Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KASUS

SEORANG PASIEN PEREMPUAN DENGAN


KOLELITIASIS

Rad
PENDAHULUAN
 Prevalensi batu empedu 11% sampai 36%.
 Riwayat keluarga meningkatkan angka kejadian 2 kali
lebih besar.
 Peluang terjadinya batu empedu meningkat diusia lebih
dari 50 tahun. Menurut National Health and Nutrition
Examination Survey ke tiga (NHANES III) prevalensi
pada perempuan 16.6% dan pada laki-laki 7.9%.[2]
 Pasien dengan batu kandung empedu sering
asimptomatik dan terdiagnosis secara tidak sengaja
saat ultrasonografi, CT scan, atau radiografi abdomen
atau laparotomi.
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Vesica
Fellea
FISIOLOGI
 Hepar adalah organ utama detoksifikasi dan daur ulang sel, transport
empedu memungkinkan ekskresi toksin dan sisa metabolisme.
 Garam empedu berperan penting dalam proses absorpsi lemak.
 Empedu disekresikan ke kanalikuli empedu yang mengelilingi setiap
hepatosit.
 Di dalam lobulus hepatis, kanalikuli-kanalikuli ini bergabung membentuk
duktus biliaris kecil yang akan masuk ke triad portal. Empat sampai enam
triad portal bergabung membentuk lobules hepatis yang memiliki vena
central di tengahnya.[8]
 Empedu  garam empedu, kolesterol, lesitin, dan bilirubin.
 Sekresi hepar terus berlangsung untuk mengeluarkan toksin dan sisa
metabolisme
 Diantara waktu makan, empedu yang terus disekresikan tersebut dialihkan ke
vesica fellea, tempat bahan ini disimpan dan dipekatkan. Kandung empedu
memiliki kemampuan reabsorpsi air sehingga memekatkan empedu.
INSIDEN
 Batu empedu diklasifikasikan berdasarkan
kandungannya, yaitu batu kolesterol atau batu
pigmen.
 Di Negara barat, 80% dari batu empedu adalah
batu kolesterol dan 15-20% adalah batu pigmen
hitam. Batu pigmen coklat hanya terjadi dalam
persentasi kecil.
 Kedua tipe batu pigmen yang lebih sering terjadi
di Asia.
FAKTOR RESIKO
 >50 tahun
 Perempuan
 Riwayat sering makan makanan yang tinggi lemak
 Riwayat keluarga
KOLELITIASIS
 Asimtomatik
 Simtomatik  Komplikasi
 Kolesistitis

 Koledokolitiasis

 Kolangitis

 Ca vesica fellea
ETIOLOGI
 Batu kolesterol yang murni kolesterol
<10% , tunggal, permukaan yang halus.
 Batu kolesterol yang paling sering,
mengandung campuran garam empedu
dan kalsium, tetapi 70% dari kandungan
batunya adalah kolesterol., multiple,
beragam ukuran, konsistensi keras dan
bentuk ireguler, warnanya bervariasi
kuning sampai hijau bersifat radiolusen;
<10% bersifat radioopak.
 terbentuk dari proses supersaturasi
empedu dengan koleterol. Kelarutan
kolesterol bergantung dari konsentrasi
relatif dari kolesterol, garam empedu
dan lesitin (fosfolipid utama di empedu).
Supersaturasi hampir selalu disebabkan
oleh hipersekresi kolesterol daripada
penurunan dari sekresi fosfolipid atau
garam empedu.
ETIOLOGI
 Batu pigmen mengandung <20%
kolesterol dan berwarna gelap, berukuran
kecil, mudah pecah, berwarna hitam dan
berduri, terbentuk akibat supersaturasi
dari kalsium bilirubinat, karbonat, dan
fosfat
 Penyebab sekunder dari gangguan
hemolitik seperti penyakit herediter
spherositosis dan penyakit sickle cell dan
pada orang dengan penyakit sirosis.
Kelebihan bilirubin terkonjugasi seperti
pada peristiwa hemolitik, akibat dari
peningkatan produksi bilirubin tidak
terkonjugasi. Sirosis juga dapat
meningkatkan sekresi bilirubin tidak
terkonjgasi. Ketika kondisi berubah
menjadi meningkatkan bilirubin tak
terkonjugasi pada empedu, pengendapan
dengan kalsium terjadi.
ETIOLOGI
 Batu pigmen coklaT berdiameter kurang dari 1 cm,
berwarna kecoklatan, rapuh dan kadang-kadang
berkonsistensi seperti lumpur.
 Terbentuk di dalam kandung empedu atau duktus
bilier dampak sekunder dari infeksi bakteri
akibat dari stasis empedu. Pengendapan kalsium
bilirubinat dan badan sel bakteri merupakan
komposisi utama batu berpigmen coklat. Bakteri
seperti Escherichia coli mensekresikan β-
glukoronidase yang dapat memecah bilirubin
glukoronida dan menghasilkan bilirubin tidak
terkonjugasi yang tidak larut dalam air. Bilirubin
tak terkonjugasi ini mengendap dengan kalsium
dan bersama dengan badan sel bakteri
membentuk batu lunak berwarna coklat pada
sistem saluran bilier.
Manifestasi Klinis
 Nyeri
 Demam
 Ikterik
 Serum bilirubin >2.5mg/dL  sclera akan tampak ikterik
 >5 mg/dL  kulit ikterik.
 Gabungan gejala demam, nyeri pada abdomen kuadran atas kanan,
dan ikterik  triad Charcot, tersumbatnya sekresi bilier dari hepar
DIAGNOSIS
 USG
 Uk normal GB saat puasa 4 x 10 cm
 Dinding <3 mm

Batu di GB dengan pseudo akustik posterior GB dengan kolesistitis dan batu


DIAGNOSIS
 Foto Polos
DIAGNOSIS
 HIDA scan
 IV Technetium-labeled
derivate dari iminodacetic
acid (HIDA)
 10 menit

Tidak menunjukkan adanya filling defect


DIAGNOSIS
 CT Scan

Adanya pelebaran pada traktus biliaris


DIAGNOSIS
 Endoscopic Retrograde
Cholangiopancreatography (ERCP)
 Bersifat invasive menggunakan
endoskopi dan fluoroskopi untuk
menginjeksi kontras lewat ampula dan
menggambarkan sistem bilier.
 10% dapat mengakibatkan komplikasi
pankreatitis, tetapi memiliki kemampuan
untuk mendiagnosis.
 ERCP dapat digunakan untuk
melakukan biopsy untuk menegakkan
diagnosis malignansi dan dekompresi
obstruksi kolelitiasis
DIAGNOSIS
 Endoscopic Ultrasound
(EUS)
 Terbatas dalam
mengevaluasi patologi
kandung empedu atau
penyakit sistem bilier
intrahepatic, tetapi EUS
memiliki nilai penting
dalam pencitraan
duktus koledokus dan
ampula.

Menunjukkan batu di duktus choledokus


LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Usia : 54 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Semarang
Tanggal Masuk RS : 22 Agustus 2017
No. RM : 34xxxx
ANAMNESIS

 Keluhan utama
 Nyeri Ulu hati
 Keluhan Tambahan
 Kencing tidak lancar
 Riwayat penyakit sekarang
 Sejak ± 3 tahun yang lalu
 pasienmulai merasakan sakit pada ulu hati.
 BAK pasien ada keluhan anyang-anyangan dan
kadang BAK tidak lancar
ANAMNESIS
 Riwayat makan minum
 Hampir setiap hari makan makanan bersantan dan
makanan yang digoreng.
 Pasien minum air yang cukup kurang lebih 2 botol
air 1,5 L.
 Pasien tidak pernah olahraga. Pasien tidak
memiliki kebiasaan merokok.
 Riwayat obstetri
 G3P3A0, sudah tidak menstruasi lagi sejak 4 tahun yang
lalu. Riwayat KB pil 1 tahun, susuk 7 bulan dan suntik 3
bulan.
RPD RPK R. Sosial
• Batu ginjal • Tidak ada Ekonomi
sejak 3 yang • Tidak
tahun memiliki bekerja
• DM sejak 3 keluhan • BPJS
tahun yang sama
Pemeriksaan Fisik
Berdasarkan hasil pemeriksaan pada tanggal 22 Agustus 2017 di
Instalasi Radiologi RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Semarang.
Status Generalisata
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Compos mentis
 Tekanan Darah : 120/80 mmHg
 Suhu : 36,2º C
 Nadi : 84x/menit
 Pernapasan : 16x/menit
 GCS : E4M6V5
Status Antropometrik
Tinggi Badan = 155 cm dan Berat Badan = 86 kg
BMI = BB(kg)/TB²(m²) = 86 kg/(1,55 m)²
= 35,7 kg/m2
Kesan : Obesitas Grade II

Pemeriksaan Sistematis
 Kepala : normosefali, deformitas (-), bengkak (-)
 Telinga : discharge (-)
 Hidung : septum deviasi (-)
 Tenggorokan : faring hiperemi (-)
 Leher : pembesaran kelenjar limfe - / -, 0embersaran tiroid (-)
Pemeriksaan Thorax
 Pulmo :
Inspeksi : simetris statis dinamis.
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri.
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru.
Auskultasi : suara dasar vesikuler, suara tambahan
(-)
 Jantung:
Inspeksi : ictus cordis tak tampak.
Palpasi: ictus cordis teraba di SIC V 2 cm medial LMCS.
Perkusi : konfigurasi jantung dalam batas normal.
Auskultasi: bunyi jantung I-II regular, bising (-),gallop(-).
Interpretasi: dalam batas normal
 Abdomen:
Inspeksi : datar, sikatrik (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani seluruh regio abdomen,
ascites (-)
Palpasi: supel, nyeri tekan (+) epigastrium,
massa (-), hepar dalam batas
normal, nyeri ketok costovertebra +/+
 Alat Kelamin : tidak ada kelainan
Pemeriksaan USG ABDOMEN (22/08/2017)
 Hepar ukuran dan bentuk normal, parenkim homogen, eksogenitas meningkat, tepi
rata, sudut tajam, tak tampak nodul, vena porta dan vena hepatika tidak melebar.
Duktus biliaris intra-ekstrahepatal tidak melebar.
 Vesika Fellea tak membesar, dinding tidak menebal, tampak batu multipel dengan
ukuran terbesar 1,66 cm, tidak tampak sludge.
 Lien ukuran normal, parenkim homogen, vena lienalis tak melebar, tak tampak nodul.
 Pankreas ukuran normal, parenkim homogen, duktus pankreatikus tak melebar.
 Ginjal kanan ukuran dan bentuk normal, batas kortikomeduler jelas, PCS tidak
melebar, tampak batu multipel dengan ukuran terbesar sekitar 1,62 cm, tak tampak
massa.
 Ginjal kiri ukuran dan bentuk normal, batas kortikomeduler jelas, PCS tidak melebar,
tampak batu multipel dengan ukuran terbesar sekitar 0,83 cm, tampak multipel simple
cyst dengan diameter terbesar 1.68 cm.
 Aorta tidak tampak melebar. Tak tampak pembesaran limfonodi paraaorta.
 Vesika urinaria dinding tidak menebal, permukaan regular, tak tampak massa/batu.
 Uterus ukuran normal, parenkim homogen, tak tampak massa, endometrial line baik.
 Tak tampak efusi pleura. Tak tampak cairan bebas intraabdomen.
 KESAN :
 Mild fatty liver
 Multipel cholelithiasis (ukuran terbesar 1,66 cm)
 Nefrolithiasis dupleks (kanan: ukuran terbesar sekitar 1,62 cm dan kiri: ukuran terbesar
sekitar 0,83 cm)
 Multipel simple cyst ginjal kiri (diameter terbesar 1,68 cm)
Diagnosa
 Diagnosa Klinis
Cholelitiasis
Dispepsia
Nefrolithiasis duplex
Multiple simple cyst ginjal kiri
 Diagnosa banding

Polyp vesica fellea


Tatalaksana
 Infus RL 20 tpm
 Inj. Citicolin 250mg/12 jam
 Inj. Piracetam 3 x 3 g
 Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
 Inj. Mecobalamin 500mg/24 jam
 Aspilet 1 x 1
 Betahistin 3 x 1
 Simvastatin 1 x 10 mg
 Metformin 3 x 500 mg
 Asam mefenamat 3 x 500 mg
 Cefixime 2 x 250 mg
Monitoring Prognosis
 Keadaan umum Ad vitam : bonam
Ad functionam : bonam
Ad sanationam : bonam
PEMBAHASAN
Secara anamnesis didapatkan seorang wanita
umur 54 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu
hati

Pada pemeriksaan fisik didapatkan obesitas


grade II, nyeri tekan epigastrium dan nyeri ketok
sudut costovertebra

Pada pemeriksaan USG abdomen didapatkan


mild fatty liver, multiple cholelithiasis di GB (uk
1.66 cm), nefrolithiasis duplex (uk. Dx 1.62 cm,
uk. Sn 0.83 cm), multiple cyst ren sn (D 1.68 cm) .
Menurut teori, angka kejadian kolelitiasis
meningkat diatas usia 50 tahun, perempuan
banding laki-laki 4:1, gemuk atau sering
mengkonsumsi makanan tinggi lemak. Kolelitiasis
bersifat asimtomatik dan ditemukan secara tidak
sengaja ketika sedang melakukan pemeriksaan
USG , foto polos, CT scan abdomen.
Manifestasi klinis dari kolelitiasis adalah nyeri
pada epigastrium atau abdomen kuadran kanan
atas yang dapat menjalar sampai ke punggung,
muncul setengah jam setelah makan dan
menetap 1-5 jam. Nyeri dapat disertai dengan
rasa mual muntah.
 Hepar ukuran dan bentuk normal, parenkim
homogen, eksogenitas
 Vesika Fellea tak membesar, dinding tidak
menebal, tampak batu multipel dengan ukuran
terbesar 1,66 cm, tidak tampak sludge.
 Ginjal kanan ukuran dan bentuk normal, batas
kortikomeduler jelas, PCS tidak melebar, tampak
batu multipel dengan ukuran terbesar sekitar 1,62
cm, tak tampak massa.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai