawahnya 1

2. Melanoma unclassified
Melanoma yang tidak bisa diklasifikasikan
seperti bentuk di atas.
Pemeriksaan Penunjang
1. Dermoskopi

2. Histopatologi

3. Pewarnaan

6. Sentinel lymph node biopsy


(bergantung pada adanya
indikasi/fasilitas)
Staging TNM Melanoma
Daftar Pustaka

Wolf, Klaus, Richard AJ, Arturo PS. Fitzpatrick’s Color


Atlas and Synopsis Clinical Dermatology Eighth edition.
New York. Mc Graw Hill Education
Linuwih, Sri, Kusmarinah B, Wresti I. Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin Edisi Ketujuh. Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.2018
Carcinoma Tyroid
Ca THYROID
• Karsinoma tiroid merupakan suatu keganasan yang berasal dari
sel folikel tiroid. Dikelompokkan menjadi :
▫ karsinoma tiroid berdeferensiasi baik, yaitu bentuk papiler, folikuler,
atau campuran keduanya,
▫ karsinoma meduler yang berasal dari sel parafolikuler yang
mengeluarkan kalsitonin, dan
▫ karsinoma berdeferensiasi buruk/anaplastik
Epidemiologi
• Berdasarkan dari “Pathological BasedRegistration”di Indonesia
kanker
tiroid merupakan kanker dengan insidensi tertinggi urutan ke
sembilan.
• Keganasan jaringan endokrin yang terbanyak dijumpai.
Etiologi
• Penyebab karsinoma tiroid tidak diketahui secara pasti. Faktor
resiko yang meningkatkan terjadinya karsinoma tiroid adalah :
▫ Usia<20 tahun dan >50 tahun.
▫ Jenis kelamin laki-laki.
▫ Kecepatan tumbuh tumor.
▫ Paparan oleh radiasi tingkat tinggi seperti radiasi karena senjata
nuklir, pengobatan radiasi pada kepala dan leher saat usia muda.
▫ Riwayat keturunan penderita tumor.
▫ Defisiensi yodium (di pegunungan) membuat resiko lebih besar
Klasifikasi
Berdasarkan WHO
• Tumor epitel maligna:
▫ Karsinoma papilare
▫ Karsinoma folikulare
▫ Campuran karsinoma (undifferented)
▫ Karsinoma sel squamosa
▫ Karsinoma tiroid medulare
• Tumor non – epitel maligna:
▫ Fibrosarcoma
▫ Lain-lain
• Tumor maligna lainnya:
▫ Sarkoma
▫ Limfoma maligna
▫ Haemangiothelioma maligna
▫ Teratoma maligna
• Tumor sekunder dan unclassified tumors
Berdasarkan histopatologi mayor
• McKenzie membedakan kanker tiroid atas 4 tipe yaitu :
▫ karsinoma papilare
▫ karsinoma folikulare
▫ Karsinoma medulare
▫ Karsinoma anaplastik
Klasifikasi Klinis TNM Karsinoma Tiroid
T (Tumor
T0
Primer)
tidak terbukti ada tumor
Tx tumor tidak dapat dinilai
T1 <1cm
T2 2-4 cm masih terbatas pada tiroid
T3 > 4 cm terbatas pada tiroid atau tumor dengan ukuran berapa saja
dengan ekstensi ekstra triod yang minimal (misal ke otot sternotiroid
atau jaringan lunak peritiroid)
T4a tumor telah berestensi keluar kapsul tiroid dan menginvasi ke tempat
berikut ; jaringan lunak subkutan, laring, trakea, esofagus, n. laringeus
rekurren atau karsinoma anaplastik terbatas pada tiroid (intra tiroid)

 T4b tumor telah menginvasi fasia prevertebra, pembuluh mediastinal atau


arteri carotis atau karsinoma anaplastik berestensi keluar kapsul
(ekstra tiroid)
N (Kelenjar Getah Bening)

Nx kelenjar getah bening tidak dapat dinilai


N0 tidak ditemukan metastasis ke kelenjar getah
bening
N1 pembesaran (dapat dipalpasi)
N1a hanya ipsilateral
N1b kontralateral, bilateral, garis tengah, atau
mediastinum
M (Metastasis Jauh)

Mx metastasis tidak dapat dinilai


M0 tidak terdapat metastasis jauh

M1 terdapat metastasis jauh


Diagnosis
• Anamnesis
▫ Perjalanan Penyakit dan faktor risiko yang dimiliki
▫ Kapan mulai timbulnya benjolan pertama kali, bagaimana bentuknya, letaknya
dimana, bagaimana cara perkembangan percepatan tumbuhnya.
▫ Ada tidaknya gangguan mekanik pada leher seperti gangguan menelan,
perasaan sesak nafas, perubahan suara nyeri pada tenggorokan/leher/tulang
kadang menyebar ke telinga akibat desakan dan infiltrasi dari tumor tersebut.
▫ Ada tidaknya riwayat radiasi di daerah leher atau kepala.
▫ Ada tidaknya penyakit serupa pada keluarga.
▫ Identitasnya yang lengkap seperti umur, kelamin, ras, dan tempat tinggal harus
ditanyakan karena berhubungan dengan insidensi karsinoma tiroid.
• Pemeriksaan Fisik
▫ Status Generalis
▫ Status Lokalis
 Inspeksi
 Adanya benjolan di leher depan atau lateral
 Bila penderita terlihat sesak waspada adanya penekanan pada trakea.
 Palpasi
 Lokasi : menentukan apakah benjolan itu berasal dari tiroid atau bukan.
Kalau dari tiroid maka pada waktu menelan akan ikut ke atas.
 Konsistensi : Pada tumor primer dapat suatu nodul soliter atau multiple
dengan konsistensi bervariasi dari kistik sampai dengan keras bergantung
dari jenis patologi anatominya tetapi biasanya massa yang merupakan suatu
karsinoma berukuran > 4 cm dengan konsisitensi keras dan tidak bisa
digerakkan dari dasarnya.
 Ada tidaknya pembesaran KGB regional secara lengkap.
 Ada tidaknya benjolan pada calvaria, tulang belakang, clavicula, sternum
serta tempat metastasis lainnya di paru, hati, ginjal, dan otak
• Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium : mengukur kadar T4, T3, FT4, dan TSH dalam
plasma
2. Radiologis :
-foto paru PA untuk menilai ada tidaknya metastasis
-foto polos leher AP dan Lateral dengan metode “soft tissue
technique” dengan posisi leher hiperekstensi, bila tumornya
besar. Untuk melihat ada tidaknya mikrokalsifikasi
3. FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy)
4. USG
5. Histopatologi
Prognosis
• Secara keseluruhan prognosis dari kanker tiroid baik, terutama
pada pasien dengan usia kurang dari 45 tahun dan kanker yang
kecil
• 10 year survival rate untuk pasien kanker tiroid adalah 100 %, dan
kematian yang dilaporkan karena kanker tiroid sangat jarang.
• Untuk pasien >45 tahun dan memiliki kanker besar, prognosis
cukup baik namun kemungkinan rekurensi lebih tinggi
• Prognosis tidak terlalu baik pada pasien yang kanker tidak dapat
diangkat melalui operasi atau dihancurkan dengan radioaktif iodine
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai