Anda di halaman 1dari 105

Tutorial Blok 9 Modul 2 : Diare Akut

Terminologi
1. Digesti (dis-terpisah + gerere-membawa)
Proses atau perbuatan mengubahan maknan menjadi senyawa kimia yang dapat
diserap dan diolah
2. Meteorismus = perut kembung
3. Scar BCG = tanda yang tersisa dari penyembuhan luka akibat imunisasi
BCG
4. Diaper rash = dermatitis iritan pada daerah yang berkontak dengan
popok bayi, disebabkan oleh reaksi akibat kontak lama dengan urin dan
feses
5. DPT = diptheria and tetanus toxoids and pertussis vaccine
• Difteri adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh bakteri diphtheriae
Corynebacterium
• Pertusis adalah infeksi pernafasan akut dan menular akibat Bordetella pertussis
• tetanus adalah infeksi akut dan sering fatal akibat Clostridium tetani
ANATOMI, HISTOLOGI,
ILEUM DAN COLON
INTESTINUM TENUE
Bagian usus halus yang dimulai dari flexura duodenojejunalis sampai
ostium ileale (valvula ileocaecalis).
Panjang : 5-7 m, jejenum 2/3 proksimal, ileum 3/5 distal.
Berkelok-kelok & melekat pada dinding belakang abdomen.
ILEUM
LETAK Kanan bawah abdomen
DIAMETER 2,5-3 cm
DINDING Tipis dan lebih pucat
MESENTERIUM Di kanan bawah aorta
PEMBULUH DARAH Arteri mesentetica superior
Banyak arcade (3-4) dengan lengkungan
kecil, cabang vasa recta pendek
LEMAK dekat dinding MESENTERIUM Banyak dan lebih opaque
KELENJAR GETAH BENING Plaque Peyeri banyak di bagian distal
PERSYARAFAN Parasimpatis :nervus vagus
Simpatis: nervus splachnicus minor
( segmen T 10 & 11)
COLON
Panjang= 1,5 – 2 m
Terdiri dari 4 macam:
1. colon ascendens
2. colon transversum
3. colon descendens
4. colon sigmoideum
COLON ASCENDENS
• Valvula Bauhini-flexura coli dextra
• Panjang 15-20 cm
• Tertutup peritoneum pada bagian depan dan lateral kecuali bagian yg
paling bawah (retroperitoneal sekunder)
• Perdarahan : a. ileocolica, a. colica dextra, a. colica media dan a.
marginalis yg terbentuk dari cabang a. mesenterica superior & inferior
• Persyarafan: p  n. vagus, s n. splanchnicus minor
COLON TRANSVERSUM
• Flexura coli dextra – flexura coli sinistra
• Posisi melengkung & menggantung kebawah hingga kadang-kadang
mencapai regio pubica.
• Paling mudah bergerak dan diameter paling besar
• Perdarahan dari a. colica media
COLON DESCENDENS
• Flexura coli sinistra – ke arah bawah menuju pelvis untuk beralih
menjadi colon sigmoideum
• Retroperitoneal sekunder, sisi kiri abdomen
• Panjang 25 cm dengan diameter lebih kecil dibanding colon
ascendens atau colon transversum
• A. colica sinistra, cabang arteri mesenterica inferior
• Persyarafan: p n. splanchnicus pelvicus, s n. splanchnicus
lumbalis
COLON SIGMOIDEUM
• Panjang 25-40 cm
• Setinggi crista iliaca kiri, bentuk S menuju rectum.
• Intraperitoneal
• A. sigmoidea dan a. rectosigmoidea cabang akhir a. mesenterica
inferior
• Persyarafan: p n. splanchnicus pelvicus, s n. splanchnicus
lumbalis
SUMBER
ANATOMI TUBUH MANUSIA, Daniel S. Wibowo, Widjaya Paryana.
HISTOLOGI
ILEUM
Ciri khas ileum: agregasi nodulus limfoid (Peyer’s patch)
Asal: jaringan limfoid difus lamina propria
• Epitel permukaan selapis silindris melapisi vili,
mengandung sel goblet (mukus)
• Lamina propria (sel jar ikat & serat kolagen, sel darah,
dan serat otot polos)
• Kelenjar intestinal
• Muskularis eksterna
-lapisan sirkular dalam
-lapisan longitudinal
• Serosa
COLON
• Tunika mukosa
• Epitel selapis silindris
• Lamina propria: terdapat gld. Intestinalis
• Tidak memiliki villi intestinalis
• Tunika submukosa
• Jaringan ikat padat iregular
• Terdapat lipatan tunika mukosa dan submukosa yang bersifat sementara yaitu
plica semilunares coli
Tunika Muskularis eksterna
• Merupakan otot polos, lapisan circular dan longitudinal
• Lapisan longitudinal tidak kontinyu, tapi menebal menjadi 3
pita disebut taenia coli
• Terdapat plexus myentericus
Tunika Serosa / Adventitia
• Colon transversum dan colon sigmoid dilapisi tunika serosa
(melapisi jaringan ikat dan sel adiposa)
• Colon ascending dan descending dilapisi tunika adventitia
SUMBER
ATLAS HISTOLOGI diFIORE, 11th Ed. Victor P. Eroschenko. 2008.
Pengaturan Cairan dan
Elektrolit
Elektrolit Pengaturan Fungsi
Sodium/Natrium • Reabsorpsi dan sekresi ginjal • Pengaturan dan distribusi volume
• Aldosteron,meningkatkan cairan ekstrasel
reabsorpsi natrium di duktus • Mempertahankan volume darah
kolekting nefron • Menghantarkan impuls saraf dan
kontraksi otot

Potassium/Kalium • Sekresi dan konservasi oleh ginjal • Mempertahankan osmolaritas dan


• Aldosteron meningkatkan cairan intrasel
pengeluaran    • Transmisi saraf dan impuls elektrik
• Pemindahan dalam dan luar sel • Pengaturan transmisi impuls
• Insulin membantu jantung dan kontraksi otot
memindahkan   ke dalam sel dan • Pengaturan asam basa
luar sel,jaringan yang rusak • Kontraksi tulang dan otot polos

Kalsium • Distribusi antara tulang dan cairan • Pembentukan tulang dan gigi
ekstrasel • Transmisi impuls saraf
• Hormon paratiroid meningkatkan • Pengaturan kontraksi otot
serum ,kalsitonin menurunkan • Mempertahankan pace maker
kadar serum jantung
• Pembekuan darah
• Aktivitas enzim pancreas,seperti
lipase
Magnesium • Dipertahankan dan dikeluarkan • Metabolisme intrasel
oleh ginjal • Pmpa sodium-potasium
• Meningkan adsorpsi oleh vitamin D • Relaksasi kontraksi otot
dan hormon paratiroid • Transmisi impuls saraf
• Pengaturan fungsi jantung

Klorida • Pengeluran dan reabsorpsi • Produksi HCl


bersama sodium dalam ginjal • Pengaturan keseimbangan cairan
• Aldosteron meningkatkan adsorpsi ekstrasel dan volume vaskuler
klorida dengan sodium • Keseimbangan asam-basa

Fosfat • Eksresi dan reabsorpsi oleh ginjal • Pembentukan tulang dan gigi
• Paratiroid hormon menurunkan • Metabolism karbohidrat,lemak,dan
kadar serum dengan meningkatkan protein
sekresi ginjal • Metabolisme seluler produksi ATP
dan DNA
• Fungsi otot,saraf,dan sel darah
merah
• Pengaturan asam-basa
• Pengaturan kadar kalsium
Absorbsi Karbohidrat,
Protein Lemak, Cairan dan
Elektrolit
Absorbsi Karbohidrat
• Diabsorbsi dalam bentuk monosakarida (Glukosa, Fruktosa,
Galaktosa)
• Penyerapan Glukosa, Galaktosa : kotranspor (SGLT1) dengan transpor
aktif natrium
• Penyerapan Fruktosa : difusi pasif
Absorbsi Protein
• Diabsorbsi oleh mekanisme sodium-dependent cotransport
• Cepat  di duodenum dan jejunum
• Lambat  di ileum
Absorbsi Lemak
• FFA, monogliserida dan garam empedu  micelles  berdifusi ke
dalam sel epitel intestinum  trigliserida
• Trigliserida + fosfolipid + kolesterol  kilomikron
• Proses eksositosis  ke interseluler
Absorbsi air dan elektrolit
• Cairan yang masuk ke usus halus  9 L/hari  proses difusi (osmosis)
• Dikeluarkan feses  200ml
• Absorpsi sodium  25-35 g/hari  transport aktif sodium  ruang
paraseluler sel epitel penuruan konsentrasi sodium.
• Natrium dalam kimus masuk ke sel epitel melalui proses :
1. difusi
2. cotranspor dengan glukosa, asam amino melalui symport
3. cotransport dengan klorida
4. countertranspor dengan ion hidrogen
Daftar Pustaka
• Buku Ajar Fisiologi Kedokteran – Guyton & Hall Ed. 7 Bag. III
• Buku Ajar Fisiologi Kedokteran – W.F. Ganong Ed. 14
• Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem – L. Sherwood Ed. 8
Fisiologi Sistem Pencernaan
1.Motilitas
Ada 2 gerakan : mencampur & mendorong maju isi saliran cerna.
Tonus penting untuk mempertahankan tekanan tetap pd isi saluran cerna
& mencegah dinding teregang permanen setelah distensi.
Jika aktivasi tonus terus menerus : terdapat 2 tipe motilitas fasik
a.Gerakan profulsif = mendorong maju isi dgn kecepatan
tertentu.
b.Gerakan mencampur : fungsi ganda
* mencampur makanan dgn getah pencernaan
* mempermudah penyerapan
2.Sekresi
Sekresi pencernaan tdd : air, elektrolit konstituen organ spesifik.
Cth: enzim,garam empedu,mukus.
Sekresi getah pencernaan perlu energi yg transpor aktif maupun difusi pasif.

3.Digesti
Tujuan : menguraikan struktur makanan secara kimiawi,melalui proses:
a.karbohidrat : monosakarida,disakarida,polisakarida
b. Protein
c.lemak : produk akhir monogliserida dan asam lemak bebas.
Pencernaan makanan dgn hidrolisis enzimatik dengan menambahkan H2O ditempat
ikatan,enzim-enzim dlm sekresi pencernaan sehingga terjadi pembebasan molekul
kecil, serta terjadi pengeluaran H2O ditempat ikatan.
4.Absorpsi
Di usus halus terjadi penyerapan ,kemudian dipindahkan dari lumen
sal.cerna ke dlm darah atau limfe.
Mekanisme = transpor aktif, difusi.
Organ Motilitas Sekresi Digesti Absorpsi
pencernaan
mulut & kel.air Mengunyah Saliva,amilase, Percernaan Tdk mkanan, obat
liur enzim,mukus krbohidrat dimulai cth:nitrogliserin

Faring,esofagus, Menelan,relaksasi Mukus,hcl,pepsin Pencernaan Makanan


Lambung reseptif,peristaltik Getah lmbung berlanjut di korpus tdk,tetapi bahan
lambung larut lemak
Pankreas eksokrin Tidak ada Enzim pencernaan Enzim pankreas Tidak ada
selesaikan
pencernaan(duode
num

Hati Tidak ada Garam Empedu tidak Tidak ada


empedu,bilirubin mencerna
Usus halus Segmentasi, Mukus,enzim di Percernaan Semua
kompleks motilitas usus halus,garam. karbohidrat,prot nutrien,elektrolit,
bermigrasi selesai Air

Usus besar Kontraksi haustra Mukus Tidak ada Garam & air ubah
isi jd tinja
Daftar Pustaka

Sherwood,lauralee.Fisiologi Manusia. Edisi 8


DIARE
Definisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja
berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat),
kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya yaitu lebih dari
200 gram atau 200 ml/24 jam.

Diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 15 hari.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam UI Ed 6 Jilid II. 2014. Jakarta: Interna Publishing
Etiologi

Menurut World Gastroenterology Organization global


guidelines 2005, etiologi diare akut terbagi atas 4 penyebab:
bakteri, virus, parasit, dan non-infeksi
Infeksi
1. Enteral
• Bakteri: Shigella sp, E. coli patogen, Salmonela sp, Vibrio
cholera, Campylobacter jejuni, Staphylococcus aureus,
Klebsiella, Pseudomonas, dll.

• Virus: Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus, Norwalk like


virus, cytomegalovirus (CMV), echovirus, virus HIV
• Parasit: Protozoa: Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,
Cryptosporidium parvum, Balantidium coli.
• Cacing: A.lumbricoides, cacing tambang, dll
• Fungi: Kandida/moniliasis

2. Parenteral: Otitis media akut, pneumonia. Traveler’s


diarrhea
Makanan:
• Intoksikasi makanan: Makanan beracun atau mengandung
logam berat, makanan mengandung bakteri/toksin:
Clostridium perfringens
• Alergi : susu sapi, makanan tertentu
• Malabsorpsi/maldigesti (karbohidrat, lemak, protein, protein
intolerance, vitamin & mineral)

• Terapi obat: antibiotik, antasid, dll


• Tindakan tertentu seperti gastrektomi, gastroenterostomi,
dosis tinggi terapi radiasi

• Imunodefisiensi
• Lain-lain: Neuropati autonomik
Klasifikasi
• Lama waktu diare: Diare akut dan diare kronik

• Mekanisme patofisiologis

1. Diare sekretorik (Osmolalitas lumen yang tinggi)


2. Sekresi cairan & elektrolit yang tinggi
3. Malabsorpsi asam empedu
4. Defek sistem transport ion di enterosit
5. Motilitas & waktu transport usus abnormal
6. Gangguan permeabilitas usus
7. Diare Inflamatorik
8. Diare Infeksi

• Berat ringan diare


• Penyakit infektif/non infektif
• Penyebab organik/fungsional
Faktor Risiko
• Makanan/keadaan makanan: makanan laut, shell fish,
makanan mentah, piknik

• Pengguna obat intravena, risiko infeksi HIV AIDS


• Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang diare
• Sanitasi yang buruk
Insidensi & Epidemiologi
• Di dunia, penderita diare akut atau gastroenteritis akut sebanyak
99.000.000
• 3,5-7 episode setiap anak per tahun dalam 2 tahun pertama dan 2-5
episode per tahun dalam 5 tahun pertama kehidupan
• Rotavirus penyebab utama diare akut pada bayi dan balita
Rotavirus
• Rotavirus adalah double-stranded RNA virus. Memiliki 5
grup utama (A-E). Grup A lebih sering menyebabkan diare
infantil, sedangkan grup B pada orang dewasa. Grup lainnya
tidak menginfeksi manusia.

• Rotavirus dapat menghasilkan toksin yang merusak


enterosit.

• Menyebar terutama secara faecal-oral dan air yang telah


terkontaminasi
Rotavirus
• Paling banyak menyerang bayi yang berusia 6-24 bulan,
memiliki masa inkubasi 1-3 hari sebelum diare.

• Virus dapat menyebar walaupun penderita terlihat


asimtomatik.

• Gejala klinis: diare, muntah, demam, nyeri abdomen. Diare


dan muntah dapat berhenti setelah 3-8 hari yang kemudian
diikuti dengan peningkatan antibodi IgA serum.
Referensi
• Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam UI Ed 6 Jilid II. 2014. Jakarta: Interna
Publishing
• Lewin, Weinsteins, Riddell’s Gastrointestinal Pathology.2014.
• https://www.cdc.gov/rotavirus/about/symptoms.html
Lactosa Intolerence
Definisi
• Timbulnya gejala pada saluran pencernaan sesudah makan atau
meminum bahan-bahan yang mengandung laktosa ataupun hasil
olahan, seperti diare, bloating, dan flatuensi.
Etiologi
• Difisiensi enzim laktosa
• Laktase tidak di produksi pada masa dewasa
• Tidak punya/hanya sedikit memiliki Laktase
Kalsifikasi
• Kongenital : genetik
• Primer (childhood-adult type) atau nonpersistence , kadar laktase
rendah pada anak-anak/ dewasa
• Sekunder lacquired (penyakit usus)
Prevelensi
• 5-15% di Eropa dan America Utara,dan 50-100% di Africa, Asia, dan
America Selatan
Sumber
• www.niddk.nih.gov
PATOGENESIS,
PATOFISIOLOGI, GEJALA
KLINIS
REGINA ANJANI - 1510112
Patofisiologi
• Diare: Kerusakan enterosit, pemendekan vili, hipertrofi crypta ->
Dehidrasi -> Oliguria, tanda – tanda dehidrasi
• Feses cair : enterotoxin Rotavirus stimulasi adenilsiklase
meningkatkan konversi cAMP dari ATP mengakibatkan sekresi air dan
elektrolit meningkat
• Vomitus : pelepasan sitokin menstimulasi pusat muntah CTZ
• Muntahan isi ASI: lactose intolerance
• Febris continua : pelepasan sitokin (IL-1, IL-6, TNF alfa, INF)
Gejala Klinik
• Vomiting
• Watery diarrhea
• Low-grade fever
• Temporary lactose intolerance
• Oliguria
• Polidipsia
• Dehidration
Pemeriksaan penunjang
• Kultur feses : Kultur tinja (stool culture) adalah pemeriksaan
keberadaan bakteri abnormal dalam tinja yang dapat menyebabkan
diare dan / atau masalah lainnya.
• ELISA test : tes yang mendeteksi dan mengukur antibodi dalam darah
seseorang untuk menentukan apakah seseorang memiliki antibodi
yang berhubungan dengan kondisi infeksi tertentu .
• PCR : analisis dari setiap urutan DNA (atau RNA).
• Panel elektrolit : untuk mengidentifikasi elektrolit, cairan, atau
ketidakseimbangan dari pH
• Clinitest feses : test yang tidak spesifik. Menggunakan kemampuan
gula untuk mereduksi tembaga dihadapan panas dan alkali,
menyebabkan perubahan warna sesuai dengan jumlah substansi yang
berkurang.
• Pemeriksaan darah samar (FOB) : untuk mengetahui
apakah ada darah kasat mata pada feces
• Fungsi ginjal ureum kreatinin : untuk mengetahui
apakah GFR ginjal masih baik dengan melihat kadar
kreatinin pada ginjal dan juga BUN
• Hidrogen breath test : menggunakan pengukuran
hidrogen dalam napas untuk mendiagnosa beberapa
kondisi yang menyebabkan gejala gastrointestinal
Daftar pustaka
• http://kamuskesehatan.com/arti/kultur-tinja/
• www.healthline.com/health/elisa
• www.emedicinehealth.com/pcr_polymerase_chain...test
/article_em.htm
• https://labtestsonline.org/understanding/analytes/electrolytes/tab/tes
t/
• http://www.mayomedicallaboratories.com/test-catalog/Performance/8
3255
• http://www.webmd.com/colorectal-cancer/guide/fecal-occult-blood-te
st
• https://labtestsonline.org/understanding/analytes/bun/tab/test/
Dd , Db , Dk
Fransiska Nina
1510074
Identifikasi masalah
Anamnesis
• Bayi S , perempuan , 4 bulan  Insidensi diare
BB 5 hari lalu = 7kg
• KU :
• Diare sejak 1 hari sebelum dibawa ke RS  Akut
• Diare 8x/hari, volume ± ¼ gelas  watery diare
• Feses kuning , cair , ampas (+) , darah & lendir (-)  mencari
kemungkinan disentri
• Vomitus 5x/hari ± 2 sendok makan/kali , terdiri dari asi  Reflux
• Febris continua  Inflamasi , rewel , haus  Dehidrasi , pantat
kemerahan  Feses asam  iritasi kulit
• Batuk,pilek (-)  (-) penyakit respirasi , Oliguria  Dehidrasi
• RP , RPD , RA , RPK : -
• R. Kehamilan & kelahiran :
Selama hamil ibu ANC teratur ke bidan , x sakit berat , bayi
lahir sponan , langsung menangis , cukup bulan , ditolong
bidan , BBL : 2,8kg , PB : 49cm.  DBN
Ibu menikah 1 tahun lalu, sebelum menikah telah imunisasi
Catin TT 2x
• R. Tumbuh kembang : Dbn
• R Makan & minum : sejak lahir ASI eksklusif
• R Imunisasi :
BCG : 1 minggu (ada scar BCG a/r deltoid dextra)  Bukan
TB USUS , polio : 1 minggu , 2&3bulan , DPT 2,3,dan 4
bulan , Hepatitis B : 1 , 2 bulan , Campak : belum
• R. Sosioekonomi :
Anak pertama , ayah supir , ibu IRT , rumah permanen ,
Sumber air minum = Galon isi ulang , makanan selain ASI :
air galon isi ulang yang dipanaskan + susu formula  Faktor
risiko , air MCK : sumur pompa , jamban keluarga prbadi ,
hygiene & sanitasi cukup bik , tps memadai , pemusnahan
sampah : dibakar.
Pemeriksaan fisik
• KU : Rewel , tampak sakit sedang , febris
• Kesadaran : CMGizi : baik ,
• BB: 6,6kg  Menurun 0,4kg . PB : 55cm
• T : 120x/min
• R : 36x/min  Takipnea
• S : 38,3°C  Febris
Status Generalis
• Kepala :
• Fontanel : ubun” besar dan cekung
• Mata : agak cekung , air mata (-) Tanda dehidrasi
• Mulut : Bibir & mukosa mulut kering
• Leher : DBN
• Thorax : Cor & Pulmo DBN
• Abdomen :
• Inspeksi : Cembung  Distensi abdomen
• Auskultasi :
• Bowel sound (↑)  Peristaltik ↑
• Meteorismus ( + ) Banyak gas di dalam perut
• Perkusi : timpani
• Palpasi : turgor kulit ↓  dehidrasi
• Anogenital : Diaper rash (+)  Karena feses asam
• Integumen : pucat , dingin , turgor ↓  dehidrasi
• Ekstremitas : DBN
Pemeriksaan Lab
• Hematologi rutin :
• Hb , Ht , Leukosit , trombosit  DBN
• HJ 0/2/1/22/64/10  Limfositosis
• LED : 25 mm/jam  inflamasi
• Urinalisis :
• Ph : 5,6  Asam , Selain ph  dbn
• Analisis Feses
• Makros :
• Konsistensi : cair , ampas +
• Bau : asam
• Warna , lendir , darah : dbn
• Mikros : DBN
Diagnosis Banding
• Diare akut e.c Rotavirus + suspek Lactose intolerance + Dehidrasi
• Diare akut e.c ETEC + suspek Lactose intolerance + Dehidrasi
DIAGNOSIS BANDING
Diare akut et causa Diare akut et causa
Rotavirus ETEC
Muntah (+) Muntah (+)

limfositosis(+) leukositosis (+)

Demam (+) Demam (+)

Diare air(+) Diare air (+)

Lokasi kolon dan ileum Lokasi usus halus

Dehidrasi (+) Dehidrasi (+)

Darah/lendir (-) Darah/lendir(+)


Pemeriksaan Penunjang
• Kultur Feses : - , Ph Feses : 5,8
• ELISA : reaktif (Rotavirus)
• Elektrolit darah
• Na : 126 ↓  Hiponatremi (ruj : 138-146)
• K : 3,5 ↓  Hipokalemi (ruj : 4,1 – 5,3)
• Cl : 86 ↓  Hipokloremi (ruj : 96 – 113)
• Kreatinin : 0,2 (ruj : <0,4) , BUN : 12mg/dl (ruj : 5-78)
• Clini test : + 1%
• Darah samar feses : non reaktif
• Hidrogen breath test : peningkatan kadar H2 dg “significant
top” 50-100% dlm 1-2 jam
Diagnosis Kerja
• Diare akut e.c Rotavirus + Suspek Lactose intolerance + Dehidrasi
Ringan-Sedang
Penatalaksanaan Diare Akut
Tujuan penatalaksaaan penderita diare (WHO, 2005):

• Mencegah dehidrasi bila belum timbul dehidrasi / Mengatasi dehidrasi


bila sudah terjadi dehidrasi
• Mencegah malnutrisi dengan tetap memberi makanan / ASI saaat dan
setelah episode diare
• Mengurangi beratnya diare dan mencegahnya terjadi episode diare
berikutnya dengan suplementasi zinc
Empat unsur utama dalam penatalaksaaan Diare Akut

1. Pemberian cairan secara oral sedini mungkin pada anak yang menderita
diare
2. URO (Upaya Rehidrasi Oral) untuk mencegah dehidrasi / mengobati
dehidrasi
3. Pemberiaan makanan, ASI, diteruskan selama diare dan masssa
penyembuhan
4. Petunjuk yang efektif bagi ibu / pengasuh tentang :
a. Cara merawat anak diare di rumah
b. Tanda – tanda untuk membawa anak kembali berobat
c. Cara cara mencegah terjadinya diare di massa akan datang
Lima Langkah Tuntaskan Diare
(LINTAS DIARE)
1. Berikan oralit
• Merupakan campuran garam elektrolit seperti NaCl, KCL,
trisodium sitrat hidrat, serta glukosa anhidrat
• Untuk mengganti cairan & elektrolit tubuh yg terbuang
• Cara pemberian:
1 bgks oralit dalam gelas air matang(200cc)
• Anak <1thn = 50-100cc setiap BAB
• Anak >1thn = 100-200cc setiap BAB
2. Berikan Zinc selama 10
hari berturut2
• Zinc merupakan
salah satu zat gizi
mikro yang penting
untuk kesehatan dan
pertumbuhan anak
• Dapat meningkatkan
sistim kekebalan
tubuh sehingga dpt
mencegah risiko
terulangnya diare
selama 2-3 bulan stlh
sembuh diare
3. Teruskan ASI dan pemberian makanan
4. Berikan antibiotik secara selektif
• Hanya diberikan jika ada indikasi, sprti diare berdarah atau
diare karena kolera, atau diare dengan disertai penyakit
lain.
5. Berikan nasihat pada ibu/pengasuh
• Tentang cara pemberian oralit, zinc, asi/makanan
• Tanda2 utk segera bawa anak ke petugas kesehatan:
• BAB cair lebih sering
• Muntah berulang2
• Mengalami rasa haus
• Makan/minum sedikit
• Demam
• Tinjanya berdarah
• Tidak membaik dalam 3 hari
Indikasi Rawat Inap di rumah sakit

• Dehidrasi berat (penurunan BB > 9 %), adannya tanda tanda syok


• Kelainana Neurologi (lethargy, kejang)
• Muntah muntah terus menerus atau hebat (walaupun tidak aada tanda tanda
dehidrasi )
• Atasi dehidrasi dengan ORS
• Penyakit sistemik (demam tinggi, tampak toksik)
• Tanda tanda komplikasi berat (gagal jantung, gangguan neurologi)
• Rehidrasi gagal tidak dapat dilakukan di rumah
• Kondisi kemungkinan memerlukan pembedahan diagnosis tidak jelas
• Derajat dehidrasi tidak jelas (dengan anak obesitas)
Buku Saku Lintas Diare 2011
PKP
Pencegahan
1. Pemberian ASI
ASI eksklusif diberikan sampai bayi berumur 6 bulan. Selain steril, ASI juga
mengandung antibodi. Pemberian ASI secara penuh mempunyai daya lindung
4x lebih besar terhadap diare daripada pemberian ASI disertai susu botol
2. Menggunakan air bersih yang cukup
a. Ambil air dari sumber air yang bersih
b. Simpan air dalam tempat bersih dan tertutup
c. Jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk mandi anak-anak
d. Minum air yang sudah dididihkan
e. Cuci semua peralatan masak dan makan dengan air bersih yang cukup
3. Mencuci tangan
Mencuci tangan dengan sabun, terutama setelah BAB, membuang tinja anak,
sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi anak dan sebelum makan
(menurunkan angka kejadian diare 47%)
4. Menggunakan jamban
a. Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat dipakai
oleh seluruh anggota keluarga
b. Bersihkan jamban secara teratur
c. Gunakan alas kaki bila akan BAB
5. Membuang tinja bayi yang benar
a. Kumpulkan segera tinja bayi dan buang di jamban
b. Bantu anak BAB di tempat yang bersih dan mudah dijangkau olehnya
c. Bila tidak ada jamban, pilih tempat untuk membuang tinja seperti di dalam
lubang atau kebun kemudian ditimbun
d. Bersihkan dengan benar setelah BAB dan cuci tangan dengan sabun
6. Makanan pendamping ASI
Pemberian makanan pendamping ASI saat bayi berumur 6 bulan
7. Pemberian imunisasi campak
Anak yang sakit campak sering disertai diare. Pemberian imunisasi campak saat
bayi berumur 9 bulan
8. Vaksin rotavirus
Infeksi pertama rotavirus akan menimbulkan kekebalan terhadap infeksi
rotavirus selanjutnya dan dapat melindungi terhadap infeksi rotavirus dengan
strain berbeda. Vaksin RotaTeq® (Merck) dengan 5 strain rotavirus
dikembangkan dari serum manusia dan bovine (sapi). RotaTeq® dilaporkan
mempunyai perlindungan lebih dari 90%. RotaTeq® diberikan secara oral dan
dilakukan dalam 3 dosis. Jarak pemberian antar dosis berkisar 4-10 minggu
sejak pemberian pertama. Dosis pertama diberikan saat bayi berumur 1,5
bulan. Dosis ketiga maksimal saat bayi berumur 8 bulan. Sayangnya, vaksin ini
masih mahal.
Komplikasi
• Dehidrasi
• Gangguan elektrolit
• Penurunan berat badan
• Gagal tumbuh
• Diare yang lebih berat
• Syok hipovolemik
• Hipokalemia
• hipoglikemia
Prognosis
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai