Anda di halaman 1dari 84

RESPONSI BATU URETER

SINISTRA
A G AT H A E F RA D S
2015.04.2.0006

IDENTITAS PENDERITA

Nama
: Tn. IS
No. RM
: 254378
Umur
: 48 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat
: Bendet Jombang
Pekerjaan : TNI AL
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Tanggal MRS : 29 Maret 2016
Tanggal Pemeriksaan : 30 Maret 2016

ANAMNESA
Keluhan Utama

Nyeri pinggang kiri


Keluhan Tambahan

Kencing bewarna merah, mual, muntah

ANAMNESA
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada
pinggang kiri kurang lebih 3 minggu sebelum
MRS. Nyeri hilang timbul dan pertama kali
dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Nyeri
dirasakan sangat berat dan tidak membaik
meskipun sudah diberi anti nyeri. Nyeri pinggang
menjalar ke kaki kiri disertai mual dan muntah 1
kali. Beberapa hari sebelumnya pasien mengaku
BAK bewarna merah, namun tidak merasa nyeri
saat miksi.

ANAMNESA
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien lalu datang ke UGD RS umum Jombang
dan menerima permeriksaan berupa foto BOF,
USG dan laboratorium. Pasien didiagnosa batu
saluran kemih dan dirujuk ke RSAL. Di poli RSAL
pasien menerima pemeriksaan IVP dan kemudian
dijadwalkan untuk operasi.

ANAMNESA
Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 1 tahun yang lalu pasien sering merasa nyeri
pinggang yang munculnya tiba tiba, hilang timbul,
dan jika berat disertai dengan mual dan penjalaran
nyeri sampai ke kaki kiri. Pasien mengaku pernah
BAK bewarna merah lebih dari 3 kali sejak 1 tahun
yang lalu, tetapi tidak pernah mendapati batu atau
pasir saat miksi. Pasien mengatakan jika sehari
hari kurang minum, hanya sekitar 1L / hari. Daerah
tempat tinggal pasien, airnya tidak mengandung
kadar mineral yang tinggi.

Pasien tidak pernah konsumsi obat-obatan


tertentu dalam waktu lama, tidak ada riwayat
jatuh atau pinggang mengalami benturan. Tidak
ada demam. Tidak ada riwayat nyeri setelah
mengangkat benda berat. Frekuensi, pancaran
kencing dan jumlah kencing dalam batas normal,
tidak ada kencing malam hari. Warna urin kadang
keruh.

ANAMNESA
Riwayat Penyakit Dahulu
Fraktur tulang klavikula kiri
Riwayat batu saluran kemih : Hipertensi dan diabetes mellitus disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat batu saluran kemih disangkal
Hipertensi dan diabetes melitus disangkal

Riwayat Penggunaan Obat
Alergi : disangkal
Obat kronis : -

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos Mentis
GCS 4-5-6
Vital Sign
Tensi
: 110/80 mmHg
Nadi
: 68 x/menit, reg.
Suhu
: 36,6 oC (axilla)
RR
: 20 x/menit

PEMERIKSAAN FISIK

Exopthalmus (-)
KEPALA :
Strabismus (-)
Conjungtiva anemis ( -/- )
Sclera icteric ( -/- )
Kelainan Kongenital ( - )
Jejas ( - )
Pupil bulat isokor (3 mm /
3mm)
Refleks cahaya (+/+)
Hidung normal, pernafasan
cuping hidung (-)

LEHER :

Massa ( - )
Deviasi trakea ( - )
Pembesaran KGB ( - )
Struma ( - )
Penggunaan otot
bantu pernafasan (-)

PEMERIKSAAN FISIK
THORAX
Inspeksi :
Bentuk thoraks : Normochest
Pergerakan Napas : Simetris
Masa Abnormal : (-)
Jejas
: (-)
Palpasi :
Pergerakan Napas : Simetris
Fremitus Raba
: Simetris

THORAX
Perkusi : Sonor pada seluruh lapangan paru
Auskultasi :
Pulmo :
Suara napas dasar vesikuler
Suara napas tambahan (-)
: S1S2 Tunggal, Reguler
Cor
Suara Tambahan (-)

ABDOMEN
Inspeksi : Bentuk cembung, simetris
Kelainan kulit ( - )
Tumor ( - )
Jejas ( - )
Auskultasi : Bising usus (+) Normal
Palpasi : Hepar, dan lien tidak teraba
Nyeri tekan (-)
Teraba massa ( - )
Perkusi : Timpani

Ekstremitas:
Akral hangat

+ +
Edema
+ +

- - -

STATUS UROLOGIS
Ginjal (dengan bimanual palpasi) :
Flank Mass (-/-)
Nyeri ketok Costo Vertebral Angle (-/+)
Vesica Urinaria:
Inspeksi : distensi (-)
Palpasi : Tidak teraba massa
Genitalia eksterna :
Penis
o Sirkumsisi: (+)
o Kelainan kongenital : (-)
o Tanda radang : (-)

STATUS UROLOGIS
Uretra
Tanda radang : (-)
Kateter : (-)
Scrotum
Tanda radang : (-/-)
Pembesaran : (-/-)
Testis
: (+/+) Normal
Rectal Toucher :
Tonus sfingter ani
Mukosa licin
Prostat tidak membesar (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium tanggal 10 Maret 2016
Darah Lengkap :
LED : 5/20
Hb : 13,9 g/dl
Hct : 40,8 %
Eritrosit : 6.850.000 /mm3 (H)
Trombosit : 251.000 /mm3
Leukosit : 13.300 /mm3 (H)
Hitung jenis
Eosinophil: 1%
Basophil : Batang : Segmen : 70% (H)
Limfosit : 16% (L)
Monosit : 13% (H)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
APT

: 9 detik
PTT
: 32 detik
Kimia Klinik :
GDP
: 88 mg/dl
GD2PP : 133 mg/dl
SGOT : 28 U/L
SGPT : 31 U/L
Kreatinin : 1,52 mg/dl
Urea
: 34,9 mg/dl
Asam Urat : 7,82 mg/dl

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium tanggal 16 Maret 2016
Serum elektrolit :
Natrium
Kalium
Klorida

: 133,1
: 4,12
: 104,6

Urinalisa :

Sedimen Urine (Lpb) :


Eritrosit : 5-9
Leukosit : 9-13
Epitel : 1-2
Bakteri : (-)
Silinder : ( - )
Kristal : + Ca Oxalat

Foto BOF 10 Maret 2016


Tampak opasitas kecil (2

buah) pada cavum pelvis kiri


bawah (dari USG nya tampak
batu ureter kiri distal.)
Kontour ren D/S dalam batas
normal
Psoas shadow simetris
Gas usus dalam batas normal
/ ileus ()
Tulang tulang dalam batas
normal / spondylosis ()
Flank area dalam batas
normal

USG urologi 10 Maret


2016
Menyokong adanya : HN kiri

grade II, hydroureter sinistra (+)


causa batu ureter sinistra 1/3
distal sampai distal yang
obstruksinya partial sedang
Ren dextra : contour baik, batu
(-), HN (-), nephronitis (-)
Buli buli : dalam batas normal
Prostat : dalam batas normal,
diameter 30 X 27 mm, BPH (-),
prostatitis (-)

IVP 23 Maret 2016


Plain foto abdomen :
Bayangan gas usus normal
Bayangan hepar dan lien
tak membesar
Contour ginjal kanan kiri
normal
Psoas shadow simetris
normal
Tak tampak batu
radiopaque sepanjang tr.
Urinarius
Tulang normal

5 awal
Kontras ultravist 300,
20 ml diinjeksikan IVP,
tak tampak reaksi alergi
nephrogram kanan kiri
normal
Eksresi ginjal kanan kiri
normal

15 pertama
Pelviocalyceal kanan
normal, pelviocalyceal
kiri ectasis grade 1
Kontras mulai mengisi
buli-buli.

60
Ureter kanan normal.
Ureter kiri bagian
proximal tampak dilatasi
partial sampai setinggi
lumbal 4
Buli : konsentrasi kontras
cukup, mucosal outline
normal, tak tampak
indenstasi, tak tampak
filling defect, tak tampak
additional shadow

Post miksi

: residu
urine
minimal

IVP 23 Maret 2016


Kesimpulan : hydronephrosis kiri grade 1 dengan dilatasi

ureter kanan proximal sampai setinggi Lumbal 4


kemungkinan o.k obstruksi partial batu non opaque di
ureter kiri tengah / setinggi Lumbal 4

Foto thorax 15 Maret 2016


Cor : normal
Pulmo : tak ada kelainan
Diafragma : baik
Sinus : tajam
Tulang : terpasang internal

fiksasi pada os. Clavicula


sinistra 1/3 tengah
Kesan : Normal cor dan pulmo

RESUME
ANAMESA
Laki laki 48 tahun dengan nyeri pinggang kiri
kurang lebih 3 minggu sebelum MRS.
Nyeri hebat hilang timbul, muncul tiba - tiba dan
pertama kali dirasakan sejak 1 tahun yang lalu.
Nyeri menjalar ke kaki kiri disertai mual dan
muntah 1 kali.
pernah BAK bewarna merah lebih dari 3 kali sejak
1 tahun yang lalu
Pasien sehari hari kurang minum, hanya sekitar
1L / hari.
Warna urin kadang keruh.

Pemeriksaan Fisik
Flank pain sinistra (+)
Nyeri ketok CVA sinistra (+)

Pemeriksaan penunjang

Lab:
Darah :
Eritrosit : 6.850.000 /mm3 (H)
Leukosit : 13.300 /mm3 (H)
Hitung jenis
Segmen : 70% (H)
Limfosit : 16% (L)
Monosit : 13% (H)
Asam Urat : 7,82 mg/dl

Urinalisa :
Sedimen Urine (Lpb) :
Eritrosit : 5-9
Leukosit : 9-13
Epitel : 1-2
Kristal : + Ca Oxalat

Radiologis:
IVP : Hydronephrosis kiri grade 1 dengan dilatasi
ureter kanan proximal sampai setinggi Lumbal 4
kemungkinan o.k obstruksi partial batu non
opaque di ureter kiri tengah / setinggi Lumbal 4

DIAGNOSA

Batu ureter sinistra

DD : Infeksi saluran kemih, HNP, trauma tulang


belakang, keganasan

PLANNING
Planning edukasi
Memberi tahu pasien tentang penyakitnya
Memberitahu pasien tentang pilihan terapinya : bahwa pilihan
terapi adalah operasi
Planning Terapi
Pro operasi : URS sinistra
Pro operasi :
Informed consent
Memberi tahu pasien supaya puasa untuk persiapan operasi
Dulcolax supp 2x1 tab supp
Lavement pagi
Puasa 6 jam

Pasca operasi
Medikamentosa
Inf NaCl : D5 1:1
Inj. Ceftriaxon 2x1 gram
Inj. Kalnex 3 x 500 mg
Inj. Antrain 3 x 1 ampul
Planning monitoring
Keluhan pasien
Vital sign
Pertahankan DK 24 jam
Cek DL, Serum elektrolit, BOF post op
USG urologi di poli

LAPORAN OPERASI
Diagnosa pra bedah : Hidronefrosis ringan sinistra
Diagnosa pasca bedah : Stenosis ringan UVJ
sinistra
Jaringan yang diexcisi/insisi : Persiapan
: Informed consent, antibiotik
profilaksis
Posisi pasien
: lithotomy
Desinfeksi
: povidone iodine 10 %
Insisi
: Temuan operasi : URS sinistra = stenosis parsial
UVJ sinistra. False route (+) didapatkan batu kecil
dd debris di ureter proximal retropulsi. Pasang
DJ stent sinistra

LAPORAN OPERASI
Tindakan operasi
: URS sinistra + tripsi + DJ
stent sinistra
Komplikasi / perdarahan : Instruksi Pasien Pasca Operasi :
Inj. Ceftriaxon 2x1 gram
Inj. Kalnex 3 x 500 mg
Inj. Antrain 3 x 1 ampul
Pertahankan DK 24 jam
Cek DL, SE, BOF post op
Pemeriksaan PA : a. Yab. Tidak
Jenis operasi
: a. Kecil b. Sedang
c. Besar d. Khusus/Canggih

FOLLOW UP 31 Maret 2016


S: Keluhan (-), Mual (-), Muntah(-), Demam (-)
O: GCS 4-5-6

Vital sign :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi
: 80 x/menit, regular.
Suhu
: 36,4 oC (axilla)
RR
: 20x/menit
Status generalis : dalam batas normal
Status urologis :
Ginjal :
Flank mass : -/ Nyeri ketok CVA : -/ Vesica Urinaria :
Inspeksi : distensi (-)
Palpasi : Tidak teraba massa

Genitalia eksterna
:
Penis
Sirkumsisi
: (+)
Kelainan kongenital : (-)
Tanda radang
: (-)
Uretra
Tanda radang : (-)
Kateter : (+)
PV : 1500 cc / 24 jam
Scrotum
Tanda radang : (-/-)
Pembesaran : (-/-)
Testis
: (+/+)
A: Post URS sinistra + DJ stent
sinistra

P:
-Oral paracetamol 3 x 500 mg
- Cefixime 2 x 100 g
- Harnal OCAS 0 0 -1
- aff catheter
- aff infus
- diet bebas

FOLLOW UP 1 April 2016


S: Keluhan (-), Mual (-), Muntah(-), Demam (-)
O: GCS 4-5-6

Vital sign :
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi
: 78 x/menit, regular.
Suhu
: 36,5 oC (axilla)
RR
: 20x/menit
Status generalis : dalam batas normal
Status urologis :
Ginjal :
Flank mass : -/ Nyeri ketok CVA : -/ Vesica Urinaria :
Inspeksi : distensi (-)
Palpasi : Tidak teraba massa

Genitalia eksterna
:
Penis
Sirkumsisi
: (+)
Kelainan kongenital : (-)
Tanda radang
: (-)
Uretra
Tanda radang : (-)
Kateter : (+)
PV : 2000 cc / 24 jam
Scrotum
Tanda radang : (-/-)
Pembesaran : (-/-)
Testis
: (+/+)
A: Post URS sinistra + DJ stent
sinistra

P:
-Oral paracetamol 3 x 500 mg
- Cefixime 2 x 100 g
- Harnal OCAS 0 0 -1
- ACC KRS

N
A
U
A
A K
J
A
N
I
T
T S
U
P

ANATOMI SALURAN KEMIH


GINJAL
Retroperitoneum, setinggi T12 sampai L3.
Bentuk seperti biji kacang.
Fascia renalis terdiri dari : fascia (fascia renalis), jaringan
lemak peri renal, dan kapsula fibrosa.
Struktur Ginjal :
cortex dan medulla renalis
Hilum pintu masuknya p. darah, p. limfe, ureter dan
nervus.
Pelvis renalis
Nefron unit fungsional ginjal.
Terdiri glomerulus, tubulus proximal, lengkung henle,
tubulus distal dan tubulus urinarius.

Vaskularisasi

:
arteri renalis d/s (berasal
dari aorta abdominalis)
arteria interlobularis
arteri akuarta.

Arteri interlobularis
arteriol aferen
glomerulus arteriol
eferen vena renalis
vena cava inferior.
Persyarafan

renalis

: pleksus

URETER
3 tempat penyempitan :
perbatasan pelvis renalis
dan ureter / pelvi ureter junction,
saat menyilang arteri iliaka
di rongga pelvis
saat ureter masuk ke buli buli.

VESIKA URINARIA
di belakang simfisis pubis dalam rongga panggul.
Dinding terdiri dari lapisan sebelah luar
(peritoneum), tunika muskularis, tunika
submucosa, lapisan mukosa
URETHRA
Saluran sempit yang berpangkal pada VU
Laki-laki : 13,7-16,2 cm, terdiri urethra pars
prostatica, pars membranosa, dan pars spongiosa.
Wanita : 3,7-6,2 cm. Sphincter urethra di sebelah
atas vagina (antara clitoris dan vagina)

BATU SALURAN KEMIH


penyakit ketiga yang paling sering ditemukan pada

saluran kemih setelah infeksi dan juga penyakit prostat.


perlu diagnosis dan penanganan yang baik karena
banyak menimbulkan komplikasi, bahkan kematian dan
dapat berulang

ETIOLOGI
gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran

kemih, dehidrasi, dan idiopatik.


Faktor intrinsik :

Herediter (keturunan)
2. Umur : sering pada usia 30 50 tahun
3. Jenis kelamin : laki laki 3X > perempuan
1.

Faktor ekstrinsik
1. Geografi stone belt.
2. Iklim dan temperatur : iklim panas rentan terhadap
dehidrasi batu asam urat
3. Asupan air : asupan air << dan tingginya kadar kalsium
pada air yang dikonsumsi
4. Diet : purin, oksalat, dan kalsium
5. Pekerjaan : banyak duduk / kurang aktivitas
6. Obat-obatan : Penggunaan jangka panjang antasida
yang mengandung silika . Protease inhibitor pada
pasien immunocompromised berhubungan dengan
batu radiolusen.

PATOGENESIS
Dapat terbentuk di seluruh saluran kemih
terutama tempat yang sering mengalami stasis
(sistem kalises ginjal / buli)
Batu terdiri atas kristal organik / anorganik yang
terlarut dalam urin dalam keadaan metastable
(terlarut) jika tidak ada keadaan tertentu yang
menyebabkan terjadinya presipitasi kristal.
Kristal kristal yang saling mengadakan
presipitasi membentuk inti batu (nukleasi)
agregasi menarik bahan bahan lain sehingga
menjadi kristal yang lebih besar tetapi belum
cukup mampu membuntu saluran kemih.

Setelah itu, agregat kistal menempel epitel


saluran kemih (retensi kristal), bahan bahan
lain diendapkan pada agregat itu membentuk
batu yang cukup besar untuk menghambat
saluran kemih.
Kondisi metastable dipengaruhi :
suhu, PH larutan, koloid dalam urin, konsentrasi
solute dalam urine, laju aliran urin, atau adanya
korpus alienum yang bertindak sebagai inti batu.

Hal hal yang berperan menyebabkan batu saluran kemih :


Supersaturasi bahan terlarut berlebihan.
Inhibitor substansi dalam urin yang mencegah kristalisasi.
Contoh : Mg berikatan dengan oksalat, sitrat dengan kalsium.
Protein / senyawa organik : glikosaminoglikan (GAG), protein
Tamm Horsfall (THP), atau uromukoid, nefrokalsin, dan
osteopontin.
Matrix bentuk non-kristalin mucoprotein
dapat bertindak sebagai inhibitor ataupun inisiator.
Disfungsi tubular ginjal
Eksogen zat tertelan dan menjadi komponen batu, meskipun
jarang. Contoh : Indinavir

Klasifikasi batu
Berdasarkan lokasi
Ginjal
Calyx ginjal : calyx mayor, minor, baik superior, medius / inferior.
Pelvis ginjal

Ureter
proximal/ atas ureter
medial/ tengah ureter
distal/ bawah ureter
Buli buli
Urethra

Berdasarkan komposisi :
1. Batu kalsium
Paling banyak (70 80%)
Terdiri : kalsium oksalat, kalsium fosfat atau campuran
Faktor terjadinya :
Hiperkalsiuri kadar > 250 300 mg / 24 jam.
Penyebabnya :
Hiperkalsiuri absorbtif : absorbsi Ca melalui usus
Hiperkalsiuri renal : gg reabsorbsi Ca melalui tubulus ginjal
Hiperkalsiuri resorptif : resorpsi Ca tulang (hiperparatiroidisme
primer / tumor paratiroid)
Hiperokaluri ekskresi >45 gram / hari.

setelah pembedahan usus & konsumsi makanan kaya oksalat


>> seperti teh, kopi instan, soft drink, kokoa, arbei, jeruk sitrun,
dan sayuran bewarna hijau terutama bayam.

Hiperurikosuri Kadar >850 mg / 24 jam.


Sumber dari makanan mengandung purin & metabolisme
endogen.
Hipositraturia
- Berikatan dengan Ca menghalangi ikatan Ca dengan
oksalat / fosfat.
- pada asidosis tubuli ginjal, sindrom malabsorbsi, pemakaian
diuretik gol thiazide dalam jangka waktu lama.
Hipomagnesuria
- Menghambat dengan membentuk magnesium oksalat.
- Penyebab : penyakit inflamasi usus yang diikuti dengan
gangguan malabsorbsi.

2. Batu struvite
- Disebut juga batu infeksi
- Penyebab : kuman pemecah uretra (uretra splitter) enzim urease

merubah urin menjadi basa memudahkan magnesium, ammonium, fosfat


dan karbonat membentuk batu magnesium ammonium fosfat (MAP) dan
karbonat apatit
- Kuman pemecah urea : Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter,
Pseudomonas dan Stafilokokus.

3. Batu asam urat


5 10% dari seluruh batu saluran kemih.
Sering pada penyakit gout, mieloproliferatif, terapi antikanker, dan obat

uriosurik seperti sulfinpyrazone, thiazide dan salisilat.


Faktor2 : urin terlalu asam (PH urin<6), volume urin sedikit (<2 liter/hari) atau
dehidrasi dan hiperuriosuri.
Bentuk halus dan bulat seringkali keluar spontan
Radiolusen pada IVP filling defect pada saluran kemih

4. Batu jenis lain


- Xantine
<<< xanthine oxidase yang mengkatalisis hipoxanthine xanthine

dan xanthine menjadi asam urat.


batu radiolusen dan berwarna coklat-kuning.

- Sistin
abnormalnya absorbsi sistin di mukosa usus halus.

- Silikat
pemakaian antasida yang mengandung silikat dalam jangka waktu

lama.

Berdasarkan radiologis
Radio-opak
Kalsium fosfat batu yang paling radiodense
Relatif radiolusen
sistin, struvit, silikat, kalsium oksalat.
Sepenuhnya radiolusen
Asam urat, triamterene, xanthine, indinavir

MACAM BATU SALURAN KEMIH


Batu ginjal dan batu ureter

Terbentuk pada tubuli ginjal kemudian berada di


kaliks, infundibulum, pelvis ginjal.
Batu staghorn : batu mengisi pielum dan >2 kaliks
ginjal gambaran tanduk rusa.
Batu ukuran kecil (<5 mm) keluar spontan.
Batu pada ureter / sistem pelvikalises bisa obstruksi.

di

ureter hidroureter dan hidronefrosis


di pielum hidronefrosis
di kaliks mayor kaliekstasis.

Jika disertai infeksi sekunder pionefrosis, urosepsis,


abses ginjal, abses perinefrik, abses paranefrik,
ataupun pielonefritis.

Batu buli buli

Sering pada gangguan miksi / stasis urin hiperplasia


prostat, striktur uretra, divertikel buli / neurogenic bladder.
Gejala khas : dysuria hingga stranguri, perasaan tidak enak
sewaktu kencing, kencing tiba tiba terhenti kemudian
menjadi lancar dengan perubahan posisi. Nyeri menjalar pada
ujung penis, skrotum, perineum, pinggang, sampai kaki.

Batu uretra

Biasanya berasal dari batu ginjal / ureter


Batu kecil keluar spontan
Batu besar pada meatus uretra eksternum / fossa navikularis
diambil dengan forsep.
Batu yang besar di uretra posterior didorong dulu hingga
masuk ke buli buli dilakukan litotripsi.

GEJALA KLINIK
1. Nyeri
2 tipe :
nyeri kolik peregangan duct kolektivus / ureter
nyeri non kolik peregangan kapsul ginjal
o Ureter nyeri dijalarkan melalui n. ilioinguinalis dan
cabang n. genitofemoralis (flank area dan
costovertebral angle).
Keparahan dan lokasi nyeri bervariasi berdasarkan
ukuran dan lokasi batu, derajat obstruksi, dan variasi dari
anatomi individu.

Nyeri harus dijabarkan/yang dinilai :


Lokasi
Frekuensi

Terus-menerus
Kumat-kumatan/hilang timbul/intermitten
Intensitas (kekuatan)

Tumpul (kemeng) : peregangan kapsul ginjal.


Nyeri kolik : peregangan pada ductus collecticus / ureter.
Penjalaran

Negatif/tidak ada penjalaran


Positif/ada penjalaran
Nyeri tergantung dari lokasi batu.

Ginjal dari posterior ke anterior


Ureter dari cranial ke caudal.

Batu pada calyx renal

- batu non-obstruksi nyeri periodik.


- Nyeri dalam dan tumpul pada pinggang
- intensitas sedang sampai berat.
Batu pada pelvis renal
- ukuran > 1 cm sering menyumbat UVJ
- nyeri hebat pada CVA
- Intensitas tumpul ke tajam.
- Nyeri pada pinggang dan dapat juga pada abdomen

bagian atas ipsilateral.

Batu ureter bagian atas dan tengah


- Nyeri kolik, tajam dan berat.
- Terjadi karena gerakan peristaltik.
- Batu ureter atas menjalar ke regio lumbal dan

pinggang.
- Batu ureter tengah menjalar ke kaudal dan anterior
abdomen bawah dan tengah.
Batu pada ureter bagian distal

menjalar ke testis dan scrotum pada pria, dan labia mayor


pada wanita.

2. Hematuria dan kristaluria


gross hematuria yang intermitten atau urin berwarna
seperti teh.
Kebanyakan minimal mikro hematuria.
air kemih yang berpasir (kristaluria)
3. Infeksi
Batu magnesium, amonium, dan fosfat (struvit)
Sering disebabkan Proteus, Pseudomonas, Providencia,
Klebsiella, dan Stafilokokus.

4. Demam
keadaan gawat darurat.
Gejala sepsis bervariasi demam, takikardi, hipotensi,
dan vasodilatasi perifer.
5. Mual dan muntah
Obstruksi traktus urinarius bagian atas sering
menyebabkan mual dan muntah.
Cairan iv untuk mengembalikan keadaan euvolemik.

DIAGNOSA
Anamnesa
Sifat nyeri pinggang onset, karakteristik (tumpul/kolik),
penjalaran, aktivitas yang memperberat atau
memperingan nyeri
riwayat gross hematuria, demam, mual dan muntah,
riwayat nyeri yang sama.
Pemeriksaan fisik
nyeri kolik dapat diikuti keadaan sistemik : takikardi,
berkeringat, dan mual.
pasien dengan urosepsis demam dan hipotensi
nyeri ketok kostovertebra, teraba ginjal pada sisi sakit
akibat hidronefrosis, tanda tanda gagal ginjal, retensi
urin, dan jika infeksi didapatkan demam / menggigil.

Laboratorium
Darah lengkap : infeksi yang akut leukositosis.
Urinalisis (sedimen urin) :sel darah merah
(hematuria), sel darah putih (leukosituria), kristal
pembentuk batu, bakteri dan pH urin.
pH > 7,6 bakteri pemecah urea
pH < 5,5 batu asam urat dan batu sistin.
Kultur urin: kuman pemecah urea
Faal ginjal: fungsi ginjal foto IVP.
Kadar elektrolit : faktor penyebab timbulnya batu
saluran kemih (kadar kalsium, oksalat, fosfat, asam
urat di darah maupun urin)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto polos abdomen.
Melihat batu radio opaque di saluran kemih.
USG.
Melihat batu ginjal / batu di buli-buli.
Didapatkan echoic shadow (menunjukkan batu
ginjal atau buli-buli), hidronefrosis, pionefrosis,
pengerutan ginjal.
Pemeriksaan harus diarahkan dari daerah yang
mencurigakan pada foto BOF.
dikerjakan bila tidak mungkin menjalani IVP.

Intravenous pyelography (IVP)


pemeriksaan radiologis dengan memasukkan kontras
secara iv untuk melihat fungsi ekskresi ginjal dan anatomi
saluran kemih
mendeteksi batu semi opaque / non opaque yang tidak
terdeteksi oleh foto polos abdomen.
Syarat IVP :
- Serum kreatinin <1,5mg/dl
- Tidak ada reaksi alergi
Indikasi: gross hematuria, batu tumor, obstruksi, trauma
dan kelainan kongenital ginjal.
Kontra indikasi:
Absolute: alergi kontras
Relatif: serum kreatinin > 3mg/dl
Wanita hamil

Computed tomography (CT)


cepat dan lebih murah daripada IPV
Tidak ada kebutuhan untuk kontras secara iv.

DIAGNOSA BANDING

Kolik ureter / ginjal kanan kolik saluran cerna, kandung


empedu, atau apendisitis akut, adneksitis pada wanita
Hematuri keganasan
Batu ginjal dengan hidronefrosis tumor ginjal (contoh
Grawitz)
Ulcer peptikus
Emboli akut arteri renalis
Aneurisma aorta abdominal

PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
batu kecil (< 5 mm) diharapkan keluar spontan
minum air putih yang banyak, diuretikum,
mempertahankan keenceran urine dan diet makanan
pembentuk batu (misalnya kalsium)
Analgesik meredakan nyeri.
Antibiotik infeksi saluran kemih / pada pengangkatan
batu untuk mencegah infeksi sekunder.

ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)

tindakan non-invasif dan tanpa pembiusan


gelombang kejut eksternal yang dialirkan melalui tubuh

untuk memecah batu.


dapat memecah batu ginjal, batu ureter proximal, atau
batu buli buli menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga
mudah dikeluarkan melalui saluran kemih.

Endoneurologi
Tindakan invasif minimal yang terdiri atas memecah batu, dan
mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukan
langsung ke dalam saluran kemih.
Alat dimasukan melalui uretra / melalui insisi kecil pada kulit
(perkutan).
1. PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy)
memasukan alat endoskopi ke sistem kalises melalui insisi pada
kulit.
2. Litotripsi
memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukan alat
pemecah batu (litotriptor) ke dalam buli-buli.

3. Ureteroskopi atau uretero-renoskopi (URS)


memasukan alat ureteroskopi per-uretram.
Untuk batu dalam ureter / sistem pelvikalises
4. Ekstrasi Dormia
mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya melalui
alat keranjang Dormia.

Tindakan operasi
dilakukan jika tidak merespon terhadap bentuk
penanganan lainnya.
Indikasi : batu > 5 mm, multiple, ada komplikasi seperti
obstruksi / infeksi.
nama dari tindakan pembedahan tergantung dari lokasi,
yaitu :
a. Nefrolitotomi batu yang berada di dalam ginjal
b. Ureterolitotomi batu yang berada di ureter
c.Vesikolitomi batu yang berada di vesica urinearia
d. Uretrolitotomi batu yang berada di uretra

PENCEGAHAN
Menghindari dehidrasi dengan minum cukup
dan produksi urine sebanyak 2 - 3 liter / hari
Diet untuk kadar komponen pembentuk batu
Contoh : diet rendah purin untuk asam urat, diet
rendah kalsium
Aktivitas yang cukup
Pemberian medikamentosa

FAKTOR
JENIS

PENYEBAB

JENIS OBAT /

BATU

TIMBULNYA

TINDAKAN

MEKANISME KERJA OBAT

BATU
hiperkalsiuri

mengikat Ca dalam usus sehingga absorbsi

Thiazide

rearbsorbsi Ca di tubulus

Orthofosfat

sintesa vitamin D dan urin inhibitor

Thiazide

rearbsorbsi Ca di tubulus

Paratiroidektomi

resorpsi Ca dari tulang

Hipositraturi

potassium sitrat

PH meningkatkan sitrat dan Ca urin

hipomagnesiuri

magnesium sitrat

Mg urin

Allopurinol
potassium alkali
Allopurinol
Pyridoxine

urat
PH

absortif
hiperkalsuri renal
hiperkalsuri
Kalsium

Natrium selulosa fosfat

resorptif

hiperurikosuri

Hiperokaluria

kalsium suplemen

urat

JENIS

FAKTOR

BATU

TIMBULNYA BATU

MAP

Infeksi

Urat

PENYEBAB

JENIS OBAT / TINDAKAN

MEKANISME KERJA
OBAT

AHA (Amino Hydroxamic Acid)

urease inhibitor

Dehidrasi

hidrasi cukup

PH

menurunkan PH urin

potassium alkali (nabic)

PH

hiperurikosuri

Allopurinol

urat

KOMPLIKASI
Infeksi
Bakterimia: bakteri dalam darah tetapi toxin Sepsis: bakterimia disertai toxin

Obstruksi
Batu ginjal (terutama pyelum) hambatan tidak total,
sebagian urin turun dan sebagian tidak turun.
Jika urin tidak turun mendesak sistem pelvicocalyxeal
melebarnya sistem pelvicocalyxeal mendesak
parenkim
Pelebaran sistem pelviocalyxeal disebut hidronefrosis.

Klasifikasi hidronefrosis grade I IV pada IVP :


Grade I (flattening) : dilatasi pelvis renalis tanpa dilatasi calyx,
atrofi parenkim -.
Grade II (blunting) : dilatasi pelvis renalis dan calyx, atrofi
parenkim Grade III (clubbing) : dilatasi pelvis renalis dan calyx, atrofi
parenkim + (papilla datar dan fornix tumpul).
Grade IV : dilatasi besar dari pelvis renalis dan calyx. Batas
antara pelvis renalis dan calyx hilang. Tanda-tanda atrofi ginjal
signifikan, yaitu penipisan parenkim.

Batu ureter
Unilateral pelebaran sistem pelvicocalyxceal (hidronefrosis)
dan pelebaran ureter (hidrouretero nephrosis).
Bilateral hambatan total, terjadi keadaan gawat darurat
anuria
Refluks urin ke ginjal menekan sistem pelvicocalyxceal
mendesak parenkim beserta isinya. Jika vaskularisasi terjepit
iskemia ATN dan terjadi gagal ginjal.
Batu buli-buli
tidak terlalu bermasalah
Batu ke bawah dan masuk ke bladder neck sehigga retensi
urin.

PROGNOSA
50% cenderung rekuren dalam waktu 10 tahun,
terutama bila penyebab dasarnya tidak
ditentukan dan tidak diterapi.
Oleh karena itu, perlu diberikan edukasi dan
perubahan gaya hidup terhadap penderita batu
saluran kemih.

E
T

H
I
S
A
K
A
M
I
R

Anda mungkin juga menyukai