Anda di halaman 1dari 32

CRS Ureterolitiasis

Pembimbing :
Aaron Tigor dr., Sp.U

Annisa Nur maulidya 130112160533


Identitas Umum

• Nama : Jaeni
• Umur : 52 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Alamat : Dsn ketleng, Kabupaten Subang
• Status : Menikah
• Tanggal Masuk Rumah Sakit: 4 Desember 2017
• Tanggal Pemeriksaan: 4 Desember 2017
ANAMNESIS
 Keluhan Utama: Nyeri pinggang kanan
 Riwayat Sakit Sekarang:
Pasien mengeluhkan nyeri pinggang sebelah kanan sejak 2 minggu
SMRS yang dirasakan hilang timbul. Keluhan nyeri tidak menjalar ke
bagian lain. Terkadang pasien juga merasakan nyeri pada saat BAK.
Keluhan harus mengedan ketika memulai BAK, pancaran air kencing
lemah, kencing terputus-putus, merasa kencing tidak puas, menetes
setelah BAK, kencing berpasir dan batu, selalu merasa ingin buang air
kecil, sering kencing di malam hari saat ini tidak ada. Keluhan demam
dan mual muntah tidak ada. Riwayat trauma tidak ada.
Pasien meminum obat pereda nyeri dan antibiotik yang dibeli sendiri
untuk mengurangi gejala yang dirasakannya.
ANAMNESIS
 Riwayat Sakit Sebelumnya:
6 bulan SMRS pasien merasakan nyeri pinggang sebelah kiri yang
dirasakan hilang timbul. Nyeri tidak menjalar ke daerah lain.
Keluhan disertai dengan nyeri pada saat BAK, kencing berwarna
kemerahan, kencing berpasir dan mengeluarkan batu berwarna
kecoklatan sebesar biji pepaya. Seminggu setelah merakan nyeri
di pingggang kiri pasien tidak bisa BAK.
Karena keluhannya pasien berobat ke klinik dan dirujuk ke RSHS.
Diketahui bahwa terdapat batu di ginjal kiri dan terdapat cairan di
dalam ginjal pasien. Pasien dioperasi untuk memasukan selang
melalui kemaluan.
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan
terkontrol. Terdapat riwayat kolesterol tinggi dan asam urat yang
diketahui sejak 1 tahun yang lalu. Riwayat kencing manis tidak
ada.
ANAMNESIS
 Riwayat Keluarga:
Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan yang sama.
Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum: Sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Tekanan darah : 130/80 mmHg
• Nadi : 82 cukup, ekual
• Pernapasan : 20 x/m
• Suhu : 36,50 C
PEMERIKSAAN FISIK
• Kepala : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik
• Leher : Tekanan vena jugularis tidak meningkat,
kelenjar getah bening tidak membesar
• Thorax : Bentuk dan gerak simetris
VF kiri=kanan, sonor, VBS kiri=kanan
ronkhi -/-, wheezing -/-
• Abdomen: Datar, lembut, hepar dan lien tidak
teraba, bising usus (+) normal, NT(-), PS/PP -/-
• Ekstremitas: Edema -/-
Pemeriksaan Urologi
• a/r flank dextra dan sinistra: ballotment (-/-) perabaan
ginjal (-/-), nyeri tekan (-/-),
• nyeri ketok kostovertebra (-/-)
• a/r suprapubis: Buli kesan kosong, nyeri tekan (-)
• a/r genitalia eksterna :Tidak ada kelainan
DIAGNOSIS KERJA
Ureterolithiasis Dextra
USULAN PEMERIKSAAN

•Pemeriksaan Darah : Hb, Ht, Leuko, trombo, Ureum, kreatinin,


GDS, asam urat, Na, K, PSA
•Urin : urin rutin, kultur urin
•USG Ginjal, Vesica Urinaria, Ureter
•BNO-IVP
Pemeriksaan Henatologi
• Glukosa sewaktu : 114 mg/dL
• Hemoglobin: 12 g/dL (L) • Protein total :5.9 g/dL (L)
• Hematokrit: 38.8 % (L) • Albumin: 2.8 g/dL (L)
• Leukosit: 8.29 x 103/ μL • Globumin: 3.1 g/dL
• Eritrosit: 4.79 juta/μL
• Ureum: 38 mg/dL
• Trombosit: 272 ribu/μL
• Kreatinin: 1.17 mg/dL
• MCV : 81 fL
• Asam Urat: 6.2 mg/dL
• MCH: 25.1 pg (L)
• MCHC: 30.9 % (L) • Natrium: 142 mEq/L
• PT: 12.4 s • Kalium: 4.3 mEq/L
• INR: 0.86 • Klorida: 107 mEq/L
• APTT: 26 s • Kalsium ion: 5.89 mg/dL (H)
• Phospor: 2.9 mg/dL
• Magnesium: 1.9 mg/dL
USG
• Ginjal kanan: Ukuran tidak membesar, kontur normal
ekhogenitas parenkim normal. Batas tekstur medula dan
corteks tidak jelas. Sistem pelvokalises tampak melebar. Ureter
tampak melebar. Tampak bayangan hiperechoic dengan
acoustic shadow multiple berukuran lk o.8 cm pada distal
ureter kanan
• Ginjal kiri : Ukuran membesar, ekhogenitas parenkim sulit
dinilai. Batas tekstur medulla dan korteks tidak jelas. Ureter
sulit dinilai.
• Vesica urinaria: Terisi penuh, dinding tidak menebal, reguler.
Tampak bayangan hiperechoic dengan acoustic shadow
berdiameter lk 0.9 cm di dalamnya. Tampak balon kateter
didalamnya.
USG
Kesan:
•Pelvokaliektasis ginjal kanan
disertai pelebaran ureter kanan ec
ureterolithiasis kanan.
•Hidronefrosis ginjal kanan
•vesikolithiasis
BNO
• Preperitoneal fat dan psoas line normal
• Kontur ginjal kanan dan kiri normal
• Skeletal tak tampak osteofit maupun fraktur
• Distribusi udara dalam kolon normal
• Tampak concramen opaq di bawah abdomen kanan

• Kesan: Tampak ureterolithiasis


PENATALAKSANAAN
Umum
Informed Consent tentang penyakit yang diderita dan
konseling mengenai pencegahan terhadap penyakit tersebut
agar tidak berulang:
Menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan
produksi urin sebanyak 2-3 liter per hari
Diet untuk mengurangi kadar zat-zat pembentuk batu (asam
urat, protein, garam)

Khusus
Ureterolithotomy
PROGNOSIS
• Ad vitam: Dubia ad bonam
• Ad functionam: Dubia ad bonam
• Ad sanationam: Dubia ad bonam
Pembahasan
UROLITHIASIS
Definisi
• Batu saluran kemih (urolithiasis) adalah adanya batu
didalam saluraran kemih, mulai dari ginjal hingga uretra

Etiologi
• gangguan aliran urin
• gangguan metabolik ( hiperuresemia, hiperkalsuria,
hiperparatiroidisme)
• infeksi saluran kemih
• Dehidrasi
• keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik)
Faktor Risiko
•Herediter (keturunan)
•Umur (30-50 tahun)
•Jenis kelamin (Laki-laki > perempuan)
•Iklim dan temperatur
•Asupan air (Kurangnya asupan air, tinggi kadar mineral
kalsium pada air)
•Diet (Tinggi purin, oksalat dan kalsium)
•Pekerjaan
(Banyak duduk, kurang aktivitas, sedentary life)
Teori pembentukan batu
saluran kemih
• Teori Nukleasi
Batu terbentuk didalam urine karena adanya inti batu (nukleus).
Partikel-partikel yang berada dalam larutan yang kelewat jenuh
(supersaturated) akan mengendap didalam nukleus itu
sehingga akhirnya membentuk batu.

• Teori Matriks
Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin,globulin
dan mukoprotein) merupakan kerangka tempat diendapkannya
kristal-kristal batu.

• Teori Penghambat Kristalisasi


Zat-zat penghambat pembentuk Kristal berkurang (magnesium,
sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptide)
• Teori Epitaksi
Kristal dapat menempel pada kristal lain yang berbeda
sehingga akan cepat membesar dan menjadi batu
campuran. Paling sering → kristal kalsium oksalat menempel
pada kristal asam urat.

• Teori infeksi
pH air kemih > 7 → reaksi sintesis ammonium dengan molekul
magnesium dan fosfat → terbentuk magnesium ammonium
fosfat (batu survit) misalnya saja pada bakteri pemecah urea
yang menghasilkan urease (Proteus spp, Klebsiella, Serratia,
Enterobakter, Pseudomonas, Staphiloccocus).
• Teori Vaskuler
• Hipertensi: 83% penderita hipertensi mempunyai perkapuran.
Aliran darah pada papilla ginjal berbelok 180˚, berubah dari
aliran laminer menjadi turbulensi → terjadinya pengendapan
ion-ion kalsium papilla (Ranall’s plaque) atau perkapuran ginjal
→ berubah menjadi batu.
• Kolesterol: Butiran kolesterol dalam air kemih akan merangsang
agregasi dengan kristal kalsium oksalat dan kalsium fosfat
sehingga terbentuk batu (teori epitaksi)
Jenis-jenis batu
1. Kalsium
Paling sering 70-80%, terdiri atas kalium oksalat, kalium fosfat, atau
campuran

2. Non Kalsium
•Batu struvite / batu infeksi
disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih. Batu dapat tumbuh
menjadi lebih besar membentuk batu staghorn. Kuman penyebab
infeksi ini adalah golongan kuman pemecah urea atau urea splitter yang
dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine menjadi
bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amonia.

•Batu urat/cystein
Manifestasi klinis
 Tergantung pada letak, besar batu

• Anamnesis:
 Nyeri pada pinggang (nyeri kolik / bukan kolik,
penjalaran )
 Gangguan miksi (obstruksi aliran urin, nyeri,
hematuria)

• Pemeriksaan fisik:
 Nyeri ketok pada daerah kosto-vertebra
 teraba ginjal pada sisi sakit akibat hidronefrosis
tanda-tanda gagal ginjal
 retensi urine
 jika infeksi didapatkan demam
Pemeriksaan Penunjang
• Darah rutin (DPL, ureum, kreatinin, elektrolit,
kalsium, fosfat, urat, protein, fosfatase alkali
serum)
• Pemeriksaan mikroskopik Urin (hematuria dan
kristal)
• USG
• Foto Polos Abdomen
• Pielografi Intra Vena (IVP)

Jenis Batu Radioopasitas

Kalsium Opak
Magnesium ammonium fosfat (MAP) Semiopak
Urat/sistin Non-opak
Penatalaksanaan
•Observasi (Minum yang cukup, NSAID,
diuretik)
•ESWL (extracorporeal shock wave
lithotripsy)
•PNL (Percutaneous Nephro
Litholapaxy)
•Bedah terbuka
Terapi Ekspulsif
Medikamentosa (TEM)
• TEM dapat diberikan pada pasien yang belum memiliki
indikasi pengeluaran batu secara aktif.
• Diberikan pada kasus batu dengan ukuran <5mm, berlokasi di
ureter distal dan tidak mengakibatkan obstruksi total.
• Terapi konservatif terdiri atas:
- Peningkatan asupan minum dan pemberian diuresis dengan
targer diuresis 2L/hari
- Pemberian alpha-blocker seperti tamsulosin
- Manajemen nyeri; pemberian simpatolitik, antiprostaglandin,
analgesik
- Pemantauan berkala
Litoripsi
• Litotripsi merupakan metode pemecahan/ penghancuran
batu.
• Batu dapat dipecahkan secara mekanis atau dengan
gelombang ultrasonik, elektrohidrolik, atau sinar laser.
• Metode yang banyak digunakan saat ini adalah extracorporeal
shock wave lithotripsy (ESWL), menggunakan gelombang kejut
yang dialirkan melalui air dan dipusatkan pada batu. Batu
diharapkan pecah menjadi ukuran kurang dari 2mm dan
keluar bersama urin.
Kontraindikasi Litotripsi
• Hamil
• Perdarahan dietesis
• Infeksi saluran kemih tidak terkontrol
• Obesitas yang berat, menghalangi kerja dari gelombang kejut
• Aneurisma arteri di sekitar batu
• Obstruksi anatomis distal dari batu
Pembedahan
• Pembedahan dilakukan apabila cara nonbedah tidak berhasil
dan tidak tersedia sarana untuk litotripsi.
• Indikasi pembedahan pada batu ginjal:
- Batu kaliks: adanya hidrokaliks, kasus nefrolitiasis kompleks,
tidak berhasil dengan ESWL
- Batu pelvis: jika tejadi hidronefrosis, infeksi, atau nyeri hebat,
batu berbentuk tanduk rusa
- Batu ureter: telah terjadi gangguan fungsi ginjal, nyeri hebat,
terdapat impaksi ureter
- Batu buli-buli: ukuran >3 cm
• Komplikasi
• Infeksi saluran kemih
• Gagal ginjal
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai