Preseptor :
dr. Roslaini, Sp. S
Nama : Tn. A
Usia : 58 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Bandung
Tanggal Pemeriksaan : 2 Oktober 2018
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 18 x/menit
Suhu : afebris
STATUS INTERNA
Kepala
Normocephal
Wajah : tidak simetris
Mata : simetris, edema palpebra (-), konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-), pupil bulat 3mm/3mm, isokor, refleks
cahaya (+/+)
Hidung : simetris, deviasi septum (-), massa (-), sekret (-)
Telinga : deformitas (-), luka (-), sekret (-)
Mulut: mukosa oral basah, perdarahan gusi (-), lidah bersih, frenulum
lingual ikterik (-)
Leher
JVP tidak meningkat
Tidak ada pembesaran KGB
Tidak ada pembesaran tiroid
Kaku kuduk (-)
Thoraks
Inspeksi : bentuk normal, simetris, retraksi (-)
Palpasi : pergerakan simetris, VF kanan=kiri
Paru-paru : VBS kanan = kiri, Ronchi -/-, Wheezing -/-
Jantung : S1S2 murni, regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : datar, lembut
Auskultasi : BU (+) normal
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak terdapat
pembesaran
Perkusi : tympanic (+) disemua regio
Ekstremitas : akral hangat, crt <2 detik, edema -/-, varises -/-
FUNGSI LUHUR
Tangan dominan : tidak dinilai
Orientasi Waktu : baik
Orientasi Orang : baik
Orientasi Tempat : baik
Ingatan Jangka Pendek : baik
Ingatan Jangka Panjang : baik
Kalkulasi : tidak dinilai
STATUS NEUROLOGIS
Pemeriksaan Umum :
Tingkat Kesadaran : GCS 15 (Eye : 4, Verbal: 5, Motor: 6)
Kepala : Normocephal
Collumna vertebra : Kesan tidak ada deformitas
CN II (Optikus) :
OD OS
Kanan Kiri
N. Oftalmik normal hipestesia
N. Maksilaris normal hipestesia
N. Mandibularis normal hipestesia
CN XII (Hipoglossus)
• Simetris, tidak ada deviasi
• Atropi : tidak ada
• Fasikulasi : tidak ada
SISTEM MOTORIK
Inspeksi :
Keadaan otot : atrofi (-) , fasikulasi (-)
Gerakan involunter : (-)
Palpasi :
Tonus : dalam batas normal
nyeri tekan : (-)
Kekuatan kontraksi : 5 5
5 5
Perkusi
Fasikulasi : (-)
SISTEM SENSORIK
Anggota badan atas : normal
Batang tubuh : tidak dilakukan
Anggota badan bawah : normal
Refleks
Fisiologis
Kanan Kiri
Biceps ++ ++
Triceps ++ ++
Radiobrachialis ++ ++
Patella ++ ++
Achiless ++ ++
Patologis
Kanan Kiri
Babinski - -
Chaddock - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Hoffman Trommer - -
Rossolimo - -
Mendel-Bechterew - -
RESUME
2) Khusus:
Analgetik : Asam Mefenamat 500mg 3x1/hari (prn)
Vitamin Saraf : Mecobalamin B12 500mg 3x1
Fisioterapi
Konsul Spesialis Mata dan THT
PROGNOSIS
– Squama frontalis
– Squama occipitalis
– Basis Cranii
NI Bulbus Olfaktorius
N II Corpus
Geniculatum
Lateral
N III dan IV Mesencephalon
Paresis Nervus
Olfaktorius atau paralisis
nervus olfaktorius
adalah gangguan
fungsi sensorik akibat
adanya lesi jaringan
saraf pada nervus
olfaktorius.
Etiologi
Trauma (paralysis parsial traumatic)
Trauma Kapitis (daerah frontal atau oksipital)
Manifestasi Klinis
Anopsia : buta di kedua sisi (tidak memiliki lapang
pandang)
Hemiopropia : hilang lapang pandang di satu sisi
Penurunan visus
CRANIAL NERVE III, IV, VI
PALSY
Atypical Rar Intraoral or Sharp Sharp, Light touch provoked, but May have
trigemin e extraoral in attacks shooting, continuous-type pain not so small trigger
al trigeminal lasting moderate clearly provoked areas,
neuralgi region seconds to to severe variable
a minutes, but also pattern
more dull,
continuous- burning,
type continuous
background mild
pain, less backgroun
likely to d pain
Trigeminal Neuralgia
Definisi
Terapi farmakologi
Dalam guidline EFNS ( European Federation of
Neurological Society ) disarankan terapai neuralgia
trigeminal dengan :
1st line
carbamazepin ( 200-1200mg sehari ) dan oxcarbazepin (
600 1800mg sehari).
2nd baclofen dan lamotrigin.
Terapi non-farmakologi
Terapi farmakologik umumnya efektif akan tetapi ada
juga pasien yang tidak bereaksi.
Tindakan operatif yang dapat dilakukan adalah
prosedur ganglion gasseri, dan dekompresi
mikrovaskuler.
KELAINAN
CRANIAL NERVE VII
Bell’s Palsy
Definisi
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan lengkap bidang
THT
Terapi
1. Radioterapi
Radioterapi = pengobatan
dengan sinar peng-ion
Tujuan: mengeradikasi tumor
dengan memberikan sejumlah
dosis radiasi yang diperlukan
secara tepat pada daerah
target radiasi, tanpa
menimbulkan kerusakan
jaringan sekitar.
2. Chemoterapi
Indikasi : Stadium lanjut regional disertai kecurigaan
metastasis jauh, tumor persisten yang rekuren
Dapat diberikan :
Neoadjuvant (sebelum) terapi radiasi
Concurrent (bersamaan) terapi radiasi
Adjuvant (setelah) terapir adiasi
Paling sering digunakan adalah kombinasi
cisplatindan 5-fluorouracil
3. Medication
Antineoplastic agent : Chemotherapy
Antiemetic agent : ondansetron
Colony stimulating factor : filgrastim
4. Terapi Pembedahan
Berperan kecil pada terapi KNF
Indikasi : residual tumor, recurrent atau Ca yang tidak
terkontrol setelah terapi radiasi
Yang biasa dilakukan : neck dissection
Yang jarang : nasofaringektomy
Untuk otitis media serosa : miringotomy
5. Diet
Dilarang makanan yang dapat mengiritasi mukosa :
Citrus fruits, spicy, salty, dll
Dianjurkan : milk shake, mashed potatoes, dll
6. Activity
Jauhi pekerjaan/ olah raga berat
Jauhi kontak infeksius
Penatalaksanaan berdasarkan stadium (UI)
Stadium I Radiotherapy
N < 6 cm Kemoradiasi
Stadium IV Kemoradiasi +
N > 6 cm
kemotherapy
Prognosis
Secara keseluruhan 5 years 5 year OS rate with radiation
survival rate (45%) memburuk alone
pada :
Stage I : 85 – 95 %
Stadium lebih tinggi
Stage II : 70 – 80%
Laki-laki
Stage III dan IV : 24 – 80%
Usia > 40tahun
Ras Cina (hongkong)
5 year OS rate (WHO)
Pembesaran kelenjar leher
Type I : 60 – 80 %
Paresis saraf kranialis
Type II & III : 20 – 40 %
Erosi basis kranii
Metastasis jauh
TERIMAKASIH