Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PSIKIATRI

GANGGUAN SPEKTRUM AUTISME

Disusun Oleh :

TASSA NASIRAH
160100105

Pembimbing:
dr. Nazli Mahdinasari Nasution, M.Ked, Sp.KJ

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RUMAH SAKIT PROF. DR. M. ILDREM
MEDAN
2020
MAKALAH
GANGGUAN SPEKTRUM AUTISME

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan untuk menyelesaikan


Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi Dokter di
Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara

Disusun Oleh :
TASSA NASIRAH
160100105

Pembimbing:
dr. Nazli Mahdinasari Nasution, M.Ked, Sp.KJ

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RUMAH SAKIT PROF. DR. M. ILDREM
MEDAN
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Tassa Nasirah


NIM : 160100105
Judul : Gangguan Spektrum Autisme

Pembimbing Koordinator P3D


Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara

(dr. Nazli Mahdinasari Nasution, M.Ked, Sp.KJ) (dr. Vita Camelia, M.Ked(K.J.), Sp.K.J)
NIP. 198608062014042001 NIP. 197804042005012002

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Gangguan Spektrum Autisme”. Penulisan makalah ini adalah salah satu syarat
untuk menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi
Dokter (P3D) di Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dr. ,
Sp.K.J. selaku pembimbing yang telah memberikan arahan dalam penyelesaian
makalah ini. Dengan demikian diharapkan makalah ini dapat memberikan
kontribusi positif dalam sistem pelayanan kesehatan secara optimal.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan,
baik dari segi struktur dan isi. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun yang berguna
untuk menyempurnakan makalah ini agar dapat bermanfaat di kemudian hari.
Semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu
pengetahuan terutama di bidang Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Jiwa.

Medan, 02 Februari 2020


Penulis,

Tassa Nasirah
NIM 160100105

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Tujuan Makalah................................................................................1
1.3 Manfaat Makalah..............................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................3
2.1 Definisi.............................................................................................3
2.2 Epidemiologi....................................................................................3
2.3 Etiologi.............................................................................................3
2.4 Manifestasi Klinis.............................................................................4
2.5 Diagnosis..........................................................................................5
2.6 Diagnosis Banding............................................................................6
2.7 Terapi................................................................................................7
2.8 Prognosis..........................................................................................8
BAB 3 KESIMPULAN......................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gangguan spektrum autisme adalah gangguan perkembangan yang
dimulai sejak dini dan berlangsung sepanjang hidup seseorang. Hal ini
mempengaruhi bagaimana seseorang bertindak dan berinteraksi dengan orang
lain.1
Kelainan ini disebut “spektrum” karena orang dengan gangguan spektrum
autisme dapat memiliki serangkaian gejala. Orang – orang dengan autisme dapat
memiliki masalah berbicara atau mereka tidak menatap mata anda ketika
berbicara. Mereka juga memiliki minat yang terbatas dan perilaku yang berulang.
Mereka dapat menghabiskan banyak waktu untuk meletakkan barang – barang
pada tempatnya atau mengatakan hal yang sama berulang – ulang. Mereka sering
tampak seperti memliki dunianya sendiri.1
Pada pemeriksaan rutin anak, dokter harus memeriksa perkembangannya.
Jika dijumpai tanda – tanda gangguan spektrum autisme maka akan dilakukan
evaluasi secara komprehensif. Dokter spesialis akan melakukan berbagai tes dan
evaluasi untuk menegakkan diagnosis.1
Penyebab dari autisme belum diketahui secara pasti. Penelitian
menunjukkan bahwa gen dan lingkungan membawa peran penting.1
Saat ini, tidak ada satu pengobatan standar dari autsime. Ada beberapa
cara untuk meningkatkan kemampuan anak dengan autisme untuk tumbuh dan
belajar keterampilan yang baru. Memulainya lebih awal dapat menghasilkan hasil
yang lebih baik. Perawatan termasuk terapi perilaku dan komunikasi, pelatihan
keterampilan dan obat – obatan untuk mengendalikan gejala.1

1.2 Tujuan Makalah


Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui definisi, epidemiologi, etiologi, gambaran klinis, diagnosis,
diagnosis banding, terapi, dan prognosis gangguan spektrum autisme.

1
2

2. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Senior


Program Pendidikan Profesi Dokter di Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

1.3 Manfaat Makalah


Penulisan makalah ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan
pemahaman penulis serta pembaca khususnya peserta Program Pendidikan Profesi
Dokter (P3D) untuk memahami teori gangguan spektrum autisme dengan baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Gangguan spektrum autisme (Autism Spectrum Disorders/ASD) atau
gangguan autistik (autistic disorder) telah didefinisikan oleh American
Psychiatric Assotiation (APA) yaitu gangguan atau kecacatan perkembangan
dengan karakteristik kerusakan interaksi sosial, abnormalitas dalam komunikasi
verbal dan non verbal, dan perilaku berulang. Autistik adalah kondisi yang
menggambarkan individu yang seolah-olah mereka hidup dalam dunianya sendiri.
Di dalam Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III
(PPDGJ III) gangguan spektrum autisme disebut sebagai Autisme Masa Kanak.
Gejala-gejala gangguan autistik secara klinis dapat dilihat dalam 3 tahun pertama
kehidupan dan menetap sepanjang kehidupan.2

2.2 Epidemiologi
Menurut World Health Organization, data epidemiologis memperkirakan
bahwa prevalensi global autisme terdapat pada 1 dari 160 orang, dihitung sesuai
dari 7,6 juta lebih kehidupan yang mengalami disabilitas dan 0,3 persen dari
keseluruhan penyakit global. Prevalensi ini mewakili data rata – rata dan
dilaporkan bahwa prevalensi bervariasi pada penelitian lainnya. Namun penelitian
yang terkontrol dengan baik telah melaporkan angka yang lebih tinggi.3

2.3 Etiologi
Para peneliti tidak tau persis penyebab dari gangguan spektrum autisme,
akan tetapi penelitian menunjukkan bahwa gen bertindak bersamaan dengan
pengaruh dari lingkungan untuk mempengaruhi perkembangan dalam terjadinya
autisme. Meskipun para peneliti masih berusaha memahami mengapa seseorang
dapat mengalami autisme dan yang lainnya tidak, beberapa faktor yang
meningkatkan resiko terjadinya gangguan spektrum autisme meliputi : memiliki
saudara kandung yang mengalami autisme, memiliki orang tua dengan kondisi

3
4

genetik tertentu seperti Down syndrome dan sindrom Rett dan seseorang yang
terlahir dengan berat lahir sangat rendah. Akan tetapi, tidak semua orang yang
memiliki faktor tersebut dapat mengalami autisme.4

2.4 Manifestasi Klinis


Manifestasi Klinis yang sering dijumpai pada anak autis:
1. Gangguan Fisik
a. Kegagalan lateralisasi karena kegagalan atau kelainan maturasi otak
sehingga terjadi dominasi serebral
b. Adanya kejadian dermatoglyphics yang abnormal
c. Insiden yang tinggi terhadap infeksi saluran nafas bagian atas, infeksi
telinga, sendawa yang berlebihan, kejang demam dan konstipasi
2. Gangguan Perilaku
a. Gangguan dalam interaksi sosial: anak tidak mampu berhubungan
secara normal baik dengan orang tua maupun orang lain. Anak tidak bereaksi bila
dipanggil, tidak suka atau menolak bila dipeluk atau disayang. Anak lebih
senang menyendiri dan tidak responsif terhadap senyuman ataupun
sentuhan.
b. Gangguan komunikasi dan bahasa: kemampuan komunikasi dan bahasa
sangat lambat dan bahkan tidak ada sama sekali. Mengeluarkan gumaman
kata-kata yang tidak bermakna, suka membeo dan mengulang-ulang.
Mereka tidak menunjukkan atau memakai gerakan tubuhnya, tetapi
menarik tangan orang tuanya untuk dipergunakan mengambil objek yang
dimaksud.
c. Gangguan perilaku motoris: terdapat gerakan yang stereotipik seperti
bertepuk tangan, duduk sambil mengayun-ayunkan badan kedepan-
kebelakang. Koordinasi motoris terganggu, kesulitan mengubah rutinitas,
terjadi hiperaktifitas atau justru sangat pasif, agresif dan kadang
mengamuk tanpa sebab.
d. Gangguan emosi, perasaan dan afek: Rasa takut yang tiba-tiba muncul
terhadap objek yang tidak menakutkan. Seringkali timbul perubahan
5

perasaan secara tibatiba seperti tertawa tanpa sebab atau mendadak


menangis.
e. Gangguan persepsi sensoris: seperti suka mencium atau menjilat benda,
tidak merasa sakit bila terluka atau terbentur dan sebagai.5

2.5 Diagnosis
Kriteria diagnostik gangguan spektrum autisme menurut Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorders , 5 th Edition: DSM-5 adalah sebagai
berikut:
A. Minimal ada enam gejala dari (1),(2) dan (3), dengan sedikitnya dua gejala dari
(1) dan masing-masing satu gejala dari (2) dan (3).
1. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik. Minimal harus
ada dua gejala sebagai berikut:
a. Tidak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai: kontak
mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak-gerik yang kurang
tertuju
b. Tidak bisa bermain dengan teman sebaya
c. Tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain
d. Kurangnya hubungan sosial dan emosional yang timbal balik
2. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi seperti ditujukan oleh minimal
satu dari gejala-gejala sbb:
a. Bicara terlambat atau bahkan sama sekali tidak berkembang (tidak ada
usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain selain bicara)
b. Bila bisa bicara, bicaranya tidak dipergunakan untuk berkomunikasi
c. Sering mempergunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang
d. Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif dan kurang bisa meniru
3. Suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat dan
kegiatan. Sedikitnya harus ada satu dari gejala sbb:
a. Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas
dan berlebih-lebihan
6

b. Terpaku pada suatu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang tidak
ada gunanya
c. Ada gerakan-gerakan yang aneh yang khas dan diulangulang
d. Seringkali sangat terpukau pada bagian-bagian benda
B. Sebelum umur tiga tahun tampak adanya keterlambatan atau gangguan dalam
bidang (1) interaksi sosial, (2) bicara dan berbahasa, dan (3) cara bermain yang
kurang variatif.
C. Bukan disebabkan oleh Sindroma Rett atau Gangguan Disintegratif Masa
Anak-anak.6

2.6 Diagnosis Banding


1. Skizofrenia pada anak
Kebanyakan anak dengan skizofrenia secara umum tampak normal pada
saat bayi sampai sekitar usia 2-3 tahun. Gangguan baru muncul berupa halusinasi
dan waham, gejala ini tidak terdapat pada autisme. Biasanya anak dengan
skizofrenia tidak terdapat retardasi mental.
2. Retardasi Mental
Keterampilan sosial dan komunikasi baik verbal maupun non verbal pada
anak retardasi mental sesuai dengan usia mental mereka. Tes intelegensi biasanya
menunjukkan suatu penurunan yang menyeluruh dari berbagai tes, berbeda
dengan autisme hasil tesnya beraneka ragam. Walaupun demikian anak dengan
taraf retardasi mental yang berat dapat juga mengalami gangguan dalam interaksi sosial
dan kemampuan berkomunikasi.
3. Gangguan perkembangan berbahasa ekspresif ataupun reseptif
Kondisi ini menunjukkan adanya gangguan pada pemahaman dan atau
dalam mengekspresikan pembicaraan. Namun komunikasi non verbalnya baik,
dengan memakai gerakan tubuh dan ekspresi wajah. Juga tidak ditemukan adanya
stereotipik dan gangguan yang berat dalam interaksi sosial. Pada disfasia juga
tidak dijumpai perilaku repetitive maupun obsesif.
4. Sindrom Asperger
7

Walaupun ada defisiensi kualitatif dalam fungsi interaksi sosial yang


timbal balik, tetapi tidak ada hambatan umum dalam perkembangan bahasa; selain
itu intelegensianya baik
5. Gangguan hiperkinetik
Peningkatan aktivitas pada anak hiperkinetik ada sasaran, walaupun
sasaran itu cepat berpindah dari satu sasaran ke sasaran yang lain.
6. Sindroma Rett
Merupakan penyakit otak yang progresif tetapi khusus mengenai anak
perempuan. Perkembangan anak sampai umur lima bulan normal, namun setelah
itu mengalami kemunduran lingkar kepala. Sejak umur lima bulan juga
mengalami penurunan dalam kecepatan pertumbuhan. Umumnya kemunduran
berlangsung cepat dan sangat parah.6

2.7 Terapi
Terapi pada gangguan spektrum autism harus dimulai sesegera mungkin
setelah didiagnosis. Perawatan dini pada autis penting karena perawatan yang
tepat dapat mengurangi kesulitan indivitu sambal membantu mereka mempelajari
kemampuan baru dan memanfaatkan kekuatan mereka. 7 Tujuan terapi pada anak
dengan gangguan autisme menurut Kaplan dan Sadock, adalah mengurangi
masalah perilaku serta meningkatkan kemampuan belajar dan perkembangannya,
terutama dalam keterampilan bahasa. Tujuan ini dapat tercapai dengan baik
melalui suatu program terapi yang komprehensif dan bersifat individual, dimana
pendidikan khusus dan terapi wicara merupakan komponen yang paling utama.
Adapun program terapi meliputi: 1) pendekatan edukatif berupa pendidikan
khusus dan latihan terstruktur; 2) Terapi perilaku dengan menggunakan prosedur
modifikasi perilaku yang spesifik; 3) Psikoterapi secara individual, baik dengan
atau tanpa obat; 4) Terapi dengan obat- obatan, khususnya bagi anak autisme
dengan gejala-gejala seperti: tempertantrum, agresif, melukai diri sendiri,
hiperaktifitas, dan stereotip.5

2.8 Prognosis
8

Bagi kebanyakan anak dengan gangguan spektrum autisme, gejala autisme


akan membaik dengan pengobatan dan seiring bertambahnya usia. Beberapa anak
dengan autisme dapat tumbuh dengan menjalani kehidupan yang normal atau
mendekati normal. Anak - anak yang mengalami kemunduran dalam kemampuan
bahasa di awal kehidupan, biasanya sebelum usia 3 tahun, akan beresiko terkena
epilepsi atau kelainan pada aktivitas otak seperti kejang. Selama masa remaja,
beberapa anak dengan autisme dapat mengalami depresi atau mengalami masalah
perilaku. Orang tua dari anak – anak yang mengalami autisme harus siap untuk
menyesuaikan perawatan yang dibutuhkan. Orang dengan gangguan spektrum
autisme biasanya terus membutuhkan layanan dan dukungan. Akan tetapi banyak
juga yang mampu bekerja dan hidup secara mandiri dalam lingkungan yang
mendukung.8
9

BAB III
KESIMPULAN

Gangguan spektrum autisme (Autism Spectrum Disorders/ASD) atau


gangguan autistik (autistic disorder) telah didefinisikan oleh American
Psychiatric Assotiation (APA) yaitu gangguan atau kecacatan perkembangan
dengan karakteristik kerusakan interaksi sosial, abnormalitas dalam komunikasi
verbal dan non verbal, dan perilaku berulang. Autistik adalah kondisi yang
menggambarkan individu yang seolah-olah mereka hidup dalam dunianya
sendiri.2 Gangguan spektrum autisme adalah gangguan perkembangan yang
dimulai sejak dini dan berlangsung sepanjang hidup seseorang. Hal ini
mempengaruhi bagaimana seseorang bertindak dan berinteraksi dengan orang
lain.1 Menurut World Health Organization, data epidemiologis memperkirakan
bahwa prevalensi global autisme terdapat pada 1 dari 160 orang, dihitung sesuai
dari 7,6 juta lebih kehidupan yang mengalami disabilitas dan 0,3 persen dari
keseluruhan penyakit global.3 Penelitian menunjukkan bahwa gen bertindak
bersamaan dengan pengaruh dari lingkungan untuk mempengaruhi perkembangan
dalam terjadinya autisme.4 Manifestasi klinis yang sering dijumpai pada anak
dengan autisme berupa gangguan fisik dan perilaku.5 Adapun untuk menegakkan
diagnosis autisme dapat digunakan kriteria diagnostik menurut DSM-5. 6 Terapi
pada anak dengan gangguan autisme adalah mengurangi masalah perilaku serta
meningkatkan kemampuan belajar dan perkembangannya, terutama dalam
keterampilan bahasa.5 Gejala autisme akan membaik dengan pengobatan dan
seiring bertambahnya usia. Beberapa anak dengan autisme dapat tumbuh dengan
menjalani kehidupan yang normal atau mendekati normal.8
10

DAFTAR PUSTAKA
1. National Institute of Child Health and Human Development. Autism
Spectrum Disorder. Medline Plus. 2016: p:1. Available :
https://medlineplus.gov/autismspectrumdisorder.html
2. Departemen Kesehatan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Pedoman
Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III Ed.
Departemen Kesehatan Jakarta. 1993: p:130.
3. World Health Organization. Autism Spectrum Disorders and Other
Developmental Disorders. 2013: p:6. Available :
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/103312/9789241506618_
eng.pdf;jsessionid=2AEB8DEE0C5EA284871930969CEB4276?
sequence=1
4. National Institute of Mental Health. Autism Spectrum Disorder. 2018. p:2-
3. Available : https://www.nimh.nih.gov/health/publications/autism-
spectrum-disorder/index.shtml
5. Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan & Saddock’s Synopsis of
Psychiatry Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry. 11th ed. Philadelphia:
Wolters Kluwer. 2015: p:57-58.
6. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorder (DSM-5) 5th ed. England: American Psychiatric
Publishing. 2013: p:50-51.
7. Autism Spectrum Disorders (Pervasive Developmental Disorders).
National Institute of Mental Health (NIMH). 2006: p:4. Available:
http://www.nimh.nih.gov/publicat/autism.cfm (Accesed: 2006, September
24).
8. NINDS Autism Information Page. National Institute of Neurological
Disorders and Stroke (NINDS). 2006: p:1. Available:
11

http://www.ninds.nih.gov/disorders/autism/autism.htm#What_i (Accessed:
2006, September 25).

Anda mungkin juga menyukai