Anda di halaman 1dari 18

Mind Map A.I.

Anatomy of breast
A.Basic Science Merupakan bagian yang paling menonjol dari struktur
1. Anatomy Breast superfisial di anterior thoracic wall, terutama pada wanita.
2. Histology Breast Memanjang dari lateral sternum menuju mid axillary, panjang
3. Physiology T2-T6.
I. Lactation Bagian
II. Metabolisme Interelasi  Nipple : bagian paling nonjol, berbentuk conical atau
III. ASI (Asi eksklusif ,komposisi ASI,Keuntungan cylindrical prominence di center areola
ASI, kerugian ASI , Kontraindikasi ASI,Faktor  Areola : daerah sirkular di sekeliling nipple dan
yang mempengaruhi dan MPASI) berpigmen yang melingkar dengan diameter 15-60 mm
4. Parasitology  Retromammary space (bursa) : jaak antara payudara
I. Ascaris Lumbricoides (morfologi dan siklus dan pectoral fascia.
hidup)  Sebagian dari kelenjar mammae bakal memanjang dari
B.Clinical Science inferolateral dari pectoralis major menuju fossa axillary
1. Malnutrition (rumah besar) membentuk axillary process atau tail of space
2. Marasmus (All about)  Suspensory ligament : melekatkan kelenjar payudara
ke bagian dermis kulit dari payudara dan menjaga
posisi dari lobus dan lobulus dari kelenjar mammae
Breast quadrant
Breast terdiri dari 5 regio
UOQ
-LOQ
-UIQ
-LIQ
-Nipple

Vaskularisasi (artery dan vena)


Bagian depan : Arteri percabangan subclavian artery, akan
bercabang menjadi internal thoracic artery Drainase utama ke axillary vein dan dapat pula melalui
Bagian medial : Anterior intercostal artery, medial mammary internal thoracic vein.

branch
Bagian lateral : axillary artery, bercabang jadi lateral thoracic
artery dan thoracoabdominal artery
Bagian posterior : Thoracic artery 2-4
Lymphatic : A.II.Histology of breast
 Inferior :Abdominal lymph node
 Terdiri dari 15-25 lobus, dari tubulualveolar complex
 Medial :Parasternal lymphnodebronchomediastinal
 Lobus dipisah oleh jaringan ikat padat dan jaringan
lymphatic trunk
adipose
 Lateral : Pectoral nodeaxillary lymph
 Terdapat Sinus lactiferi yang berfungsi untuk menampung
nodeClavicular lymph nodeSubclavian lymphatic
ASI sebelum diejeksikan.
trunk
 Ductus lactiferius : epitel selapis kuboid dilapisi myoepitel
 Ductus yang lebih besar dikelilingi sebaran serat otot
polos
 Nipple : dilapisi keratinized squamous epithelium,
terdapat otot polos melingkar.

A.III.1.Metabolisme Interelasi

a. Metabolisme Karbohidrat
- karbohidrat merupakan substrat pertama yang di
katabolisme untuk membentuk energy, bersumber dari
glukosa melalui proses glikolisis untuk menjadi asam
piruvat,
- galaktosa akan dirubah menjadi glukosa
Inervasi - fruktosa akan dirubah menjadi glukosa bila akan
Dari anterior dan lateral branch intercostal nerve 4-6 yang disimpan dalam bentuk glikogen atau dapat langsung
memiliki serabut simpatis ke pembuluh darah dan smooth dipecah menjadi gliseraldehid 3-p dan
muscle dan serat sensoris yang memengaruhi kulit. Dihidroxyacetone-P
- Dihidroxy Acetone-P dapat dirubah menjadi Gliserol
dan berikatan dengan asam lemak untuk membentuk
TAG atau dirubah menjadi asam piruvat untuk masuk
siklus krebs
- Gliseraldehid 3-P akan dirubah menjadi asam piruvat
dan menjadi Asetil-KoA untuk masuk siklus krebs,
dirubah menjadi fatty acid, dirubah menjadi kolesterol,
atau dirubah menjadi badan keton
b. Metabolisme Lemak
- Lemak akan disimpad dalam bentuk TAG, dapat
dikatabolisme dalam bentuk gliserol dan asam lemak
- Asam lemak akan dikatabolisme menjadi Asetil-KoA
untuk masuk siklus krebs, dirubah menjadi fatty acid,
dirubah menjadi kolesterol, atau dirubah menjadi badan
keton
c. Metabolisme Protein
- Protein bersumber paling banyak di otot, dapat diubah
menjadi energy, pertama di katabolisme menjadi asam
amino.
- Asam amino mengalami proses deaminasi dan
transaminasi dan menjadi NH3 dan glutamate, NH3 akan
masuk ke siklus urea menghasilkan arginosuccinate
untuk masuk siklus krebs dalam bentuk fumarate, sisa
rantai hidrokarbon akan masuk kedalam siklus krebs
sesuai sifatnya (glukogenik, ketogenic, atau
glukoketogenik)
- Apabila tubuh kekurangan glukosa, lemak dan protein
dapat dirubah menjadi glukosa melalui proses
gluconeogenesis

A.III.2.Laktasi
Permulaan laktasi – fungsi prolactin memproduksi air susu, dan dalam 1 sampai 7 hari kemudian,
prolactin mempunyai efek meningkatkan sekresi dai air kelenjar payudara dengan progresif mulai menyekresikan air
susu. Hormone ini disekresikan oleh kelenjar hipofisis ibu, dan susu dalam jumlah besar sebagai pengganti kolostrum. Hormon
konsentrasinya dalam darah ibu meningkat secara tetap dari yang paling penting dari semuanya selain prolactin adalah
minggu ke-5 kehamilan sampai kelahiran bayi, dimana pada hormone pertumbuhan, kortisol, hormone paratiroid dan
saat ini meningkat 10 sampai 20 kali dari kadar normal saat insulin, untuk menyediakan asam amino, asam lemak, glukosa,
tidak hamil. Selain itu, plasenta menyekresi sejumlah besar dan kalsium yang diperlukan untuk pembentukan ASI.
human chorionic somatomammotropin yang juga mungkin Setelah kelahiran bayi, kadar basal sekresi prolactin
mempunyai sifat laktogenik ringan, jadi menyokong prolactin kembali ke kadar sewaktu tidak hamil dalam beberapa minggu
dari hipofisis ibu. Walaupun begitu, karena efek supresi dari berikutnya. Akan tetapi, setiap kali ibu menyusui bayinya,
estrogen dan progesterone terhadap payudara, hanya beberapa sinyal saraf dari putting susu ke hipotalamus akan
milliliter cairan saja yang disekresikan setiap hari sampai bayi menyebabkan lonjakan sekresi prolactin sebesar 10 sampai 20
dilahirkan. Cairan yang disekresi beberapa hari terakhir atau kali lipat yang berlangsung kira-kira 1 jam. Prolactin ini
minggu sebelum kelahiran disebut kolostrum, kolostrum ini selanjutnya bekerja pada payudara untuk mempertahankan
terutama mengandung protein dan laktosa dalam konsentrasi kelenjar mammaria agar menykresikan air susu kedalam
yang sama seperti air susu, tetapi hampir tidak mengandung alveoli untuk periode laktasi berikutnya. Bila lonjakan
lemak, dan kecepatan maksimal pembentukannya adalah prolactin ini tidak ada tau dihambat katena kerusakan
sekitar 1/100 kecepatan pembentukan air susu selanjutnya. hipotalamus atau hipofisis, atau bila laktasi tidak dilakukan
Segera setelah bayi dilahirkan, hilangnya sekresi terus menerus, payudara akan kehilangan kemampuannya
estrogen dan progesterone oelh plasenta yang tiba-tiba, untuk memproduksi air susu dalam waktu 1 minggu atau lebih.
sekarang memungkinkan efek laktogenik prolactin dari Akan tetapi produksi air susu dapat berlangsung terus selama
kelenjar hipofisis ibu untuk mengambil peran dalam beberapa tahun bila anak terus mengisap, walaupun kecepatan
pembentukan air susu normlanya berkurang sangat banyak efektif dalam mengalirkan air susu. Jadi, dalam waktu 30 detik
setelah 7 sampai 9 bulan. samapi 1 menit setelah bayi mengisap payudara, air susu mulai
mengalir. Proses ini disebut ejeksi air susu atau pengeluaran
(let down) air susu.
Proses ejeksi (atau “let-down”) dalam sekresi air susu –
fungsi oksitosin A.III.3.ASI Eksklusif
Air susu secara kontinyu disekresikan ke dalam alveoli
ASI eksklusif merupakan pemberian ASI setelah persalinan ,
payudara, tetapi air susu tidak dapat mengalir dengan mudah diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makan dan minum lain,
dari alveoli ke dalam sistem duktus dan, oelh karena itu, tidak hingga usia 6 bulan.
menetes dari putting susu. Sebaliknya, air susu harus Kandungan asi beruba setiap periode
 periode colostrum (0-5 hari)
diejeksikan dari alveoli ke dalam duktus sebelum bayi dapat
 transisional milk (6-14 hari)
memperolehnya. Ketika bayi mengisap pertama kali, bayi  mature milk (15-30 hari)
sebenarnya tidak menerima susu. Ternyata, impuls sensorik
Komposisi ASI
pertama harus ditransmisikan melalui saraf somatic dari putting
susu ke medulla spinalis dan kemudian ke hipotalamus, dan
menyebabkan sekresi oksitosin pada saat yang bersamaan
ketika hipotalamus menyekresikan prolactin. Oksitosin
kemudian dibawa dalam darah ke kelenjar payudara, dimana
oksitosin menyebabkan sel-sel mioepitel yang mengelilingi
dinding luar alveoli berkontraksi, dengan demikian
mengalirkan air susu dari alveoli ke dalam duktus pada tekanan
positif 10 sampai 20 mmHg. Kemudian isapan bayi menjadi
Vitamin A dan vitamin B6 dipengaruhi oleh konsumsi ibu dan  septicemia, aktif TB, tifoid, kanker payudara atau
status nutrisi, sedangkan kalsium komposisinya tetap dan tidak malaria
dipengaruhi oleh konsumsi ibu.  neurosis dan psikosis
Kandungan susu Formula  Anak Galactosemia
Keuntungan ASI
 Menjaga metabolisme selama masa transisi (fetal ke Faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyusui:
ekstrauterus)  Nustrisi yang sehat dan baik
 Selalu tersedia pada temperature yang tepat dan tidak  Olahraga dan istirahat yang seimbang
membutuhkan waktu persiapan.  Bebas dari kegelisahan.
 Fresh dan bebas dari kontaminasi bakteri MP-ASI (Makanan Pendamping ASI)
 Mengurangi kejadian alergi, penyakit kronis, diare, Makanan lumat yang diberikan secara bertahap, dimulai saat
intestinal bleeding, occult melena dan atopic eczema usia diatas 6 bulan.
 Terdapat banyak antibodi dan antivirus
 terdapat makrofag yang akan mensintesis complement,
lysozyme dan lactoferin
 menumbuhkan hubungan dekat dan nyaman antara ibu
dan anak
 membantu mengembalikan ukuran uterus dan berat
badan ibu ke semula

Kerugian ASI
Akan menimbulkan transmisi penyakit seperti HIV,
citomegalovirus, hepatitis B, herpes simplex virus rubella
virus.
Kontraindikasi menyusui :
 Ibu yang terinfeksi HIV
 Inverted nipple bersamaan dengan fissuring atau
cracking
Perbandingan Susu Formula dan ASI

Telur fertile :
- Ukuran : 75x50 mikrometer
- Bentuk : lebih bulat dibandingkan telur yang nonfertil
- Memiliki embrio didalamnya
- Memiliki lapisan : inner viteline, middle layer yang
tebal, outer albuminoid yang tebal.

A.IV.Parasitology Ascaris Lumbricoides

Morfologi :
Telur non fertile :
- Betina : panjang 20-35 cm
- Ukuran lebih besar dari telur fertile yaitu 90 x 55
- Jantan : panjang 15-31 cm dengan bagian posterior
mikrometer
yang melengkung
- Bentuknya lebih oval
- Didalmnya tidak mengandung embrio
- Dilapisi oleh middle layer yang tipis dan sedikit atau
bahkan tidak ada outer layer

Siklus hidup :
B.I. Malnutrition
Definisi
 Ketidakseimbangan seluler antara suplai dari nutrisi dan
energi dan kebutuhan tubuh untuk menjamin
pertumbuhan dan fungsi spesifik tubuh lainnya (WHO)
 Status nutrisi dapat berupa defisiensi (kekurangan) atau
excess (berlebih) dari energi, protein, dan nutrisi lain
menyebabkan efek samping yang dapat diukur dari
jaringan tubuh (bentuk tubuh, ukuran, dan komposisi)

