SINISTRA
A G AT H A E F RA D S
2015.04.2.0006
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Tn. IS
No. RM
: 254378
Umur
: 48 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat
: Bendet Jombang
Pekerjaan : TNI AL
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Tanggal MRS : 29 Maret 2016
Tanggal Pemeriksaan : 30 Maret 2016
ANAMNESA
Keluhan Utama
ANAMNESA
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada
pinggang kiri kurang lebih 3 minggu sebelum
MRS. Nyeri hilang timbul dan pertama kali
dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Nyeri
dirasakan sangat berat dan tidak membaik
meskipun sudah diberi anti nyeri. Nyeri pinggang
menjalar ke kaki kiri disertai mual dan muntah 1
kali. Beberapa hari sebelumnya pasien mengaku
BAK bewarna merah, namun tidak merasa nyeri
saat miksi.
ANAMNESA
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien lalu datang ke UGD RS umum Jombang
dan menerima permeriksaan berupa foto BOF,
USG dan laboratorium. Pasien didiagnosa batu
saluran kemih dan dirujuk ke RSAL. Di poli RSAL
pasien menerima pemeriksaan IVP dan kemudian
dijadwalkan untuk operasi.
ANAMNESA
Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 1 tahun yang lalu pasien sering merasa nyeri
pinggang yang munculnya tiba tiba, hilang timbul,
dan jika berat disertai dengan mual dan penjalaran
nyeri sampai ke kaki kiri. Pasien mengaku pernah
BAK bewarna merah lebih dari 3 kali sejak 1 tahun
yang lalu, tetapi tidak pernah mendapati batu atau
pasir saat miksi. Pasien mengatakan jika sehari
hari kurang minum, hanya sekitar 1L / hari. Daerah
tempat tinggal pasien, airnya tidak mengandung
kadar mineral yang tinggi.
ANAMNESA
Riwayat Penyakit Dahulu
Fraktur tulang klavikula kiri
Riwayat batu saluran kemih : Hipertensi dan diabetes mellitus disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos Mentis
GCS 4-5-6
Vital Sign
Tensi
: 110/80 mmHg
Nadi
: 68 x/menit, reg.
Suhu
: 36,6 oC (axilla)
RR
: 20 x/menit
PEMERIKSAAN FISIK
Exopthalmus (-)
KEPALA :
Strabismus (-)
Conjungtiva anemis ( -/- )
Sclera icteric ( -/- )
Kelainan Kongenital ( - )
Jejas ( - )
Pupil bulat isokor (3 mm /
3mm)
Refleks cahaya (+/+)
Hidung normal, pernafasan
cuping hidung (-)
LEHER :
Massa ( - )
Deviasi trakea ( - )
Pembesaran KGB ( - )
Struma ( - )
Penggunaan otot
bantu pernafasan (-)
PEMERIKSAAN FISIK
THORAX
Inspeksi :
Bentuk thoraks : Normochest
Pergerakan Napas : Simetris
Masa Abnormal : (-)
Jejas
: (-)
Palpasi :
Pergerakan Napas : Simetris
Fremitus Raba
: Simetris
THORAX
Perkusi : Sonor pada seluruh lapangan paru
Auskultasi :
Pulmo :
Suara napas dasar vesikuler
Suara napas tambahan (-)
: S1S2 Tunggal, Reguler
Cor
Suara Tambahan (-)
ABDOMEN
Inspeksi : Bentuk cembung, simetris
Kelainan kulit ( - )
Tumor ( - )
Jejas ( - )
Auskultasi : Bising usus (+) Normal
Palpasi : Hepar, dan lien tidak teraba
Nyeri tekan (-)
Teraba massa ( - )
Perkusi : Timpani
Ekstremitas:
Akral hangat
+ +
Edema
+ +
- - -
STATUS UROLOGIS
Ginjal (dengan bimanual palpasi) :
Flank Mass (-/-)
Nyeri ketok Costo Vertebral Angle (-/+)
Vesica Urinaria:
Inspeksi : distensi (-)
Palpasi : Tidak teraba massa
Genitalia eksterna :
Penis
o Sirkumsisi: (+)
o Kelainan kongenital : (-)
o Tanda radang : (-)
STATUS UROLOGIS
Uretra
Tanda radang : (-)
Kateter : (-)
Scrotum
Tanda radang : (-/-)
Pembesaran : (-/-)
Testis
: (+/+) Normal
Rectal Toucher :
Tonus sfingter ani
Mukosa licin
Prostat tidak membesar (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium tanggal 10 Maret 2016
Darah Lengkap :
LED : 5/20
Hb : 13,9 g/dl
Hct : 40,8 %
Eritrosit : 6.850.000 /mm3 (H)
Trombosit : 251.000 /mm3
Leukosit : 13.300 /mm3 (H)
Hitung jenis
Eosinophil: 1%
Basophil : Batang : Segmen : 70% (H)
Limfosit : 16% (L)
Monosit : 13% (H)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
APT
: 9 detik
PTT
: 32 detik
Kimia Klinik :
GDP
: 88 mg/dl
GD2PP : 133 mg/dl
SGOT : 28 U/L
SGPT : 31 U/L
Kreatinin : 1,52 mg/dl
Urea
: 34,9 mg/dl
Asam Urat : 7,82 mg/dl
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium tanggal 16 Maret 2016
Serum elektrolit :
Natrium
Kalium
Klorida
: 133,1
: 4,12
: 104,6
Urinalisa :
5 awal
Kontras ultravist 300,
20 ml diinjeksikan IVP,
tak tampak reaksi alergi
nephrogram kanan kiri
normal
Eksresi ginjal kanan kiri
normal
15 pertama
Pelviocalyceal kanan
normal, pelviocalyceal
kiri ectasis grade 1
Kontras mulai mengisi
buli-buli.
