Anda di halaman 1dari 10

PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA KEDOKTERAN

BIOOPTIK, BIOAKUSTIK DAN


ELEKTROMAGNETIK

Penyusun:
dr R.A.Tanzila, M.Kes

DEPARTEMEN FISIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2016
I. Tujuan Umum
Setelah mengikuti praktikum biokustik dan elektromagnetik diharapkan mahasiswa mampu:
1. Mengetahui fenomena dan penerapan prinsip-prinsip biooptik dalam dunia kedokteran
2. Mengetahui fenomena dan penerapan prinsip-prinsip bioakustik dalam dunia kedokteran
3. Mengetahui fenomena dan penerapan prinsip-prinsip elektromagnetik dalam dunia
kedokteran

II. Tujuan Khusus


Setelah mengikuti praktikum biokustik dan elektromagnetik diharapkan mahasiswa mampu:
1. Mengetahui fenomena dan penerapan prinsip-prinsip biooptik pada kacamata
2. Mengetahui fenomena dan penerapan prinsip-prinsip bioakustik pada:
a.Garputala
b. Stetoskop
3. Mengetahui fenomena dan penerapan prinsip-prinsip elektromagnetik pada:
a.Prisma
b. Buku Ischiara

III.Alat:
a. Garputala dengan frekuensi 512 Hz
b. Stetoskop
c. Prisma
d. Buku Ischiara
e. Kacamata

IV. Dasar Teori

BIOOPTIK
Bio (makhluk hidup) dan optic (cahaya atau berkas sinar). Focus utama biooptik adalah terkait
dengan indera penglihatan manusia yaitu mata.
Klasifikasi biooptik:
1. Optika Geometri
Mempelajari sifat-sifat perambatan cahaya seperti pemantulan, pembiasan, serta prinsip
jalannya sinar-sinar.
2. Optika Fisik
Menghitung ciri-ciri fisik dari cahaya
Sistem optik mata serupa dengan kamera bahkan lebih mahal oleh karena :
• Mata bisa mengamati objek dengan sudut yang sangat besar
• Tiap mata mempunyai kelopak mata dan ada cairan lubrikasi
• Dalam satu detik dapat memfokuskan objek berjarak 20 cm
• Mata sangat efektif pada intensitas cahaya 10 : 1
• Diafragma mata di atur secara otomatis oleh iris
• Bayangan yang terbentuk oleh mata akan diteruskan ke otak.

Pembentukan Bayangan pada Mata


Mata bisa melihat benda jika cahaya yang dipantulkan benda sampai pada mata dengan cukup,
kemudian lensa mata akan membentuk bayangan yang bersifat nyata, terbalik dan diperkecil pada
retina

Visus
• Nilai kebalikan sudut (dalam menit) terkecil di mana sebuah benda masih dapat dilihat dan
dapat dibedakan.
• Visus memberi pengertian tentang optik, dan memberi keterangan mengenai baik buruknya
fungsi mata secara keseluruhan.

Medan Penglihatan
Untuk mengetahui besar kecilnya medan penglihatan seseorang dipergunakan alat Perimeter.
Dengan alat ini diperoleh medan penglihatan vertikal 130º, sedangkan medan penglihatan horizontal
155º.

Tanggap cahaya
Bagian mata yang tanggap cahaya adalah retina. Ada dua tipe fotoreseptor :
• Rod Cells : Jumlah sel terbanyak, berfungsi untuk penglihatan peripheral dan saat malam,
persepsi terhadap cahaya dan kegelapan, gerakan, tidak sensitif terhadap warna
• Cone Cells : Berfungsi untuk penglihatan “straight ahead”, persepsi warna dan ketajaman
atau detail.
Daya akomodasi
• Dalam hal memfokuskan objek pada retina, lensa mata memegang peranan penting.
Kemampuan lensa mata untuk memfokuskan objek disebut daya akomodasi
• Titik terdekat di mana lensa mata memfokuskan suatu bayangan pada retina disebut titik
dekat (punctum proksimum (+ 25 cm)

Jenis-jenis mata dan teknik koreksi:


1. Emetrop

2. Myopia

3. Hipermetropia
4. Astigmatisme

BIOAKUSTIK
Secara garis besar, akustik merupakan disiplin ilmu yang mempelajari bunyi infrasonik, sonik dan
ultrasonik. Namun dalam pembahasannya, daerah sonik atau daerah pendengaran menjadi pusat
perhatian kebanyakan para ahli dan mekanismenya dapat ditinjau dari berbagai sudut.

Dalam tinjauan fisika, pendengaran adalah tanggapan terhadap rangsangan vibrasi mekanik.
Agar dapat didengar, suatu bunyi harus berada dalam frekuensi yang dapat didengar. Pada frekuensi
yang terlalu rendah untuk didengar, getaran dapat dirasakan dengan alat peraba; sehingga diperlukan
ampliduto yang jauh lebih besar daripada yang diperlukan untuk pendengaran. Sedangkan getaran
dengan frekuensi yang lebih besar tidak dapat dirasakan karena energinya sedemikian besar sehingga
menyebabkan pemanasan lokal dan rasa sakit.

Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang terjadi karena perapatan dan
peregangan dalam medium gas, cair atau padat. Gelombang itu dihasilkan ketika sebuah benda,
seperti garpu tala atau senar biola digetarkan dan menyebabkan gangguan kerapatan medium.
Ketika digetarkan, getaran tersebut mengusik partikel-partikel udara di sekelilingnya.
Partikel udara yang termampatkan akan membentuk rapatan dan renggangan yang

selanjutnya akan dirambatkan oleh partikel-partikel udara sebagai energi bunyi.

Berikut ini adalah gambar bentuk perambatan bunyi di udara

Konduksi   tulang   adalah   konduksi   energi   akustik   oleh   tulang­tulang   tengkorak   ke   dalam

telinga tengah, sehingga getaran yang terjadi di tulang tengkorak dapat dikenali oleh telinga manusia

sebagai  suatu  gelombang  suara. Jadi segala  sesuatu yang  menggetarkan  tubuh  dan tulang­tulang

tengkorak   dapat   menimbulkan   konduksi   tulang   ini.   Secara   umum   tekanan   suara   di   udara   harus

mencapai lebih dari 60 dB untuk menimbulkan efek konduksi tulang ini. 

Pembagian Bunyi berdasarkan Frekuensinya

Sumber getar yang dapat menghasilkan bunyi berdasarkan frekuensinya dibedakan menjadi:

 Daerah frekuensi kurang dari 20 Hz disebut frekuensi infrasonik.


 Daerah frekuensi 20 – 20000 Hz disebut daerah audio, dapat ditangkap oleh telinga manusia
normal.
 Daerah frekuensi lebih dari 20000 Hz disebut frekuensi ultrasonik.

Prinsip-prinsip Bioakustik pada Penghantaran Gelombang Bunyi pada Telinga sampai


Timbulnya Persepsi Suara:
Bentuk daun telinga dg berbagai tonjolan dan cekungan serta bentuk liang dg panjang sekitar
2,5 cm, akan menimbulkan resonansi bunyi dengan frekuensi 3500 Hz . Daun telinga bersama liang
telinga luar juga dpt menaikkan tekanan akustik sebesar 10 –15 dB pd membrana tympani pd
frekwensi 1,5 – 5 kHz, frekwensi yg penting utk persepsi bicara. Setelah melalui liang telinga luar,
gelombang bunyi akan menggetarkan membran timpani. Getaran tersebut akan ditransmisikan ke
tiga tulang-tulang pendengaran di telinga tengah
Fungsi telinga tengah adalah meneruskan energi akustik yg berasal dr telinga luar ke dlm
koklea yg berisi cairan . Sebelum memasuki koklea bunyi diamplifikasi melalui mekanisme system
ossicular Chain, sehingga meningkatkan tekanan akustik sebesar 25 –30 dB. Fungsi ketiga tulang
pendengaran ( maleus , inkus dan stapes ) adalah untuk memperkuat energi bunyi agar cukup kuat
menggerakkan cairan di dlm koklea dg meningkatkan tekanan energi bunyi yg menerpa membrane
tympani. Di samping itu efek penguatan bunyi juga dipengaruhi oleh perbedaan luas penampang
antara membrane tympani dg tingkap lonjong dan oleh bentuk kerucut membrane tympani. Energi
akustik menggerakkan cairan pada koklea shg menyebabkan pergeseran pada membrana basilaris.
Getaran pd membrana basilaris menyebabkan gerak relative antara membrana basilaris dan
membrana tektoria sehingga menimbulkan rangsang mekanik berupa defleksi stereosilia sel-sel
rambut yang memicu pelepasan ion-ion bermuatan listrik. Proses tsb merupakan proses perubahan
energi mekanik menjadi energi listrik. Energi listrik tersebut ditransmisikan ke korteks auditorius di
otak
System auditorius memproses gelombang suara sehingga mereka dapat menentukan lokasi
suara, tinggi rendahnya serta kuat lemahnya bunyi. Lokalisasi suara adalah proses yang kompleks
yang memerlukan input sensorik pada kedua telinga serta analisis pada otak. Tinggi rendahnya bunyi
tergantung pada pengkodean pada otak berdasarkan lokasi membrane basilaris yang digetarkan oleh
gelombang bunyi dengan frekuensi tertentu

Aplikasi Gelombang Bunyi


Stetoskop dan Sphygmomanometer
Stetoskop adalah sebuah alat akustik medis untuk tujuan auskultasi. Alat ini lebih sering
digunakan untuk mendengarkan bunyi jantung, suara nafas, dan gerakan peristaltik intestines. Suara
pernafasan normal disebut vesikuler dan berkisar antara 100 - 200 Hz. Suara pernafasan yang lebih
nyata terdengar di trakea.
Ketika jantung berdetak, stetoskop bergetar. Getaran ini ditransmisikan sebagai suara yang
didengar. Stetoskop menguatkan bunyi (meningkatkan kekuatan bunyi) sehingga detak bunyi
jantung dapat terdengar lebih jelas.
Sementara itu prinsip kerja pemeriksaan tekanan darah adalah mengukur kekuatan turbulensi
dari aliran darah pembuluh darah (arteri) pada daerah siku tangan kita. Kekuatan turbulensi yang
terjadi, menggambarkan kekuatan tekanan aliran darah dari jantung dalam melewati pembuluh darah
yang diameternya kita manipulasi hingga menyempit dengan menggunakan manset dari alat
sphygmomanometer. Kekuatan turbulensi inilah yang sebenarnya kita ukur untuk menggambarkan
tekanan darah seseorang.

Ultrasonografi
Pada gelombang bunyi pun terjadi pemantulan. Jika Anda bicara atau berteriak atau

bicara di dalam ruangan besar, kosong dan tertutup, Anda dapat mendengar suara tersebut

akan dipantulkan dengan bunyi yang sama (echo) . Bunyi tersebut berasal dari pantulan

oleh dinding, langit-langit, dan alas ruangan tersebut . Prinsip pemantulan bunyi inilah

yang digunakan oleh teknik gema pulsa pada ultrasonografi.


Pada ultrasonografi, gelombang ultrasonik dibangkitkan oleh kristal piezoelektrik yang
bergetar ketika ditekan dan diregangkan oleh arus bolak balik yang diberikan pada kristal, sama
dengan ketika kristal berlaku sebagai penerima pantulan gelombang ultrasonik, getaran diinduksikan
oleh pulsa ultranonik.
ELEKTROMAGNETIK
Mata dan otak kita hanya dapat menerima atau berespon pada sebagian kecil dari gelombang
elektromagnetik yaitu cahaya tampak Cahaya merupakan bagian dari spectrum gelombang
electromagnet yang memiliki energi dan tidak memerlukan medium untuk merambat. Cahaya
memiliki kecepatan 3x108 m/detik..Salah satu sumber cahaya adalah cahaya matahari, yang dalam
spectrum elektromagnetik disebut cahaya tampak. Cahaya putih matahari terdiri dari tujuh warna:
1. Merah
2. Jinggga
3. Kuning
4. Hijau
5. Biru
6. Nila
7. Ungu
Apabila ketujuh warna ini bercampur, cahaya putih akan dihasilkan. Warna-warna dalam
cahaya putih matahari dapat dipecahkan dengan menggunakan prisma menjadi jalur warna. Jalur
warna ini dikenal dengan spectrum sedangkan pemecahan cahaya putih ke spectrum ini dikenal
sebagai penyerakan cahaya. Pelangi adalah contoh spectrum yang terbentuk secara alamiah. Pelangi
terbentuk selepas hujan, ketika cahaya matahari dibiaskan oleh tetesan air hujan. Tetesan air itu
bertindak sebagai prisma yang menyerakan cahaya matahari menjadi tujuh warna.
Cahaya dibiaskan apabila bergerak miring melalui medium yang berbeda seperti dari udara
ke kaca lalu melewati air. Keadaan ini disebut sebagai pembiasan cahaya. Pembiasan cahaya adalah
pembelokan cahaya ketika berkas cahaya melewati bidang batas dua medium yang berbeda indeks
biasnya. Indeks bias mutlak suatu bahan adalah perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa
dengan kecepatan cahaya di bahan tersebut. Indeks bias relatif merupakan perbandingan indeks bias
dua medium berbeda. Indeks bias relatif medium kedua terhadap medium pertama adalah
perbandingan indeks bias antara medium kedua dengan indeks bias medium pertama. Pembiasan
cahaya menyebabkan kedalaman semu dan pemantulan sempurna

Prinsip-Prinsip Pembiasan Sinar pada Penghantaran Gelombang Cahaya pada Mata sehingga
Menimbulkan Persepsi Gambar:
a. Pemfokusan Cahaya pada Retina
Ketika cahaya pararlel menembus lensa cembung akan berkonvergensi membentuk satu titik
yang disebut titik fokus. Titik fokus ini harus jatuh tepat di retina maka objek tersebut akan terlihat
jelas. Jika objek berada pada jarak 20 kaki atau lebih maka sinar yang menembus lensa adalah
paralel. Namun jika objek berada pada jarak krang dari 20 kaki maka sinar yang menembus lensa
tidak paralel sehingga titik fokus berada di belakang retina. Untuk itu lensa akan berakomodasi
sehingga titik fokus jatuh tepat di retina. Supaya benda terlihat jelas, mata harus membiaskan sinar–
sinar yg datang dari benda agar membentuk bayangan tajam pada retina. Untuk mencapai retina,
sinar–sinar yg berasal dari benda harus melalui lima medium yg indeks biasnya (n) berbeda: udara
(n=1,00), kornea (n=1,38), humor aqueous (n=1,33), lensa (n=1,40 (rata-rata)) dan humor vitreous
(n=1,34). Setiap kali sinar lewat dr satu medium ke medium yg lain, sinar itu dibiaskan pd bidang
batas. Bagian terbesar dr daya bias mata bukan dihasilkan oleh lensa, akan tetapi terjadi pd bidang
batas antara permukaan anterior kornea dan udara
b. Fototranduksi
fototranduksi adalah proses pengubahan energi cahaya menjadi energi listrik. Fotoreseptor
adalah neurons yang dapat mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Dua tipe fotoreseptor
adalah sel-sel konus dan basilus yang mempunyai susunan yang khas dan bekerja pada intensitas
cahaya yang berbeda.
Cahaya yang masuk melalui kornea diteruskan ke pupil. Pupil membesar bila intensitas
cahaya kecil (bila berada di tempat gelap), dan apabila berada di tempat terang atau intensitas
cahayanya besar, maka pupil akan mengecil. Yang mengatur perubahan pupil tersebut adalah iris.
Setelah melalui pupil dan iris, maka cahaya sampai ke lensa. Fungsi lensa selain menghasilkan
kemampuan refraktif yang bervariasi selama berakomodasi, juga berfungsi untuk memfokuskan
cahaya ke retina. Bila cahaya sampai ke retina, maka sel-sel batang (banyak terletak di perifer retina)
dan sel–sel kerucut (banyak di fovea sentralis) yg merupakan sel–sel yg sensitif terhadap cahaya
akan meneruskan sinyal–sinyal cahaya tersebut ke otak melalui saraf optik. Bayangan atau cahaya
yang tertangkap oleh retina adalah terbalik, nyata, lebih kecil, tetapi persepsi pada otak terhadap
benda tetap tegak, karena otak sudah dilatih menangkap bayangan yang terbalik itu sebagai keadaan
normal.

V. Langkah kerja
1. Garputala
a. Getarkan garputala dengan cara memukulkan salah satu ujungnya ke telapak tangan (jangan
sekali-kali memukulkannya kepada benda yang keras) atau dengan cara memegang tangkai
garpu tala lalu memetik secara lunak kedua kaki garpu tala dengan ujung jari atau kuku kita
b. Tekanlah gagang garpu tala pada pada os mastoid, glabela, verteks, gigi insicivus, dan dagu
tegak lurus pada garis median dengan kedua kakinya berada pada garis horizontal untuk
mengetahui hantaran getaran melalui tulang.
c. Garputala didekatkan ke telinga untuk mengetahui hantaran getaran melalui udara
d. Amati:
- Hantaran getaran melalui udara dengan melalui tulang
- Hantaran getaran pada setiap tempat tulang yang berbeda
2. Stetoskop
a. Mahasiswa mendengarkan suara nafas di trakea melalui bagian membran stetoskop
b. Mahasiswa mendengarkan suara nafas di trakea melalui bagian bell stetoskop
c. Bandingkan suara nafas yang didengar melalui bagian membran dan bell stetoskop
3. Prisma
a. Arahkan cahaya dari penlight ke prisma
b. Amati penguraian warna yang melewati prisma
4. Kacamata
a. Amati perbedaan kacamata pada miopiadan hipermetropia
b. Jelaskan perbedaan kacamata miopia dan hipermetropia
5. Buku Ischiara
a. Lakukan pemeriksaan ischiara pada ruangan terang
b. Lakukan pemeriksaan ischiara pada ruangan gelap
c. Bandingkan hasil pemeriksaan pada dua ruangan tersebut
d. Deskripsikan warna-warna yang tertera pada buku ischiara
e. Deskripsikan hasil pemeriksaan ischiara pada orang yang mengidap buta warna

Anda mungkin juga menyukai