THYROIDITIS
Postpartum tiroiditis
(PPT) adalah suatu PPT adalah suatu
sindrom gangguan pada penyakit autoimun
tiroid yang terjadi glandula tiroid yang
secara transient ditandai dengan
(sementara) atau perubahan destruktif
permanen, terjadi pada atau efek stimulasi pada
tahun pertama setelah parenkim.
melahirkan atau aborsi.
Beberapa wanita yang terkena mengalami gelaja subklinis sehingga tidak dapat
terdeteksi.
Dengan insidensi yang cukup tinggi dan risiko perkembangan disfungsi tiroid menjadi
permanen,dibutuhkan upaya penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi pasien
beririsko sedini mungkin untuk mengobati dan mencegah komplikasi.
EPIDEMIOLOGI
GENETIK
– Gen yang mempengaruhi autoimunitas tiroid MHC kelas I - HLA-A1, -BW62,
-CW7 dan Kelas II - DR3, -DR4, -DR5
– Manetti et al. frekuensi autoantibodi hipofisis 5x lebih tinggi pada wanita
PPT dibandingkan dengan yang kontrol sehat.
– Polimorfisme CTLA-4 (antigen limfosit T sitotoksik T CT60-4), dan alel-G pada
wanita PPT menentukan titer Ab TPO yang lebih tinggi dan kecenderungan
untuk pengembangan hipotiroid.
– Sebuah penelitian pada lebih dari 17.000 wanita meningkatnya usia ibu,
frekuensi TPO Ab juga meningkat (4% < 20 tahun, dan 10% ≥ 40 tahun)
FAKTOR RISIKO
NON GENETIK
– Yodium kelebihan yodium dan defisiensi yodium dapat merusak toleransi yang ada
terhadap autoantigen tiroid, terutama pada individu yang rentan.
– Merokok memengaruhi toleransi kekebalan terhadap autoantigen tiroid. Merokok
merupakan faktor risiko independen untuk perkembangan PPT.
– Infeksi satu-satunya yang berkaitan adalah virus hepatitis C. Penelitian di Prancis
menunjukkan peningkatan insiden autoantibodi tiroid dan disfungsi tiroid pasien hepatitis C
kronis yang tidak menjalani pengobatan interferon dibandingkan dengan kontrol sehat.
– Radiasi baik yang alami maupun yang digunakan dalam pengobatan sumber radioaktif.
Kejadian lain pada tiroid seperti hipofungsi, pembentukan nodul, dan kanker, jenis kelamin,
dan usia juga dapat mempengaruhi.
FAKTOR RISIKO
NON GENETIK
– Obat-obatan lithium, amiodarone, interferon alfa, interleukin 2, dan terapi anti-retroviral yang sangat
aktif, karena risiko meningkat dalam kombinasi dengan titer positif TPO Ab.
– Tiroiditis Hashimoto yang diterapi dengan levothyroxine - meningkat signifikan
– Riwayat penyakit Graves - 44%
– Diabetes mellitus tipe 1 (DMT 1)- 25%
– Hepatitis virus kronis - 25%
– SLE lupus sistemik - 14%
– Pasien euthyroid setelah PPT 70% berisiko PPT baru pada kehamilan berikutnya
– Hubungan PPT setelah aborsi (minggu 12–16) masih belum jelas
FAKTOR RISIKO
Wanita dengan gejala non spesifik atau gejala psikologis pada tahun pertama
kelahiran harus diuji fungsi tiroid.
Titer TPO Ab meningkat ditemukan pada 50% kasus, 15% nya dikombinasi
dengan TgAb.
Diagnosis dan differential diagnosis
– Pasien asimpotomatik + ↑ TSH hingga 10 mU/I yang tidak merencakan kehamilan baru
Tidak perlu levothyroxine
– Pada wanita dengan TSH 4-10 mU/I , dengan keluhan, merencanakan kehamilan baru
terapi replacement levothyroxine dimulai, dan indikasi wajib pada pasien dengan TSH >10
mU/I.
– Disarankan penatalaksanaan dilanjutkan sampai akhir tahun pertama dan evaluasi ulang
kondisi dan kebutuhan hormon tiroid
– Disarankan menghindari makanan dan suplemen tinggi iodium
Follow Up
– Disfungsi tiroid pada PPT biasanya sementara dan sebagain besar wanita pulih
(euthyroid) pada akhir tahun pertama setelahnya.
– Azizi et al : menemukan bahwa lebih dari 50% pasien dengan hipotiroidisme subklinis
selama PPT sebagian besar mengalami defisiensi hormon setelah penghentian
pengobatan dengan levothyroxine.
– Risiko hipotiroidisme permanen pada wanita dengan riwayat PPT membutuhkan
pemantauan fungsti tiroid minimal setahun sekali
Pencegahan & Screening PPT