Anda di halaman 1dari 36

Hernia Inguinal

Kipyatullizam
Iqra Alif Lamra

Preseptor:
Hj. Yanti Daryanti,dr.,Sp.B-KBD

SMF Ilmu Bedah


Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung
RSUD AL-IHSAN BANDUNG
2018
Anatomi
Anatomi
Hernia
Hernia merupakan suatu penonjolan dari organ dan
jaringan abdomen melalui suatu defek dari dinding abdomen.
Klasifikasi Berdasarkan Letak
Klasifikasi Berdasarkan Sifat
• Reponible , Isi hernia keluar masuk
• Irreponible, isi hernia tidak dapat diembalikan ke
rongga asalnya
• Inkarserata, isi hernia tidak dapat dikembaikan
dan terjepit oleh cincin hernia, terdapat
ganggua pasase usus.
• Strangulata, isi hernia dapat dikembalikan dan
terjepit oleh cincin hernia , terdapat gangguan
vaskularisasi , nyeri hebat
Hernia Inguinal
Hernia merupakan
suatu penonjolan
pada lipat paha
dari organ dan
jaringan abdomen
melalui suatu
defek dari dinding
abdomen
Epidemiologi
• 75% dari hernia abdomen adalah hernia inguinal
• Hernial inguinal 27% terjadi pada laki-laki dan 3% pada
perempuan
• Pada usia 25-34 tahun prevalensi hernia inguinal yaitu 15% dan
usia 75 tahun sekitar 47% (Tabel )
• Pada hernia inguina yang sering terjadi pada laki-laki dan wanita
yaitu hernia inguinal indirect
Klasifikasi
Etiologi
Patogenesis
Patofisiologi
Manisfestasi Klinis
• Adanya benjolan diselangkangan yang bisa mengecil atau
menghilang pada waktu tidur dan keluar pada saat mengejan
, mengangkat benda berat dan posisi berdiri.
• Nyeri dapat dirasakan jika sudah terjadi komplikasi.
Diagnosis
Anamnesis
Sejak kapan
Benjolan di lipat paha
(durasi)
Dapat
masuk/tidak
Progresivitas
benjolan

Nyeri

Gejala
Urinasi, defekasi
ekstrainguinal
Pemeriksaan Fisik

Inspeksi
• Posisi berdiri atau berbaring
• Apakah ada benjolan di daerah selangkangan
jika tidak suruh pasien mengedan, dapat
dilihat hernia inguinalis lateral muncul
sebagai penonjolan di regio inguinalis yang
berjalan dari lateral atas medial bawah
Palpasi (Examination of inguinal
canal)
• Dengan jari telunjuk atau dengan jari
kelingking (pada bayi), dorong isi hernia
dengan menekan kulit skrotum melalui anulus
eksternus sehingga dapat ditentukan apakah
hernia dapat direposisi atau tidak.
• Dapat direposisi  Saat jari masuk berada
dalam anulus eksternus, pasien diminta
mengedan.
• Ujung jari menyentuh hernia = hernia
inguinalis lateralis, dan
• Sisi jari yang menyentuhnya = hernia
inguinalis medial.
• Penilaian saat palpasi:

Position, Temperature, Pain, Size,


Shape, Tensile strength,

Composition (solid, gas, liquid),


Changes with cough
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

strangulasi:

• Leukocytosis dengan shift to the left


• Elektrolit
• Kadar kreatinine yang tinggi akibat muntah-muntah dan
menjadi dehidrasi.
• Tes Urinalisis untuk menyingkirkan adanya masalah dari traktus
genitourinarius yang menyebabkan nyeri lipat paha.
Pemeriksaan Radiologis
• Tidak diperlukan pada pemeriksaan rutin hernia.
Ultrasonografi dapat digunakan untuk membedakan
adanya massa pada lipat paha atau dinding abdomen
dan juga membedakan penyebab pembengkakan
testis.
CT Scan dan MRI
• Belum banyak digunakan
• Mahal
• Untuk menyingkirkan Diagnosa Banding : causa massa
di Regio inguinal
Tatalaksana
Herniotomi dan hernioplastik
Herniotomi
• dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke
lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan
kalau ada perlekatan, kemudian direposisi. Kantong
hernia dijahit ikat setinggi meungkin lalu dipotong.
Dilakukan pada hernia pada anak.

Hernioplasty

• merupakan herniotomi + herniorrhaphy. Dilakukan


tindakan memperkecil anulus inguinalis internus
dan memperkuat dinding belakang kanalis
inguinalis. Pada orang dewasa, tindakan
herniotomi saja tidak cukup untuk mencegah
terjadinya rekurensi.
Teknik Konvensional (open surgery)
• Pembedahan untuk
hernia inguinalis
lateralis pada anak
biasanya dilakukan
melaui insisi lipatan
kulit terbawah dengan
memisahkan
aponeurosis muskulus
obligus eksternus
sampai pada kanalis
inguinalis interna
• Setelah nervus
ilioinguinalis
diidentifikasi, kantung
hernia dicari
Laparoskopi herniotomy
intracorporeal

Luka insisi kecil dibuat diatas kanalis


inguinalis dan kemudian jahitan dimasukan
kedalam rongga abdomen dibelakang
peritoneum. Kemudian jahitan tadi
mengelilingi cincin interna menghindari vasa
darah dan vas deferens, dan dikeluarkan
melalui luka yang sama. Kemudian disimpul
diluar tubuh melalui visualisasi laparaskopi.
• Komplikasi yang berhubungan
dengan tindakan laparaskopi
secara umum : emboli udara,
hypothermia, penurunan venous
return, hyperchapnia, cedera
Komplikasi akibat needle/trocard, cedera
usus dan pembuluh darah.
• Cedera Vasculer
laparaskopi • Rekurensi
Herniorrhaphy
Sebelum menggunakan mesh prosthetic, hernia
inguinal diperbaiki dengan melekatkan jaringan
menggunakan jahitan (non-prosthetic).

Teknik non-prosthetic:

• Bassini
• Shouldice
• McVay repair

Teknik Prosthetic

• Lichtenstein Tension-Free Repair


• Plug and Patch Technique
Teknik Bassini
Mengaproksimasi
muskulus oblikus
internus, muskulus
tranversus abdominis
dan fasia tranversalis
dengan traktus
iliopubik dan
ligamentum inguinale,
teknik ini dapat
digunakan pada hernia
direk maupun hernia
inderek
Teknik Shouldice
• Shouldice merupakan
rekapitulasi dari
Bassini, melibatkan
beberapa lapisan
jaringan untuk
mengurangi dari
rekurensi.
McVay repair
• Mcvay repair untuk kedua inguinal dan
femoral ring defects teknik ini diindikasikan
untuk femoral hernia.
Prosthetic repair
Teknik ini menggunakan
prosthetic mesh untuk
meminimalisir tekanan dari
perbaikan. Tujuannya untuk
meminimalisir dari rekurensi
medial. Untuk fixasi permanent
menggunakan monofilament
suture.
• Lichtenstein Tension-Free Repair
• Plug and Patch Technique
Terapi konservatif

Menggunakan Truss belt, sabuk yang


dipakai dengan tujuan mempertahankan
reduksi dan mencegah pembesaran hernia
Komplikasi
Komplikasi hernia yang telah repair
• Rekurensi
• Nyeri lipat paha kronis
• Neuropati
• Dysejakulasi
• Hydrocele
• Bladder injury
• Hematoma
• Prostetik : kontraksi, erosi, infeksi
• Perforasi
Prognosis
Prognosis dilihat dari komplikasi, durasi operasi, berapa lama
rawat inap di rumah sakit.

Mesh repair merupakan kekambuhan paling sering.

Lichenstein technique kekambuhannya hanya 0.2%, tidak ada


kekambuhan pada tahun pertama

Laparoscopic primary inguinal hernia repair, rekurensi yang


minimal dan waktu pemulihan yang cepat, mencegah kesakitan,
dan cepat kembali pada aktivitas sehari-hari.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai