VERTIGO
Pembimbing : dr. Ika Yulieta Margaretha, Sp.S
Koas : Rifka Nur Anisa ( 41181396100013)
01 Ilustrasi Kasus
02 Tinjauan
Pustaka
03 Analisa Kasus
01
Ilustrasi Kasus
Identitas Pasien
Nama : Tn. M
No. RM : 018014XX
Usia : 57 tahun
Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Cilandak, Jakarta Selatan
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SLTA
Status Pernikahan : Menikah
Keluhan Utama
Keluhan ini dirasakan pertama kalinya. Pasien memiliki riwayat darah tinggi sejak
tahun 15 tahun terakhir dan tidak rutin mengkonsumsi obat hipertensinya, hanya rutin
setelah pasien dinyatakan stroke ketika dirawat. Riwayat stroke 1 bulan yang lalu,
dirawat sekitar seminggu di RSUP Fatmawati.
Riwayat Penyakit Keluarga
Ayah pasien meninggal karena stroke, dan ibu pasien meniggal karena
penyakit jantung.
Riwayat Sosial dan Kebiasaan
Pasien tinggal bersama istri dan dua anak nya. Kebiasaan makan 2- 3x/hari dengan
porsi normal, pasien juga suka mengonsumsi makanan yang berlemak. Pasien sering
mengonsumsi makanan ringan. Pasien merokok sebungkus perhari, pasien tidak
mengkonsumsi narkotika maupun meminum alkohol. Pasien jarang berolahraga.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos mentis
GCS E4M6V5
Keadaan gizi : BB = 65 kg, TB = 170 cm, BMI = 22.4kg/m2
Tekanan darah : 143 /72 mmHg
Nadi : 78 x/menit
Suhu : 36,8oC
Pernapasan : 20 x/menit
Pemeriksaan Fisik
Kulit : Warna sawo matang, turgor baik
Kepala : Normochepal
Mata : Pupil bulat isokor, 3mm/3mm, konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung kanan ICS IV PSD, Batas jantung kiri ICS V LMCS
, Batas pinggang jantung ICS III MCS
Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : BU (+) normal
Palpasi : Supel, nyeri tekan (+), hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani pada seluruh lapang abdomen
Ekstremitas : Akral hangat (+), CRT <2 detik, edema -/-, sianosis -/-
Pemeriksaan Neurologis
Tanda rangsang meningeal
Pupil
Bulat, isokor, diameter 3 mm/3mm, RCL +/+, RCTL +/+.
Pemeriksaan Neurologis
N. I :
Normosmia/normosmia
M. levator
: Ptosis (-) Ptosis (-)
palpebra
Eksoftalmus : (-) (-)
Nistagmus : (+) Horizontal (+) Horizontal
Akomodasi : (+) (+)
Pemeriksaan Neurologis
N.V Kanan Kiri
Motorik
M. maseter : Normal Normal
M. temporalis : Normal Normal
Sensorik
Opthalmika : Normostesi Normostesi
Maxilla : Normostesi Normostesi
Mandibular : Normostesi Normostesi
Pemeriksaan Neurologis
N.VII Kanan Kiri
M. Frontalis : Simetris Simetris
M. Orbicularis oculi : Simetris
Simetris
M. Buccinator : Simetris Simetris
M. Orbicularis oris : Simetris Simetris
Pengecap lidah : Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Pemeriksaan Neurologis
N. VIII Kanan Kiri
Rhine : Normal Normal
Weber : tidak ada lateralisasi tidak ada lateralisasi
Swabach : normal normal
N. IX, X
Uvula : ditengah
Arkus faring : simetris
Palatum Mole : simetris
Intelegensia : Baik
Tanda Regresi : (-)
Demensia : (-)
Pemeriksaan Neurologis
Fungsi Cerebellar dan Koordinasi
Uji Romberg : Baik
Test Romberg Dipertajam : Baik
Uji pronasi supinasi : Disdiadokinesia
Finger to nose test : Baik
Pemeriksaan -
-
-
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
12.0 g/dl
38.7%
7.3ribu/ul
11.7-15.5 g/dl
35.0 - 47.0 %
5-10 ribu/ul
Penunjang -
-
Trombosit
Eritrosit
VER/HER/KHER/RDW
318 ribu
4.18juta
150 - 440 ribu/ul
3.80-5.20 jt/ul
● Betahistin 3x12 mg
● Paracetamol 3x500 mg Edukasi mengenai penyakitnya
● Atorvastatin 1x20 mg dan prognosisnya
● Amlodipin 1x5 mg
● Clopidogrel 1x75mg Vestibuler excerise (manuver
● Omeprazole 2x20mg brandt-daroff), gait excercise.
● Antasida 3x1 cth
Prognosis
Ad Vitam
Dubia ad Bonam
Ad Functionam
Dubia ad Bonam
Ad Sanationam
Dubia ad Malam
02
Tinjauan Pustaka
Definisi
Vertigo merupakan suatu sensasi gerakan dari
tubuh berupa rotasi tanpa ada sensasi
perputaran yang sebenarnya. Penderita akan
merasakan sekelilingnya berputar atau badannya
yang berputar.
Anatomi
Jaringan saraf yang
terkait dalam
proses sindrom
vertigo :
1. Reseptor alat
keseimbangan
tubuh
2. Saraf aferen
3. Pusat-pusat
keseimbangan
Zampogna, Mileti, Palermo, et al. Fifteen Years of Wireless Sensors for Balance Assessment in Neurological Disorders. Journal
Sensors. 2020; 20:3247
Patofisiologi
Kondisi ketika sistem keseimbangan baik sentral maupun perifer yang tidak
normal atau adanya gerakan yang abnormal sehingga tidak terjadi proses
pengolahan input yang wajar dan menyebabkan vertigo. Selain itu, terjadi
pula respons penyesuaian otot-otot yang tidak adekuat, sehingga muncul
gerakan abnormal pada mata (nistagmus), unsteadiness/ ataksia sewaktu
berdiri/ berjalan dan seperti gejala lainnya.
Teori :
1. Teori Overstimulasi
2. Teori Konflik sensori
3. Teori Neural mismatch
4. Teori Otonomik
5. Teori Sinaps
Etiologi
PSIKITARI FISIOLOGIS
(Depresi, fobia, ansietas, (saat melihat ke bawah
psikosomatic) di tempat tinggi)
Klasifikasi
● Berdasarkan letak lesi
Gejala Vertigo Vestibular Vertigo Nonvestibular
Sifat Vertigo Rasa berputar, melayang Bergoyang
Serangan Episodik Kontinu/ konstan
Mual/ muntah + -
Gangguan pendengaran +/- -
Gerakan pencetus Gerakan kepala -
Situasi pencetus Gerakan obyek visual
-
keramaian, lalu lintas
Klasifikasi Vertigo Vestibular
● Berdasarkan letak lesi Vestibular Perifer dan Sentral
Gejala Perifer Sentral
Bangkitan Lebih mendadak Lebih lambat
Derajat vertigo Berat Ringan
Pengaruh gerakan kepala ++ +/-
Mual/ muntah/ keringatan ++ +
Gangguan pendengaran +/- +/-
Tanda fokal otak - +/-
Anamnesis
1. Bentuk Serangan
2. Sifat Serangan
3. Faktor Pencetus
4. Gejala otonom penyerta
5. Gangguan pendengaran
6. Obat-obatan yang menimbulkan vertigo
7. Riwayat tindakan
8. Penyakit yang diderita
9. Defisit neurologis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Neurologis
Tes nystagmus
Tes Rhomberg
Tes rhomberg dipertajam (Sharpen )
Tes jalan tandem
Tes Fukuda
Tes Unterberger
Tes past pointing
Tes Babinsky Weil
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Vestibuler
1. Uji Unterberger : Pada lesi perifer, vertigo dan nistagmus timbul setelah periode laten 2-
10 detik, hilang dalam waktu kurang dari 1 menit, akan berkurang atau menghilang bila tes
diulang-ulang beberapa kali (fatigue). Pada lesi sentral, tidak ada periode laten, nistagmus
dan vertigo berlangsung lebih dari 1 menit, bila diulang-ulang reaksi tetap seperti semula
(non-fatigue).
2. Tes Kalori : Canal paresis menunjukkan lesi perifer di labarin atau n.VIII, sedangkan
directional preponderance menunjukkan lesi sentral
Pemeriksaan Pendengaran
1. Tes Garpu Tala
Tes ini digunakan untuk membedakan tuli konduktif dan tuli sensorik
2. Audiometri
Ada beberapa macam pemeriiksaan audiometri seperti Ludness Balance Test, SISI,
Bekesy Audiometry, Tone Decay.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin, dan pemeriksaan lain sesuai
indikasi.
● Antihistamin
Diphenhidramin: 1,5mg/im-oral dapat ● Komunikasi dan informasi,
diulang tiap 2 jam. Dimenhidrinat: 50- tatalaksana penyebab dasar
100 mg/6 jam
Betahistin Mesylate 3 x 12 mg
Betahistin HCl dengan dosis 8-24 mg, 3
● Terapi BPPV
kali sehari. ● Manuver Epley
● Prosedur Semont
● Antikolinergik ● Metode Brand Daroff
Sulfas atropine: 0,4mg/im dan
Skopolamin: 0,6mg iv dapat diulang tiap
3 jam.
03
Analisis Kasus
Resume
Tn. M 57 tahun datang ke poli saraf RSUP Fatmawati bersama istrinya untuk kontrol
post stroke dengan keluhan saat ini pusing berputar sejak 3 hari terakhir. Keluhan juga
disertai sensasi berputar memberat jika pasien berubah posisi. Pasien juga
mengeluhkan mual dan nyeri ulu hati sejak 2 hari yll
Vertigo merupakan suatu sensasi gerakan dari tubuh berupa rotasi tanpa ada sensasi
perputaran yang sebenarnya
Resume
1. Bentuk serangan vertigo: Pusing berputar
3. Faktor pencetus atau situasi pencetus dapat berupa: Perubahan gerakan kepala atau posisi.
4. Gejala otonom yang menyertai keluhan vertigo: Mual, muntah, gejala ringan tidak menganggu aktivitas
8. Penyakit yang diderita pasien: hipertensi selama 15 tahun tidak rutin kontrol, riwayat stroke 1 bulan
yang lalu
Keluhan disertai nyeri kepala vas 5. nyeri dirasakan berdenyut, pasien sempat melihat
bintik hitam ketika nyeri kepala datang, pasien sudah mengonsumsi paracetamol dan
untuk memperingan keluhannya. Kelemahan pada ektremitas kanan yang membaik
sejak serangan stroke 1 bulan yll.
Resume
Ayah pasien meninggal karena stroke, dan ibu pasien meninggal karena
penyakit jantung. Pasien juga suka mengonsumsi makanan yang berlemak.
Pasien sering mengonsumsi makanan ringan. Pasien merokok sebungkus
perhari, jarang berolahraga.
Resume
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tampak sakit sedang. Pemeriksaan tanda
vital didapatkan tekanan darah 143/71 mmHg, Nadi 68 x/menit, pernafasan
20x/ menit. Pemeriksaan fisik generalis didapatkan adanya nyeri tekan pada
abdomen epigastric, rovsing sign (-), psoas sign (-) Pemeriksaan neurologis
didapatkan GCS E4M6V5 , hemiparese dextra, nistagmus horizontal, uji
pronasi dan supinasi didapatkan disdiadokinesia, hasil laboratorium dalam
batas normal.
Vertigo vestibularis sentral : Timbul pada lesi di nucleus vestibularis batang otak,
thalamus sampai ke korteks serebri
● Pemeriksaan neurologis didapatkan GCS E4M6V5 , hemiparese dextra, nistagmus
horizontal, uji pronasi dan supinasi didapatkan disdiadokinesia, hasil laboratorium
dalam batas normal.
● Disdiadokinesia
Pada pasien hasil darah rutin dalam batas normal menyingkirkan kemungkinan
etiologis sistemik (infeksi, hipoglikemia, electrolyte imbalance, obat-obatan,
kardiovaskular)
Edukasi mengenai
penyakitnya dan
prognosisnya
Vestibuler excerise
(manuver brandt-daroff),
gait excercise.
manuver brandt-daroff
Tatalaksana
● Betahistin 3x12 mg
● Paracetamol 3x500 mg Analog Histamin
● Atorvastatin 1x20 mg
Betahistin Mesylate 3 x 12 mg
● Amlodipin 1x5 mg
Betahistin HCl dengan dosis 8-24 mg, 3
● Clopidogrel 1x75mg kali sehari.
● Omeprazole 2x20mg
● Antasida 3x1 cth
Prognosis
Ad Vitam
Dubia ad Bonam
Ad Functionam
Dubia ad Bonam
Ad Sanationam
Dubia ad Malam
THANKS!
Do you have any questions?