60
Ureter kanan normal.
Ureter kiri bagian
proximal tampak dilatasi
partial sampai setinggi
lumbal 4
Buli : konsentrasi kontras
cukup, mucosal outline
normal, tak tampak
indenstasi, tak tampak
filling defect, tak tampak
additional shadow
Post miksi
: residu
urine
minimal
RESUME
ANAMESA
Laki laki 48 tahun dengan nyeri pinggang kiri
kurang lebih 3 minggu sebelum MRS.
Nyeri hebat hilang timbul, muncul tiba - tiba dan
pertama kali dirasakan sejak 1 tahun yang lalu.
Nyeri menjalar ke kaki kiri disertai mual dan
muntah 1 kali.
pernah BAK bewarna merah lebih dari 3 kali sejak
1 tahun yang lalu
Pasien sehari hari kurang minum, hanya sekitar
1L / hari.
Warna urin kadang keruh.
Pemeriksaan Fisik
Flank pain sinistra (+)
Nyeri ketok CVA sinistra (+)
Pemeriksaan penunjang
Lab:
Darah :
Eritrosit : 6.850.000 /mm3 (H)
Leukosit : 13.300 /mm3 (H)
Hitung jenis
Segmen : 70% (H)
Limfosit : 16% (L)
Monosit : 13% (H)
Asam Urat : 7,82 mg/dl
Urinalisa :
Sedimen Urine (Lpb) :
Eritrosit : 5-9
Leukosit : 9-13
Epitel : 1-2
Kristal : + Ca Oxalat
Radiologis:
IVP : Hydronephrosis kiri grade 1 dengan dilatasi
ureter kanan proximal sampai setinggi Lumbal 4
kemungkinan o.k obstruksi partial batu non
opaque di ureter kiri tengah / setinggi Lumbal 4
DIAGNOSA
PLANNING
Planning edukasi
Memberi tahu pasien tentang penyakitnya
Memberitahu pasien tentang pilihan terapinya : bahwa pilihan
terapi adalah operasi
Planning Terapi
Pro operasi : URS sinistra
Pro operasi :
Informed consent
Memberi tahu pasien supaya puasa untuk persiapan operasi
Dulcolax supp 2x1 tab supp
Lavement pagi
Puasa 6 jam
Pasca operasi
Medikamentosa
Inf NaCl : D5 1:1
Inj. Ceftriaxon 2x1 gram
Inj. Kalnex 3 x 500 mg
Inj. Antrain 3 x 1 ampul
Planning monitoring
Keluhan pasien
Vital sign
Pertahankan DK 24 jam
Cek DL, Serum elektrolit, BOF post op
USG urologi di poli
LAPORAN OPERASI
Diagnosa pra bedah : Hidronefrosis ringan sinistra
Diagnosa pasca bedah : Stenosis ringan UVJ
sinistra
Jaringan yang diexcisi/insisi : Persiapan
: Informed consent, antibiotik
profilaksis
Posisi pasien
: lithotomy
Desinfeksi
: povidone iodine 10 %
Insisi
: Temuan operasi : URS sinistra = stenosis parsial
UVJ sinistra. False route (+) didapatkan batu kecil
dd debris di ureter proximal retropulsi. Pasang
DJ stent sinistra
LAPORAN OPERASI
Tindakan operasi
: URS sinistra + tripsi + DJ
stent sinistra
Komplikasi / perdarahan : Instruksi Pasien Pasca Operasi :
Inj. Ceftriaxon 2x1 gram
Inj. Kalnex 3 x 500 mg
Inj. Antrain 3 x 1 ampul
Pertahankan DK 24 jam
Cek DL, SE, BOF post op
Pemeriksaan PA : a. Yab. Tidak
Jenis operasi
: a. Kecil b. Sedang
c. Besar d. Khusus/Canggih
Vital sign :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi
: 80 x/menit, regular.
Suhu
: 36,4 oC (axilla)
RR
: 20x/menit
Status generalis : dalam batas normal
Status urologis :
Ginjal :
Flank mass : -/ Nyeri ketok CVA : -/ Vesica Urinaria :
Inspeksi : distensi (-)
Palpasi : Tidak teraba massa
Genitalia eksterna
:
Penis
Sirkumsisi
: (+)
Kelainan kongenital : (-)
Tanda radang
: (-)
Uretra
Tanda radang : (-)
Kateter : (+)
PV : 1500 cc / 24 jam
Scrotum
Tanda radang : (-/-)
Pembesaran : (-/-)
Testis
: (+/+)
A: Post URS sinistra + DJ stent
sinistra
P:
-Oral paracetamol 3 x 500 mg
- Cefixime 2 x 100 g
- Harnal OCAS 0 0 -1
- aff catheter
- aff infus
- diet bebas
Vital sign :
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi
: 78 x/menit, regular.
Suhu
: 36,5 oC (axilla)
RR
: 20x/menit
Status generalis : dalam batas normal
Status urologis :
Ginjal :
Flank mass : -/ Nyeri ketok CVA : -/ Vesica Urinaria :
Inspeksi : distensi (-)
Palpasi : Tidak teraba massa
Genitalia eksterna
:
Penis
Sirkumsisi
: (+)
Kelainan kongenital : (-)
Tanda radang
: (-)
Uretra
Tanda radang : (-)
Kateter : (+)
PV : 2000 cc / 24 jam
Scrotum
Tanda radang : (-/-)
Pembesaran : (-/-)
Testis
: (+/+)
A: Post URS sinistra + DJ stent
sinistra
P:
-Oral paracetamol 3 x 500 mg
- Cefixime 2 x 100 g
- Harnal OCAS 0 0 -1
- ACC KRS
N
A
U
A
A K
J
A
N
I
T
T S
U
P
Vaskularisasi
:
arteri renalis d/s (berasal
dari aorta abdominalis)
arteria interlobularis
arteri akuarta.
Arteri interlobularis
arteriol aferen
glomerulus arteriol
eferen vena renalis
vena cava inferior.
Persyarafan
renalis
: pleksus
URETER
3 tempat penyempitan :
perbatasan pelvis renalis
dan ureter / pelvi ureter junction,
saat menyilang arteri iliaka
di rongga pelvis
saat ureter masuk ke buli buli.
VESIKA URINARIA
di belakang simfisis pubis dalam rongga panggul.
Dinding terdiri dari lapisan sebelah luar
(peritoneum), tunika muskularis, tunika
submucosa, lapisan mukosa
URETHRA
Saluran sempit yang berpangkal pada VU
Laki-laki : 13,7-16,2 cm, terdiri urethra pars
prostatica, pars membranosa, dan pars spongiosa.
Wanita : 3,7-6,2 cm. Sphincter urethra di sebelah
atas vagina (antara clitoris dan vagina)
ETIOLOGI
gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran
Herediter (keturunan)
2. Umur : sering pada usia 30 50 tahun
3. Jenis kelamin : laki laki 3X > perempuan
1.
Faktor ekstrinsik
1. Geografi stone belt.
2. Iklim dan temperatur : iklim panas rentan terhadap
dehidrasi batu asam urat
3. Asupan air : asupan air << dan tingginya kadar kalsium
pada air yang dikonsumsi
4. Diet : purin, oksalat, dan kalsium
5. Pekerjaan : banyak duduk / kurang aktivitas
6. Obat-obatan : Penggunaan jangka panjang antasida
yang mengandung silika . Protease inhibitor pada
pasien immunocompromised berhubungan dengan
batu radiolusen.
PATOGENESIS
Dapat terbentuk di seluruh saluran kemih
terutama tempat yang sering mengalami stasis
(sistem kalises ginjal / buli)
Batu terdiri atas kristal organik / anorganik yang
terlarut dalam urin dalam keadaan metastable
(terlarut) jika tidak ada keadaan tertentu yang
menyebabkan terjadinya presipitasi kristal.
Kristal kristal yang saling mengadakan
presipitasi membentuk inti batu (nukleasi)
agregasi menarik bahan bahan lain sehingga
menjadi kristal yang lebih besar tetapi belum
cukup mampu membuntu saluran kemih.
Klasifikasi batu
Berdasarkan lokasi
Ginjal
Calyx ginjal : calyx mayor, minor, baik superior, medius / inferior.
Pelvis ginjal
Ureter
proximal/ atas ureter
medial/ tengah ureter
distal/ bawah ureter
Buli buli
Urethra
Berdasarkan komposisi :
1. Batu kalsium
Paling banyak (70 80%)
Terdiri : kalsium oksalat, kalsium fosfat atau campuran
Faktor terjadinya :
Hiperkalsiuri kadar > 250 300 mg / 24 jam.
Penyebabnya :
Hiperkalsiuri absorbtif : absorbsi Ca melalui usus
Hiperkalsiuri renal : gg reabsorbsi Ca melalui tubulus ginjal
Hiperkalsiuri resorptif : resorpsi Ca tulang (hiperparatiroidisme
primer / tumor paratiroid)
Hiperokaluri ekskresi >45 gram / hari.
2. Batu struvite
- Disebut juga batu infeksi
- Penyebab : kuman pemecah uretra (uretra splitter) enzim urease
- Sistin
abnormalnya absorbsi sistin di mukosa usus halus.
- Silikat
pemakaian antasida yang mengandung silikat dalam jangka waktu
lama.
Berdasarkan radiologis
Radio-opak
Kalsium fosfat batu yang paling radiodense
Relatif radiolusen
sistin, struvit, silikat, kalsium oksalat.
Sepenuhnya radiolusen
Asam urat, triamterene, xanthine, indinavir
di
Batu uretra
GEJALA KLINIK
1. Nyeri
2 tipe :
nyeri kolik peregangan duct kolektivus / ureter
nyeri non kolik peregangan kapsul ginjal
o Ureter nyeri dijalarkan melalui n. ilioinguinalis dan
cabang n. genitofemoralis (flank area dan
costovertebral angle).
Keparahan dan lokasi nyeri bervariasi berdasarkan
ukuran dan lokasi batu, derajat obstruksi, dan variasi dari
anatomi individu.
Terus-menerus
Kumat-kumatan/hilang timbul/intermitten
Intensitas (kekuatan)
pinggang.
- Batu ureter tengah menjalar ke kaudal dan anterior
abdomen bawah dan tengah.
Batu pada ureter bagian distal
4. Demam
keadaan gawat darurat.
Gejala sepsis bervariasi demam, takikardi, hipotensi,
dan vasodilatasi perifer.
5. Mual dan muntah
Obstruksi traktus urinarius bagian atas sering
menyebabkan mual dan muntah.
Cairan iv untuk mengembalikan keadaan euvolemik.
DIAGNOSA
Anamnesa
Sifat nyeri pinggang onset, karakteristik (tumpul/kolik),
penjalaran, aktivitas yang memperberat atau
memperingan nyeri
riwayat gross hematuria, demam, mual dan muntah,
riwayat nyeri yang sama.
Pemeriksaan fisik
nyeri kolik dapat diikuti keadaan sistemik : takikardi,
berkeringat, dan mual.
pasien dengan urosepsis demam dan hipotensi
nyeri ketok kostovertebra, teraba ginjal pada sisi sakit
akibat hidronefrosis, tanda tanda gagal ginjal, retensi
urin, dan jika infeksi didapatkan demam / menggigil.
Laboratorium
Darah lengkap : infeksi yang akut leukositosis.
Urinalisis (sedimen urin) :sel darah merah
(hematuria), sel darah putih (leukosituria), kristal
pembentuk batu, bakteri dan pH urin.
pH > 7,6 bakteri pemecah urea
pH < 5,5 batu asam urat dan batu sistin.
Kultur urin: kuman pemecah urea
Faal ginjal: fungsi ginjal foto IVP.
Kadar elektrolit : faktor penyebab timbulnya batu
saluran kemih (kadar kalsium, oksalat, fosfat, asam
urat di darah maupun urin)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto polos abdomen.
Melihat batu radio opaque di saluran kemih.
USG.
Melihat batu ginjal / batu di buli-buli.
Didapatkan echoic shadow (menunjukkan batu
ginjal atau buli-buli), hidronefrosis, pionefrosis,
pengerutan ginjal.
Pemeriksaan harus diarahkan dari daerah yang
mencurigakan pada foto BOF.
dikerjakan bila tidak mungkin menjalani IVP.
DIAGNOSA BANDING
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
batu kecil (< 5 mm) diharapkan keluar spontan
minum air putih yang banyak, diuretikum,
mempertahankan keenceran urine dan diet makanan
pembentuk batu (misalnya kalsium)
Analgesik meredakan nyeri.
Antibiotik infeksi saluran kemih / pada pengangkatan
batu untuk mencegah infeksi sekunder.
Endoneurologi
Tindakan invasif minimal yang terdiri atas memecah batu, dan
mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukan
langsung ke dalam saluran kemih.
Alat dimasukan melalui uretra / melalui insisi kecil pada kulit
(perkutan).
1. PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy)
memasukan alat endoskopi ke sistem kalises melalui insisi pada
kulit.
2. Litotripsi
memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukan alat
pemecah batu (litotriptor) ke dalam buli-buli.
Tindakan operasi
dilakukan jika tidak merespon terhadap bentuk
penanganan lainnya.
Indikasi : batu > 5 mm, multiple, ada komplikasi seperti
obstruksi / infeksi.
nama dari tindakan pembedahan tergantung dari lokasi,
yaitu :
a. Nefrolitotomi batu yang berada di dalam ginjal
b. Ureterolitotomi batu yang berada di ureter
c.Vesikolitomi batu yang berada di vesica urinearia
d. Uretrolitotomi batu yang berada di uretra
PENCEGAHAN
Menghindari dehidrasi dengan minum cukup
dan produksi urine sebanyak 2 - 3 liter / hari
Diet untuk kadar komponen pembentuk batu
Contoh : diet rendah purin untuk asam urat, diet
rendah kalsium
Aktivitas yang cukup
Pemberian medikamentosa
FAKTOR
JENIS
PENYEBAB
JENIS OBAT /
BATU
TIMBULNYA
TINDAKAN
BATU
hiperkalsiuri
Thiazide
rearbsorbsi Ca di tubulus
Orthofosfat
Thiazide
rearbsorbsi Ca di tubulus
Paratiroidektomi
Hipositraturi
potassium sitrat
hipomagnesiuri
magnesium sitrat
Mg urin
Allopurinol
potassium alkali
Allopurinol
Pyridoxine
urat
PH
absortif
hiperkalsuri renal
hiperkalsuri
Kalsium
resorptif
hiperurikosuri
Hiperokaluria
kalsium suplemen
urat
JENIS
FAKTOR
BATU
TIMBULNYA BATU
MAP
Infeksi
Urat
PENYEBAB
MEKANISME KERJA
OBAT
urease inhibitor
Dehidrasi
hidrasi cukup
PH
menurunkan PH urin
PH
hiperurikosuri
Allopurinol
urat
KOMPLIKASI
Infeksi
Bakterimia: bakteri dalam darah tetapi toxin Sepsis: bakterimia disertai toxin
Obstruksi
Batu ginjal (terutama pyelum) hambatan tidak total,
sebagian urin turun dan sebagian tidak turun.
Jika urin tidak turun mendesak sistem pelvicocalyxeal
melebarnya sistem pelvicocalyxeal mendesak
parenkim
Pelebaran sistem pelviocalyxeal disebut hidronefrosis.
Batu ureter
Unilateral pelebaran sistem pelvicocalyxceal (hidronefrosis)
dan pelebaran ureter (hidrouretero nephrosis).
Bilateral hambatan total, terjadi keadaan gawat darurat
anuria
Refluks urin ke ginjal menekan sistem pelvicocalyxceal
mendesak parenkim beserta isinya. Jika vaskularisasi terjepit
iskemia ATN dan terjadi gagal ginjal.
Batu buli-buli
tidak terlalu bermasalah
Batu ke bawah dan masuk ke bladder neck sehigga retensi
urin.
PROGNOSA
50% cenderung rekuren dalam waktu 10 tahun,
terutama bila penyebab dasarnya tidak
ditentukan dan tidak diterapi.
Oleh karena itu, perlu diberikan edukasi dan
perubahan gaya hidup terhadap penderita batu
saluran kemih.
E
T
H
I
S
A
K
A
M
I
R