Anda di halaman 1dari 61

Presentasi Kasus

VERTIGO
Pembimbing : dr. Ika Yulieta Margaretha, Sp.S
Koas : Rifka Nur Anisa ( 41181396100013)

Kepaniteraan Klinik Neurologi


Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati
Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
DAFTAR ISI

01 Ilustrasi Kasus

02 Tinjauan
Pustaka

03 Analisa Kasus
01
Ilustrasi Kasus
Identitas Pasien

Nama : Tn. M
No. RM : 018014XX
Usia : 57 tahun
Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Cilandak, Jakarta Selatan
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SLTA
Status Pernikahan : Menikah
Keluhan Utama

Pusing berputar sejak 3 hari SMRS


Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli saraf RSUP Fatmawati untuk kontrol post stroke, saat datang
pasien mengaku mengalami keluhan pusing sempoyongan. Keluhan pusing berputar
dirasakan memberat jika pasien berubah posisi dari terlentang ke duduk atau berdiri
sehingga pasien hanya berbaring saja dikamar akhir-akhir ini. Pasien sempat berobat ke
puskesmas terdekat diberikan betahistin dan keluhan berkurang namun saat ini pasien
masih merasa sempoyongan ketika beraktifitas. Keluhan disertai nyeri kepala vas 5,
pasien sempat melihat bintik hitam ketika nyeri kepala datang. Keluhan nyeri kepala
berkurang ketika pasien mengonsumsi paracetamol 2 tablet sekaligus namun kerap

muncul lagi selang beberapa jam mengonsumsi obat tersebut..


Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan gangguan penglihatan, gangguan pendengaran disangkal oleh pasien,
kejang ataupun trauma sebelumnya disangkal. Pasien juga mengeluhkan mual dan
perasaan tidak nyaman pada ulu hati sejak 2 hari terakhir, pasien belum meminum obat
untuk keluhan mual tersebut. Pasien juga merasa tangan dan kaki kanan masih lemas
meski sudah jauh membaik dibandingkan ketika terjadi stroke.
Riwayat Penyakit Dahulu

Keluhan ini dirasakan pertama kalinya. Pasien memiliki riwayat darah tinggi sejak
tahun 15 tahun terakhir dan tidak rutin mengkonsumsi obat hipertensinya, hanya rutin
setelah pasien dinyatakan stroke ketika dirawat. Riwayat stroke 1 bulan yang lalu,
dirawat sekitar seminggu di RSUP Fatmawati.
Riwayat Penyakit Keluarga
Ayah pasien meninggal karena stroke, dan ibu pasien meniggal karena
penyakit jantung.
Riwayat Sosial dan Kebiasaan
Pasien tinggal bersama istri dan dua anak nya. Kebiasaan makan 2- 3x/hari dengan
porsi normal, pasien juga suka mengonsumsi makanan yang berlemak. Pasien sering
mengonsumsi makanan ringan. Pasien merokok sebungkus perhari, pasien tidak
mengkonsumsi narkotika maupun meminum alkohol. Pasien jarang berolahraga.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos mentis
GCS E4M6V5
Keadaan gizi : BB = 65 kg, TB = 170 cm, BMI = 22.4kg/m2
Tekanan darah : 143 /72 mmHg
Nadi : 78 x/menit
Suhu : 36,8oC
Pernapasan : 20 x/menit
Pemeriksaan Fisik
Kulit : Warna sawo matang, turgor baik

Kepala : Normochepal

Mata : Pupil bulat isokor, 3mm/3mm, konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-

Telinga : Normotia, sekret -/-, hiperemis -/-

Hidung : Deviasi septum(-), sekret -/-, nafas cuping hidung -/-

Tenggorokan : Tonsil T1/T1, uvula ditengah, arkus faring simetris

Leher : Trakea lurus di tengah, KGB tidak membesar


Pemeriksaan Fisik
Paru
Inspeksi : Pergerakan dada simetris saat statis maupun dinamis,
Pelebaran sela iga (-)
Palpasi : Vokal fremitus sama pada kedua lapang paru
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : Vesikular +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung kanan ICS IV PSD, Batas jantung kiri ICS V LMCS
, Batas pinggang jantung ICS III MCS
Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : BU (+) normal
Palpasi : Supel, nyeri tekan (+), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani pada seluruh lapang abdomen

Ekstremitas : Akral hangat (+), CRT <2 detik, edema -/-, sianosis -/-
Pemeriksaan Neurologis
Tanda rangsang meningeal

Kaku kuduk : (-)


Laseque : >70°/>70°
Kernig : >135°/>135°
Brudzinski I : (-)
Brudzinski II : (-)

Pupil
Bulat, isokor, diameter 3 mm/3mm, RCL +/+, RCTL +/+.
Pemeriksaan Neurologis

N. I :
Normosmia/normosmia

N.II Kanan Kiri

Acies visus : 6/60 6/60

Visus campus : Normal Normal


Buta Warna : - -
Funduskopi : Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Pemeriksaan Neurologis
N. III, IV, VI Kanan Kiri  
Kedudukan bola
: Orthoforia Orthoforia
mata

Gerak bola mata :

M. levator
: Ptosis (-) Ptosis (-)
palpebra
Eksoftalmus : (-) (-)
Nistagmus : (+) Horizontal (+) Horizontal
Akomodasi : (+) (+)
Pemeriksaan Neurologis
N.V Kanan Kiri
Motorik
M. maseter : Normal Normal
M. temporalis : Normal Normal

Sensorik
Opthalmika : Normostesi Normostesi
Maxilla : Normostesi Normostesi
Mandibular : Normostesi Normostesi
Pemeriksaan Neurologis
N.VII Kanan Kiri  
 
M. Frontalis : Simetris Simetris
M. Orbicularis oculi : Simetris
Simetris
M. Buccinator : Simetris Simetris  
M. Orbicularis oris : Simetris Simetris  

 
Pengecap lidah : Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Pemeriksaan Neurologis
N. VIII Kanan Kiri
Rhine : Normal Normal
Weber : tidak ada lateralisasi tidak ada lateralisasi
Swabach : normal normal

N. IX, X
Uvula : ditengah
Arkus faring : simetris
Palatum Mole : simetris

N.XI Kanan Kiri


m. Trapezius : Normal Normal
m.
: Normal Normal
Sternocleidomastodeus
Pemeriksaan Neurologis
N. XII
Statis : tidak ada deviasi
Pergerakan lidah: tidak ada deviasi
Atrofi : (-)
Fasikulasi: (-)
Tremor : (-)

Kekuatan motorik Trofi : Eutrofi / Eutrofi


4444 5555 Tonus : Normotonus / Normotonus
4444 5555 Klonus : Negatif/Negatif
Pemeriksaan Neurologis
Gerakan Involunter Sensori
Tremor : (-)/(-) Proprioseptif : Normostesi
Chorea : (-)/(-) Exteroseptif : Normostesi
Atetose : (-)/(-)
Mioklonik : (-)/(-) Fungsi Otonom
Tics : (-)/(-) Miksi : normal
Defekasi : normal
Hidrosis : Normohidrosis
Pemeriksaan Neurologis
Refleks Fisiologis Kanan Kiri
Biceps : (+2) (+2)
Triceps : (+2) (+2)
Patella : (+2) (+2)
Achilles : (+2) (+2)

Refleks Patologis Kanan Kiri


Hoffman Tromner : (-) (-)
Babinsky : (-) (-)
Chaddock : (-) (-)
Gordon : (-) (-)
Pemeriksaan Neurologis
Gonda : (-) (-)
Schaeffer : (-) (-)
Klonus patella : (-) (-)
Klonus achilles : (-) (-)

Intelegensia : Baik
Tanda Regresi : (-)
Demensia : (-)
Pemeriksaan Neurologis
Fungsi Cerebellar dan Koordinasi
Uji Romberg : Baik
Test Romberg Dipertajam : Baik
Uji pronasi supinasi : Disdiadokinesia
Finger to nose test : Baik

Uji Unterbenger : Baik


Past-pointing test : Baik
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI

Pemeriksaan -
-
-
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
12.0 g/dl
38.7%
7.3ribu/ul
11.7-15.5 g/dl
35.0 - 47.0 %
5-10 ribu/ul

Penunjang -
-
Trombosit
Eritrosit
VER/HER/KHER/RDW
318 ribu
4.18juta
150 - 440 ribu/ul
3.80-5.20 jt/ul

- VER 86.1fl 80.0-100.0 fl


- HER 26.6 pg 26.0-34.0 pg
- KHER 31.0 g/dl 32.0-36
- RDW 15.9 % 11.5-14.5 %
HITUNG JENIS
- Basofil 0% 0 -1
- Eosinofil 0% 1-3
- Neutrofil 58 % 50-70
- Limfosit 17 % 20-40
- Monosit 3% 2-8
- Luc 1% <=5
- Jumlah Limfosit absolut 860 /uL >=1500
- Rasio Neutrofil Limfosit 11.7
ELEKTROLIT
KIMIA KLINIK
- Natrium 137 mmol/l 135 – 147 mmol/l FUNGSI HATI
- Kalium 3.6 mmol/l 3.10 -5.10 mmol/l - SGOT 11.7 U/I <=32 U/I

- Klorida 98 mmol/l 95-109ol/l - SGPT 7 U/I <=33U/I


FUNGSI GINJAL
DIABETES
- Ureum Darah 13.3 mg/dl 16.6 - 48.5 mg/dl
- Glukosa Sewaktu 113mg/dL 70-140
- Kreatinin Darah 0.58 mg/dl 0.51 - 0.95 mg/dl
Resume
Tn. M 57 tahun datang ke poli saraf RSUP Fatmawati bersama istrinya untuk kontrol
post stroke dengan keluhan saat ini pusing berputar sejak 3 hari terakhir. Keluhan juga
disertai sensasi berputar memberat jika pasien berubah posisi, pasien sudah
mengkonsumsi betahistine yang didapatkan dari puskesmas namun saat ini pasien
masih merasa sempoyongan ketika beraktifitas.
Keluhan disertai nyeri kepala vas 5. pasien sempat melihat bintik hitam ketika nyeri
kepala datang, pasien sudah mengonsumsi paracetamol dan untuk memperingan
keluhannya.
Resume
Ayah pasien meninggal karena stroke, dan ibu pasien meninggal karena
penyakit jantung. Pasien juga suka mengonsumsi makanan yang berlemak.
Pasien sering mengonsumsi makanan ringan. Pasien merokok sebungkus
perhari, jarang berolahraga. Pasien juga mengeluhkan mual dan nyeri ulu hati
sejak 2 hari yll, kelemahan pada ektremitas kanan yang membaik sejak
serangan stroke 1 bulan yll
Resume
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tampak sakit sedang. Pemeriksaan tanda
vital didapatkan tekanan darah 143/71 mmHg, Nadi 68 x/menit, pernafasan
20x/ menit. Pada pemeriksaan antopometri didapatkan IMT 22,4
normoweight. Pemeriksaan fisik generalis didapatkan adanya nyeri tekan
pada abdomen epigastric, rovsing sign (-), psoas sign (-) Pemeriksaan
neurologis didapatkan GCS E4M6V5 , hemiparese dextra, nistagmus
horizontal, uji pronasi dan supinasi didapatkan disdiadokinesia, hasil
laboratorium dalam batas normal.
Diagnosis

● Diagnosis Klinis : Vertigo, Cephalgia, Nausea,


Hemiparese dextra, Nystagmus
● Diagnosis Topis : Vestibular, Cerebellum
● Diagnosis Etiologis : Stroke iskemik
● Diagnosis Patologis : Thrombosis
● Diagnosis Kerja :
● Vertigo Sentral
● Cephalgia
● Post CVD SI ( 1 bulan yang lalu)
● Hipertensi gr 1
● Dispepsia
Tatalaksana

● Betahistin 3x12 mg
● Paracetamol 3x500 mg Edukasi mengenai penyakitnya
● Atorvastatin 1x20 mg dan prognosisnya
● Amlodipin 1x5 mg
● Clopidogrel 1x75mg Vestibuler excerise (manuver
● Omeprazole 2x20mg brandt-daroff), gait excercise.
● Antasida 3x1 cth
Prognosis

Ad Vitam
Dubia ad Bonam

Ad Functionam
Dubia ad Bonam

Ad Sanationam
Dubia ad Malam
02
Tinjauan Pustaka
Definisi
Vertigo merupakan suatu sensasi gerakan dari
tubuh berupa rotasi tanpa ada sensasi
perputaran yang sebenarnya. Penderita akan
merasakan sekelilingnya berputar atau badannya
yang berputar.
Anatomi
Jaringan saraf yang
terkait dalam
proses sindrom
vertigo :

1. Reseptor alat
keseimbangan
tubuh
2. Saraf aferen
3. Pusat-pusat
keseimbangan

Zampogna, Mileti, Palermo, et al. Fifteen Years of Wireless Sensors for Balance Assessment in Neurological Disorders. Journal
Sensors. 2020; 20:3247
Patofisiologi
Kondisi ketika sistem keseimbangan baik sentral maupun perifer yang tidak
normal atau adanya gerakan yang abnormal sehingga tidak terjadi proses
pengolahan input yang wajar dan menyebabkan vertigo. Selain itu, terjadi
pula respons penyesuaian otot-otot yang tidak adekuat, sehingga muncul
gerakan abnormal pada mata (nistagmus), unsteadiness/ ataksia sewaktu
berdiri/ berjalan dan seperti gejala lainnya.
Teori :
1. Teori Overstimulasi
2. Teori Konflik sensori
3. Teori Neural mismatch
4. Teori Otonomik
5. Teori Sinaps
Etiologi

OTOLOGI NEUROLOGI INTERNA


(BPPV, Meniere disease, (Cerebro vascular disease, (Kardiovaskular, hipertensi,
otitis media) Neuropati, gg. Visus, gg. infeksi, hipoglikemia, obat)
Serebelum)

PSIKITARI FISIOLOGIS
(Depresi, fobia, ansietas, (saat melihat ke bawah
psikosomatic) di tempat tinggi)
Klasifikasi
● Berdasarkan letak lesi
Gejala Vertigo Vestibular Vertigo Nonvestibular
Sifat Vertigo Rasa berputar, melayang Bergoyang
Serangan Episodik Kontinu/ konstan
Mual/ muntah + -
Gangguan pendengaran +/- -
Gerakan pencetus Gerakan kepala -
Situasi pencetus Gerakan obyek visual
-
keramaian, lalu lintas
Klasifikasi Vertigo Vestibular
● Berdasarkan letak lesi Vestibular Perifer dan Sentral
Gejala Perifer Sentral
Bangkitan Lebih mendadak Lebih lambat
Derajat vertigo Berat Ringan
Pengaruh gerakan kepala ++ +/-
Mual/ muntah/ keringatan ++ +
Gangguan pendengaran +/- +/-
Tanda fokal otak - +/-
Anamnesis
1. Bentuk Serangan
2. Sifat Serangan
3. Faktor Pencetus
4. Gejala otonom penyerta
5. Gangguan pendengaran
6. Obat-obatan yang menimbulkan vertigo
7. Riwayat tindakan
8. Penyakit yang diderita
9. Defisit neurologis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Neurologis
Tes nystagmus
Tes Rhomberg
Tes rhomberg dipertajam (Sharpen )
Tes jalan tandem
Tes Fukuda
Tes Unterberger
Tes past pointing
Tes Babinsky Weil
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Vestibuler
1. Uji Unterberger : Pada lesi perifer, vertigo dan nistagmus timbul setelah periode laten 2-
10 detik, hilang dalam waktu kurang dari 1 menit, akan berkurang atau menghilang bila tes
diulang-ulang beberapa kali (fatigue). Pada lesi sentral, tidak ada periode laten, nistagmus
dan vertigo berlangsung lebih dari 1 menit, bila diulang-ulang reaksi tetap seperti semula
(non-fatigue).

2. Tes Kalori : Canal paresis menunjukkan lesi perifer di labarin atau n.VIII, sedangkan
directional preponderance menunjukkan lesi sentral

3. Elektronistagmogram : merekam gerakan mata pada nistagmus, dengan demikian


nistagmus tersebut dapat dianalisis secara kuantitatif.
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Pendengaran
1. Tes Garpu Tala
Tes ini digunakan untuk membedakan tuli konduktif dan tuli sensorik

2. Audiometri
Ada beberapa macam pemeriiksaan audiometri seperti Ludness Balance Test, SISI,
Bekesy Audiometry, Tone Decay.
Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin, dan pemeriksaan lain sesuai
indikasi.

2. Foto Rontgen tengkorak, leher, Stenvers (pada neurinoma akustik).

3. Neurofisiologi Elektroensefalografi (EEG), Elektromiografi (EMG), Brainstem Auditory


Evoked Potential (BAEP).

4. Pencitraan CT-scan, arteriografi, magnetic resonance imaging (MRI).


Tatalaksana

● Antihistamin
Diphenhidramin: 1,5mg/im-oral dapat ● Komunikasi dan informasi,
diulang tiap 2 jam. Dimenhidrinat: 50- tatalaksana penyebab dasar
100 mg/6 jam
Betahistin Mesylate 3 x 12 mg
Betahistin HCl dengan dosis 8-24 mg, 3
● Terapi BPPV
kali sehari. ● Manuver Epley
● Prosedur Semont
● Antikolinergik ● Metode Brand Daroff
Sulfas atropine: 0,4mg/im dan
Skopolamin: 0,6mg iv dapat diulang tiap
3 jam.
03
Analisis Kasus
Resume
Tn. M 57 tahun datang ke poli saraf RSUP Fatmawati bersama istrinya untuk kontrol
post stroke dengan keluhan saat ini pusing berputar sejak 3 hari terakhir. Keluhan juga
disertai sensasi berputar memberat jika pasien berubah posisi. Pasien juga
mengeluhkan mual dan nyeri ulu hati sejak 2 hari yll

Vertigo merupakan suatu sensasi gerakan dari tubuh berupa rotasi tanpa ada sensasi
perputaran yang sebenarnya
Resume
1. Bentuk serangan vertigo: Pusing berputar

2. Sifat serangan vertigo: Periodik.

3. Faktor pencetus atau situasi pencetus dapat berupa: Perubahan gerakan kepala atau posisi.

4. Gejala otonom yang menyertai keluhan vertigo: Mual, muntah, gejala ringan tidak menganggu aktivitas

5. Tidak ada gangguan pendengaran seperti tuli atau tinitus

6. Riwayat mengonsumsi obat-obatan yang menimbulkan gejala vertigo tidak ada

7. Riwayat tindakan : temporal bone surgery, transtympanal treatment disangkal

8. Penyakit yang diderita pasien: hipertensi selama 15 tahun tidak rutin kontrol, riwayat stroke 1 bulan
yang lalu

9. Defisit neurologis: berupa hemiparese dekstra


Klasifikasi

Gejala Vertigo Vestibular Vertigo Nonvestibular


Sifat Vertigo Rasa berputar, melayang Bergoyang
Serangan Episodik Kontinu/ konstan
Mual/ muntah + -
Gangguan pendengaran +/- -
Gerakan pencetus Gerakan kepala -
Situasi pencetus Gerakan obyek visual
-
keramaian, lalu lintas
Pasien sudah mengonsumsi betahistine yang didapatkan dari puskesmas namun saat
ini pasien masih merasa sempoyongan ketika beraktifitas.

Keluhan disertai nyeri kepala vas 5. nyeri dirasakan berdenyut, pasien sempat melihat
bintik hitam ketika nyeri kepala datang, pasien sudah mengonsumsi paracetamol dan
untuk memperingan keluhannya. Kelemahan pada ektremitas kanan yang membaik
sejak serangan stroke 1 bulan yll.
Resume
Ayah pasien meninggal karena stroke, dan ibu pasien meninggal karena
penyakit jantung. Pasien juga suka mengonsumsi makanan yang berlemak.
Pasien sering mengonsumsi makanan ringan. Pasien merokok sebungkus
perhari, jarang berolahraga.
Resume
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tampak sakit sedang. Pemeriksaan tanda
vital didapatkan tekanan darah 143/71 mmHg, Nadi 68 x/menit, pernafasan
20x/ menit. Pemeriksaan fisik generalis didapatkan adanya nyeri tekan pada
abdomen epigastric, rovsing sign (-), psoas sign (-) Pemeriksaan neurologis
didapatkan GCS E4M6V5 , hemiparese dextra, nistagmus horizontal, uji
pronasi dan supinasi didapatkan disdiadokinesia, hasil laboratorium dalam
batas normal.

Didapatkan hipertensi grade 1, nystagmus, dan gejala deficit neurologis fokal


Klasifikasi
● Berdasarkan letak lesi Vestibular Perifer dan Sentral
Gejala Perifer Sentral
Bangkitan Lebih mendadak Lebih lambat
Derajat vertigo Berat Ringan
Pengaruh gerakan kepala ++ +/-
Mual/ muntah/ keringatan ++ +
Gangguan pendengaran +/- +/-
Tanda fokal otak - +/-

Vertigo vestibularis sentral : Timbul pada lesi di nucleus vestibularis batang otak,
thalamus sampai ke korteks serebri
● Pemeriksaan neurologis didapatkan GCS E4M6V5 , hemiparese dextra, nistagmus
horizontal, uji pronasi dan supinasi didapatkan disdiadokinesia, hasil laboratorium
dalam batas normal.
● Disdiadokinesia

● Pada pasien gerakan lamban, ritme


tidak teratur dan tidak tangkas (lesi
serebellar)
Pemeriksaan Penunjang
● Pemeriksaan darah rutin seperti elektrolit, kadar gula darah direkomendasikan bila
ada indikasi tertentu dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisis.

Pada pasien hasil darah rutin dalam batas normal  menyingkirkan kemungkinan
etiologis sistemik (infeksi, hipoglikemia, electrolyte imbalance, obat-obatan,
kardiovaskular)

● Saran pemeriksaan : CT Scan atau MRI Brain


Diagnosis

● Diagnosis Klinis : Vertigo, Cephalgia, Nausea,


Hemiparese dextra, Nystagmus
● Diagnosis Topis : Vestibular, Cerebellum
● Diagnosis Etiologis : Stroke iskemik
● Diagnosis Patologis : Thrombosis
● Diagnosis Kerja :
● Vertigo Sentral
● Cephalgia
● Post CVD SI ( 1 bulan yang lalu)
● Hipertensi gr 1
● Dispepsia
Tatalaksana

Edukasi mengenai
penyakitnya dan
prognosisnya

Vestibuler excerise
(manuver brandt-daroff),
gait excercise.

manuver brandt-daroff
Tatalaksana

● Betahistin 3x12 mg
● Paracetamol 3x500 mg Analog Histamin
● Atorvastatin 1x20 mg
Betahistin Mesylate 3 x 12 mg
● Amlodipin 1x5 mg
Betahistin HCl dengan dosis 8-24 mg, 3
● Clopidogrel 1x75mg kali sehari.
● Omeprazole 2x20mg
● Antasida 3x1 cth
Prognosis

Ad Vitam
Dubia ad Bonam

Ad Functionam
Dubia ad Bonam

Ad Sanationam
Dubia ad Malam
THANKS!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai