Terminologi
Terminologi
• Sudden Cardiac Death :
an unexpected death due to heart problems,
which occurs within one hour from the start of
any cardiac-related symptoms.
SCD is sometimes called cardiac arrest.
FISIOLOGI SUPLAI DARAH
JANTUNG
• Jantung mendapat pasokan utama saat diastol (70%) dan
saat sistol (30%)
• Diastol katup aorta tertutup, ostia coronaria terbuka
darah didorong oleh tekanan darah dalam aorta dan aliran
darah menurun seiring dengan penurunan tekanan darah
di aorta 70% aliran darah ke arteri coronaria
• Sistol cabang pembuluh darah koroner terkompresi
oleh kontraksi myocardium katup aorta terbuka ostia
coronaria tertutup 30% aliran darah ke arteri coronaria
Faktor yang memempengaruhi aliran darah koroner
Tambahan :
• Fosfolipid & apo C-II adlh kofaktor lipoprotein lipase sedangkan Apo A-II
& apo C-III adlh inhibitornya.
• Hidrolisis berlangsung saat lipoprotein melekat pada enzim di endotel.
• HL : lipase hati utk hidrolisis dan mempermudah penyerapan.
2. Jalur Endogen
Tambahan :
• Terdapat korelasi positif antara insidens aterosklerosis dan
kadar kolesterol LDL plasma.
3. Reverse Cholesterol Transport
Keterangan :
• HDL nascent terdiri dari
lapis ganda fosfolipid
diskoid yg mengandung
apo A dan kolesterol
bebas.
• LCAT – Apo I akan
ubah kolesterol bebas
jadi ester kolesteril dan
lisolesitin terbentuk
HDL3.
• SR-B1 akan
memperantarai
pengangkutan kolesterol
dari sel ke hepar mll
HDL.
• HDL2 lbh besar dan
kurang padat dibanding
HDL3 (krn diesterifikasi
oleh LCAT).
Sumber :
• Biokimia Harper. Edisi 29. Robert K. Murray.
Jakarta : EGC
• http://physrev.physiology.org/content/84/4/13
81
Sindrom Koroner Akut
• Definisi :
a) Sindrom koroner akut merupakan kumpulan gejala klinik
yang menunjukan adanya oklusi dari arteri koronaria,mulai
dari STEMI,NON-STEMI,dan angina pectoris tidak stabil.
b) Infark Miokard Akut adalah kerusakan otot miokardium
akibat tersumbatnya arteri coronaria,dikarenakan rupturnya
ateroma yang diikuti terbentuknya
trombosis,vasokonstriksi,dan inflamasi.
c) Penyakit Jantung Koroner(PJK) merupakan suatu spektrum
penyakit dengan etiologi yang bermacam macam,dan
terdapat ketidakseimbangan antara pemberian oksigen
dengan kebutuhan oksigen dari miokardium.
Klasifikasi SKA:
1. IMA dengan ST elevasi(STEMI)
2. IMA tanpa ST elevasi (NON-STEMI)
3. Unstable angina pectoris
Etiologi:
Umumya disebabkan oleh adanya aterosklerosis pada arteri
koronaria yang dapat terjadi karena:
• Aliran darah ke arteri coronaria berkurang
proses ateroskerotik dan yang non aterosklerotik
tekanan pada katup aorta yang
menurun( insufisiensi/steanosis aorta)
pemendekan fase diastole (misal emosi,takikardi,aktifitas
fisik berat)
hipertrofi ventrikel
• Menurunnya suplai oksigen ke miokardium
anemia
meningkatnya viskositas darah sehingga menurunnya
daya perfusi oksigen ke jaringan.
daerah dengan tekanan oksigen rendah
Non-ST
elevasi
Unstable
Non-STE MI
Angina
2. Echocardiograph
Untuk menilai struktur & fungsi jantung, pergerakan
dinding otot jantung, katup jantung,
Mengidentifikasi infark RV, anuerisma ventrikel,
efusi pericardial, hipertrofi, dan thrombus LV.
4. Pemeriksaan hs CRP
Sebagai penanda inflamasi
5. Scan perfusion jantung
Untuk mengukur kadar darah yang berada di otot
jantung saat beraktivitas dan istirahat
6. EKG Serial
- ST elevasi
7. MSCT Koroner
8. Treadmill test
Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi apakah
jantung memiliki asupan darah dan oksigen dari
sirkulasi saat terjadi stres fisik yang mungkin tidak
muncul pada EKG saat istirahat.
9. Angiografi Koroner
Untuk mengamati bagaimana darah mengalir melalui
arteri jantung dan menentukan apakah terdapat
penyumbatan atau penyempitan arteri coronaria
dengan bantuan sinar X. Dilakukan dengan cara
memasukan kateter melalui a. radialis / a. femoralis
sampai mencapai pangkal arteri coronaria, lalu zat
kontras disuntikkan.
10 . X foto thorax
Mengetahui apakah adanya perbesaran jantung.
PENATALAKSANAAN
Tujuan
• Mengatasi nyeri
• Menurunkan kadar lipid
• Mencegah kematian mendadak
Non farmakologi
• Pemberian oksigen (2-4 L/ menit)
• Diet rendah lemak (lemak < 30 %,
kolesterol < 300 mg/ hari)
• Istirahat total min. 12 jam
• Evaluasi terapi reperfusi (Percutaneous
Coronary Intervention)
• ICCU (monitoring EKG)
• Rujuk ke SpJP (Spesialis Jantung &
Pembuluh Darah)
• Modifikasi gaya hidup
Farmakologi
Memberi MONACO
• M : Morfin, 2.5 mg IV
• O : Oksigen 2-4 L/m
• N : Nitrat nitrogliserin infus dengan
dosis mulai dari 5mcg/m (titrasi) atau
ISDN 5-10mg sublingual maksimal tiga
kali
• A : Aspirin dosis awal 160-320mg
dilanjutkan dosis pemeliharaan 1x 160mg
• CO : Clopidogrel dosis awal 300-600mg
dilanjutkan dosis pemeliharaan 1 x75 mg
Beta-blockers
• Jika nyeri dada belum berkurang
setelah pemberian morphin atau
nitrat
• Syarat : frekuensi jantung >60
menit, sistol >100mmHg, interval
PR <0,24 detik
• ES : asma, bradikardia, DM
ACE Inhibitor
• Captopril 25 mg tab (2 x sehari diberikan
segera dalam 24 jam)
• ES :
– Rash
– GIT : mual, muntah, nyeri lambung
– Cephalgia
– Batuk
– hiperkalemia
Nitrogliserin (NTG)
• Mekanisme : menurunkan kebutuhan
oksigen miokard dengan menurunkan
preload dan meningkatkan suplai
oksigen miokard dengan cara dilatasi
pembuluh darah koroner yg infark
• Indikasi: Nyeri dada berkepanjangan,
gagal jantung, hipertensi
• Kontraindikasi: pasien dengan sistolik
<90mmHg (hipotensi), infark ventrikel
kanan, penggunaan sildenafil dalam 24
jam
Calsium antagonist
• Diberikan sebagai terapi tambahan pada
pasien dengan nyeri dada iskemik yang
berkepanjangan / KI pemberian betablocker
• Nifedipine: tab 5 mg 3 x dosis
Penurun Lipid
• Meningkatkan angka harapan hidup,
mencegah reinfark, menurunkan angka
revaskularisasi
• Statin : kadar kolesterol tinggi
• Fibrate : kadar TG tinggi dan HDL kolesterol
rendah
Morphine
• Analgetik penatalaksanaan nyeri
dada pada STEMI
• Dosis maksimal 20 mg
• ES:
– bradikardia
– konstriksi vena dan arteriolar
mengurangi curah jantung &
tekanan arteri
Pencegahan, Komplikasi dan
Prognosis
Pencegahan
• Pencegahan primordial
• Pencegahan primer
• Pencegahan sekunder
Pencegahan Primordial
• Tujuannya :
menurunkan mortalitas dan mencapai prognosis yang baik.
• Cara :
Melalui pengobatan yang tepat, kontrol teratur dan
menghindari faktor risiko.
Komplikasi
• Disfungsi ventrikular
Terjadi perubahan bentuk, ukuran, dan ketebalan pada
daerah yang mengalami infark dan non infark (remodelling
ventrikular) dimana ventrikel kiri dilatasi.
• Gangguan hemodinamik
Pump failure yang menyebabkan kematian. Terjadi karena
perluasan nekrosis iskemia. Gejala awal, ronki basah paru dan
bunyi jantung S3 dan S4 gallop.
Komplikasi
• Aritmia
Ketidakseimbangan sistem saraf otonom, gangguan elektrolit,
lambatnya konduksi di zona iskemia.
• Syok kardiogenik
Biasanya berhubungan dengan infark yang luas
(>40% kerusakan ventrikel kiri).
Insidensi : 7-8% angka kematian dapat mencapai >75%