Anda di halaman 1dari 177

ILMU BEDAH - 2

WEEKEND CLASS
© Genome Project
Outline

1. Bedah Onkologi
2. Bedah Plastik
3. Bedah Saraf
4. Bedah Urologi
BEDAH
ONKOLOGI
Bedah Onkologi

1. Ca Kolorektal
2. Ca Mammae
3. Ca Tiroid
4. Benign STT
Seorang perempuan usia 22 tahun datang dengan keluhan benjolan pada payudara kanan, benjolan
tidak dipengaruhi siklus menstruasi. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan
payudara didapatkan benjolan mobile, konsistensi lunak, permukaan licin, tidak nyeri. Diagnosis
pasien adalah...
a) FAM
b) Mammary dysplasia
c) Fibrokistik mammae
d) Ca mammae
e) Tumor phyloides
Nyonya Anna, usia 22 tahun, datang ke tempat praktik anda karena ada benjolan pada payudara
sebelah kiri. Pasien merasa ketakutan karena ibu pasien meninggal akibat kanker payudara.
Pemeriksaan fisik didapatkan benjolan dengan diameter 2 cm, konsistensi lunak dengan batas tegas,
dan dapat digerakkan bebas. Tidak teraba pembesaran limfonodi aksila. Pemeriksaan penunjang
yang sebaiknya dilakukan adalah....
a) Mammografi
b) USG
c) CT scan
d) MRI
e) Biopsi eksisi
Seorang wanita usia 40 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan benjolan pada pergelangan
tangan kanan sejak 3 bulan yang lalu. Benjolan kadang terasa nyeri bila beraktivitas. Pemeriksaan
fisik ditemukan benjolan bulat, lunak, tidak nyeri, dan ikut bergerak dengan pergerakan pergelangan
tangan. Diagnosis yang paling mungkin adalah....
a) Lipoma
b) Tenosinovitis
c) Dislokasi sendi pergelangan tangan
d) Kista ganglion
e) Tofus
Laki-laki berusia 22 tahun mengeluh timbul benjolan pada punggung yang makin membesar perlahan
dalam 9 bulan ini. Benjolan tidak nyeri, tidak kemerahan. Awalnya pasien mengira hanya jerawat saja.
Pemeriksaan fisik tampak benjolan di punggung diameter 3 cm, batas tegas, kistik dan tampak titik hit
am di atasnya. Diagnosisnya adalah...
a) Kista dermoid
b) Kista atherom
c) Selulitis
d) Lipoma
e) Ganglion
1. Ca Kolorektal
Definisi
Neoplasma pada sel epitel kolon dan rektum.
 
Etiologi
Multifaktorial (genetik, lingkungan, inflamasi)
 
Faktor risiko
Polip yang berkembang menjadi malignansi (polip hamartoma, polip hiperplastik, polip
adenomatosa)
Inflammatory bowel disease
Diet (rendah serat, tinggi protein hewani, lemak dan karbohidrat refined)
Riwayat keganasan pada keluarga
Riwayat kolesistektomi
Gejala Klinis
BAB berdarah, nyeri abdomen, konstipasi/diare kronik, gejala obstruksi usus, penurunan drastis
BB, tenesmus, anemia defisiensi besi, teraba benjolan pada perut. Lesi tumor di sisi kanan lebih
sering menyebabkan pendarahan dan diare, lesi tumor di sisi kiri memiliki gejala seperti obstruksi
usus.
 
Diagnosis
Pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan abdomen, massa abdomen, asites, RT teraba massa dan
berdarah (pada ca rekti), FOBT (+), pembesaran KGB inguinal dan pararektal.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan kesan anemia defisiensi besi, peningkatan kadar tumor
marker CEA (≥ 2,5 ng/ml pada non perokok dan ≥ 5 ng/ml pada perokok).
Pemeriksaan radiologi: barium enema (apple-core lesion), CT scan abdomen/pelvis, MRI
abdomen/pelvis, USG abdomen
Pemeriksaan kolonoskopi
Pemeriksaan histopatologi: tumor berdiferensiasi buruk dengan invasi limfovaskular dan/atau
perineural
Screening
Kriteria pasien yang diskrining:

Risiko sedang
 Usia 50-75 tahun yang asimptomatik
 Pasien asimptomatik yang meminta skrining
 Perubahan pola defekasi kronik
 Perdarahan anus dan rektum
 Nyeri abdomen yang tidak jelas penyebabnya
 Anemia defisiensi besi yang tidak jelas penyebabnya
 
Risiko tinggi
 Riwayat adenoma
 Riwayat IBD
 Riwayat ca kolorektal sebelumnya
 Riwayat ca kolorektal pada keluarga
 Riwayat adenoma di bawah usia 60 tahun pada keluarga
 Riwayat familial adenomatous polyposis
 
Screening
 
Metode skrining:
 FOBT (dengan guaiac), dianjurkan 1 tahun sekali
 Skrining DNA feses (SDNA) menggunakan PCR
 Fecal Immunochemical Test setiap 1 tahun
 Rigid proctoscopy
 Flexible sigmoidosopy setiap 5 tahun
 CT kolonografi setiap 5 tahun
 Kolonoskopi setiap 10 tahun
Kriteria pasien yang diterapi dengan TEM:
 Stadium TNM awal (T1 atau T2)
 Lesi letak rendah di rektum (8-10 cm dari lubang anus)
 Lesi polipoid atau eksofitik
 Lesi < 3 cm
 Low-grade tumor
 
Terapi operatif (kolektomi) merupakan pilihan pada pasien ca kolon stadium I-III

Pada ca kolon, kemoterapi adjuvan digunakan sebagai regimen terapi pasien stadium III/IV,
sementara radioterapi dipilih sebagai terapi paliatif pada pasien yang mengalami metastasis ke
otak atau tulang.
2. Ca Mammae
Definisi
Karsinoma mammae adalah keganasan yang berasal dari jaringan payudara, dapat berasal dari se
l epitel dalam saluran susu atau lobules. Kanker yang berasal dari saluran susu disebut karsinoma
duktal sedangkan yang berasal dari lobulus dikenal sebagai karsinoma lobulus.
 
Etiologi
Multifaktorial
 
Faktor risiko
 Usia lanjut
 Perempuan
 Riwayat kanker payudara pada keluarga
 Jarak yang lama antara menarche dan primigravida
 Konsumsi alkohol
 Kadar estrogen tinggi
 Obesitas
 Paparan radiasi
 Mutasi gen (BRCA 1 dan BRCA 2)
Klasifikasi
Ductal carcinoma in situ
Lobular carcinoma in situ
Paget’s disease
Invasive ductal carcinoma
Invasive lobular carcinoma

Gambaran Klinis
Pada perabaan payudara teraba massa yang keras, terfiksasi, dan tidak nyeri, skin dimpling, ulkus,
retraksi puting, discharge payudara, peau d’orange, pembesaran KGB aksilaris.
Screening
Deteksi dini kanker payudara meliputi SADARI, SADANIS, dan pemeriksaan mammografi berkala.
 
Kelompok average risk disarankan untuk melakukan pemeriksaan mammogram berkala sebagai
deteksi dini:
 Tidak memiliki riwayat kanker payudara sebelumnya
 Tidak memiliki riwayat kanker payudara pada keluarga
 Tidak memiliki riwayat mutasi gen BRCA
 Tidak pernah menjalani terapi radiasi di regio dada sebelum usia 30 tahun

Rentang usia yang disarankan untuk skrining mammogram menurut ACS:


 Wanita usia 40-44 tahun disarankan mulai melakukan mammogram setiap tahun
 Wanita usia 45-54 tahun diwajibkan melakukan mammogram setiap tahun
 Wanita usia >55 tahun boleh melanjutkan skrining mammogram tahunan, atau 2 tahun sekali.
 
