Anda di halaman 1dari 6

Nama : dr.

Miftahul Jannah
Instansi : Puskesmas Bukit Wolio Indah - Kota Baubau
Materi : KANKER PAYUDARA DI INDONESIA
Oleh : dr. Hj. Wiwi Sri Widhowati, M.Kes

Definisi
Kanker payudara merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel,
duktus maupun lobulusnya.
Epidemiologi
Di Indonesia kanker payudara merupakan kanker pertama tertinggi pada perempuan dengan
kasus baru kanker payudara mencapai 65.858 perempuan, merupakan 16,6% dari kasus baru
seluruh kanker di Indonesia (396.914 orang) dan menjadi 30,8% dari seluruh kasus kanker
baru pada perempuan (213.546 kasus kanker baru perempuan). Dengan angka kematian
22.430 orang (9,6%) dari seluruh kematian akibat kanker di Indonesia.(Globocan,
WHO,Indonesia,2020).

Prosedur Diagnostik
Pemeriksaan klinis
Anamnesis:
Keluhan di payudara atau ketiak dan riwayat penyakitnya
Benjolan.
Kecepatan tumbuh.
Rasa sakit.
Nipple discharge.
Nipple retraksi dan sejak kapan.
Krusta pada areola.
Kelainan kulit: dimpling, peau d’orange, edema kulit, eritema.
ulkus, venektasis.
Benjolan ketiak.
Edema lengan.
Keluhan di tempat lain berhubungan dengan metastasis, antara lain :
Sakit kepala hebat, muntah proyektil, gangguan penglihatan, penurunan kesadaran.
Nyeri tulang belakang, pelvis dan tungkai.
Batuk dan sesak napas.
Rasa penuh di ulu hati.

1
Faktor risiko:
Usia penderita.
Usia melahirkan anak pertama.
Punya anak atau tidak.
Riwayat menyusukan.
Riwayat menstruasi.
Menstruasi pertama pada usia berapa.
Keteraturan siklus menstruasi.
Menopause pada usia berapa.
Riwayat pemakaian obat hormonal.
Riwayat keluarga sehubungan dengan kanker payudara atau kanker lain, terutama keluarga
derajat pertama.
Riwayat pernah operasi tumor payudara atau tumor ginekologik.
Riwayat radiasi dinding dada pada usia muda.

Pemeriksaan fisik:
Status generalisata, cantumkan performance status (Status Karnofsky, ECOG).

Status lokalis :
Payudara kanan dan kiri harus diperiksa.
Massa tumor:
lokasi.
konsistensi.
permukaan.
Mobilitas, terfiksasi atau tidak ke kulit, otot pektoralis dan dinding dada.
Bentuk dan batas tumor.
Sensibilitas nyeri.
Ukuran.
Perubahan kulit: kemerahan, peau d’orange, ulserasi, dimpling, edema, nodul satelit.
Nipple: tertarik, erosi, krusta, discharge.

Status KGB

2
KGB aksila : jumlah, ukuran, terfiksir satu sama lain atau jaringan sekitar.
KGB infra klavikula: ada atau tidak.
KGB supra klavikula: ada atau tidak.

Pemeriksaan pada daerah yang dicurigai metastasis:


Lokasi organ (paru, tulang, hepar, otak).
Pemeriksaan radiodiagnostik/imaging
Ultrasonografi payudara
USG payudara dapat dilakukan sebagai metoda diagnostik awal pada wanita mulai pubertas
dengan keluhan di payudara serta evaluasi KGB regional. Gambaran USG pada benjolan yang
harus dicurigai ganas diantaranya:
Permukaan tidak rata.
Diameter vertikal > horizontal.
Echo interna heterogen.
Vaskularisasi meningkat (dengan doppler).

Mammografi
Mammografi dikerjakan pada wanita berusia di atas 40 tahun atau pada wanita dengan
densitas payudara tidak padat. Pada wanita yang memiliki risiko sangat tinggi, mammografi
disarankan dikerjakan 5 tahun lebih awal. Untuk standarisasi penilaian dan pelaporan hasil
mamografi digunakan BIRADS yang dikembangkan oleh American College of Radiology.

Tanda primer berupa:


Densitas yang meninggi pada tumor.
Batas tumor yang tidak teratur oleh karena adanya proses infiltrasi ke jaringan sekitarnya atau
batas yang tidak jelas (comet sign).
Gambaran translusen disekitar tumor.
Gambaran stelata.
Adanya mikrokalsifikasi (ukuran <50 um), berkelompok (cluster) dan jumlah > 5
Ukuran klinis tumor lebih besar dari radiologis.

Tanda sekunder:
Retraksi atau penebalan kulit.
Bertambahnya vaskularisasi.
Perubahan posisi puting.

3
Terdapat pembesaran KGB aksila.
Keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak teratur.

Hasil pelaporan USG dan mamografi dilaporkan dalam Breast Imaging and Reporting Data System
(BIRADS), dari BIRADS 0-5. Tindakan biopsi mulai dikerjakan pada lesi yang termasuk kelompok
BIRADS 4 (risiko keganasan 20-40%) dan BIRADS 5 (risiko keganasan >95%). BIRADS 3
dipertimbangkan untuk biopsi.

MRI payudara
Pemeriksaan MRI payudara bukan pemeriksan rutin untuk diagnostik, dilakukan apabila:
Terdapat diskrepansi antara pemeriksaan klinis, US mammae dan mammografi.
Apabila dibutuhkan informasi infiltrasi lesi terutama ke arah posterior jaringan payudara,
termasuk dinding dada.
Pasien kanker payudara usia muda yang membutuhkan informasi adanya
multisentrisitas.
Dipertimbangkan pada lesi residif.
Pemeriksaan penunjang untuk mencari metastasis
Pemeriksaan radiologi rutin o Ultrasonografi abdomen.
Foto toraks.
Bone scan ( bila ada indikasi).
Bila diperlukan dapat dilakukan CT scan, MRI atau PET scan).

Pemeriksaan histopatologi
Biopsi, pemeriksaan histopatologi untuk penentuan diagnosis. Biopsi tersebut dapat berupa:
Biopsi core dengan panduan USG adalah adalah standar diagnostik terpilih untuk evaluasi
diagnostik massa pada payudara. Tindakan ini merupakan prosedur invasi minimal
menggunakan jarum 14G untuk mengambil sampel jaringan dengan kesesuaiannya mencapai
90% dibandingkan biopsi terbuka.
Modalitas Terapi
Penentuan terapi utama pada kanker payudara dilakukan hanya setelah didapatkan diagnostik
definitif kanker meliputi diagnosis histopatologi, sifat biologi tumor serta stadium yang tepat.
Modalitas terapi pada kanker payudara:
Pembedahan.
Radiasi.
Kemoterapi.
Terapi Hormonal.

4
Target Terapi.
Immunoterapi.

Operasi:
Mempertahankan jaringan payudara o BCS (Breast Conserving Surgery).
Tidak mempertahankan jaringan payudara o Mastektomi simpel.
Mastektomi radikal modifikasi.
Mastektomi radikal klasik.
Skin sparing mastektomi.
Nipple areola sparing mastektomi.

Tindakan-tindakan operasi tersebut diatas dapat disertai dengan prosedur onko rekonstruksi
untuk mengembalikan estetika payudara, antara lain:

Rekonstruksi :
Bisa berupa Flap, implant silicon atau free flap.

Radiasi:
Radiasi eksterna pada kanker payudara dapat memiliki tujuan sebagai terapi adjuvan
maupun paliatif.
Radiasi adjuvant dapat diberikan pada:
Pasca operasi BCS ( breast conserving surgery).
Pasca operasi mastektomi Radiasi paliatif diberikan :
Pasien metatasis tulang.
Menghentikan pendarahan.

Kemoterapi:
Kemoterapi pada kanker payudara dapat memiliki tujuan, antara lain: o Adjuvan.
Neoadjuvan.
Sensitizer.
Primer/paliatif.

5
Follow up:
Pemeriksaan klinis setiap 1-4x/ tahun selama 5 tahun.
Mammografi setiap 1 tahun.
Pemeriksaan laboratorium (marker) dan imaging untuk skrining metastasis tidak rutin dilakukan.
Pemeriksaan tersebut dilakukan jika ada kecurigaan atau ditemukan gejala dan tanda klinis
metastasis.

Pencegahan:
Pencegahan Primer
Pentingnya edukasi tentang gaya hidup sehat dan bersih.
Menyampaikan bahaya karsinogenik seperti rokok dan alkohol.
Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan cara:
Penapisan (screening) melalui mammografi dan SADARI (PemerikSAan PayuDAra SendiRI) yang
dilakukan setiap bulan.
Penemuan dini (early diagnosis) dengan melakukan pemeriksaan mammografi, Ultrasonografi
dan SADANIS (PemerikSAan PayuDAra oleh TeNaga medIS) ketika merasakan ada gejala atau
minimal setiap 1 tahun sekali.
Pencegahan tersier. Pencegahan tersier, meliputi:
Melakukan diagnosis dan terapi dimana standar untuk pengobatan kanker meliputi;
operasi, radiasi, kemoterapi dan hormonal yang disesuaikan dengan indikasi patologi dan
dokter ahli.
Melalui pelayanan paliatif untuk memastikan peningkatan kualitas hidup pasien kanker.

Anda mungkin juga menyukai