Anda di halaman 1dari 32

Case Report – Medical Faculty of Hasanuddin University

MUHAMMAD HILMY ADITYA


C014181058

Pembimbing Supervisor
Dr.dr.Habibah S Muhiddin, Sp.M(K),

Pembimbing Residen
dr. Nur Aulia
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.N
Umur : 53 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Palopo
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk : 5 November 2019
No RM : 130722
Rumah Sakit : Poli Mata RSP
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Penglihatan kabur pada mata kanan

Anamnesis Terpimpin :

Penglihatan kabur dialami sejak 3 minggu sebelum datang ke poli yang di rasakan secara
tiba-tiba. Kemudian di rasakan memberat seminggu terakhir dengan penurunan
penglihatan. Riwayat berobat di Rumah sakit di Palopo dan diberi obat tetes mata satu
macam dan vitamin, namun pasien tidak mengingat nama obat tersebut. Riwayat mata
merah tidak ada, air mata berlebih tidak ada, kotoran mata berlebih tidak ada, Riwayat
trauma disangkal. Riwayat menggunakan kacamata sebelumnya tidak ada. Riwayat
keluhan yang sama dalam keluarga tidak ada. Riwayat merokok tidak ada. Riwayat
Diabetes Melitus tidak ada, Riwayat kolesterol tinggi tidak ada, riwayat penyakit jantung
ada, riwayat hipertensi ada sejak 6 tahun terakhir namun tidak rutin mengonsumsi obat
hipertensi.
PEMERIKSAAN FISIS
STATUS GENERALIS
• Keadaan umum : Sakit Sedang/ Gizi baik/ Compos mentis
• Tekanan darah : 150/80 mmHg
• Nadi : 78 kali/menit
• Pernafasan : 18 kali/menit
• Suhu : 36,7 C
PEMERIKSAAN FISIS
PEMERIKSAAN VISUS

VOD : 2/60 (Pin Hole -)


VOS : 20/40 ( Pin Hole 20/30)
NCT : 16/17 mmHg
PEMERIKSAAN FISIS
STATUS LOKALIS
PEMERIKSAAN OD OS
Palpebra Edema (-) Edema (-)
Apparatus Lakrimalis Lakrimasi (-) Lakrimasi (-)
Silia Sekret (-) Sekret (-)
Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Bola mata Kesan normal Kesan normal
Normal ke segala arah Normal ke segala arah

Mekanisme muskular

Kornea Jernih Jernih


Bilik Mata Depan Tidak dapat di evaluasi Tidak dapat di evaluasi
Iris Tidak dapat di evaluasi Tidak dapat di evaluasi
Pupil Tidak dapat di evaluasi Tidak dapat di evaluasi
Lensa Tidak dapat di evaluasi Tidak dapat di evaluasi
PEMERIKSAAN FISIS
PEMERIKSAAN OD OS

Tekanan Okular Tn Tn
Nyeri tekan (-) (-)
Massa Tumor (-) (-)
Glandula pre-aurikular Pembesaran (-) Pembesaran (-)

ILUMINASI OBLIQ
PEMERIKSAAN OD OS
Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Kornea Sikatriks (-) Sikatriks (-)
Bilik mata depan Normal Normal
Iris Coklat, kripte (+) Coklat, kripte (+)
Pupil Bulat, sentral, RCL/RCTL (+) Bulat, sentral, refleks cahaya (+)
Lensa Jernih Jernih
PEMERIKSAAN FISIS
SLIT LAMP ANTERIOR
 SLOD : Konjungtiva  SLOS : Konjungtiva
hiperemis (-), kornea hiperemis (-), kornea
jernih,BMD normal VH 4, jernih,BMD normal VH 4,
iris coklat kripte (+), pupil iris coklat kripte (+),pupil
bulat sentral, refleks bulat sentral, refleks
cahaya (+), lensa jernih. cahaya (+), lensa jernih.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
FUNDUSKOPI

OD OS
+ REFLEKS FUNDUS +
Batas tidak tegas PAPIL N II Batas tegas

Sulit dievaluasi Cup and Disc Ratio 0,3


1/3 Arteri /Vena 2/3
Sulit dievaluasi MAKULA Normal
REFLEKS FOVEA
flame shape hemorrhage di RETINA PERIFER Normal
semua kuadran
FUNDUSKOPI
Pemeriksaan Laboratorium
Pemerikssan Hasil Nilai Rujukan
WBC 6,75 4.00-11.00
RBC 5,74 4.50-5.50
HGB 15,9 13.00-16.00
MCV 80,7 40.0-50.0
MCH 27,7 27.0-34.0
MCHC 34,3 31.0-36.0
PLT 243 150-450
Appt 25,7 26,6
PT 12.6 INR 1.00 10,8-14,4
GDS 86 80-140
Kolestrol Total 248 <200
Anti HCV 0,16 <1.00 (Non Reaktif)
Anti HbSAg Rapid Non Reaktif Non Reaktif
RESUME
Perempuan 53 tahun datang dengan keluhan Penglihatan kabur pada mata
kanan yang dialami sejak 3 minggu sebelum datang ke poli dan di rasakan secara
tiba-tiba. Di rasakan memberat seminggu terakhir dengan penurunan penglihatan.
Riwayat berobat di Rumah sakit di Palopo dan diberi obat tetes mata satu macam
dan vitamin, namun pasien tidak mengingat nama obat tersebut. Riwayat
Penyakit Jantung ada. Riwayat hipertensi ada sejak 6 tahun terakhir namun
tidak rutin mengonsumsi obat hipertensi. Pada pemeriksaan status generalis,
pasien sakit sedang, gizi cukup, dan composmentis. Tekanan darah 150/80 mmHg,
Nadi 78x/menit, Pernafasan 18 x/menit, Suhu 36,7oC. Pada pemeriksaan
visus,VOD : 2/60 (pin hole : -),VOS : 20/40 (pin hole : 20/30) NCT:16/17 mmHg
FOD: Refleks fundus positif, batas papil nervus II tidak tegas, Cup and Disc ratio
sulit di evaluasi, Arteri vena ratio 1/3 makula fovea refleks sulit dievaluasi,
tampak flame shape haemorrage di semua kuadran. Pada pemeriksaan
laboratorium di dapatkan adanya peningkatan kadar kolestrol total 248 mg/dl.
DIAGNOSIS
Diagnosis Utama
 OD Oklusi Vena Retina Sentral
Diagnosis Sekunder
 Hipertensi Grade I
 Hipekolesterolemia
 Chronic Heart Failure
Diagnosis Banding
 Retinopati Hipertensi
 Oklusi Arteri Retina Sentral (CRAO)
 Oklusi Cabang Vena Retina (BRVO)
PENATALAKSANAAN
Regulasi Faktor Resiko
Rencana Tindakan: injeksi anti-VEGF
PROGNOSIS
Qua ad vitam : Dubia ad Bonam
Qua ad sanationem : Dubia
Qua ad cosmeticam : Bonam
Qua ad visum : Malam
Diskusi Kasus
Pada kasus ini, pasien di diagnosis dengan Oculus Dextra Central
Retinal Vein Occlusion. Berdasarkan data yang didapat dari anamnesis
dan pemeriksaan oftalmologi. Dari anamnesis diketahui pasien datang
dengan keluhan utama penglihatan mata kanan semakin kabur secara
tiba-tiba, dialami sejak 3 minggu yang lalu. Kemudian di rasakan
memberat seminggu terakhir. Pada pemeriksaan visus didapatkan VOD :
2/60, VOS : 20/40. Keluhan penglihatan dirasakan kabur sejak 3 minggu
yang lalu pada pasien, kemudian di rasakan memberat seminggu
terakhir. Merupakan salah satu gejala klinis pada CRVO yaitu keluhan
penurunan penglihatan yang bersifat subakut. Berbeda pada kasus
oklusi arteri retina sentral, penurunan visus bersifat akut atau sudden
visual loss. Pada pemeriksaan funduskopi pada pasien, didapatkan
FOD: Refleks fundus positif, batas papil nervus II tidak tegas, Cup and
Disc ratio sulit di evaluasi, Arteri vena ratio 1/3, makula fovea refleks sulit
dievaluasi, tampak flame shape haemorrage di semua kuadran.
• Pada CRVO, perdarahan retina akan ditemukan di
keempat kuadran fundus karena CRVO terjadi akibat
adanya trombus di dalam vena retina sentral pada bagian
lamina cribrosa pada saraf optik, yang menyebabkan
keterlibatan seluruh retina. Berbanding pada BRVO
dimana perdarahannya terjadi pada salah suatu kuadran
dimana oklusi vena retinalis terjadi. Pasien rencana
diterapi dengan anti-VEGF. Terapi biasanya digunakan
untuk mengobati edema makula, mengurangi keparahan
neovaskularisasi segmen anterior, dan menurunkan risiko
angiogenesis okular. Suntikan ini akan diberikan
sebanyak 1 kali perbulan selama 3 bulan berturut-turut.
Disamping itu, keadaan yang menjadi faktor risiko
CRVO juga perlu ditangani untuk mengelakkan
perburukan dari gejala. 11 .Pada pemeriksaan
laboratorium di dapatkan adanya peningkatan kadar
kolestrol total yaitu 248 mg/dl. Yang merupakan salah
satu faktor resiko yang dapat memicu terjadinya CRVO.
PENDAHULUAN
Oklusi vena retina sentral atau Central Retinal Vein Occlusion (CRVO)
adalah salah satu penyebab utama gangguan penglihatan yang parah dan
kebutaan pada orang dewasa. CRVO adalah gangguan vaskular retina kedua
yang paling umum setelah retinopati diabetes. Sementara kehilangan
penglihatan mungkin parah, onsetnya biasanya subakut, berbeda dengan
kehilangan penglihatan yang tiba-tiba atau sudden visual loss yang khas pada
oklusi arteri retina sentral. Ketika stasis vena parah, infark dapat terjadi
karena perlambatan aliran darah retina di sisi arteri. Dalam keadaan ini, defek
relatif papiler aferen sering terjadi.1 Walaupun diabetes dan tekanan darah
tinggi adalah faktor risiko untuk CRVO, penyebab spesifik masih belum
diketahui. Apa yang kita ketahui adalah CRVO terjadi akibat terbentuknya
bekuan darah atau berkurangnya aliran darah di vena retina sentral yang
mengalirkan darah retina.
Defenisi
Oklusi vena retina melibatkan penurunan aliran vena total atau parsial pada
sirkulasi retina dengan berbagai derajat kebocoran pembuluh darah retina,
menyebabkan edema makula dan peningkatan tekanan intravena
menyebabkan perdarahan intraretinal. Oklusi vena retina terjadi ketika ada
obstruksi sebagian atau seluruhnya dari vena retina, dan diklasifikasikan
berdasarkan lokasi oklus
ANATOMI
ANATOMI
FAKTOR PREDISPOSISI

usia Faktor resiko Lainnya


• Insiden crvo setelah
Faktor resiko yang lain
50 tahun meningkat meliputi hipertensi , • Riwayat merokok
sekitar 50%. DM,atreoskelorosis,hyperlipi • peningkatan tekanan
demia ataupun stroke intraorbital atau
intraokular,
hyphema,

.
GEJALA KLINIS

Penglihatan tiba-tiba Melihat bintik gelap & Melihat lingkaran-lingkaran


menurun tanpa ada rasa nyeri cahaya kelap-kelip cahaya jika telah terjadi
perdarahan vitreus
KLASIFIKASI
Non-ischemic CRVO Ischemic CRVO
Visual acuity >20/200 <20/200
RAPD (relative afferent papillary present (>0.7 log units of neutral
Mild or absent
defect) density filter)
common (use of Goldmann
Visual field defect rare perimeter is suggested, as 30 degree
field misses peripheral changes)
More disc/macular edema,
less disc/macular edema,
hemorrhage, cotton-wool spot
Fundus appearance hemorrhage, cotton-wool spot
Severe venous tortuosity and
mild venous tortuosity and dilation
dilation
retinal capillary nonperfusion more
Fundus fluorescein angiogram less area of nonperfusion
than 10 disc areas
Reduced b wave amplitude (≤60%
of the normal mean value of both
ERG/electroretinogram normal
photopic and scotopic ERG), and
reduced b/a
Poor, high chance of anterior
good, less chance of anterior segment
segment neovascularization/neovascular
Prognosis glaucoma
neovascularization/neovascular
glaucoma The visual prognosis may be worse
than central retinal arterial occlusion
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
DIAGNOSIS BANDING

In Hypertensive Retinopathy.
Variable degrees of arteriolar
narrowing. Hemorrhages in the
retinal nerve fiber layer “flame-
shaped hemorrhages”. Exudates,
including some that fan out around
the centre of the macula (macula
star). Cotton wool spots and micro
aneurysms
TERAPI
Medical Treatment
1. Kontrol faktor risiko : gula darah, kadar lipid, anemia,
hipoprotein.
2. Injeksi anti VEGF intravitreal
Pemberian Bevacizumab (Avastin) 1,25 mg atau Ranibizumab
(Lucentis) 0,3 mg
3. Steroid intravitreal
Flucinolone acetonide intravitreal implant
Intravitreal injection of triamcinolone (2 to 4 mg)
TERAPI
1. Macular Laser Surgery
Pada terapi ini, fotokoagulasi laser diaplikasikan pada area edema
makula yang disebabkan oleh obstruksi

2.Scatter Photocoagulation
scatter photocoagulation di area retina nonperfusi, ditemukan
efektif untuk menurunkaN pembentukan pembuluh darah baru
pada retina, diskus, atau neovaskularisasi iris dan menurunkan
resiko pendarahan viterus dari 60% sampai 30%.

3Vitrectomy

Khurana AK, Comprehensive Ophthalmology. Fourth Edition. New Age International (P) Limited Publishers. 2007. India
EDUKASI PASIEN
Menunda timbulnya dan memperlambat
Kontrol Glukosa perkembangan komplikasi diabetes di mata

Misalnya : hipertensi, penyakit ginjal, dan


Masalah Sistemik hiperlipidemia dapat berkontribusi terhadap
perkembangan penyakit

Tidak secara langsung terbukti mempengaruhi jalannya


Merokok retinopati, lebih lanjut dapat mempengaruhi
pengiriman oksigen ke retina

Misalnya, perubahan penglihatan, floaters, distorsi,


Gejala Visual kemerahan, nyeri bisa menjadi manifestasi dari
perkembangan penyakit dan harus segera dilaporkan
KOMPLIKASI

Makula Edem

Perdarahan
Vitreus

Glaukoma
Neovaskular

Anda mungkin juga menyukai