Screening
 Kelompok risiko tinggi:
 Memiliki dengan risiko kanker payudara ≥ 20-25%. Penilaian risiko dapat menggunakan Gail
model yang berdasarkan pada faktor seperti usia menarche, riwayat biopsi payudara, dan
riwayat kanker payudara dalam keluarga
 Diketahui mengalami mutasi gen BRCA1 atau BRCA2
 Memiliki keluarga dekat yang diketahui mengalami mutasi gen BRCA1 atau BRCA2
 Pernah diterapi dengan terapi radiasi dada pada usia 10-30 tahun
 Menderita sindrom Li-Fraumeni, sindrom Cowden, sindrom Bannayan-Riley-Ruvalcaba, atau
memiliki keluarga dekat yang menderita sindrom ini.

Rekomendasi skrining untuk kelompok risiko tinggi adalah MRI dan mammogram setiap tahun
sejak usia 30 tahun.
SADARI
SADARI dilakukan oleh wanita mulai usia 20 tahun dan dilakukan setiap bulan, 7-10 hari setelah
hari pertama haid terakhir.

SADANIS
SADANIS dilakukan oleh petugas kesehatan terlatih. Pemeriksaan ini dilakukan sekurangnya 3
tahun sekali atau apabila ditemukan adanya abnormalitas saat SADARI.
Staging
Diagnosis
Diagnosis ca mammae dapat ditegakkan dengan gambaran klinis, pemeriksaan radiologi, dan
pemeriksaan histopatologi. Pemeriksaan radiologi meliputi mammografi, USG, MRI, scintigraphy,
PET. USG merupakan modalitas diagnosis pilihan pada pasien dengan massa payudara berusia
<35 tahun, sementara mammografi merupakan pilihan pada pasien berusia >35 tahun. Pemeriksaa
n histopatologi dapat dilakukan dengan VACNB (rekomendasi) (vacum-assisted core needle biopsy),
atau biopsi eksisi.
 
Tatalaksana
Stadium awal ditatalaksana dengan operasi (mastektomi parsial, mastektomi total, mastektomi
radikal, mastektomi radikal modifikasi).
Indikasi BCS:
Karsinoma invasif dengan rasio ukuran tumor dan volume payudara yang favourable
Karsinoma invasif dengan komponen intraduktal
 
Indikasi mastektomi radikal:
Multifokal
Lesi tipe difusa dengan kalsifikasi ekstensif
Reseksi tumor inkomplet setelah reseksi sekunder
Keganasan tipe inflamasi
Hasil yang tidak memuaskan secara kosmetik pasca BCS
Kontraindikasi radioterapi adjuvan pasca BCS
Keinginan pasien
3. Ca Tiroid
Definisi
Keganasan pada kelenjar tiroid
 
Etiologi
Multifaktorial
 
Faktor risiko
Paparan radiasi
Sindrom genetik (sindrom Gardner, penyakit Cowden, polip adenomatosa)
Riwayat keluarga dengan kelainan MEN2A, MEN2B
Riwayat keganasan tiroid pada keluarga
Kelainan tiroid jinak (goiter, tiroiditis)
Diet mengandung mentega, keju, daging
 
Gambaran klinis
Massa soliter pada leher yang tidak nyeri, teraba keras, dan terfiksasi.
Klasifikasi

Karsinoma tiroid papiler (80%), karsinoma dengan progresivitas lambat yang berasal ari sel folikuler
tiroid (produsen T4 dan tiroglobulin) yang sensitif terhadap TSH. Gambaran makroskopis tampak
sebagai massa dengan batas tidak tegas berwarna keputihan. Gambaran mikroskopis: psammoma
bodies

Karsinoma tiroid folikuler (10%), lebih banyak ditemukan pada orang tua (dekade 4 sampai 6) dan
wanita, berasal dari sel folikuler tiroid. Gambaran makroskopis berupa massa bulat berkapsul berwarna
coklat muda dengan gambaran fibrosis, hemoragik, dan kistik. Gambaran mikroskopis berupa sel-sel
folikuler neoplasma dengan pola pertumuhan trabekular. Jarang mengalami metastasis.

Karsinoma tiroid meduler (5-10%), berasal dari sel parafolikuler C tiroid. Berhubungan erat dengan
riwayat keganasan keluarga (MEN2A, MEN2B, FMTC). Pemeriksaan makroskopis tampak massa
berbatas tegas tak berkapsul berwarna merah mudah dengan area bergranular kuning. Biasanya
terletak di lobus media dan superior tiroid. Pemeriksaan mikroskopis tampak berwarna hijau birfriengens
pada perwarnaan merah Congo dan ditemukan hiperplasia sel C.
Karsinoma tiroid anaplastik (1-2%), tipe keganasan tiroid paling agresif dengan angka survival rate
terburuk. Lebih banyak pada perempuan. Progresivitas cepat sehingga menyebabkan gejala invasi lokal
seperti suara serak dan sesak napas. Pemeriksaan makroskopis tampak massa keras berukuran >5 cm.
Pemeriksaan histopatologi didapatkan gambaran sel spindel, giant cell, dan squamoid.
 
Karsinoma sel hurtle (2-3%), merupakan varian dari ca tiroid folikuler. Pemeriksaan makroskopis
tampak massa solid berwarna coklat. Gambaran mikrsoskopis tampak sel-sel Hurthle (Askanazy), yaitu
sel folikuler berukuran besar dan poligonal yang mengandung granula-granula asidofilik pada sitoplasm
anya. Banyak ditemukan pada wanita, terutama pada dekade kelima kehidupan.
 
Limfoma tiroid primer (jarang), berhubungan erat dengan tiroiditis Hashimoto.

Sarkoma tiroid primer (jarang)


Diagnosis
Pemeriksaan fisik kepala dan leher ditemukan massa pada kelenjar tiroid yang teraba keras dan
terfiksasi serta tidak nyeri pada penekanan, KGB leher teraba membesar.
Pemeriksaan histopatologi (gold standard): FNAB
Pemeriksaan laboratorium: kadar TSH serum, kadar kalsitonin
Pemeriksaan radiologi: USG leher, CT scan leher, MRI leher
 
Tatalaksana
Terapi pembedahan (tiroidektomi total) dengan/tanpa radioterapi dan kemoterapi adjuvan.
Pasien diterapi dengan dosis T4 harian untuk mensupresi produksi TSH oleh hipofisis.
Staging TNM
4. Benign
soft tissue
tumor
Gambaran klinis
Massa jinak dan kista tidak menimbulan gejala selain benjolan. Rasa nyeri dapat timbul jika terjadi
penekanan ke jaringan sekitar.
 
Tatalaksana
Aspirasi jarum, eksisi
Tumor Deskripsi

Fidbroadenoma Banyak ditemukan pada dewasa muda (<30 tahun). Massa


mammae jinak payudara yang teraba bulat, berbatas tegas, dapat
digerakkan, tidak nyeri.
Fibrocystic mammae Massa pada payudara yang dipengaruhi oleh siklus
menstruasi (nyeri dan ukuran membesar sebelum menstruasi)
Tumor phyllodes Tumor jaringan ikat intralobular yang memiliki konfigurasi
leaf-like. Pada palpasi teraba keras dengan permukaan licin.
Kulit di atas tumor mungkin kemerahan dan teraba hangat.
Pertumbuhannya cepat.
Lipoma Massa lembut dan pseudofluktuatif dengan permukaan licin.
Persebaran terutama di tempat yang banyak mengandung
lemak.
Kista atheroma Massa yang terbentuk akibat sumbatan kelenjar pilosebasea.
(kista sebasea) Terdapat punctum pada kubah (mata jerawat).
Tumor Deskripsi
Kista dermoid Banyak ditemukan pada anak-anak, dan dapat ada sejak lahir.
Konsistensi kenyal. Kista ini mengandung komponen yang
dapat ditemukan di kulit (rambut, cairan, kelenjar, keratin).
Tidak nyeri kecuali ruptur. Persebaran terutama pada wajah

dan punggung bawah.


Kista epidermoid Nodul pada kulit, terutama di wajah dan leher. Teraba keras.

Pertumbuhannya lambat. Dilapisi epitel berkeratin seperti


pada kulit.
Kista ganglion Kista berisi cairan kental dan bening yang menyerupai jeli,

terdapat pada sendi atau tendon.


Seorang perempuan usia 22 tahun datang dengan keluhan benjolan pada payudara kanan, benjolan
tidak dipengaruhi siklus menstruasi. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan
payudara didapatkan benjolan mobile, konsistensi lunak, permukaan licin, tidak nyeri. Diagnosis
pasien adalah...
a) FAM
b) Mammary dysplasia
c) Fibrokistik mammae
d) Ca mammae
e) Tumor phyloides
Nyonya Anna, usia 22 tahun, datang ke tempat praktik anda karena ada benjolan pada payudara
sebelah kiri. Pasien merasa ketakutan karena ibu pasien meninggal akibat kanker payudara.
Pemeriksaan fisik didapatkan benjolan dengan diameter 2 cm, konsistensi lunak dengan batas tegas,
dan dapat digerakkan bebas. Tidak teraba pembesaran limfonodi aksila. Pemeriksaan penunjang
yang sebaiknya dilakukan adalah....
a) Mammografi
b) USG
c) CT scan
d) MRI
e) Biopsi eksisi
Seorang wanita usia 40 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan benjolan pada pergelangan
tangan kanan sejak 3 bulan yang lalu. Benjolan kadang terasa nyeri bila beraktivitas. Pemeriksaan
fisik ditemukan benjolan bulat, lunak, tidak nyeri, dan ikut bergerak dengan pergerakan pergelangan
tangan. Diagnosis yang paling mungkin adalah....
a) Lipoma
b) Tenosinovitis
c) Dislokasi sendi pergelangan tangan
d) Kista ganglion
e) Tofus
Laki-laki berusia 22 tahun mengeluh timbul benjolan pada punggung yang makin membesar perlahan
dalam 9 bulan ini. Benjolan tidak nyeri, tidak kemerahan. Awalnya pasien mengira hanya jerawat saja.
Pemeriksaan fisik tampak benjolan di punggung diameter 3 cm, batas tegas, kistik dan tampak titik hit
am di atasnya. Diagnosisnya adalah...
a) Kista dermoid
b) Kista atherom
c) Selulitis
d) Lipoma
e) Ganglion
BEDAH PLASTIK
Seorang ibu rumah tangga usia 40 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan terkena ledakan tabung gas
di rumahnya. Terdapat luka bakar pada daerah dada dan muka dengan dasar otot dan beberapa tulan
g
dengan warna kehitaman. Tidak terlihat jaringan lemak dan subkutan. Luka tidak terasa nyeri atau
Panas. Derajat luka bakar pada pasien adalah….
a) I
b) IIa
c) IIb
d) III
e) IV
Seorang perempuan usia 25 tahun datang ke rumah sakit karena luka bakar di tubuhnya. Luka bakar
berbentuk gelembung berisi air dengan dasar eritema. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan BB: 5
0 kg, TD 110/70 mmHg, nadi 90x/menit, RR 20x/menit. Total luas luka bakar 30%. Terapi cairan yang
tepat?
a) IVFD RL 2250 cc/24 jam
b) IVFD RL 4500 cc/24 jam
c) IVFD RL 6000 cc/24 jam
d) IVFD RL 11.250 cc/24 jam
e) IVFD RL 22.500 cc/24 jam
Seorang ibu datang membawa anaknya yang mengalami kesulitan dalam minum ASI.
Pasien mengalami sumbing pada bibir atas dan rongga mulut sebelah kiri sampai langit-la
ngit mulut dan sampai ke dasar kavum nasi. Diagnosis kelainan pada pasien adalah…
a) Unilateral complete labiopalatoschizis
b) Unilateral incomplete labiopalatoschizis
c) Bilateral complete labiopalatoschizis
d) Bilateral incomplete labiopalatoschizis
e) Unilateral incomplete palatoschizis
Seorang pria yang merupakan korban kebakaran dibawa ke rumah sakit dalam keadaan
luka bakar di seluruh kepala, alis yang rontok habis terbakar, dan dahak yang mengandu
ng arang. Luka bakar seluas dada, perut, dan paha atas. Tatalaksana?
a) Resusitasi cairan
b) Pemasangan bronkodilator
c) Membalut luka
d) Intubasi
e) Analgetik
Bedah Plastik

1. Luka bakar
2. Labiognatopalatoschizis
3. Fimosis
4. Parafimosis
5. Epispadia
6. Hipospadia
7. Fraktur Le Fort
1. Luka bakar
Definisi
Luka akibat cidera thermal
 
Etiologi
Api, panas, listrik, kimia, radiasi, matahari, ledakan.
 
Fase
Akut (fase syok), <72 jam setelah kejadian. Ancaman mungkin terjadi pada airway (trauma inhalasi),
breathing, dan circulation (kehilangan cairan dan elektrolit dapat mengakibatkan syok).

Subakut, setelah fase syok teratasi. Manajemen luka yang baik pada fase ini dapat mencegah infeks
i. Waspada hipermetabolisme akibat gangguan termoregulasi, berikan nutrisi lebih banyak.

Lanjut, dapat terbentuk jaringan parut hipertrofi, keloid, gangguan pigmentasi, deformitas, dan
kontraktur.
Derajat
Derajat I, kerusakan pada epidermis. Kulit tampak hiperemis, tidak ditemukan bulla. Terasa nyeri
karena iritasi saraf-saraf sensorik. Sembuh dalam 3-6 hari tanpa meninggalkan bekas.
 
Derajat IIA, kerusakan pada epidermis dan dermis superfisial. Kulit hiperemis disertai bulla dan
basah. Luka dirasakan sangat nyeri dan hiperestesi. Sembuh dalam 1-3 minggu, jarang meninggalkan
bekas.
 
Derajat IIB, kerusakan pada epidermis dan dermis profunda. Kulit berwarna putih, kering, dan tidak
elastis. Nyeri tidak seberat derajat IIA, sebagian hipoestesi. Sembuh lebih dari 3 minggu, meninggalkan
bekas berupa jaringan parut dan kontraktur.
 
Derajat III, kerusakan pada seluruh epidermis dan dermis hingga ke jaringan di bawahnya. Tampak
jaringan nekrotik warna putih. Kulit gosong berwarna kehitaman dan kering. Terdapat eschar. Tidak
nyeri (anestesi). Tidak dapat sembuh, harus dilakukan skin graft.

Derajat IV, kerusakan seluruh lapisan kulit hingga ke lapisan di bawahnya (fascia, otot, tulang). Tampak
Jaringan di bawah kulit terekspos. Harus dilakukan skin graft.
Luas
Penentuan luas dengan rule of 9. Luas satu telapak tangan adalah 1%

Bayi berusia sampai 1 tahun: luas permukaan kepala dan leher sekitar 18% dan permukaan tubuh serta
tungkai sekitar 14%

Setiap pertambahan satu tahun, ukuran kepala berkurang 1% dan tungkai masing-masing bertambah
0,5%

Proporsi dewasa tercapai saat anak berusia 10 tahun. Usia 10 tahun, penambahan ukuran tungkai dipi
ndahkan ke genitalia 1%
Tatalaksana
Primary survey: intubasi jika dicurigai trauma inhalasi, resusitasi cairan (dewasa 30-50 cc/kgBB; anak
20 cc/kgBB/jam), pantau keluaran urin.

Luka bakar dibersihkan dengan air bersuhu ruangan selama 30 menit lalu ditutup dengan dressing.
Jika luka bakar kimia, lakukan irigasi.

Lakukan eshcarotomy segera jika eschar mengelilingi thoraks dan mengganggu respirasi.

Eshcarotomy pada sendi untuk mencegah kontraktur.

Berikan analgetik dan anti tetanus serum.


Resusitasi Baxter: 4 ml x BB x luas % luka bakar. Diberikan setengah pada 8 jam
pertama dan sisanya pada 16 jam berikutnya. Resusitasi Baxter diberikan jika luka bakar
merupakan luka bakar derajat II dengan luas > 20% (>10% pada anak).

