Anda di halaman 1dari 32

 Karsinoma payudara pada wanita menduduki

menduduki tempat nomor dua setelah


karsinoma serviks uterus

 Di Amerika Serikat, karsinoma payudara


merupakan 28 % kanker pada wanita kulit
putih, dan 25 % pada wanita kulit hitam
 Kurva insidensi-usia bergerak naik terus sejak
usia 30 tahun. Kanker ini jarang sekali
ditemukan pada wanita usia di bawah 20
tahun

 Angka tertinggi terdapat pada usia 45-66


tahun. Insidensi karsinoma mamma pada
lelaki hanya
1 % dari kejadian pada perempuan
 Penyebab tumor payudara tampaknya
multifaktorial, tetapi faktor penting yang
memulai hiperplasia adalah hiperestrinisme

 Juga faktor genetika dan hormonal


a. Umur wanita lebih dari 40 tahun
b. Riwayat keluarga
c. Riwayat kanker payudara sebelumnya
d. Penyakit payudara jinak.
e. Diit tinggi lemak.
f. Primigravida / multipara lebih dari 30 tahun.
g. Menopause lebih dari 55 tahun
1. Penyakit Bawaan
2. Penyakit Peradangan (Mastitis)
3. Penumbuhan jinak : Fibroadenoma
Kelainan fibrokistik
Kistosarkoma filloides
Nekrosis lemak
Papiloma intraductus,
terdiri dari :
Ekstasia ductus mamma
/mastitis sel plasma
Mioblastoma sel granuler
4. Penumbuhan ganas : Adenocarsinoma
Sarcoma
Tx Tumor primer tidak dapat ditentukan 
Tis Karsinoma in situ dan penyakit paget pada
papila tanpa teraba tumor
To Tidak ada bukti adanya tumor primer
T1 Tumor < 2 cm
T2 Tumor 2 – 5 cm
T3 Tumor > 5 cm
T4 Tumor dengan penyebaran langsung ke dinding
thoraks atau ke kulit dengan tanda udem, tukak,
atau peau d’orange
Nx Kelenjar regional tidak dapat ditentukan
No Tidak teraba kelenjar aksila
N1 Teraba kelenjar aksila homolateral
yang tidak melekat
N2 Teraba kelenjar aksila homolateral yang melekat
satu sama lain atau melekat pada jaringan
sekitarnya
N3 Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
Mx Tidak dapat ditentukan metastasis jauh
Mo Tidak ada metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh termasuk
ke kelenjar supraklavikuler
 I. T1 N0 M0 (kecil, terbatas pada mammae) → 85 %
 II. T2 N1 M0
(tumor lebih besar; kelenjar terkena tetapi terbebas dari
sekitarnya) → 65 %
 III. T0-2 N2 M0, T3 N1-2 M0
(kanker lanjut dan penyebaran ke kelenjar lanjut, tetapi
semuanya terbatas di lokoregional) → 40 %
 IV. T1-4 N1-3 M1 (di luar lokoregional) →10 %
Lokoregional dimaksudkan untuk daerah yang meliputi
struktur dan organ tumor primer, serta pembuluh limfe,
daerah saluran limfe dan kelenjar limfe dari struktur atau
organ yang bersangkutan
 Benjolan di payudara biasanya mendorong penderita untuk
ke dokter. Benjolan ganas yang kecil sukar dibedakan
dengan benjolan tumor jinak, tetapi kadang dapat diraba
benjolan yang melekat pada jaringan sekitarnya

 Bila tumor telah besar, perlekatan lebih jelas. Konsistensi


kelainan ganas biasanya keras. Pengeluaran cairan dari
puting biasanya mengarah ke papiloma atau karsinoma
intraduktal, sedangkan nyeri lebih mengarah ke kelainan
fibrokistik
a. Nyeri 
- Berubah dengan daur menstruasi →Penyebab fisiologi
seperti pada pramenstruasi atau penyakit fibrokistik
- Tidak tergantung daur menstruasi → Tumor jinak, tumor
ganas atau infeksi.
b. Benjolan di payudara 
- Keras permukaan licin → fibroadenoma atau kista
Permukaan keras, berbenjol atau melekat pada kanker atau
inflamasi non-infektif
- Kenyal → Kelainan fibrokistik
- Lunak → Lipoma 
c. Perubahan kulit 
- Bercak → Sangat mencurigakan karsinoma
- Benjolan kelihatan → Kista, karsinoma,
fibroadenoma besar
- Kulit jeruk → Di atas benjolan : kanker
(tanda khas)
- Kemerahan → Infeksi (jika panas)
- Tukak Kanker lama (terutama pada orang
tua)
d. Kelainan puting atau aerola 
- Retraksi Fibrosis karena kanker
- Infeksi (fibrosis terjadi pelebaran duktus)
- Eksema Unilateral : penyakit paget (tanda khas
Ca)

e. Keadaan cairan 
- Seperti susu → kehamilan atau laktasi
- Jernih → Normal 
- Hijau → Perimenopause 
→ Pelebaran duktus
→ kelainan fibrolitik
f. Hemoragik → Karsinoma 
→ Papiloma Intraduktus
a. Terdapat benjolan keras yang lebih
melekat/terfiksir
b. Tarikan pada kulit di atas tumor
c. Ulserasi atau koreng
d. Peau de’orange
e. Discharge dari puting susu
f. Asimetris payudara
g. Retraksi puting susu
h. Elevasi dari puting susu.
i. Pembesaran kelenjar getah bening ketiak.
j. Satelit tumor di kulit.
k. Eksim puting susu dan edema
 Adanya benjolan pada payudara merupakan keluhan utama
dari penderita. Pada mulanya tidak merasa sakit, akan tetapi
pada pertumbuhan selanjutnya akan timbul keluhan sakit.
Pertumbuhan cepat tumor merupakan kemungkinan tumor
ganas
 Batuk atau sesak nafas dapat terjadi pada keadaan dimana
tumor metastasis pada paru
 Tumor ganas pada payudara disertai dengan rasa sakit di
pinggang perlu dipikirkan kemungkinan metastasis pada
tulang vertebra
 Nyeri adalah fisiologis kalau timbul sebelum
atau sesudah haid dan dirasakan pada kedua
payudara
 Tumor-tumor jinak seperti kista retensi atau
tumor jinak lain, hampir tidak menimbulkan
nyeri
 Bahkan kanker payudara dalam tahap
permulaanpun tidak menimbulkan rasa nyeri.
Nyeri baru terasa kalau infiltrasi ke sekitar sudah
mulai
 Pemeriksaan fisik payudara harus dikerjakan dengan cara
gentle dan tidak boleh kasar dan keras. Tidak jarang yang
keras menimbulkan radang dibawah kulit
 Orang sakit dengan lesi ganas tidak boleh berulang-ulang
diperiksa oleh dokter atau mahasiswa karena kemungkinan
penyebaran
 Harus dilakukan pertama dengan tangan di samping dan
sesudah itu dengan tangan ke atas, dengan posisi pasien
duduk. Pada inspeksi dapat dilihat dilatasi pembuluh-
pembuluh balik di bawah kulit akibat pembesaran tumor
jinak atau ganas dibawah kulit
 Dapat dilihat : 
- Puting susu tertarik ke dalam
- Eksem pada puting susu
- Edema
- Peau d’orange
- Ulserasi, satelit tumor di kulit
- Nodul pada axilla
 Palpasi harus meliputi seluruh payudara, dari
parasternal kearah garis aksila ke belakang,
dari subklavikular ke arah paling distal

 Palpasi dilakukan dengan memakai 3-4


telapak jari. Palpasi lembut dimulai dari
bagian perifer sampai daerah areola dan
puting susu
 Dapat dipakai untuk menegakkan diagnosa
kanker payudara melalui tiga cara :
- Pemeriksan sekret dari puting susu
- Pemeriksaan sedian tekan (Sitologi Imprint)
- Aspirasi jarum halus (Fine needle
aspiration )
 Biopsi insisi ataupun eksisi merupakan metoda
klasik yang sering dipergunakan untuk diagnosis
berbagai tumor payudara. Biopsi dilakukan dengan
anestesi lokal ataupun umum tergantung pada
kondisi pasien

 Apabila pemeriksaan histopatologi positif


karsinoma, maka pada pasien kembali ke kamar
bedah untuk tindakan bedah terapetik
 Dengan mammografi dapat ditemukan benjolan yang kecil
sekalipun. Tanda berupa mikrokalsifikasi tidak khas untuk
kanker. Bila secara klinis dicurigai ada tumor dan pada
mamografi tidak ditemukan apa-apa, pemerikasaan harus
dilanjutkan dengan biopsi sebab sering karsinoma tidak
tampak pada mammogram
 Sebelum merencanakan terapi karsinoma mamma,
diagnosis klinis dan histopatologik serta tingkat
penyebarannya harus dipastikan dahulu
 Diagnosis klinis harus sama dengan diagnosis histopatologik.
Bila keduanya berbeda, harus ditentukan yang mana yang
keliru. Atas dasar diagnosis tersebut, termasuk tingkat
penyebaran penyakit, disusunlah rencana terapi dengan
mempertimbangkan manfaat setiap tindakan yang akan
diambil
 Bila bertujuan kuratif, tindakan radikal yang berkonsekuensi
mutilasi harus dikerjakan demi kesembuhan. Akan tetapi,
bila tindakannya paliatif, alasan nonkuratif menentukan
terapi yang akan dipilih
 Untuk mendapat diagnosis histology, biasanya dilakukan
biopsy sehingga tindakan ini dapat dianggap sebagai
tindakan pertama pada pembedahan mamma. Dengan
sediaan beku, hasil pemeriksaan histopatologi dapat
diperoleh dalam waktu 15 menit
 Bila pemeriksaan menunjukkan tanda tumor jinak, operasi
diselesaikan. Akan terapi, pada hasil yang menunjukkan
tumor ganas, operasi dapat dilanjutkan dengan bedah
kuratif
 Bedah kuratif yang mungkin dilakukan ialah mastektomi
radikal, dan bedah konservatif merupakan eksisi tumor luas
 Radioterapi untuk kanker payudara biasanya digunakan
sebagai terapi kuratif dengan mempertahankan mamma,
dan sebagai terapi tambahan atau terapi paliatif.
Radioterapi kuratif sebagai terapi tunggal lokoregional tidak
begitu efektif, tetapi sebagai terapi tambahan untuk tujuan
kuratif pada tumor yang relatif besar berguna
 Radioterapi paliatif dapat dilakukan dengan hasil baik untuk
waktu terbatas bila tumor sudah tak mampu-angkat bila
mencapai tingkat T4, misalnya ada perlekatan pada dinding
thoraks atau kulit
 Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang digunakan bila
ada penyebaran sistemik, dan sebagai terapi ajuvan.
Kemoterapi ajuvan diberikan kepada pasien yang pada
pemeriksaan histopatologik pascabedah mastektomi
ditemukan metastasis di sebuah atau beberapa kelenjar

 Tujuannya adalah menghancurkan mikrometastasis yang


biasanya terdapat pada pasien yang kelenjar aksilanya sudah
mengandung metastasis
 Indikasi pemberian terapi hormonal adalah bila
penyakit menjadi sistemik akibat metastasis jauh.
Terapi hormonal biasanya diberikan secara paliatif
sebelum kemoterapi karena efek terapinya lebih
lama dan efek sampingnya kurang, tetapi tidak
semua karsinoma mamma peka terhadap terapi
hormonal
 Hanya kurang lebih 60 % yang bereaksi baik dan
penderita mana yang ada harapan memberi respons
dapat diketahui dari “uji reseptor estrogen” pada
jaringan tumor
 Prognosis tumor payudara tergantung dari :
a. Besarnya tumor primer.
b. Banyaknya/besarnya kelenjar axilla
yang positf.
c. Fiksasi ke dasar dari tumor primer.
d. Tipe histologis tumor/invasi
ke pembuluh darah.
e. Tingkatan tumor anaplastik.
f. Umur/keadaan menstruasi.
g. Kehamilan
 Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai