Anda di halaman 1dari 153

KANKER PAYUDARA

SMF. BEDAH
RSD dr. SOEBANDI JEMBER
Aliran limfe
Insidens
Faktor resiko
Wanita > pria
Umur di atas 35 tahun
Menarche <13 tahun
Menapaus >50 tahun
Nulipara
Anak I lahir setelah umur 30 th.
Tidak menyusui anak
Obesitas
Kanker mamma kontralateral
Kanker dalam keluarga
Displasia mamma
Mendapat radiasi ionisasi
Penyebaran sel kanker
Penyebaran kanker
payudara (metastase)
Limfogen
Hematogen
Implantasi
Keluhan waktu datang
Tumor mamma tidak nyeri 66%
Tumor mamma nyeri 11%
Perdarahan/cairan dari putting susu 9%
Edema lokal 4%
Retraksi putting susu 3%
Erosi putting susu 2%
Lain-lain 5%
PEMERIKSAAN FISIK
PAYUDARA
Pemeriksaan
mammografi
Indikasi mamografi :
 Skrening
 Evaluasi payudara
kontralateral
 Metastase jauh
diduga dari payudara
 Adanya
benjolan/rasa tidak
enak pada payudara
Mammografi
Pemeriksaan USG
payudara
Indikasi :
 Payudara yang padat pada mamografi
 Pada payudara wanita hamil, menyusui
atau remaja
 Evaluasi temuan lesi berbatas tegas pada
mamografi dan penyakit fibrokistik
 Evaluasi wanita dengan implan silicon

 Penuntun biopsi atau aspirasi


Pemeriksaan patologi
praoperasi
FNAB mempunyai ketepatan 95%
Vries coupe mempunyai ketepatan 96-98%
Biopsi parafin mempunyai ketepatan 99%
Biopsi
Biopsi : prosedur pengambilan contoh
jaringan untuk pemeriksaan mikroscopic
Macam metoda biopsi
- Biopsi aspirasi (FNA)
- Core needle biopsy
- Incisional biopsi
- Excisional biopsi
Stadium kanker
payudara
Penentuan stadium kanker payudara
bermanfaat untuk :
1. Rencana terapi definitif
2. Menilai prognosa penderita
3. Evaluasi hasil terapi
4. Fasilitas untuk pertukaran informasi
5. penelitian
Terapi
1. Kuratif ialah untuk menyembuhkan
penderita (stadium 0,I,II,IIIA)
2. Paliatif ialah untuk meringankan
pendarita dan memperbaiki kualitas
hidup (stadium IIIB dan IV)
Cara terapi
1. Operasi
2. Radioterapi
3. Kemoterapi
4. Hormonal terapi
5. Immunoterapi
Breast
Breast – Sagital view
Lumpectomy
Quadrantectomy
(partial mastectomy)
Simple mastectomy
Modified Radical
Mastectomy
Prognosa
Harapan hidup sepuluh tahun
mendatang
 Stadium O 95-99%
 Stadium I 70-95%
 Stadium II 40-45%
 Stadium III 10-15%
 Stadium IV jarang
Deteksi dini kanker
payudara
Sarari/sadari
Mamografi
Pemeriksaan fisik oleh tenaga medis
PEMERIKSAAN
PAYUDARA SENDIRI
Siapa yang seharusnya
melakukan pemeriksaan
payudara sendiri ?
Kanker payudara bisa mengenai setiap orang,
juga pada wanita muda.
Oleh karena itu, pemeriksaan harus dimulai
sedini mungkin dan merupakan kebiasaan
rutin mulai umur 20 tahun, terutama bila ada
riwayat keluarga terkena kanker payudara.
Pemeriksaan payudara sendiri perlu dilakukan
seumur hidup karena makin tua makin
berisiko terhadap kanker payudara.
Kapan harus melakukan
pemeriksaan payudara sendiri ?
Dilakukan sekali setiap bulan.
Paling baik tujuh hari setelah haid
selesai, karena payudara dalam
keadaan paling lunak.
Bila telah menapaus, pemeriksaan
payudara dilakukan pada hari pertama
setiap bulan.
Mengapa sarari harus dilakukan?
1. Kanker payudara penyebab kematian nomer dua
setelah kanker rahim
2. Setiap wanita dapat terkena kanker payudara
3. 90% kanker payudara stadium dini dapat
disembuhkan
4. Sarari dapat membantu mengetahui adanya
perubahan pada payudara
5. Sarari hanya memerlukan waktu 10 menit/bulan
6. Hampir 80% benjolan pada payudara bukan kanker,
tetapi setiap benjolan harus diperiksakan ke dokter
TUMOR FILOIDES
ANATOMI PAYUDARA
Vaskularisasi
Aliran Limfe
Sinonim
 Tumor filoides
 Kistosarkoma filoides
 Giant fibroadenoma
Batasan
 Tumor fibroepitelial payudara,
berasal dari sel mesenkim duktus/lobulus,
tersusun atas epitel & sel-sel stroma.
 Pertama kali ditemukan 1883 - Johannes Muller.
 Pemeriksaan histologis tumor filoides potongan
melintang  banyak celah yang membentuk
pola seperti daun (leaf-like architecture) &
gambaran cyst-like spaces.
Leaf-like architecture
Epidemiologi
 <1% dari seluruh tumor payudara.
 hampir selalu terjadi pada ♀  2,1 per 1 juta ♀.
 Lebih sering terjadi pada ♀ Latin daripada ♀
Asia (kulit putih).
 Pada semua usia, terutama dekade ke-4 & 5
(15-20 th di atas rata-rata umur px FAM).
 Jarang bilateral.
Epidemiologi
 90%  benign phylloides tumor.
 10%  malignant phylloides tumor.
 Malignant phylloides tumor  0,3-0,5% dari
seluruh keganasan payudara.
 10% Malignant phylloides tumor
bermetastasis (terutama hematogen).
Metastasis ke KGB aksila <1%.
Etiologi
 tidak diketahui.

Diagnosis (tripple assessment)


1. Pemeriksaan klinis

2. Radiological Imaging

3. Pemeriksaan histopatologi
1. Pemeriksaan Klinis
Benign phylloides tumor Malignant phylloides tumor
 Bulat/lonjong  Mirip dengan benign phylloides
 Batas tegas tumor
 Permukaan berbenjol-benjol  Dapat disertai tanda infiltrasi,
(multinodular) ulserasi
 Konsistensi tidak sama: kenyal &  Dapat ditemukan metastasis.
kistik,
 Mobile
 Painless
 Pertumbuhan cepat
 Ukuran ±5 cm, >5 cm s/d 30 cm),
 Berat bervariasi s/d >13 kg)
 Phleboektasia
 Tidak melekat pada kulit/pada
dinding dada
 Tidak invasif
 Tidak bermetastasis
 Ulserasi pada kulit
 Nekrosis
2. Pemeriksaan Radiological Imaging

MAMOGRAFI

BREAST
SONOGRAPHY
Benign Phylloides Tumor

Malignant Phylloides Tumor


Pemeriksaan Radiological Imaging
 Mamografi & USG tidak efektif membedakan
benign phyllloides tumor, malignant phylloides
tumor, & FAM.
 dilanjutkan pemeriksaan histolopatologis.
MRI

Benign Phylloides Tumor


3. Pemeriksaan Histopatologis
Fine needle aspiration (FNA)
 Akurasi 63%;

(156 pemeriksaan dengan FNA, 99 true-positive result).


Pemeriksaan Histopatologis

Core needle biopsy


 Akurasi 90,5%.

Komenaka et al, 2003


Jumlah Konfirmasi: Konfirmasi:
Hasil CNB pasien FAM T. filoides

FAM 25 23 2
Tumor filoides 23 4 19
Tidak jelas 9 5 4
Total 57 32 25
Pemeriksaan Histopatologis
Benign Phylloides Tumor

Malignant Phylloides Tumor


Klasifikasi Phylloides Tumor
Grade Low Grade Intermediate High Grade
Stromal Stroma and Stromal No epithelium
abundance epithelium all fields predominance

Mitoses/10hpf 0-4 5-9 ≥10

Cellular Atypia +1 +1 to +2 +2 to +3

Margin Pushing Pushing or Mostly


infiltrative infiltrative
Tumor Marker
Terapi
Prinsip terapi  pembedahan

1. Wide Local Excision


2. Simple Mastectomy
3. Modified Radical Mastectomy
1. Wide Local Excision
(Segmental Mastectomy)
 Eksisi tumor dengan batas min.1 cm jaringan normal
dari tepi tumor.

INDIKASI:
 Tumor filoides ukuran s/d 4/5 cm dengan memperhatikan
proporsi tumor terhadap payudara.
 Sebagian besar  WLE diterapkan hanya untuk tumor filoides
jinak. Tumor filoides ganas  simple mastectomy.
 Haagensen  WLE dapat diterapkan pada tumor filoides ganas
dengan mempertimbangkan proporsi tumor terhadap payudara.
 Tumor jinak filoides yang rekuren dengan tetap memperhatikan
ukuran tumor (proporsi tumor terhadap payudara).
Wide Local Excision
(Segmental Mastectomy)
2. Simple Mastectomy (Total Mastectomy)
 Tindakan pembedahan  mengangkat seluruh jaringan
payudara, papilla mammae, & areola mammae.

INDIKASI:
 Tumor filoides jinak/ganas >5 cm
(proporsi tumor terhadap payudara besar)
 Tumor filoides ganas tanpa metastasis ke KGB aksila.

 Tumor filoides ganas yang rekuren.


Simple Mastectomy (Total Mastectomy)
3. Modified Radical Mastectomy
 Tindakan pembedahan  pengangkatan
seluruh jaringan payudara, papilla mammae, &
areola mammae, serta KGB aksila ipsilateral
tanpa disertai pengangkatan m. pectoralis
major & minor.

INDIKASI
 Tumor filoides ganas dengan metastasis ke
KGB aksila.
Modified Radical Mastectomy
 Anestesi umum
 Posisi penderita:
Modified Radical Mastectomy
 Desinfeksi lapangan operasi (povidon iodine 10%).
 Penutupan lap. operasi dengan doek steril.
 Lengan penderita harus dapat bebas
digerakkan oleh asisten bila dibutuhkan untuk
paparan bagian aksila.
Insisi MRM
Membuat Flap Kulit
Eksisi fascia di atas m. pectoralis major
bersama dengan mammae
Eksisi jaringan longgar & lemak
pada v. aksilaris

 Diseksi KGB aksila lengkap mulai dari


kelenjar Rotter  level I, level II, & level III.
Identifikasi & Preservasi
n. thoracodorsalis & n. thoracalis longus
Pembebasan massa
dari m. lattisimus dorsi
MRM
 Merawat perdarahan.
 Cuci luka operasi.
 Pemasangan drain.

 Penutupan luka lapis demi lapis s/d kulit.


Komplikasi Operasi
 Cidera n. thoracalis longus,
n. thoracodorsalis, n. intercostobrachialis.
 Perdarahan, hematoma.
 Infeksi.
 Seroma.
 Kemoterapi, radioterapi, & tx hormonal 
terbukti tidak efektif.
 Follow-up jangka panjang  mendeteksi
adanya rekurensi.
Prognosis
1. Rekurensi
 Rekurensi tumor filoides dipengaruhi: (Asoglu et al 2004)
 grade tumor.
 teknik pembedahan.
 ukuran tumor.
 Sering terjadi dalam 2 tahun setelah tx.
 Penelitian  rekurensi setelah dilakukan WLE:
 malignant phylloides tumor 36%
 borderline phylloides tumor 29%
 benign phylloides tumor 8%
 Penelitian lain  rekurensi:
 benign phylloides tumor 8-25%
 borderline phylloides tumor 20-30%
 malignant phylloides tumor 12-65%.
Prognosis
2. Metastasis
 Metastasis 10% malignant phylloides tumor.

 Terutama hematogen.

 Metastasis terbanyak adalah ke paru.

 Metastasis ke KGB aksila < 1%.


Prognosis
3. Kematian
 Angka kehidupan 5 tahun pasien dengan
malignant phylloides tumor  60-70%.
 Kessinger, 1972  67 kasus tumor filoides
ganas dengan metastasis  rata-
rata survival time 30 bulan
survival time terpanjang 14,5 tahun
Edukasi Pasien
Pencegahan: SBE
Kasus
Definisi
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang
sering terjadi di payudara yang berasal dari jaringan
fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel)
yang berada di payudara.
Anatomi
Etiologi dan Epidemiologi
Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara
pasti apa penyebab
sesungguhnya dari fibroadenoma mammae
Hormonal sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dari fibroadenoma
mammae, hal ini diketahui karena ukuran
fibroadenoma dapat berubah pada
siklus menstruasi atau pada saat kehamilan karena
produksi hormon esterogen yang meningkat.
Wanita lebih rentan terkena FAM dibandingkan laki-
laki yang memiliki keseimbangan hormon estrogen
fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan
usia 21-25 tahun (NSW Breats Cancer Institute)
kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50
lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma
Gejala
Benjolan bulat atau berbenjol-benjol
Konsistensinya padat kenyal seperti karet
Tidak melekat
Biasanya tidak nyeri
Pertumbuhan tumor ini bisa cepat sekali selama
kehamilan dan laktasi atau menjelang menopause,
saat rangsangan hormon estrogen
Diagnosis
Pemeriksaan fisik
Biopsi atau Fine Needle Aspiration (FNA)
mammogram (x-ray pada mammae)
ultrasound pada mammae
Diagnosis Banding
Kelainan fibrokistik
Tumor filoides atau sistosarkoma filoides.
Papilloma Ductal

Ke-3 kelainan ini hanya dapat dibedakan secara histologi


saja
Penatalaksanaan
Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan
dengan operasi pengangkatan tumor tersebut
(ekstirpasi). Dibuat insisi sirkum areolar biasanya
dilakukan dengan general anaesthetic. Operasi ini
tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi
hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut
yang nanti akan diganti oleh jaringan normal secara
perlahan.
Komplikasi
Komplikasi dari fibroadenoma yang sering terjadi
karena tindakan biopsy dan operasi pengangkatan
seperti perdarahan, timbul scar, infeksi post operasi
dan sering juga fibroadenoma tumbuh lagi pada
tempat yang sama setelah di angkat.
Prognosis
Fibroadenoma mamae bukan kanker, tumor ini terjadi
berulang pada 20% wanita dan tidak dapat di cegah,
dapat ditemukan awal dengan pemeriksaan payudara
sendiri (Sadari).
SADARI
Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam
keadaan normal, ukuran payudara kiri dan kanan
sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan
ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan
pada puting susu (misalnya tertarik ke dalam) atau
keluarnya cairan dari puting susu. Perhatikan apakah
kulit pada puting susu berkerut.
Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan
diletakkan di belakang kepala dan kedua tangan
ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka
akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil
akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan
kontur payudara, terutama pada payudara bagian
bawah.
Kedua tangan di letakkan di pinggang dan badan agak
condong ke arah cermin, tekan bahu dan siku ke arah
depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.
Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari
tangan kanan, telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari
tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil) di
sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu
bergerak ke arah dalam sampai ke puting susu. Tekan
secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di
bawah kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara
kanan dengan cara mengangkat lengan kanan dan
memeriksanya dengan tangan kiri.
Perhatikan juga daerah antara kedua payudara dan ketiak.
Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan
apakah keluar cairan dari puting susu. Lakukan hal ini
secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan
di bawah bahu kiri dan lengan kiri ditarik ke atas.
Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari
tangan kanan. Dengan posisi seperti ini, payudara
akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan.
Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan
dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan dan
mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara
dilakukan oleh jari-jari tangan kiri.
Laporan Kasus
IDENTITAS
Nama : Ny. Ratna lusiati
Usia : 26 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl. Slamet riyadi 100- Jember
Status : Menikah
Pekerjaan : Pegawai Telkom
No RM : 218976
Tgl MRS : 16 Desember 2008
Tgl KRS : 18 Desember 2008
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Benjolan di payudara kanan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien merasakan mulai ada benjolan di payudara
kanan sejak 4 bulan yang lalu sebesar kelereng.
Benjolan kadang terasa nyeri bila pasien beraktivitas.
Pasien mengatakan sering mengkonsumsi makanan
berlemak. Menstruasi pesien teratur, pasien memakai
KB pil sejak 1 tahun yang lalu
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak mempunyai penyakit lain

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada anggota keluarga pasien lainnya yang
menderita sakit separti ini sebelumnya

Riwayat Pemberian Obat :


2 minggu yang lalu pasien berobat Alternatif
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Tanggal 16 Desember 2008
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Komposmentis
Vital Sign : Tensi: 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 16x/menit
Suhu : 36,7oC
Status General :
Kepala :
-Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak
ikterik
-Hidung : Tidak ada sekret/bau/perdarahan
-Telinga : Tidak ada sekret/bau/perdarahan
-Mulut : Bibir tidak sianosis, tidak ada
pigmentasi, mukosa tidak pucat
Leher :
-KGB : Tidak ada pembesaran
-Tiroid : Tidak ada pembesaran
Thorak :
-Cor : I : ictus cordis tidak tampak
P : ictus cordis teraba di ics IV MCLS
P : batas jantung dbn
A : S1S2 tunggal
-Pulmo: I : simetris, tidak ada retraksi
P : fremitus raba dbn
P : sonor
A : Vesikuler +/+ Rh -/- Wh -/-
-R.Mammae D – S : tidak terlihat massa
Abdomen : I : flat
P: nyeri tekan (-), massa (-)
P : tympani
P : BU(+)N
R. Inguinal : Dalam batas Normal
R. Genital : Dalam batas Normal
Extremitas : AH diseluruh extr, dan tidak ada odema
Status Lokalis :
R. Mammae D : I : ulkus (-), papila mammae tidak
ada retraksi
P : teraba massa di regio supero
lateral, ukuran 3x2 cm, padat,
kenyal, batas tegas, mobile, nyeri
tekan (-)
A : Fibroadenoma mammae Dextra
P : pro ekstirpasi FAM dextra
Hasil Laboratorium tanggal 16 Desember 2008
 Hb : 12,6 g%
 LED : 49
 Lekosit : 9,4 x 109
 Hitung jenis : 2/-/-/60/36/2
 Hematocrit : 39
 Trombosit : 367
 PPT : 14,8
 APTT : 30,2
 SGOT : 14
 SGPT : 11
 Albumin : 4,9
 GDA : 91
 Kreatinin serum : 0,8
 BUN :9
Hasil FNAB (november 2008)
Dx Patologis : Fibroadenoma mammae

Anda mungkin juga menyukai