Gangguan Menyusui
Anatomi Mammae
Feminima
Anatomi Mammae
• Struktur superficialis yang paling menonjol pada dinding thorax
anterior, khususnya pada perempuan
• Terdiri dari jaringan lemak dan jaringan penyokong fibrosa
• Terletak pada bed of the breast:
• Memanjang transversal : dari tepi lateralis sternum ke linea axillaris media
• Memanjang vertikal: dari costa 2 hingga costa 6
• 2/3 Bed dibentuk oleh fascia pectoralis major
• 1/3 bed dibentuk oleh fascia yang menutupi serratus anterior
• Antara mammae dan fascia pectoralis ada bidang tela
subcutanea longgar/ ruang potensial retromammary
space (bursa)
• Bursa memungkinkan mammae dapat bergerak
• Glandula mammae :
• Terletak dalam tela subcutanea, menutupi pectoralis major dan minor
• Melekat erat pada dermis khususnya ligamentum suspensoria mammaria
(Cooper’s ligament) berfungsi menyokong glandula mammaria
• Mammae terdiri dari 15-20 lobus berbentuk piramid dari jaringan glandula
mammaria.
• Setiap lobulus mempunyai ductus lactiferus yang bermuara pada papilla
mammaria
• Dibawah areola mammae, ductus lactiferus melebar menjadi sinus
lactiferus.
• Papilla mammaria:
• Paling menonjol yang ujungnya memiliki fissura
• Tidak mempunyai lemak, rambut, atau glandula sudorifera (kelenjar keringat)
• Hampir seluruhnya terdiri dari serabut otot polos tersusun sirkular
• Areolla mammae:
• Area kulit sirkular berpigmen mengelilingi papilla
• Banyak glandula sebacea
• Menyekresikan substansi minyak sebagai lubrikasi protekif untuk papilla dan
areola
Vaskularisasi Mammae
• Arteri
• Rami intercostalis anteriores
• Rami mammarii mediales
• A. thoracica lateralis
• A. thoracoacromialis
• A. intercostales posterios
• Vena
• V. axillaris
• V. thoracica interna
Drainase Lymph Mammae
• Getah bening mengalir dari papilla mammae, areola, dan lobulus menuju
plexus subareolaris:
• Lateral : 75% mengalir ke nodi axillares.
• Medial : mengalir menuju nodi parasternales
• Inferior : mengalir menuju nodi lymphoidei abdominis
Moore KL,Dalley AF, Agur AMR. Clinically Oriented Anatomy.7th edition. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins. 2014
Persyarafan
• Ramus cutaneus lateralis dan anterior dari n intercostales 4- 6
• Menghantarkan serabut sensoris dari kulit dan simpatis ke pembuluh
darah dan otot polos mammae
Moore KL,Dalley AF, Agur AMR. Clinically Oriented Anatomy.7th edition. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins. 2014
Histologi Mammae
Feminima
Glandula Mammae Non Lactans
• Tidak ada alveoli sekretori
• Hanya ada saluran (ductus intralobularis ductus interlobularis
ductus lactiferus sinus lactiferus papilla mammae)
• Ductus intralobularis dan inter lobularis epitel selapis silindris
• Ductus lactiferus dan sinus lactiferus epitel berlapis kuboid
• Ductus lactiferus dekat papilla epitel berlapis gepeng berkeratin
Glandula Mammae Lactans
• Ada alveoli sekretori
• Teraktivasi karena ada peningkanan estrogen dan progesteron pada
masa kehamilan
• Alveolus epitel selapis silindris / kuboid dan dikelilingi myoepitel
• Sekret alveoli terdiri dari lipid (dikeluarkan secara apokrin) dan
protein (dikeluarkan secara merokrin)
Laktogenesis
Fase Laktogenesis
1) Laktogenesis I
• Terjadi pada fase kehamilan, dimulai dari kehamilan 16 minggu.
• Hormon estrogen yang tinggi menyebabkan perkembangan dari
ductus-ductus di glandula mammae.
• Hormon progesteron yang tinggi menyebabkan perkembangan
dari alveolus.
• Pada tahap ini, payudara memproduksi kolostrum. Walaupun
kadar prolaktin tinggi selama kehamilan, namun tidak ada
produksi ASI karena progesteron yang juga tinggi selama
kehamilan akan menghambat kerja hormon prolaktin.
2) Laktogenesis II
• Dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan.
• Keluarnya plasenta menyebabkan turunnya hormon progesteron
dan estrogen secara tiba-tiba, sehingga efek hambatan terhadap
kerja prolaktin hilang dan akan menstimulasi sel di dalam alveoli
untuk memproduksi susu.
• Sekresi kolostrum terjadi dalam 5 hari sampai 2 minggu,
selanjutnya akan terjadi konversi gradual menjadi ASI sebenarnya
dalam waktu 4-6 minggu.
3) Laktogenesis III
• Diatur oleh sistem kontrol autokrin
• Pada tahap ini, apabila susu banyak dikeluarkan, payudara akan
memproduksi susu dengan banyak pula.
• 2 hormon yang berperan dalam menjaga agar produksi susu
tetap terjadi :
1. Prolactin : untuk sekresi susu
2. Oxytocin : untuk ejeksi susu (milk let-down)
Sucking Reflex
1) Refleks Prolaktin
• Pengisapan payudara oleh bayi merangsang ujung saraf sensorik di puting →
menimbulkan potensial aksi yang naik melalui korda spinalis ke hipotalamus
→ terjadi ↑ PRH dan ↓ PIH → sekresi prolactin oleh hipofisis anterior →
epitel alveolus akan mensekresi susu untuk menggantikan susu yang keluar.
Tegangan dalam
Putting lecet
ductus dan alveoli
nyeri
meningkat
Melalui kelenjar
Melalui ductus
lactiferus
limf dan MASTITIS
pembuluh darah
Tidak diobati
Abses
Stasis ASI
Over distensi
alveoli
Nyeri Pembuangan
Produksi dan toksin, bakteri,
aliran ASI sel mati
terhambat terhambat
Risiko infeksi
Puting lecet
Mikroorganisme
mudah masuk
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/mastitis-pencegahan-dan-penanganan
Gejala klinik Abses mammae
• Nyeri payudara
• Benjolan pada payudara
• Pembengkakan salah satu payudara
• Jaringan payudara membengkak, nyeri bila ditekan, kemerahan dan
teraba hangat
• Nipple discharge (keluar cairan dari puting susu, bisa mengandung
nanah)
• Gatal-gatal
• Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan
payudara yang terkena
• Demam.
Pemeriksaan Penunjang
• Lab Darah
• USG Mammae jika ada kecurigaan abses
• Kultur kuman dan Uji sensitifitas
• WHO menganjurkan pemeriksaan kultur dan uji sensitifitas pada
beberapa keadaan yaitu apabila:
pengobatan dengan antibiotik tidak memperlihatkan respons yang baik dalam
2 hari
terjadi mastitis berulang
mastitis terjadi di rumah sakit
penderita alergi terhadap antibiotik atau pada kasus yang berat
http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/mastitis-pencegahan-dan-penanganan
Non Farmakologi(Suportif)
• memperbaiki teknik menyusui ibu
• Ibu dianjurkan agar lebih sering menyusui dimulai dari payudara yang
bermasalah
• Bila sangat nyeri, dapat mulai menyusui dari sisi payudara yang sehat,
kemudian sesegera mungkin dipindahkan ke payudara bermasalah, bila
sebagian ASI telah menetes (let down) dan nyeri sudah berkurang
• Bila tidak mampu melanjutkan menyusui harus memerah ASI dari payudara
dengan tangan atau pompa
• Pijatan payudara dengan jari-jari yang dilumuri minyak atau krim selama
proses menyusui dari daerah sumbatan ke arah puting juga dapat membantu
melancarkan aliran ASI.
• beristirahat, mengkonsumsi cairan yang adekuat dan nutrisi
berimbang
• Kompres hangat terutama saat menyusu akan sangat membantu
mengalirkan ASI. Setelah menyusui atau memerah ASI, kompres
dingin dapat dipakai untuk mengurangi nyeri dan bengkak.
• Perawatan di rumah sakit dipertimbangkan bila ibu sakit berat atau
tidak ada yang dapat membantunya di rumah. Selama di rumah sakit
dianjurkan rawat gabung ibu dan bayi agar proses menyusui terus
berlangsung.
Farmakologi (obat-obatan)
• Analgesik
• Ibuprofen oral tab 400mg, tiap 3x sehari
• Tidak terdeteksi pada ASI sehingga direkomendasikan untuk ibu menyusui
yang mengalami mastitis.
• Antibiotik
• Dikloksasilin 4x500mg, selama 10 – 14 hari
• Flukloksasilin 4x500 mg, selama 10 - 14 hari
• Alergi penisilin pakai cephalosporin
• Bisa pake clindamycin 4x300mg
• Tidak boleh untuk ibu menyusui
• Golongan quinolon
Penatalaksanaan
Breast Abscesses
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3900741/
Tindakan umum
• Analgesik ibuprofen 1,6 gr/hari
• Breast support
• Penggunaan daun kubis dingin krn dingin, ada antiinflamasi, salah
satu cara kompres yang mudah
• Pengosongan payudara dan melanjutkan menyusui
• Antibiotik dikloksasilin atau flukloksasilin 500 mg setiap 6 jam
secara oral. Selama 10-14 hari, bila alergi penisilin diberikan
eritromisin/klindamisin
Tindakan khusus
• Rujuk ke spesialis bedah :
• Aspiration of pus
• Ultrasonography (USG) guided
• Needle aspiration
• Catheter drainage
• Incision and drainage
Pencegahan Mastitis
1. Pengelolaan breast engorgement yang tepat
• Ibu diajarkan cara melekatkan bayi yang benar ke payudara
• Porsi tidak boleh dibatasi
• Ibu diajarkan cara hand-express ketika payudara penuh atau bisa juga
menggunakan pompa ASI
2. Segera memperhatikan tanda stasis ASI
• Ibu diajarkan memeriksa adanya benjolan, nyeri, atau kemerahan pada payudara
• Jika terdapat tanda stasis ASI, ibu perlu istirahat, meningkatkan frekuensi menyusui,
menghangatkan payudara sebelum menyusui, dan memijat payudara
• Hubungi tenaga kesehatan jika gejala tidak membaik dalam 24 jam
3. Segera memperhatikan tanda kesulitan menyusui lainnya
4. Istirahat
• Karena kelelahan sering menjadi penanda mastitis, ibu menyusui harus banyak istirahat
3. Penyapihan dini
Prognosis
• QAV : ad bonam
• QAF : ad bonam