Maka malnutrisi berdasarkan definisi tersebut dapat


diklasifikasikan mejadi
 overnutrisi contohnya pada keadaan obesitas.
 Undernutrisi contohnya protein energy malnutrition
o Marasmus
o Kwashiorkor
 Stadium infektif : telur matur
o Marasmic-kwashiorkor
 Stadium diagnostic : telur di feses
Epidemiologi
Prevalsensi di dunia tahun 2014 meliputi:
 Afrika 20%
 Asia 12,1%
 Amerika latin 5,5% dan karibia 14,2%
Menurut RISKESDAS 2013 Asupan makanan buruk atau akibat penyakit yang
 Jumlah balita gizi kurang dan buruk sekitar 19,6% menyebabkan asupan makanan
 4,5 juta balita dengan gizi kurang dan buruk belum  Primary care malnutrition
terdeteksi o Terjadi di negara berkembang atau di negara
perang
Faktor Risiko
 Secondary care malnutrition
 Lansia dengan usia >65 tahun
o Di negara maju
 Orang dengan penyakit kronik (DM, hronic lung
disease, dll) Penyakit akut/kronis akibatnya asupan makanan inadekuat
 Orang dengan gangguan kronik progresif Klasifikasi
(dementia/CA)
 Orang dengan drug/alcohol abuse
 Faktor sosial
o Kemiskinan
o Secara sosial terisolasi
o Norma budaya
 Faktor fisik
o Kesulitan makan (nyeri mulut/gigi)
o Sulit menelan (stroke)
o Kehilangan penciuman dan perasa

Etiologi
Perbedaan Marasmus dan Kwashiorkor
B.II.Marasmus Etiologi
1. Asupan makanan yang kurang
Definisi
Marasmus berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “drying 2. Infeksi, seperti Gastroenteritis, Respiratory Infections,
away”. Penyakit ini disebabkan karena adanya penurunan Measles, dan Pertusis
asupan makanan ke dalam tubuh dalam jangka waktu yang 3. Kelainan kongenital dari GI tract
lama (Chronic Protein Energy Malnutrition), dapat disebut juga Faktor Risiko
sebagai Severe Protein Energy Malnutrition (PEM). 1. Sosial – Ekonomi
2. Budaya
Epidemiologi 3. Penyakit Kronis, seperti TB dan AIDS
1. Ras, tidak terdapat adanya prevalensi yang jelas. Akan 4. Manmade Condition, seperti banjir, kekeringan, dan
tetapi mungkin dapat dilihat dari distribusi Geografis peperangan
yang mengalami kemiskinan Patogenesis dan Patofisiologi * dibawah
2. Jenis kelamin, tidak terdapat adanya prevalensi yang
jelas. Akan tetapi bisa juga bedasarkan dari
kebudayaan dari suatu daerah yang terkadang tidak
menguntungkan bagi para perempuan
3. Usia, lebih sering terjadi pada Balita, dikarenakan pada
periode ini ditandai dengan adanya peningkatan
kebutuhan energy untuk tumbuh kembang dan lebi
rentan terkena infeksi Virus dan Bakteri
Asupan Makanan berkurang Infeksi Kelainan Kongenital GI Tract Sosial-Ekonomi rendah

Adanya ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran

Asupan Nutrisi 

Glukosa darah 
Defisiensi Vitamin A Gangguan pada Adequate Respon dari
GI Tract Adrenal Cortex
Glukosa habis
Jar. Epitel Mukosa

Glikogen dipecah
Usus Terganggu
 Sekresi HCl   Optimal dari Plasma
 Pertumbuhan
Cortisol
Malabsorbsi Bakteri di
Glikogen habis Duodenum  Inhibisi Growth
 Peristaltik Hormmone
Diare
Melambat
Lipid dipecah
Growth Retardation
Lipid habis

Jar. Lemak Subkutan Protein dipecah


berkurang

Massa otot  Kolagen  Produksi WBC Jar. Ikat Elastin


Di daerah dan Ig  di Kulit 
bokong
Atropi otot Old Man
Face Sistem kekebalan Turgor
Baggy Pants
tubuh  Kulit 

Rentan Infeksi
Diagnosis
Anamnesis
Dietary intake inadequate atau tidak?
Ada tanda-tanda anorexia atau tidak?
PE
1. Terlihat sangat kurus
2. BB/TB <-3SD
3. LILA ,115mm

Tanda lainnya seperti baggy pant, muka tampak tua, irritable,


weak
Lab
1. Hb; untuk melihat anemia atau tidak
2. Glukosa darah; hipoglikemi atau tidak
3. Leukosit; ada infeksi atau todak
4. Elektrolit 1. Cegah/Atasi Hypoglikemi
Management  JIka <54mg/dl, berikan 50ml 10% glukosa
PO/NGT atau IV jika tidak sadar
Ten Step Guideline Malnutrition 2. Cegah/Atasi Hypothermia
 Jika suhu rektal <35,5 C
Manajemen ini dilakukan pada anak malnutrisi, baik pada  Jaga agar tetap mengenakan baju hingga kepala,
Marasmus, Kwarshiorkor, ataupun mixed type dan di dekat sumber panas seperti lampu atau
pemanas
3. Cegah/Atasi Dehidrasi
 Anggap semua anak malnutrisi dehidrasi
 Jangan berikan ORS, tapi ganti jadi ReSoMal
o Bubuk WHO-ORS 1liter 1 pack + 50mg
Gula + Elektrolit/Mineral 40mg + Air
hingga 2 liter
4. Koreksi Elektrolit 9. Stimulasi Sensoris
 Jangan obati edema dengan diuretic  Berikan perhatian orangtua, play therapy 15-30
 Berikan K 3-4mmol/kg, Mg 0,4-0,6mmol/kg menit, dan melibatkan ibu dalam berbagai hal
dicampur ke makanan atau dalam bentuk cairan 10. Follow Up
5. Cegah/Atasi Infeksi  BB >90% W/L atau >-1SD → Pulih
 Beri antibiotic spectrum luas  Lanjutkan stimulasi dan feeding dirumah
o (Tdk ada komplikasi) Cotrimoxazole  Imunisasi
5ml susp PO 2dd1  Vit A setiap bulan
o (Komplikasi) Ampicillin 50mg/kg 4dd1
lalu Amoxiciliin 15mg/kg Indikasi Rawat Inap Pasiesn Gizi Buruk Berdasarkan Alur
Pemeriksaan * Algoritma dbawah.
 Gentamycin 7,5mg/kg 1dd1
 Jika tdk membaik, Chloramhenicol 25mg/kg
3dd1 Kriteria Pemulangan Anak Gizi Buruk Dari Ruang Rawat
6. Koreksi Mikronutrisi Inap
 Anggap semua anak malnutrisi butuh koreksi Persiapan untuk tindak lanjut di rumah dapat dilakukan sejak
mikronutrisi anak dalam perawatan, misalnya melibatkan ibu dalam
 Beri Vit A (jika belum diberikan bulan terakhir), kegiatan merawat anaknya. Kriteria sembuh bila BB/TB atau
Multivitamin, As.folat, Zn, Cu, dan Fe (hanya BB/PB > -2 SD dan tidak ada gejala klinis.
jika BB↑) Anak dapat dipulangkan bila memenuhi kriteria pulang sebagai
7. Pemberian makan Secara Hati-hati berikut :
 Makan sedikit tapi berkali-kali 1) Edema sudah berkurang atau hilang, anak sadar dan aktif
 100kcal/kg/hari 2) BB/PB atau BB/TB > -3 SD
 1-1,5 g protein/kg/hari 3) Komplikasi sudah teratasi
 Diberikan F-75 sebagai starter 4) Ibu telah mendapat konseling gizi
8. Tumbuh kejar Pertumbuhan 5) Ada kenaikan BB sekitar 50 g/kg BB/minggu selama 2
 Hitung perkembangan berat badan tiap harinya minggu berturut-turut
o <5g/kg/hari : Reassesment setiap step 6) Selera makan sudah baik, makanan yang diberikan dapat
o 5-10 : Reasses infeksi dan intake dihabiskan.
o >10 : Teruskan
 Ubah dari F-75 ke F-100 atau F-135
Komplikasi
 Komplikasi treatment: Refeeding syndrome
 Komplikasi dari malnutrisinya: pneumonia, dehidrasi
berat, anemia berat, infeksi

Prognosis (Pada kasus)


 Quo ad vitam:ad bonam (Karena tidak disertai
komplikasi)
 Quo ad functionam: dubia ad bonam
 Quo ad sanationam: dubia ad malam jika setelah
ditreatment nutrisi yang diberikan oleh orangtua masih
tidak mencukupi maka bisa terjadi kembali. Jika setelah
di treatment nutrisinya adequate maka ad bonam

Anda mungkin juga menyukai