Keperluan cairan resusitasi pada anak = kebutuhan cairan menurut Baxter +


kebutuhan cairan maintenance (Holliday-Segar). Cairan: D5:RL = 3:17

Indikasi rawat inap:


 Trauma inhalasi
 Luka bakar derajat II ke atas dengan luas > 10% pada usia di bawah 10 tahun atau d
i
atas 50 tahun
 Luka bakar derajat II dengan luas > 20% pada usia berapapun
 Luka bakar derajat III dengan luas > 5% pada usia berapapun
 Luka mengenai wajah, sendi, ekstremitas, perineum
 Luka bakar berat yang memerlukan rehabilitasi jangka panjang
 Luka bakar listrik
 Pasien alkoholik atau korban kekerasan
Komplikasi
 Terbentuk parut hipertrofik atau keloid
 Terjadi kontraktur akibat kulit yang hilang pada luka terbuka. Dicegah dengan
split-skin graft. Kontraktur ditatalaksana secara bertahap melalui pembedahan.
2. Labiognatopalatoschizis
Definisi
Kelainan kongenital berupa ketidakutuhan struktur bibir dan dapat meluas ke langit-langit dan gusi.
 
Etiologi
Gangguan proses fusi sisi kiri dan kanan pada fase embriologi. Diduga faktor gizi saat kehamilan, f
aktor kelelahan, dan cidera fisik berpengaruh dan proses kelainan ini.
 
Klasifikasi
Mikroform
Unilateral inkomplit
Unilateral komplit
Bilateral komplit
Tatalaksana
Syarat operasi:
Rule of ten
10 kilograms
10 weeks old (minimal)
10 g/dl Hb
103 leukosit
 
Jika belum memungkinkan operasi, edukasi orang tua pasien:
 Memberi minum secara hati-hati agar anak tidak tersedak
 Mencegah celah semakin menjauh dengan menutup celah menggunakan plester
3. Fimosis
Definisi
Fimosis adalah kondisi dimana prepusium penis tidak dapat diretraksi ke proksimal penis.
Fimosis fisiologis terjadi pada neonatus laki-laki. Fimosis patologis terjadi setelah
sebelumnya prepusium bisa diretraksi, atau setelah pubertas. Fimosis patologis biasanya
disebabkan oleh skar pada prepusium distal.
  
Etiologi
Fimosis fisiologis diakibatkan oleh adhesi andara lapisan epitel dengan prepusium dan
glans. Seiring pertumbuhan, adhesi ini akan menghilang secara spontan karena retraksi
intermiten dan ereksi penis. Higiene buruk, robekan pada prepusium, balanitis atau
balanopostitis yang berulang, merupakan faktor risiko terbentuknya skar. Pada orang tua,
penurusan elastisitas kulit dan frekuensi ereksi yang berkurang menyebabkan peningkatan r
isiko fimosis.
Gambaran Klinis
Temuan khas pada pasien fimosis adalah penis yang menggelembung saat BAK. Pasien dewasa
dengan fimosis patologis sering mengeluhkan nyeri saat ereksi dan ISK berulang. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan temuan prepusium yang tidak dapat diretraksi. Fimosis patologis biasanya
ditemukan jaringan parut.
 
Derajat (menurut Kikiros)

Tatalaksana
 Steroid topikal (deksametason 0,1% selama 1-2 bulan / betametason diproprionat 0,05%-0,1% 2x
sehari selama 4-6 minggu / betametason valerat 0,1%-0,2% selama 2 bulan
 Sirkumsisi
4. Parafimosis
Definisi
Parafimosis adalah kondisi dimana prepusium yang diretraksi hingga pangkal sulkus koronarius
tidak dapat dikembalikan lagi. Merupakan kondisi emergensi.
 
Faktor risiko
Pasien dengan tindikan pada penis
Pasien fimosis yang prepusiumnya ditarik paksa.
Prepusium yang diretraksi dan tidak dikembalikan dalam waktu lama.
Balanopostitis
Gambaran Klinis
Nyeri dan bengkak pada penis. Obstruksi aliran vena menyebabkan gangguan suplai arteri da
n
berakibat pada iskemia jaringan penis. Pemeriksaan fisik ditemukan prepusium yang diretraksi
dan tidak dapat dikembalikan ke posisi semula, prepusium ini mengkonstriksi glans penis.
Penis eritema, edema, jika terjadi nekrosis maka penis berwarna kehitaman dan glans penis
teraba keras.
 
Tatalaksana
Reduksi manual disertai kompres es
Kompres osmotik (taburan gula bergranul atau kompres dekstrosa 50% 50 ml)
Dorsumsisi
Definitif : sirkumsisi (hanya dilakukan jika reaksi inflamasi reda)
5. Epispadia
Definisi
Kelainan kongenital berupa OUE yang terletak di dorsum penis.
 
Gambaran klinis
Pemeriksaan fisik didapatkan OUE berada di dorsum penis. Selain itu, bentuk penis mungkin lebih
lebar, pendek, dan melengkung ke atas (chordae).
 
Klasifikasi
Glanular
Penile
Penopubic
 
Tatalaksana
Rujuk untuk bedah rekonstruksi
6. Hipospadia
Definisi
Kelainan kongenital berupa OUE yang terletak di ventral penis.
 
Gambaran klinis
Pemeriksaan fisik ditemukan OUE di ventral penis, dapat ditemukan chordae.
 
Klasifikasi
Glanular
Koronal
Distal
Proksimal
Penoskrotal
Skrotal
Perineal
 
Tatalaksana
Rujuk untuk bedah rekonstruksi
7. Fraktur Le Fort
Definisi
Fraktur midfasial
 
Etiologi
Trauma mekanik berkekuatan tinggi
 
Klasifikasi
Le Fort I (Fraktur Guerin)
Fraktur horizontal akibat trauma pada rima alveolar os maksila. Fraktur ini memisahkan alveolus
maksilaris dari seluruh kerangka midfasial (1/3 tengah).
Le Fort II
Fraktur piramidal akibat trauma pada media atau inferior os maksila. Trauma menyebabkan
berpisahnya fragmen nasomaksilaris dari kerangka kraniofasial atas. Disebut juga floating maxilla.

Le Fort III
Fraktur transversal, disebut juga craniofacial dysjunction, disebabkan oleh trauma pada tulang
hidung dan bagian atas os maksila. Pada tipe ini, terjadi pemisahan total tulang-tulang wajah dan
dasar tengkorak.
Gambaran klinis
Deformitas wajah, edema jaringan lunak, ekimosis, perdarahan, hematoma, rinorea, maloklusi gigi,
dish face deformity (Le Fort III). Edema periorbital kemungkinan menunjukkan fraktur Le Fort II ata
u III.
 
Diagnosis
Pemeriksaan radiologi: CT scan, CT scan 3D, foto panorama Water’s, foto polos sub-mentovertex.
 
Tatalaksana
Prinsip tatalaksana adalah:
 Menjaga patensi jalan napas yang terganggu akibat perdarahan atau palatum molle yang tertari
k ke bawah melalui pemasangan ETT (jika tidak memungkinkan lakukan trakeostomi atau
krikotirotomi cito)
 Mengontrol perdarahan dan melakukan resusitasi
 Fiksasi dan rekonstruksi
Seorang ibu rumah tangga usia 40 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan terkena ledakan tabung gas
di rumahnya. Terdapat luka bakar pada daerah dada dan muka dengan dasar otot dan beberapa tulan
g
dengan warna kehitaman. Tidak terlihat jaringan lemak dan subkutan. Luka tidak terasa nyeri atau
Panas. Derajat luka bakar pada pasien adalah….
a) I
b) IIa
c) IIb
d) III
e) IV
Seorang perempuan usia 25 tahun datang ke rumah sakit karena luka bakar di tubuhnya. Luka bakar
berbentuk gelembung berisi air dengan dasar eritema. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan BB: 5
0 kg, TD 110/70 mmHg, nadi 90x/menit, RR 20x/menit. Total luas luka bakar 30%. Terapi cairan yang
tepat?
a) IVFD RL 2250 cc/24 jam
b) IVFD RL 4500 cc/24 jam
c) IVFD RL 6000 cc/24 jam
d) IVFD RL 11.250 cc/24 jam
e) IVFD RL 22.500 cc/24 jam
Seorang ibu datang membawa anaknya yang mengalami kesulitan dalam minum ASI.
Pasien mengalami sumbing pada bibir atas dan rongga mulut sebelah kiri sampai langit-
langit mulut dan sampai ke dasar kavum nasi. Diagnosis kelainan pada pasien adalah…
a) Unilateral complete labiopalatoschizis
b) Unilateral incomplete labiopalatoschizis
c) Bilateral complete labiopalatoschizis
d) Bilateral incomplete labiopalatoschizis
e) Unilateral incomplete palatoschizis
Seorang pria yang merupakan korban kebakaran dibawa ke rumah sakit dalam keadaan
luka bakar di seluruh kepala, alis yang rontok habis terbakar, dan dahak yang mengandun
g arang. Luka bakar seluas dada, perut, dan paha atas. Tatalaksana?
a) Resusitasi cairan
b) Pemasangan bronkodilator
c) Membalut luka
d) Intubasi
e) Analgetik
BEDAH SARAF
Laki-laki dibawa ke IGD karena kecelakaan lalu lintas. Pemeriksaan GCS didapatkan mata membuka
dengan rangsangan nyeri, pasien merintih, ketika dicubit tangan pasien dapat memegang tangan
pemeriksa. Apa interpretasi dari pemeriksaan tersebut?
a) GCS 7, cidera kepala berat
b) GCS 8, cidera kepala sedang
c) GCS 9, cidera kepala sedang
d) GCS 10, cidera kepala sedang
e) GCS 11, cidera kepala sedang
Seorang laki-laki usia 24 tahun, korban kecelakaan, dibawa oleh warga setempat ke IGD karena tida
k sadarkan diri setelah mengalami kecelakaan. Pemeriksaan fisik tidak ditemukan lebam di kepala d
an
leher. Pemeriksaan CT scan kepala normal. Cidera kepala yang mungkin dialami pasien adalah…
a) Perdarahan intraventrikular
b) Perdarahan intraserebral
c) Komosio
d) Perdarahan subdural
e) Kontusio
Seorang wanita 21 tahun dibawa ke IGD setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Pada
pemeriksaan pasien mengeluh sakit kepala hebat, muntah, nyeri di belakang kepala. Pada
pemeriksaan didapatkan kaku kuduk, refleks patologis (+). Untuk menentukan diagnosis
pasien, pemeriksaan apa yang perlu dilakukan?
a) Foto skull lateral
b) MRI kepala
c) Foto skull anteroposterior
d) CT scan kepala axial
e) CT scan kepala sagittal
Seorang laki-laki usia 34 tahun datang dengan penurunan kesadaran. Pasien jatuh
dari motor 20 jam yang lalu. Tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 60x/menit, respirasi
25x/menit. Pemeriksaan CT scan didapatkan lesi hiperdens berbentuk bulan sabit di
regio temporoparietal. Diagnosisnya adalah…
a) Epidural hematoma
b) Intracerebral hematoma
c) Sub arachnoid hemoragik
d) Subdural hematoma akut
e) Subdural hematoma subakut
Bedah Saraf

1. Trauma Kepala
2. Fraktur Basis Cranii
3. Cidera Medula Spinalis
4. Sindrom Conus Medularis
5. Sindrom Kauda Equina
1. Trauma kepala
Definisi
Cidera pada kepala akibat trauma mekanik yang menyebabkan kelainan struktural maupun
fungsional.
 
 Etiologi
Trauma mekanik
 
Derajat
Cidera kepala ringan: GCS 14-15
Cidera kepala sedang: GCS 9-13
Cidera kepala berat: GCS ≤ 8
 
Klasifikasi
Cidera kepala dibagi menjadi cidera tertutup dan terbuka. Cidera kepala terbuka terjadi ketika ada
fraktur cranium.
Cidera kepala tertutup
Komusio serebri: tidak terdapat lesi struktural pada otak pasien, gambaran CT scan normal, tidak
ditemukan defisit neurologis, peningkatan tekanan intrakranial, maupun penurunan kesadaran.
 
Kontusio serebri: terdapat lesi struktural, gambaran CT scan menunjukkan perdarahan, terdapat
defisit neurologis, peningkatan tekanan intrakranial, maupun penurunan kesadaran. Terjadi akibat
penekanan otak pada kranium. Terbagi dua, yaitu lesi coup dan countercoup.

Perdarahan intracranial:
 EDH
 SDH
 SAH
 ICH

Diffuse axonal injury


Disebabkan oleh trauma mekanik berkecepatan tinggi yang menyebabkan robeknya substantia
alba dan kerusakan akson-akson otak. Gambaran klinis berupa defisit neurologis bilateral.
Cidera kepala terbuka (fraktur kepala)
Simple fracture:
Retak pada tengkorak tanpa kecederaan pada kulit

Linear/hairline fracture:
Retak pada kranial yang berbentuk garis halus tanpa depresi, distorsi dan ‘splintering’

Depressed fracture:
Retak pada kranial dengan depresi ke arah otak.

Compound fracture:
Retak atau kehilangan kulit dan splintering pada tengkorak. Selain retak terdapat juga hematoma
subdural
Tatalaksana
Fase akut: primary survey, stabilisasi, cegah cidera sekunder (pertahankan MAP > 90 mmHg dan SpO2 > 90%),
penurunan TIK dengan: hiperventilasi, manitol IV (0,25 mg/kgBB/dosis, infus selama 30 menit).
 
Indikasi bedah:
EDH
Volume perdarahan > 30 cm2 pada CT scan
GCS < 9
Hematom epidural progresif
 
SDH
Ketebalan hematom > 10 mm atau terjadi midline shift > 5 mm pada CT scan
GCS < 9
 
ICH
Defisit neurologis progresif
Peningkatan TIK refrakter
Cushing reflex (bradikardia, hipertensi, distres napas)
GCS 6-8 dengan kontusio > 20 cm2 di daerah frontal atau temporal dengan midline shift ≥ 5 mm dan ukuran lesi > 50 cm2
 
Fraktu kranial terdepresi
Fraktur yang melebihi ketebalan kranium harus dioperasi untuk mencegah infeksi.
2. Fraktur basis
cranii
Definisi
Fraktur pada tulang-tulang yang membentuk dasar tengkorak
 
Etiologi
Trauma mekanik

Klasifikasi
Fraktur basis cranii anterior
Fraktur basis cranii media
Fraktur basis cranii posterior
 
Gambaran Klinis
Fraktur anterior: raccoon eyes, anosmia, penurunan visus, rinorea
Fraktur media: battle sign, otorea, hemotimpanum, tuli
Fraktur posterior: prognosis buruk jika terjadi penekanan batang otak
Diagnosis
Pemeriksaan fisik neurologis, pemeriksaan radiologi (foto polos cranium posisi AP lateral,
Towne’s view, dan tangensial; CT scan, MRI
 
Tatalaksana
Primary survey, terapi operatif
3. Cidera medula
spinalis
Etiologi
Trauma
Fraktur patologis
Spondilitis TB
Perdarahan dalam medula spinalis (pada pasien hemofilia)
 
Patofisiologi
Kompresi medula spinalis akibat inflamasi menyebabkan iskemia jaringan dan nekrosis.
Klasifikasi
Sindrom korda anterior (sindrom arteri spinalis anterior)
Defisit motorik (+), defisit sensorik ekteroseptif (+/-), proprioreseptor baik
 
Sindrom korda posterior (sindrom arteri spinalis posterior)
Defisit sensorik proprioseptif (+), defisit sensorik ekteroseptif (+/-), fungsi motorik baik
 
Sindrom korda sentral (sindrom arteri spinalis sentral)
Biasa terjadi pada segmen servikal. Gejala berupa defisit motorik ekstremitas atas > bawah, defisit s
ensorik
 
Sindrom Brown-Sequard (hemiseksi)
Defisit motorik ipsilateral, defisit proprioseptif ipsilateral, defisit ekteroseptif kontralateral
 
Cidera medula spinalis total
Defisit motorik, defisit sensorik, defisit otonom
Diagnosis
Foto polos (lateral view), CT scan, MRI
 
Tatalaksana
Fase awal
Primary survey: stabilisasi segmen medula spinalis dengan collar brace, thoracal brace, lumbal
brace
Steroid dosis tinggi: metilprednisolon (30 mg/kgBB bolus dilanjutkan maintenance 5,4 mg/kgBB/jam;
onset 3 jam pertama maintenance diberikan selama 24 jam, onset 3-8 jam maintenance diberikan
selama 48 jam; > 8 jam tidak diberikan steroid)
4. Sindrom kauda
ekuina vs sindrom
konus medularis
Etiologi
Jatuh terduduk

Terapi
Pembedahan  dekompresi (emergensi)
5. Syok neurogenik
vs
syok spinal
Definisi
Syok neurogenik adalah hilangnya fungsi simpatik dan tonus vasomotor yang dapat menyebabkan
gangguan hemodinamik. Biasanya terjadi pada lesi letak tinggi (di atas T5).
Syok spinal adalah gangguan fungsi motorik, sensorik, dan otonom pada segmen dibawah lesi
yang bersifat sementara.

Pada syok neurogenik, sebelum muncul gejala syok (hipotensi, bradikardia, akral dingin), pasien
terlebih dulu merasakan nyeri hebat.
Laki-laki dibawa ke IGD karena kecelakaan lalu lintas. Pemeriksaan GCS didapatkan mata membuka
dengan rangsangan nyeri, pasien merintih, ketika dicubit tangan pasien dapat memegang tangan
pemeriksa. Apa interpretasi dari pemeriksaan tersebut?
a) GCS 7, cidera kepala berat
b) GCS 8, cidera kepala sedang
c) GCS 9, cidera kepala sedang
d) GCS 10, cidera kepala sedang
e) GCS 11, cidera kepala sedang
Seorang laki-laki usia 24 tahun, korban kecelakaan, dibawa oleh warga setempat ke IGD karena tida
k sadarkan diri setelah mengalami kecelakaan. Pemeriksaan fisik tidak ditemukan lebam di kepala d
an
leher. Pemeriksaan CT scan kepala normal. Cidera kepala yang mungkin dialami pasien adalah…
a) Perdarahan intraventrikular
b) Perdarahan intraserebral
c) Komosio
d) Perdarahan subdural
e) Kontusio
Seorang wanita 21 tahun dibawa ke IGD setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Pada
pemeriksaan pasien mengeluh sakit kepala hebat, muntah, nyeri di belakang kepala. Pada
pemeriksaan didapatkan kaku kuduk, refleks patologis (+). Untuk menentukan diagnosis
pasien, pemeriksaan apa yang perlu dilakukan?
a) Foto skull lateral
b) MRI kepala
c) Foto skull anteroposterior
d) CT scan kepala axial
e) CT scan kepala sagittal
Seorang laki-laki usia 34 tahun datang dengan penurunan kesadaran. Pasien jatuh
dari motor 20 jam yang lalu. Tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 60x/menit, respirasi
25x/menit. Pemeriksaan CT scan didapatkan lesi hiperdens berbentuk bulan sabit di
regio temporoparietal. Diagnosisnya adalah…
a) Epidural hematoma
b) Intracerebral hematoma
c) Sub arachnoid hemoragik
d) Subdural hematoma akut
e) Subdural hematoma subakut
BEDAH UROLOGI
Wanita 40 tahun datang dengan keluhan pinggang kiri terasa nyeri sejak seminggu terakhir. Nyeri tidak
menjalar. Pasien diketahui memiliki kebiasaan mengonsumsi sayur dan kacang. Pada pemeriksaan fisi
k diperoleh nyeri ketok sudut kostovertebra. Pemeriksaan foto polos tidak tampak gambaran radioopa
k.
Pada pemeriksaan urin diperoleh pH 4,5. Etiologi yang paling mungkin menyebabkan keluhan di atas
adalah…
a) Batu struvit
b) Batu oksalat
c) Batu ammonia fosfat
d) Batu asam urat
e) Batu sistin
Seorang laki-laki 32 tahun dibawa ke IGD karena jatuh saat bersepeda. Pasien mengeluh nyer
i selangkangan, tidak dapat BAK, dan dari kemaluan menetes darah. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 100x/menit, RR 20x/menit. Pemeriksaan status
lokalis tampak buli penuh, keluar darah dari OUE. Apa tindakan yang selanjutnya dilakukan?
a) Memasang kateter no 16
b) Memberikan obat anti nyeri intravena
c) Bebat tekan
d) Pungsi suprapubik
e) Memberikan antibiotik intravena
Tuan Minto, usia 74 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan merasa urin keluar
sedikit demi sedikit meskipun ia tidak sedang berkemih, namun pasien juga mengeluhkan
sulit berkemih. Pada saat BAK harus mengejan dan selalu merasa kantong kemihnya
penuh. Apakah kelainan yang terjadi?
a) Inkontinensia urin fungsional
b) Inkontinensia urin urgensi
c) Inkontinensia urin overflow
d) Inkontinensia urin neurologi
e) Inkontinensia urin stress
Seorang remaja berusia 16 tahun datang dengan keluhan nyeri pada buah zakar sebelah
kiri sejak 2 jam yang lalu. Nyeri timbul tiba-tiba pada saat bangun tidur. Pada pemeriksaan
testis sebelah kiri lebih tinggi, tampak kehitaman pada skrotum, refleks kremaster (-), phren
sign (-). Apakah tatalaksan awal yang tepat?
a) Detorsi manual
b) Reduksi manual
c) Rujuk dokter bedah untuk orkidopeksi
d) Rujuk dokter bedah untuk orkidektomi
e) Pemberian analgetik
Seorang pria 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan penis yang ereksi terus menerus
selama 5 jam. Keluhan disertai nyeri yang teramat sangat. Sebelumnya pasien berhubungan
seks dengan PSK menggunakan obat kuat. Tatalaksana awal pada pasien adalah…
a) Kompres dingin
b) Kompres hangat
c) Morfin IV
d) Penilefrin intrakavernosa
e) Pasang shunt
Bedah Urologi
1. Ruptur uretra
2. Ruptur buli
3. Ruptur ginjal
4. Kelainan prostat
5. Torsio testis
6. Balanitis dan postitis
7. Inkontinensia uri
8. Varikokel
9. Hidrokel
10. Priapismus
11. Batu saluran kemih
12. Kriptokridismus
1. Ruptur uretra
Definisi
Diskontinuitas jaringan uretra akibat trauma mekanik
 
Etiologi
KLL, terutama yang menyebabkan fraktur pelvis atau straddle injury
 
Klasifikasi
Ruptur uretra anterior: trauma pada uretra pars bulbosa atau pars glanularis. Ekstravasasi darah ke
daerah skrotum dan perineum.
Ruptur uretra posterior: trauma pada uretra pars prostatika atau pars membranosa. Terjadi displace
prostat.
 
Gambaran klinis
Anterior: Nyeri di selangkangan (straddle injury), butterfly hematome, darah di meatus uretra eksterna.
Posterior: Nyeri di selangkangan, hematoma di pubis, pada RT ditemukan floating prostate. Biasanya
disertai fraktur pelvis.

Diagnosis
Pemeriksan penunjang: Uretrografi retrograd, sistoskopi
Tatalaksana
Tatalaksana awal adalah sistotomi suprapubik (kontraindikasi pemasangan kateter urin)
Terapi operatif: anterior (repair langsung), posterior (sistotomi dulu, repair 3-4 hari kemudian setelah
masalah pelvis teratasi).
2. Ruptur buli
Definisi
Trauma pada kandung kemih, terutama di bagian kubah (dome)
 
Etiologi
Trauma tumpul, sebagian besar disebabkan oleh KLL. Umumnya disertai fraktur pelvis.
 
Gambaran klinis
Pasien mengeluhkan nyeri di suprapubik, BAK berdarah (gross hematuria), resistensi urin.
 
Klasifikasi
Ekstraperitoneal: sering terjadi dan berhubungan dengan fraktur pelvis
Intraperitoneal: jarang terjadi dan berhubungan dengan trauma langsung pada kandung kemih yang
penuh
 
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang gold standard adalah sistogram retrograd. Jika ruptur buli ektraperitoneal,
ekstravasasi kontras hanya terbatas pada daerah perivesika (flame-shaped). Pada kasus ruptur buli
intraperitoneal, ekstravasasi kontras masuk dan menyebar secara difus di rongga peritoneum.

Tatalaksana
Ekstraperitoneal: kateter foley selama 7-14 hari
Intraperitoneal: repair laparoskopi
3. Ruptur ginjal
Definisi
Kerusakan struktural ginjal akibat faktor eksternal
 
Etiologi
Trauma penetrasi (luka tembak, luka tusuk)
Trauma tumpul (KLL, jatuh dari ketinggian, trauma langsung ke area flank)
Iatrogenik (biopsi ginjal, prosedur operasi)
Lainnya (kegagalan transplantasi ginjal, melahirkan)
 
Gambaran klinis
Nyeri dan memar pada regio flank, dapat disertai fraktur vertebra atau iga posterior, gross hematuria,
mikrohematuria (eritrosit 3-5/LPB), syok hemoragik.

Diagnosis
Pemeriksaan radiologi diindikasikan pada pasien anak dengan trauma di regio flank, pasien dengan
klinis gross hematuria atau mikrohematuria dengan syok, dan trauma penetrasi. Jika pemeriksaan fisik
dicurigai kuat ke arah ruptur ginjal, meskipun tanpa hematuria, wajib dilakukan pemeriksaan radiologi.
Pemeriksaan radiologi yang dilakukan adalah intravenous pyelography (IVP) dan CT scan abdomen.
 
Pemeriksaan urinalisis dilakukan untuk menilai mikrohematuria
Tatalaksana
Prinsip tatalaksana pasien dengan ruptur ginjal menurut Santucci:
 Operasi segera jika perdarahan mengancam nyawa
 Observasi pasien, lakukan intervensi jika ada tanda-tanda bahaya
 Urinoma simptomatik diterapi dengan stent ureter
 Angioembolisasi untuk mengatasi perdarahan
 Lakukan open surgery jika dibutuhkan
 
Terapi non-operatif:
 Drainase perkutaneus
 Pemasangan stent endourologi
 Angioembolisasi
4. Kelainan prostat
Gejala LUTS:
Gejala iritatif: frekuensi berkemih meningkat, nokturia, urgensi, disuria
Gejala obstruktif: hesitancy, pancaran urin lemah, miksi terputus (intermiten), mengejan (straining)
BPH
Merupakan pertumbuhan jinak yang berlebihan dari sel-sel prostat. Sering ditemukan pada laki-laki usia lanjut (dekade 5). Per
tumbuhan sel prostat pada BPH terjadi pada zona transisional. Penilaian derajat BPH dilakukan dengan skor IPSS dengan in
terpretasi berikut: 0-7 (derajat ringan), 8-19 (derajat sedang), 20-35 (derajat berat).
Tatalaksana medikamentosa: α-adrenergik inhibitor (tamsulosin 0,4 mg) dan/atau 5- α reduktase inhibitor
(finasteride 5 mg).
Terapi invasif minimal: TUNA (transurethral needle ablation), TUMT (transurehtral microwave therapy)
Terapi pembedahan: prosatektomi, TURP (transurethral resection of prostate)
 

Ca Prostat
Merupakan keganasan pada kelenjar prostat. Zona pertumbuhan sel pada ca prostat terbanyak pada
zona perifer. Faktor risiko diantaranya usia tua, kebiasaan merokok, dan riwayat keganasan pada
keluarga. Gejala diantaranya hematuria Pemeriksaan tumor marker: PSA > 4 ng/ml.
 
Prostatitis
Merupakan infeksi pada kelenjar prostat. Gejala berupa demam dan nyeri tekan pada prostat. Pengobatan
prostatitis bakterialis adalah dengan antibiotik.
5. Torsio testis
Definisi
Terpuntirnya korda spermatika, banyak terjadi pada bayi dan usia pubertas.
 
Faktor risiko
Deformitas bell-clapped merupakan kelainan kongenital dimana posisi testis horizontal dan tidak melekat
adekuat pada skrotum sehingga memungkinkan testis bergerak bebas.
 
Gambaran klinis
Gambaran klinis torsio testis berupa nyeri hebat yang mendadak pada skrotum, mual dan muntah.
Pemeriksaan fisik didapatkan posisi testis salah satunya lebih tinggi (bisa juga sejajar karena normalnya
testis kiri lebih rendah dari testis kanan).
Diagnosis
Pemeriksaan fisik: phren sign (-), bisa ditemukan blue-dot sign
Skor TWIST
Swelling (2)
Testis teraba keras (2)
Refleks kremaster negatif (1)
Mual/muntah (1)
Testis terangkat (1)
Interpretasi skor TWIST: 0-2 (risiko rendah, observasi); 3-5 (risiko sedang, USG doppler); 6-7 (risiko tinggi,
USG doppler/operasi)
 
Tatalaksana
Analgetik
Tatalaksana awal: detorsi manual
Tatalaksana definitif: bedah detorsio (maksimal 6 jam setelah gejala untuk mencegah nekrosis)
Orkidektomi dilakukan jika telah terjadi nekrosis, diikuti orkidopeksi pada testis yang sehat
6. Balanitis dan
postitis
Definisi
Balanitis merupakan inflamasi pada glans penis. Postitis merupakan inflamasi pada prepusium.
Balanopostitis adalah gabungan keduanya.
 
Faktor risiko
Pasien fimosis, higiene genital yang kurang baik
 
Gambaran klinis
Tampak tanda-tanda peradangan pada penis berupa demam, nyeri, kemerahan, dan bengkak pada
penis. Pasien juga mengeluh gatal dan keluar cairan dari kemaluan.
 
Diagnosis
Lakukan pemeriksaan kultur dari discharge penis untuk menentukan jenis mikroorganisme penyebab.
 
Tatalaksana
Terapi pada kondisi ini adalah dengan pemberian antibiotik/antifungal, analgetik, dan edukasi mengena
i higiene
7. Inkontinensia
uri
Definisi
Kondisi dimana urin keluar secara involunter. Inkontinensia uri ada yang disebabkan karena kelainan
traktur urinarius, ada juga yang disebabkan oleh kelainan struktur lain seperti terbentuknya fistula
vesikovagina.

Gambaran klinis
Stres: volume urin sedikit, dicetuskan oleh kegiatan tertentu, tidak terjadi enuresis
Urgensi: ada urgensi untuk BAK, volume urin banyak, enuresis
Overflow: frekuensi berkemih meningkat, volume urin sedikit, enuresis
Neurogenik: enuresis, disertai penyakit kelainan saraf lain seperti Parkinson atau sklerosis multipel
 
Tatalaksana
Bladder training, diet tanpa alkohol atau kafein, latihan Kegel. Terapi medikamentosa yang dapat diberi
kan diantaranya yaitu antikolinergik dan alfa-antagonis.
8. Varikokel
Definisi
Dilatasi abnormal vena pleksus pampiniformis yang dapat menyebabkan komplikasi berupa infertilitas.
 
Etiologi
Gangguan aliran balik darah di vena spermatika interna
 
Gambaran klinis
Rasa nyeri yang bersifat tumpul pada sisi yang mengalami varikokel. Pasien biasanya baru berobat
setelah muncul keluhan infertil.
 
Diagnosis
Pemeriksaan fisik (posisi berdiri) ditemukan gambaran bag of worm pada palpasi skrotum di regio
kranial testis, disertai warna kebiruan. Jika struktur varikokel tidak terlihat, minta pasien melakukan
manuver Valsava. Lakukan pemeriksaan USG Doppler untuk mendeteksi peningkatan aliran darah di
pleksus pampiniformis.
 
Tatalaksana
Terapi operatif (repair varikokel)
9. Hidrokel
Definisi
Penumpukan cairan pada tunika vaginalis
  
Etiologi
Dapat disebabkan oleh kelainan kongential seperti kegagalan penutupan proses vaginalis, infeksi W.
bancrofti, gangguan keseimbangan produksi dan absorpsi cairan di tunika vaginalis.
 
Gambaran klinis
Terdapat benjolan yang tidak nyeri pada skrotum dengan konsistensi kistik. Uji transluminasi (+).
Hidrokel dapat ditemukan pada perempuan (jarang) melalui kanalis Nuck.
 
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan secara klinis. Pemeriksaan USG dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis dan
membedakannya dari spermatokel dan tumor testis.
Klasifikasi
Hidrokel komunikans, disebabkan karena kegagalan penutupan prosesus vaginalis atau terbentuk
kanalis Nuck.
Hidrokel non-komunikans, disebabkan karena ketidakseimbangan produksi dan reabsorpsi cairan.
 
Tatalaksana
Tatalaksana pada pasien yang asimptomatik adalah observasi hingga hidrokel hilang. Operasi diindikasika
n pada kondisi: hidrokel besar yang menekan pembuluh darah, indikasi kosmetik, hidrokel yang berat dan
menggangu aktivitasi pasien sehari-hari.
10. Priapismus
Definisi
Ereksi penis persisten yang berlangsung lebih dari 4 jam bukan karena stimulasi seksual.
Merupakan kondisi emergensi.
 
Etiologi
Penyebab priapismus dibagi menjadi idiopatik dan sekunder akibat penyakit atau pengobatan
tertentu. Penyakit yang dapat menyebabkan priapismus yaitu anemia sel sabit, thalasemia, leukemi
a, keganasan saluran kemih. Obat yang dapat menyebabkan priapismus yaitu obat kuat, anithiperte
nsi
(hidralazin, prazosin, golongan CCB), obat psikotropika (haloperidol, fenotiazin, golongan SSRI),
antikoagulan, kokain.

Klasifikasi
Low-flow
High-flow

Gambaran klinis
Priapismus iskemik: nyeri pada kemaluan, korpus kavernosus kaku disertai nyeri tekan, kulit penis
tampak gelap, merupakan kondisi emergensi. Priapismus yang berulang disebut priapismus intermiten
(stuttering priapism) dan berhubungan dengan penyakit anemia sel sabit.
Priapismus non-iskemik: umumnya penis tidak terlalu kaku dan tidak nyeri, bukan merupakan kondisi
emergensi.
Diagnosis
Pemeriksaan darah lengkap untuk menilai apakah pasien memiliki kelainan darah.
Pemeriksaan Doppler pada penis dapat membedakan tipe priapismus.
 
Tatalaksana
Priapismus iskemik: aspirasi, injeksi fenilefrin intrakavernosa (diencerkan dengan NS hingga
konsentrasinya 100-500 mcg/ml, injeksi 1 ml setiap 3-5 menit hingga 1 jam atau hingga terjadi resolus
i), terapi pembedahan (shunt kavernogranular).
 
Priapismus non-iskemik: observasi (dapat membaik dengan sendirinya), embolisasi arteri selektif.
11. Batu saluran
kemih
Definisi
Deposit batu pada saluran kemih yang menyebabkan obstruksi saluran kemih
 
Faktor risiko
Intake cairan rendah, diet kalsium berlebih, hiperparatiroid, gangguan ginjal, hiperurisemia, konsumsi
obat tertentu (indinavir, guaifenesin, golongan sulfa)
 
Gambaran klinis
Nefrolitiasis: nyeri pinggang atas yang tidak menjalar, nyeri ketok CVA (+)
Ureterolitiasis: nyeri pinggang yang menjalar (proksimal: nyeri di abdomen atas atau regio flank; media:
nyeri di abdomen depan atau regio flank; distal: nyeri menjalar ke selangkangan)
Vesikolitiasis: retensio urin yang dipengaruhi oleh posisi
Uretrolitiasis: nyeri BAK, nyeri pada ujung kemaluan
 
Selain itu, pasien juga mungkin mengeluhkan retensi urin, ISK, dan hematuria.
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang: USG (mudah dan cepat), BNO-IVP, CT scan tanpa kontras (gold standard),
urinalisis.
Pada foto polos ditemukan dua tipe gambaran batu: radioopak (batu kalsium oksalat, struvit, kalsium
fosfat) dan radiolusen (asam urat, sistin, indinavir).
Pada CT scan tanpa kontras, batu asam urat dan sistin akan tampak sebagai lesi hiperdens.
12. Kriptokridismus
Definisi
Kondisi testis tidak terdapat di skrotum
 
Etiologi
Etiologi berupa testis ektopik, tidak turun sempurna, atau tidak ada testis. Testis akan turun ke skrotum
pada usia gestasi aterm (sekitar 40 minggu).
 
Gambaran Klinis
Pada pemeriksaan fisik tampak skrotum kosong dan ditemukan massa pada perut atau lipat paha yang
merupakan testis. Kriptokridismus dibedakan dengan tektis retraktil dengan cara manipulasi manual
testis ke skrotum; jika testis tetap di skrotum setelah manipulasi berarti merupakan testis retraktil, jika
testis naik kembali berarti merupakan kriptokridismus
 
Komplikasi
Infertilitas dan keganasan
 
Tatalaksana
Orkidektomi, jika terlah terjadi keganasan testis (peningkatan AFP dan beta HCG)
Orkidopeksi
Wanita 40 tahun datang dengan keluhan pinggang kiri terasa nyeri sejak seminggu terakhir. Nyeri tidak
menjalar. Pasien diketahui memiliki kebiasaan mengonsumsi sayur dan kacang. Pada pemeriksaan fisi
k diperoleh nyeri ketok sudut kostovertebra. Pemeriksaan foto polos tidak tampak gambaran radioopa
k.
Pada pemeriksaan urin diperoleh pH 4,5. Etiologi yang paling mungkin menyebabkan keluhan di atas
adalah…
a) Batu struvit
b) Batu oksalat
c) Batu ammonia fosfat
d) Batu asam urat
e) Batu sistin
Seorang laki-laki 32 tahun dibawa ke IGD karena jatuh saat bersepeda. Pasien mengeluh nyer
i selangkangan, tidak dapat BAK, dan dari kemaluan menetes darah. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 100x/menit, RR 20x/menit. Pemeriksaan status
lokalis tampak buli penuh, keluar darah dari OUE. Apa tindakan yang selanjutnya dilakukan?
a) Memasang kateter no 16
b) Memberikan obat anti nyeri intravena
c) Bebat tekan
d) Pungsi suprapubik
e) Memberikan antibiotik intravena
Tuan Minto, usia 74 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan merasa urin keluar
sedikit demi sedikit meskipun ia tidak sedang berkemih, namun pasien juga mengeluhkan
sulit berkemih. Pada saat BAK harus mengejan dan selalu merasa kantong kemihnya
penuh. Apakah kelainan yang terjadi?
a) Inkontinensia urin fungsional
b) Inkontinensia urin urgensi
c) Inkontinensia urin overflow
d) Inkontinensia urin neurologi
e) Inkontinensia urin stress
Seorang remaja berusia 16 tahun datang dengan keluhan nyeri pada buah zakar sebelah
kiri sejak 2 jam yang lalu. Nyeri timbul tiba-tiba pada saat bangun tidur. Pada pemeriksaan
testis sebelah kiri lebih tinggi, tampak kehitaman pada skrotum, refleks kremaster (-), phren
sign (-). Apakah tatalaksana awal yang tepat?
a) Detorsi manual
b) Reduksi manual
c) Rujuk dokter bedah untuk orkidopeksi
d) Rujuk dokter bedah untuk orkidektomi
e) Pemberian analgetik
Seorang pria 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan penis yang ereksi terus menerus
selama 5 jam. Keluhan disertai nyeri yang teramat sangat. Sebelumnya pasien berhubungan
seks dengan PSK menggunakan obat kuat. Tatalaksana awal pada pasien adalah…
a) Kompres dingin
b) Kompres hangat
c) Morfin IV
d) Penilefrin intrakavernosa
e) Pasang shunt
THANKS!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai