Anda di halaman 1dari 8

PHIMOSIS

Phimosis adalah suatu keadaan dimana kulit penis (preputium) melekat pada bagian kepala penis (glans) dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran kemih, sehingga bayi dan anak menjadi kesulitan dan rasa kesakitan pada saat buang air kecil. Phimosis secara isiologis terjadi secara alami pada bayi laki!laki yang baru lahir. Patologis dari phimosis dide inisikan sebagai ketidakmampuan untuk menarik kulup setelah sebelumnya yang dapat ditarik kembali dan terjadi setelah masa pubertas, biasanya sekunder oleh karena scar"parut dari distal pada kulup penis. Hal ini dapat disebabkan oleh in eksi kronis yang disebabkan oleh kurangnya memperhatikan kebersihan pada penis. #imosis seringkali terjadi pada anak!anak. #imosis terdiri dari dua macam yaitu imosis yang sebenarnya (true phimosis) dan imosis palsu (pseudo phimosis). #imosis yang sebenarnya adalah imosis yan disebabkan oleh sempitnya muara di ujung kulit kemaluan secara anatomis sedangkan imosis palsu adalah imosis yang bukan disebabkan oleh kelainan anatomi melainkan karena adanya aktor perlengketan antara kulit pada penis bagian depan dengan glans penis sehingga muara pada ujung kulit kemaluan seakan!akan terlihat sempit. $ick%ood dan rekan!rekannya menyediakan de inisi medis yang spesi ik mengenai phimosis& phimosis yang sesungguhnya adalah kulit distal penis (preputium) yang kaku dan tidak bisa ditarik, yang disebabkan oleh Balanitis Xerotica Obliterans (BXO). 'ika phimosis ini dibiarkan maka kotoran!kotoran yang tertinggal di ujung penis akan sering menimbulkan in eksi, akibatnya anak menjadi lebih sering demam dan na su makannya akan turun, ujung!ujungnya ini bias mengganggu masa pertumbuhan si anak. (alu ada pula kemungkinan timbulnya in eksi pada saluran air kemih (ureter) kiri dan kanan yang akan merambat ke ginjal dan menimbulkan kerusakan pada ginjal. )epala penis anak laki!laki mungkin bisa kencang setelah masa puber. Ini adalah kondisi yang sepenuhnya normal dan itu bukan phimosis. Menurut pengalaman di dalam kebudayan! kebudayaan dimana penyunatan tidak biasa dilakukan, pengencangan ini sangat jarang membutuhkan pengobatan. Peregangan yang terjadi dengan sendirinya biasanya muncul seiring dengan meningkatnya kede%asaan. Seseorang bisa mengharapkan *+ persen dari anak laki!laki

yang berusia sepuluh tahun, -+ persen dari anak laki!laki yang berusia ./ tahun, dan -0!-- persen dari pria yang berusia .0 tahun untuk memiliki kulit khatan yang sepenuhnya bisa ditarik. Pengobatan jarang dibutuhkan. 'ika pera%atan memang penting, maka hal itu seharusnya tidak dilakukan hingga setelah masa puber dan pria bisa menimbang pilihan terapis dan mengambil keputusan berdasarkan in ormasi yang ia miliki. Perhatikan bah%a kulit khitan anak!anak belum matang dan tidak boleh ditarik paksa untuk dibersihkan atau untuk alasan appaun lainnya, karena tindakan ini akan menyebabkan keruskan pada jaringan!jaringan yang sedang berkembang. 1nak itu harus diberitahu bah%a kulit khatannya pada akhirnya akan bisa ditarik. Orang pertama yang menarik kulit khatan tersebut harus anak itu sendiri. 2i salah satu artikel, imosis pada bayi atau anak kecil ini adalah hal yang la3im, bahkan di 'epang, imosis ditemukan pada 004 bayi yang berusia . hingga 5 bulan dan 5*4 pada balita berusia 5 tahun. Pada artikel lainnya, saya temukan bah%a imosis ini bisa disembuhkan dengan bantuan penarikan kulit ujung penis secara rutin, beberapa diantaranya bahkan dibiarkan saja karena akan menghilang sendiri seiring dengan tumbuhnya si anak.

Patofisiologi Penis dari laki!laki yang belum dikhitan terdiri dari batang penis, glans penis, sulcus coronal glans penis, dan preputium (kulup). Phimosis yang isiologis merupakan hasil dari adhesi lapisan!lapisan epitel antara preputium bagian dalam penis dengan glans penis. 1dhesi ini secara spontan akan hilang pada saat ereksi dan retraksi kulup secara intermiten, jadi seiring dengan bertambahnya usia (masa puber) phimosis isiologis akan hilang diikuti dengan penambahan usia. Higienitas yang buruk pada daerah sekitar penis dan episode balanitis atau balanophostitis berulang yang mengarah terbentuknya scar pada ori icium preputium, dapat mengakibatkan imosis patologis. $etraksi preputium secara paksa juga dapat mengakibatkan luka kecil pada ori icio preputium yang dapat mengarah ke scar dan berlanjut phimosis. Pada orang de%asa yang belum berkhitan memiliki resiko phimosis secara sekunder karena kehilangan elastisitas kulit dan kurangnya rekuensi ereksi. Pasien dengan phimosis, baik isiologis dan patologis, beresiko berkembang menjadi paraphimosis ketika kulup ditarik secara paksa mele%ati glans penis.

Phimosis Fisiologis Manisfestasi Klinis

Phimosis Patologis

2ari anamnesis dapat diketagui beberapa hal. Orangtua dari pasien yang menderita phimosis isiologis biasanya memba%a pasien ke dokter setelah mengetahui ketidakmampuan anaknya untuk menarik kulup selama pembersihan rutin atau pada saat memandikan sang anak. Orangtua juga mungkin merasa kha%atir karena 6ballooning7 pada preputium pada saat proses miksi, yang sebenarnya hal itu normal pada anak!anak laki!laki. 2ari segi phimosis patologis bisa diketahui dari anamnesis pada laki!laki yang mengalami nyeri pada saat ereksi, ada pula gejala hematuria, in eksi saluran kemih yang berulang, nyeri pada preputium atau melemahnya pancaran urin pada saat miksi. 2ari pemeriksaan isik, pada phimosis didapatkan bah%a preputium yang tidak dapat ditarik kearah proksimal hingga mele%ati glans penis. Pada phimosis isiologis, ori icio preputium tidak terdapat scar atau jaringan parut dan terlihat sehat"baik!baik saja. Sedangkan pada phimosis yang patologis dapat terlihat kontraksi dari cincin putih ibrosa di sekitar ori icio preputium.

Pemeriksaan Penunjang

8ntuk phimosis diagnosis klinis sudah dapat ditegakkan hanya dari gejala klinis dan pemeriksaan isik, sehingga tidak ada indikasi untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium atau penciteraan. Terapi Ilmu pengetahuan medis telah mengembangkan tiga kelas pera%atan yang berbeda dengan penyunatan yang ekstrem atas kulit khatan yang mengencang. Pengobatan pertama adalah pera%atan medis dengan mengoleskan salep di kepala penis, yang kedua adalah perlahan!lahan menarik bukaan kulit khatan untuk membuatnya lebih besar, dan yang ketiga adalah menggunakan pembedahan untuk membuat bukaan kepala penis lebih luas. )etiga pera%atan itu didiskusikan di ba%ah ini. Pengobatan Aktual

9ahun .--+an telah melihat datangnya penggunaan obat!obatan steroidal dan non steroidal yang aktual untuk mengobati kulit khitan yang mengencang (phimosis) pada anak laki!laki. Salep steroid saat ini menjadi pera%atan yang paling diminati untuk phimosis, karena rendahnya ketidak%ajaran, sedikitnya rasa sakit atau trauma, dan rendahnya biaya. (aporan!laporan pada literatur medis dari S%edia, :or%egia, 2enmark, Italia, Perancis, 1ustralia, Serbia, dan 1merika Serikat telah menunjukkan kemanjuran salep steroid ini atas penyempitan kepala penis pada anak laki!laki. Penggunaan salep steroid pada kulit khitan memiliki e ek mempercepat pertumbuhan normal dan perluasan kulit khitan yang terjadi setelah beberapa tahun dan biasanya memberikan hasil berupa kulit khitan yang langsung bisa ditarik. )ulit khitan yang sempit biasanya pada akhirnya dapat meluas dengan sendirinya tanpa memerlukan pengobatan.

Pengobatan ini tidak membutuhkan pembedahan. 9idak ada trauma dan risiko pembedahan. Pera%atan ini tidak mahal. )ulit khitan dan semua ungsi protekti , rangsangan seksual, sensori, dan isik seksual masih tetap dipertahankan. 'uga dilaporkan tingkat kesukesan di kisaran 0*!-* persen. Pengobatan dari kepala penis yang sempit dan tidak bisa ditarik dengan salep steroid direkomendasikan oleh the 1merican 1cademy o Pediatrics dalam ;ircumcision Policy Statement tahun .---. ;I$P memberikan da tar pustaka dari artikel!artikel medis atas penggunan salep steroid untuk mengobati phimosis. Ilmu%an telah mengadakan riset atas penggunaan salep steroid

didalam pengobatan medis (tanpa pembedahan) atas kulit khatan yang tidak bisa ditarik. Semua telah menemukan bah%a pengobatan medis seperti itu aman dan memiliki tingkat kesuseksan sekitar 0* 4. <ilma3 et al. merekomendasikan penggunaan dari salep steroid untuk menghindari rasa ragu!ragu, stress, dan trauma yang disebabkan oleh penyunatan. Perluasan dan peregangan

)ulit yang berada di ba%ah tekanan menjadi lebih luas dengan cara menumbuhkan sel!sel baru. Membesarnya ukuran kulit ini terjadi karena penarikan yang lembut selama jangka %aktu tertentu. Pera%atan ini tidak traumatis dan tidak merusak. Peregangan secara manual bisa dilakukan tanpa bantuan dari dokter maupun paramedis. Pera%atan ini tidak mahal. Pertolongan terhadap phimosis dengan teknik peregagnan memiliki keuntungan berupa terjaganya semua jaringan kulit khatan dan syara!syara kenikmatan seksual. Metode =eaug> telah terbukti berhasil untuk banyak orang. Perawatan Gabungan

Sebuah laporan dari Italia mengenai kombinasi penggunaan salep steroid dan peregangan untuk memberikan membebaskan kulit khatan yang tidak bisa ditarik. Alternatif Operasi Tradisional

Preputioplasty adalah istilah medis untuk operasi plastik pada kulit khitan. 9indakan itu adalah alternati yang lebih tradisional terhadap penyunatan tradisional atau dorsal slit (menyobek sedikit ujung kulit khatan sehingga kepala penis terekspos) untuk pera%atan dari preputial stenosis atau phimosis. =anyak dokter telah menyarankan alternati operasi atau pembedahan untuk penyunatan karena banyaknya masalah, risiko, komplikasi,dan kerugian dari penyunatan )euntungan!keuntungan dari preputioplasty antara lain adalah lebih cepat, pemulihannya lebih tidak menyakitkan, lebih sedikit ketidak%ajaran, serta kulit khatan dan bermacam!macam ungsinya yakni ungsi protekti , erogenous, dan seksual isiologis masih bisa dipertahankan.

.. Spilsbury ), Semmens '=, ?isnie%ski @S, Holman ;2 (A++5). B;ircumcision or phimosis and other medical indications in ?estern 1ustralian boysB. Med. '. 1ust. .C0 (D)& .**E0. PMI2 .A*0+CD+. http&""%%%.mja.com.au"public"issues".C0F+DF.C+A+5"spi.+AC0F m.html 5. Ohjimi 9, Ohjimi H (.-0.). BSpecial surgical techniGues or relie o phimosisB. ' 2ermatol Surg Oncol C (D)& 5A/E5+. PMI2 CAD+*5* A. Oster ' (.-/0). B#urther ate o the oreskin. Incidence o preputial adhesions, phimosis, and smegma among 2anish schoolboysB. 1rch. 2is. ;hild. D5 (AA0)& A++E5

D. dasar urologi, basuki purnomo *. $icardo Munarri3 a, (ily 9alakoub a, ?endy )uohung a, Melissa Hioia a, (isa Hoag a, Ili3abeth #laherty a, )%eonsik Min a, Seong ;hoi a, Ir%in Holdstein, 9he PreJalence o Phimosis o the ;litoris in ?omen Presenting to the SeKual 2ys unction ;linic& (ack o ;orrelation to 2isorders o 2esire, 1rousal and Orgasm, 'ournal o SeK L Marital 9herapy, Molume A0, Issue . Supplement . #ebruary A++A , pages .0. E .0* /. Richard A Santucci, MD, FA S, ;hie o 8rology, 2etroit $eceiJing Hospital , Phimosis, 1dult ;ircumcision, and =uried Penis (http&""emedicine.medscape.com"article"DDA/.C! oJerJie%) C. !ina " #hor$, MD % Phimosis and Paraphimosis (http&""emedicine.medscape.com"article"CCC*5-!oJerJie%) 0. Meuli M, =riner ', Hanimann =, Sacher P. (ichen sclerosus et atrophicus causing phimosis in boys& a prospectiJe study %ith *!year ollo%up a ter complete circumcision. J Urol. Sep .--D,.*A(5)&-0C!-. Man Ho%e $S (.--0). B;ost!e ectiJe treatment o phimosisB. Pediatrics .+A (D)& ID5. 1 reJie% o estimated costs and complications o 5 phimosis treatments (topical steroids, praeputioplasty, and surgical circumcision). 9he reJie% concludes that topical steroids should be tried irst, and praeputioplasty has adJantages oJer surgical circumcision. 9his article also proJides a good discussion o the di iculty distinguishing pathological rom physiological phimosis in young children and alleges in lation o phimosis statistics or purposes o securing insurance coJerage or post!neonatal circumcision in the 8nited States.
.+. =erdeu 2, Sau3e (, Ha!Minh P, =lum!=oisgard ; (A++.). B;ost!e ectiJeness analysis o treatments or phimosis& a comparison o surgical and medicinal approaches and their economic e ectB. BJU nt. 0C (5)& A5-EDD

... =eaug> M (.--C). B9he causes o adolescent phimosisB. Br J !e" #ed A/ (Sept"Oct).
.A. =eaug>, Michel (.--.). B;onserJatiJe 9reatment o Primary Phimosis in 1dolescentsB. $aculty o% #edicine, !aint&'ntoine Uni(ersity. http&""%%%.cirp.org"library"treatment"phimosis"beauge".

.5. SaKena 1), Schaarschmidt ), $eich 1, ?illital HH (A+++). B:on!retractile oreskin& a single center .5!year eKperienceB. nt !ur) 0* (A)& .0+E5

Anda mungkin juga menyukai