Anda di halaman 1dari 37

CHOLELITIASIS

BAYU RAHMADIN
Preseptor:
dr. Arsil Hamzah Sp.B

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Penyakit batu empedu (cholelithiasis) sudah merupakan
masalah kesehatan yang penting di negara barat
sedangkan di Indonesia baru mendapatkan perhatian.
Sebagian besar pasien dengan batu empedu tidak
mempunyai keluhan.
Batu kandung empedu biasanya baru menimbulkan
gejala dan keluhan bila batu menyumbat duktus
sistikus atau duktus koledokus. Oleh karena itu
gambaran klinis
penderitabatukandungempedubervariasidariyangb
eratataujelas sampaiyangringan atausamarbahkan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI
Kandung empedu (Vesica fellea) adalah kantong
berbentuk buah advokat yang terletak pada permukaan
visceral hepar dengan panjang sekitar 4-6 cm dan berisi
30-60 ml empedu
Perdarahan kantung empedu yaitu a.cystica, cabang a.
Hepatika kanan. Vena cystica mengalirkan darah
langsung ke vena porta
Pembuluh limfe berjalan menuju ke nodi lymphatici
cysticae yang terletak dekat collum vesica fellea.
Pembuluh limfe berjalan melalui nodi lymphatici
hepaticum sepanjang perjalanan a. hepatica menuju ke
nodi lymphatici coeliacus

ANATOMI

FISIOLOGI
Fungsi primer:
memekatkan empedu dengan absorbsi air dan natrium
Pengisian dan pengosongan kantung empedu dipengaruhi:
- Hormonal (Kolesistokininkontraksi kantung empedu)
- Neural (stimulasi kolinegikkontraksi kantung empedu)
Pengisian kandung empedu terjadi pada saat tekanan dalam
duktus biliaris (berkaitan dengan aliran dan tekanan sfingter) lebih
besar dari pada tekanan didalam kandung empedu
- Mekanik

Aliran empedu kedalam duodenum tergantung pada


koordinasi kontraksi kandung empedu dengan relaksasi
sfingter odii. Makanan merangsang kolesistokinin
sehingga mengurangi fase aktivitas sfingter odii yang
berkontraksi, menginduksi relaksasi, oleh karena itu
memungkinkan masuknya empedu kedalam duodenum.

DEFINISI
Kolelitiasis berasal dari kata chole yang artinya awalan
mengenai empedu dan lithos yaitu batu
Kolelitiasis adalah penyakit batu empedu yang dapat
ditemukan di dalam kandung empedu atau di dalam
saluran empedu, atau pada kedua-duanya

EPIDEMIOLOGI
Insiden batu empedu di Amerika Serikat diperkirakan 20
juta orang. Sedangkan di Asia, prevalensinya berkisar
antara 3 -15%, tetapi di Afrika prevalensi rendah yaitu< 5%.
Di Indonesia angka kejadian penyakit batu kandung empedu
ini diduga tidak berbeda jauh dengan angka negara lain
yang ada di Asia.
Dari hasil penelitian mengatakan bahwa di negara Barat 80
% batu empedu adalah batu kolesterol. Berdasarkan
penelitian di RSCM Jakarta dari 51 pasien di bagian
Hepatologi ditemukan 73% pasien yang menderita penyakit
batu empedu pigmen dan batu kolesterol pada 27% pasien

ETIOLOGI & PATOGENESIS


Menurut gambaran makroskopik dan komposisi kimianya, batu
saluran empedu dapat di klasifikasikan menjadi 3 kategori mayor,
yaitu:
1) Batu kolesterol dimana komposisi koleterol melebihi 70%,
2) batu pigmen coklat atau batu calcium bilirubinate
3) batu pigmen hitam yang kaya akan residu hitam tak terekstraksi.
Ada tiga faktor penting yang berperan dalam patogenesis batu
kolesterol, yaitu hipersaturasi kolesterol dalam kandung empedu,
percepatan terjadinya kristalisasi kolesterol, dan gangguan motilitas
kandung empedu dan usus.

Pembentukan batu empedu terjadi akibat adanya zat tertentu


dalam empedu yang mengalami peningkatan konsentrasi
hingga mendekati batas kelarutannya
Ketika empedu terkonsentrasi di kandung empedu, kelarutan
empedu akan menjadi jenuh dengan zat ini
Terjadi pengendapan menjadi larutan kristal mikroskopis.
Kristal terjebak dalam larutan kandung empedu
Seiring waktu, kristal tumbuh dan membentuk agregasi dan
akhirnya berupa batu makroskopik
Oklusi saluran oleh batu akan menyebabkan komplikasi dari
penyakit batu empedu.

2 zat utama yang terlibat dalam pembentukan batu


empedu adalah kolesterol dan kalsium birubinate.
Faktor utama yang menentukan apakah batu empedu
kolesterol akan membentuk adalah (1) jumlah kolesterol
yang disekresikan oleh sel-sel hati, relatif terhadap
lesitin dan garam empedu, dan (2) tingkat konsentrasi
dan tingkat stasis empedu di kandung empedu.

Kalsium, bilirubin, dan pigmen batu


empedu
Bilirubin tak terkonjugasi, seperti asam lemak, fosfat,
karbonat, dan anion lainnya, cenderung membentuk
endapan tidak larut dengan kalsium
Kalsium bilirubinate kemudian dapat membentuk kristal
dari larutan dan akhirnya akan menjadi batu. Seiring
waktu, berbagai oksidasi menyebabkan bilirubin akan
membentuk pigmen berwarna hitam pekat, disebut
dengan batu empedu pigmen hitam

MANIFESTASI KLINIS
Penderita batu kandung empedu baru memberi keluhan bila batu
tersebut bermigrasi menyumbat duktus sistikus atau duktus koledokus
Adanya nyeri di daerah hipokondrium kanan, yang kadang-kadang
disertai kolik bilier yang menetap
Mual, muntah dan dyspepsia
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
- Nyeri tekan hipokondrium kanan
- Dapat teraba pembesaran kandung empedu
- Tanda Murphy positif
- Dapat juga timbul ikterik

DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Kolelitiasis dibagi beberapa stadium yaitu:
asimptomatik (adanya batu empedu tanpa gejala),
simptomatik (kolik bilier), dan
kompleks (menyebabkan kolesistitis, koledokolitiasis,
serta kolangitis). Sekitar 60-80 % kolelitiasis adalah
asimptomatik.
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang: USG

TATALAKSANA
ESWL
OPERATIF: KOLESISEKTOMI

BAB III
LAPORAN KASUS
Nama
: Ny. SH
Umur
: 43 tahun
Alamat
: Muara Bungo
Agama
: Islam
No Rekam Medis
: 44 83 69

Keluhan Utama
Nyeri perut kanan atas semakin meningkat sejak 1
bulan yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang


Nyeri perut kanan atas semakin meningkat sejak 1 bulan yang lalu.
Nyeri perut kanan atas dirasakan sejak 3 bulan yang lalu.
Nyeri dirasakan hilang timbul, timbul ketika batuk
Mual (+), muntah (-)
Demam ada sejak 3 hari yang lalu
Tidak ada kuning pada mata dan kulit.
BAK seperti teh pekat tidak ada.
BAB dalam batas normal.
Penurunan berat badan ada sebanyak 20 kg dalam setahun terakhir

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat sakit kuning ada 20 tahun yang lalu
Pasien belum pernah menderita keluhan seperti ini
sebelumnya.
Riwayat keganasan tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada anggota kelurga yang sakit seperti ini

Pemeriksaan Fisik
Status Generalis

Kesadaran: CMC
Tekanan Darah: 120/80
Nadi: 88
Pernapasan: 24 kali/menit
Suhu: 37,9 C
Keadaan umum: sedang

Kepala: normosephal
Rambut: tidak mudah dicabut
Mata: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/ Telinga, Hidung, tenggorokan: tidak ada kelainan
Leher: JVP 5-2 cmH20

Dada:
Paru

I: simetris kiri = kanan


Pa: fremitus kiri = kanan
Perkusi: sonor
Auskultasi: vesikuler, rhonki -/-, wheezeing -/-

Jantung:

I: iktus kordis tidak teraba


Pa: iktus kordis 1 jari medial LMCS RIC V
Pe: posisi anatomis
Auskultasi: BJ reguler

Punggung: CVA, nyeri tekan dan ketok ( - )


Anggotaa gerak: Udem ( - ), Refleks fisiologis +/+, reflex
patologis -/-

Status Lokalis
Abdomen

I: terlihat supel
Au: Bising usus ( + ) Normal
Pa: Hati dan limpa tidak teraba, kandung empedu tidak teraba
Pe: timpani

Pemeriksaan labor rutin


Hb: 10,5 g/dL
Leukosit: 10.100
Ht: 33,7%
Trombosit: 400.000
Pemeriksaan laboratorium khusus
Bilirubin total: 0,43
Bilirubin direct: 0,25
SGOT/SGPT: 33/71

Diagnosis kerja: Cholelitiasis


Diagnosis banding:
Cholesistisis

Pemeriksaan anjuran
USG

Tatalaksana: Rencana Cholesistektomy

Laporan Operasi 24 agustus 2016


Pasien posisi supine dalam general anastesi
Desinfeksi lapangan operasi
Insersi videoskop di infraumbilikal
Dimasukkan trochart 10mm di epigastrium
Dimasukkan trochart 5mm di bawah arcus costarum dextra
Identifikasi kantung empedu, bebaskan kantung empedu dari
hepar, ligasi ductus sistikus dan arteri sistika
Dilakukan cholesistektomy, rawat perdarahan, keluarkan
kantung empedu, lewat infraumbilikal
Jahit luka operasi

Follow Up
Pasien telah diipulangkan tanggal 26 agustus 2016

TERIMA KASIH

BAB IV
DISKUSI

Telah datang seorang pasien ke Bangsal Bedah RS


Achmad Mochtar Bukit Tinggi pada tanggal 23 Agustus
2016 dengan keluhan nyeri perut kanan atas yang
semakin meningkat sejak 1 bulan SMRS. Dari anamnesis
didapatkan sakit perut telah berlangsung selama 3
bulan, nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri timbul ketika
pasien sedang batuk.
Keluhan nyeri diatas menggambarkan suatu nyeri kolik,
dimana jika nyeri kolik dirasakan pada daerah
epigastrium, kuadran atas kanan abdomen

Dari pemeriksaan abdomen, didapatkan hepar dan lien


tidak teraba, kandung empedu tidak teraba. Pada
hepatitis akut, didapatkan hati membesar disertai nyeri
tekan (+), pada sirosis hepatis tepi hati terasa keras
tanpa disertai nyeri tekan (walaupun sering kali tepi hati
tidak teraba karena hati mengecil), sedangkan
pembesaran hati menunjukkan tumor maligna. Pada
pasien ini, tidak terdapat kesesuaian dengan tanda
yang disebutkan diatas, oleh karena itu dugaan terjadi
batu empedu semakin kuat.

Pada pasien ini telah dilaksanakan pemeriksaan USG.


Melalui USG dapat ditentukan secara tepat adanya batu
empedu, pelebaran duktus, massa tumor, ataupun
kelainan parenkim hati. Pada pemeriksaan USG, tampak
batu ukuran 8mm di kantung empedu.
Terapi yang diberikan pada pasien dilakukan operasi
laparoscopy Cholesistektomy.

Anda mungkin juga menyukai