Anda di halaman 1dari 24

Kamis, 20 Juli 2023

REFARAT

CARCINOMA MAMMAE

Oleh: Claudia Julaine Pontoh (201670033)

Dokter Pembimbing : dr. Kennedy Ginting, Sp.B

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU BEDAH


PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PAPUA
2023
01. Pendahuluan
PENDAHULUAN
● Kanker payudara (KPD) merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel
duktus maupun lobulusnya.

● Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker terbanyak di Indonesia.

● Diperkirakan angka kejadiannya di Indonesia adalah 12/100.000 wanita, sedangkan di Amerika adalah
sekitar 92/100.000 wanita dengan mortalitas yang cukup tinggi yaitu 27/100.000 atau 18% dari
kematian yang dijumpai pada wanita. Penyakit ini juga dapat diderita pada laki –- laki dengan
frekuensi sekitar 1 %.

● Di Indonesia, lebih dari 80% kasus ditemukan berada pada stadium yang lanjut, dimana upaya
pengobatan sulit dilakukan.

● Perlu pemahaman tentang upaya pencegahan, diagnosis dini, pengobatan kuratif maupun paliatif
serta upaya rehabilitasi yang baik, agar pelayanan pada penderita dapat dilakukan secara optimal.
02.
Tinjauan
Pustaka
ANATOMI
Terdapat Ligamentum Cooper’s →
jika terdapat tumor pada payudara
yang melibatkan ligamentum
Cooper dapat menyebabkan
penyusutan (penarikan) pada kulit
dan retraksi kulit.

Vaskularisasi → cabang a.mammary


interna, cabang bagian lateral dari
a.intercostal posterior, dan cabang
dari a.axillary termasuk a.thoracic
lateral, dan cabang-cabang pectoral
dari a.thoracoacromial.
ETIOLOGI

Dikaitkan dengan interaksi yang kompleks antara berbagai faktor yang


dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi ➔ genetika,
lingkungan, gizi, hormonal, dan unsur-unsur yang diwariskan yang
berkontribusi terhadap perkembangan penyakit ini.

Berbagai faktor yang dapat mencetuskan suatu pertumbuhan yang


berlebihan bahkan yang ganas dari organ mammae:herediter, mutasi
sporadik, terpapar radiasi, hormonal, diet, alkohol
Klasifikasi

Karsinoma • LCIS dan DCIS, LCIS terjadi pada lobulus, DCIS


adalah lesi heterogen, dan dibagi menjadi empat

Mammae Non- kategori luas: papiler, cribriform, solid (padat), dan


comedo.

Invasif

Karsinoma • Disebabkan oleh infiltrasi sel ke sejumlah stroma,


atau dengan pembentukan lembaran sel yang

Mammae terus-menerus dan monoton sehingga


menghilangkan fungsi utama kelenjar mammae.
Kanker mammae invasif dibagi secara histologi
Invasif menjadi kanker lobular dan duktal.
Penyebaran
• Perkontinuitatum ➔ melalui jalur limfatik, dan secara hematogen.
• Metastasis ➔ di kelenjar limfe, kulit, tulang, hati, paru-paru dan otak.
• Ca mammae terjadi karena kontak antara faktor lingkungan (eksternal)
dan inang yang rentan secara genetik.
• Sel normal ➔ membelah sebanyak yang dibutuhkan ➔ menempel
pada sel lain dan tetap berada dijaringan untuk waktu yang lama ➔
kehilangan kemampuannya untuk berhenti membelah ➔ menempel
pada sel lain dan mati ➔ ganas.
• Metastasis ke kelenjar limfe axilla terjadi pada 55%-70% pasien
DIAGNOSIS
Anamnesis bertujuan untuk ● Keluhan pada kanker payudara adalah :

mengidentifikasi identitas - Keluhan utama : benjolan pada payudara yang padat


keras (tanyakan lokasi benjolan, kecepatan tumbuh dan
penderita, faktor risiko, rasa nyeri)
perjalanan penyakit, tanda dan - Perubahan bentuk puting:
gejala kanker payudara, riwayat o Retraksi puting

pengobatan dan riwayat o Puting mengeluarkan nanah (nipple discharge)

penyakit yang pernah diderita. o Eksema di sekitar puting, krusta pada aerola
- Perubahan kulit:
o Lesung pada kulit (dumpling)
o Berkerut seperti kulit jeruk (Peau d’orange)
o Adanya ulserasi
o Edema, eritema, nodul

● Benjolan di aksila
DIAGNOSIS
● Keluhan tambahan pada kanker payudara stadium lanjut, merupakan manifestasi
adanya metastasis regional, metastasis jauh ataupun komplikasi. Keluhan tambahn ini
meliputi;

- Lengan bengkak
- Nyeri pinggang/punggung atau tulang belakang, lemah atau kelumpuhan tungkai
- Batuk-batuk kering yang tidak kunjung sembuh
- Sesak napas jika sudah terdapat efusi pleura atau metastasis di parenkim paru yang
luas
- Rasa penuh, mual, mata kuning
- Nyeri kepala hebat, kejang, kesadaran menurun

● Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.


DIAGNOSIS – Pemeriksaan Fisik
- Status lokalis (payudara kanan dan kiri harus diperiksa)
o Massa tumor; lakukan penilaian
▪ Lokasi (menurut kuadaran payudara)
▪ Berapa banyak jumlah tumor
▪ Ukuran tumor (dalam cm)
▪ Konsistensi (padat/padat kenyal-padat keras/kistik)
▪ Permukaan (halus, kasar)
▪ Batas tumor (tegas, tidak tegas sebagian/seluruhnya)
▪ Mobilitas (baik/terbatas/fixed)
▪ Terfiksasi atau tidak ke kulit, m. pectoralis dan dinding dada
▪ Nyeri (ya/tidak)
o Perubahan kulit: kemerahan, dimpling, edema, nodul satelit, peau d’orange, ulserasi
o Perubahan puting/nipple: tertarik, erosi, krusta, discharge
- Status kelenjar getah bening; dilakukan pemeriksaan pada kelenjar getah bening area aksila, intraklavikula, dan
supraklavikula. Hal-hal ini yang dinilai; jumlah, ukuran, konsistensi, terfiksir satu sama lain atau jaringan sekitar.
- Pemeriksaan pada daerah yang dicurigai metastasiS
DIAGNOSIS – Pemeriksaan Penunjang
o Ultrasonografi payudara
Gambaran USG pada benjolan yang harus dicurigai
ganas adalah:
▪ Permukaan tidak rata
▪ Diameter vertikal > horizontal
▪ Echo interna heterogen
▪ Vaskularisasi meningkat (dengan doppler)
DIAGNOSIS – Pemeriksaan Penunjang
●Mammografi dikerjakan pada wanita berusia > 40 ● Tanda sekunder:
tahun atau pada wanita dengan densitas payudara
tidak padat. Pada wanita yang memiliki risiko sangat
tinggi, mammografi disarankan dilakukan 5 tahun
▪ Retraksi atau penebalan kulit
lebih awal.
●Tanda primer berupa: ▪ Bertambahnya vaskularisasi
▪ Densitas yang meninggi pada tumor
▪ Batas tumor yang tidak teratur oleh karena
adanya proses infiltrasi ke jaringan
▪ Perubahan posisi nipple
sekitarnya atau batas yang tidak jelas (cornet
sign) ▪ Terdapat pembesaran KGB aksila
▪ Gambaran translusen di sekitar tumor
▪ Gambaran stelata
▪ Keadaan daerah tumor dan jaringan
▪ Adanya mikrokalsifikasi (uk. <50cm), fibroglandular tidak teratur.
berkelompok (cluster) & jumlah > 5 ● Hasil pelaporan USG dan mammografi dilaporkan
dalam Breast Imaging and Reporting Data System
▪ Ukuran klinis tumor lebih besar dari (BIRADS) dari BIRADS 0-5. Tindakan biopsi mulai
radiologis dikerjakan pada lesi yang termasuk kelompok BIRADS
4 (risiko keganasan 20 – 40%) dan BIRADS 5 (risiko
keganasan >95%). BIRADS 3 dipertimbangkan untuk
biopsi.
DIAGNOSIS – Pemeriksaan Penunjang
o Pemeriksaan penunjang untuk mencari metastasis
● Pemeriksaan MRI payudara bukan
pemeriksaan untuk diagnostik. MRI payudara ▪ Dilakukan pemeriksaan radiologi rutin, seperti; USG
dilakukan apabila: abdomen, foto thorax dan bone scan (pada tumor ukuran
>5cm).

▪ Terdapat diskrepansi antara pemeriksaan


klinis, USG mammae dan mammografi ▪ Untuk ukuran tumor <5cm dan KGB aksila klinis negatif
(stadium klinis I-IIB), pertimbangkan pemeriksaan
tambahan jika terdapat tanda dan gejala.
▪ Apabila dibutuhkan informasi infiltrasi lesi
terutama ke arah posterior jaringan ▪ CT-scan abdomen (dengan atau tanpa CT
payudara, termasuk dinding dada. pelvis), dilakukan apabila; terdapat gejala
gastrointestinal, pemeriksaan fisik abdomen
atau pelvis abnormal, peningkatan tes fungsi
▪ Pasien kanker payudara usia muda yang hepar.
membutuhkan informasi adanya
multisentrisitas ▪ CT-scan thorax dilakukan apabila terdapat
gejala paru
▪ Dipertimbangkan pada lesi residitif ● Bone-scan diindikasikan jika terdapat; nyeri tulang
terlokalisir, peningkatan alkali fosfatase (ALP)
DIAGNOSIS – Pemeriksaan Penunjang
o Biopsi (pemeriksaan histopatologi untuk penentuan o Imunohistokimia
diagnosis)

1) Biopsi core dengan panduan USG = standar diagnosis Pemeriksaan imunohistokimia yang dibutuhkan pada kanker
terpilih. payudara adalah ER, PR, HER2, Ki67, topoisomerase alfa. Profil
biomarker ini dapat digunakan untuk menentukan prognosis serta
2) Biopsi eksisi, merupakan teknik biopsi invasif melalui
pembedahan terbuka untuk mendapatkan seluruh panduan pemilihan terapi sistemik.
sampel jaringan

3) Biopsi insisi, merupakan teknik biopsi terbuka untuk


mengambil sebagian dari massa tumor yang dapat
dikombinasikan dengan pemeriksaan potong beku
untuk mendapatkan diagnosa histopatologi intaoperatif.
STADIUM &
PROGNOSTIK
Sistem yang paling banyak
digunakan untuk menentukan
stadium kanker berdasarkan
American Joint Committee on
Cancer (AJCC) 2018 edisi 8. Sistem
ini didasarkan pada deskripsi dari
tumor primer (T), status kelenjar
getah bening regional (N), dan
adanya metastasis jauh (M).
,
SCREENING DAN TERAPI
Screening Screening

● Mastektomi Profilaksis Terapi Non Bedah :


● Memeriksa payudara sendiri
● Terapi Radiasi
(SaDaRi)
● Terapi Hormonal
● Mammografi
● Kemoterapi

Terapi Pembedahan :
● Sentinel Lymphe Node Sentinel
Lymphe Node Dissection
Dissection
● Breast Conservation Therapy
(BCT)
● Rekonstruksi Payudara
05.
KESIMPULAN
KESIMPULAN
• Kanker payudara merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari
epitel duktus maupun lobulusnya.
• Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker terbanyak di Indonesia. Estimasi insiden
adalah 40,3 per 100.000 perempuan atau 48.998 kasus baru per tahun.
• Dalam menentukan diagnosa dilakukan anamnesis untuk identitas penderita, faktor risiko,
perjalanan penyakit, tanda dan gejala kanker payudara, riwayat pengobatan dan riwayat
penyakit yang pernah diderita.
• Keluhan utama yang sering yaitu benjolan pada payudara yang padat keras, perubahan
bentuk puting, perubahan kulit, dan benjolan di aksila. Terdapat keluhan-keluhan tambahan
pada kanker payudara stadium lanjut.
• Pada pemeriksaan fisik, dilakukan pemeriksaan massa tumor, perubahan kulit dan perubahan
puting.
• Pemeriksaan penunjang, dilakukan pemeriksaan radiologi berupa USG payudara,
mammografi, MRI payudara, serta tambahan lainnya untuk mencari metastasis.
• Pemeriksaan histopatologi, untuk baku emasnya yaitu Biopsi untuk mendapatkan gambaran
histopatologinya.
• Modalitas terapi pada kanker payudara meliputi; pembedahan (operasi), radioterapi,
kemoterapi, terapi hormonal, terapi target dan imunoterapi.
TERIMA
KASIH
Daftar Referensi
1. Luanti A, Thalut K. Buku ajar ilmu bedah siste, organ dan tindak bedahnya. Sjamsuhidajat, De Jong,
editor. Edisi 4. Jakarta: EGC; 2014. Hal. 640 – 650.
2. KEMENKES. Panduan nasional penanganan kanker payudara. Jakarta: Komite Nasional Penanggulangan
Kanker; 2015
3. Wagner JP, Brunicardi C, Amid PK, Chen DC. Schwatz’s principles of surgery. Andersen DK, Billiar TR,
Dunn DL, Hunter JG, Matthews JB, Pollock RE, editors. 10th ed. New York: MC Graw Hill Education; 2015.
p.1495 – 1508.
4. Poulose BK, Carbonell AM, Rosen MJ. Sabiston textbook of surgery the biological basis of modern surgical
practice. Townsend CM, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL, editors. 21st ed. Canada: Elsevier; 2022. p.
1105 – 1114.
5. Berry R, Francis DM. Textbook of surgery. Smith JA, Kaye AH, Christphi C, Brown WA, editors. 4th ed. India:
Wiley Blackwell; 2020. p. 381 – 387.
6. Trelease RB. Netter’s surgical anatomy review. 2nd ed. Philadelphia: Elsevier; 2017. p. 201 – 209.

Anda mungkin juga menyukai