Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

COLITIS
Pembimbing :
dr. Rachmat M. Memet Sp. Rad

Disusun oleh :
Hikmatul Paramitha 2013730046

KEPANITERAAN KLINIK ILMU RADIOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN dan KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
Identitas Pasien
Nama : Ny. B
Usia : 67 tahun
•No. rontgen : 66329
•Marker : R dan L
•Jenis Foto : colon in loop
•Posisi : Supine
•Proyeksi : AP, LPO
Foto layak baca
✘Foto: Foto Colon In Loop, hasil:

 Melalui cath dengan balon, kontras dimasukkan


melalui lubang anus, mengisi rektum, sigmoid, kolon
descenden, transversum sampai di colon ascenden
Pasang kontras lancar
Tampak haustra dan incisura menghilang
dengan kaliber colon recto-sigmoid sampai colon
descenden mengecil
Tidak tampak filling defect maupun additional
shadow

✘Kesan : Menyokong gambaran Colitis


colon descenden sampai recto-sigmoid

Saran :Kolonoskopi
TINJAUAN PUSTAKA

Peradangan kolon yang

Definisi
dapat berhubungan
dengan enteritis
(peradangan usus kecil),
proktitis (peradangan
rektum), atau keduanya
(Piccoli et al¸2016).

✘Derajat pembagian perluasan keterlibatan usus dengan kolitis ulseratif


(Glickman, 2000)
Etiologi
Penyebab Kolitis Ulseratif tetap tidak diketahui, gambaran tertentu
menunjukkan beberapa kemungkina penting berkaitan dengan faktor :
1. Faktor Familia/Genetik  Lebih sering pd org kulit Putih dr pd org kulit
hitam dan Cina.
2. Faktor Infeksi  Pseudomonas ( masih harus dikonfirmasi). Infeksi virus,
bakteri atau parasit dari makanan, minuman atau tangan yang kotor,
umumnya : Shigella, E. Coli, Salmonella dan Campylobacter. Amuba juga
dapat menyebabkan kolitis (menyebabkan diare darah, demam dan
dehidrasi) dan Parasit : Giardia. (Lestari, 2011)
3. Faktor imunologik  manifestasi ekstraintestinal : artritis, perikolangitis.
4. Faktor Psikologis  stres psikologi mayor (ex : kehilangan seorang anggota
keluarga), rentan terhadap stres emosi yg dapat merangsang penyakit
Kolitis.
5. Faktor Lingkungan/Kebiasaan  Perokok beresiko 40%
terkena Kolitis dibanding bukan perokok. Hubungan terbalik
antara operasi apendikotomi dg kolitis (penyakit Kolitis
menurun secara signifikan). (Ariestine, 2008)
6. Bahan-bahan kimia keras yang merangsang usus besar :
enema
7. Kolitis akibat radiasi pada usus besar. (Lestari, 2011)
Patofisiologis
Peradangan mukosa, ulserasi, kerusakan kronis mukosa
kolon.
tahap awal  ditemukan infiltratperadangan difus yg
terdiri dari sel mononukleus di lamina propria. Infiltrat
neutrofilik di lapisan epitel neutrofil di lumen kriptus
(abses kriptus). Pada ulserasi kolon tidak ada granuloma.
Kedua  destruksi mukosa lebih lanjut  ulkus
meluas ke submukosa  muskularis propria terpajan
1
Dengan remisi penyakit aktif, kawah ulkus terisi
jaringan granulasi, diikuti regenerasi epitel mukosa
1
Fibrosi submukosa, kacaunya arsitektur mukosa &
atrofi adl gejala sisa penyakit yg sudah sembuh
Manifestasi Klinis
Diare, kadang pergerakan usus
berdarah yang sering

nyeri rektal atau


demam
abdominal

kadang
berat badan mengeluh
menurun konstipasi dan
tenesmus.
Gambaran Radiologi
✘Foto polos abdomen

✘Dilatasi  gambaran paling sering


✘Tanda lain yang menandakan inflamasi
aktif  colonic air-fluid level atau
hilangnya haustrasi kolon (Autenrieth,
2012)
✘Kasus yang lebih berat  gambaran
nodular, iregular dengan mucosal islands
(Feldman et al, 2010)
Gambar 2. Pasien wanita 32 tahun Gambar 3. Foto polos abdomen
dengan kolitis ulseratif . Foto menunjukkan penebalan dinding
abdomen menunjukkan area
polos di seluruh kolon. Penebalan
usus
thumbprintingmengarah ke edema haustral menimbulkan gambaran
lipatan
dinding kolon (Deepak & David, 2014) thumbprinting (Deepak & David,
2014)
✘Colon in loop

Efektif dan aman  dapat


menunjukkan ulserasi dan fistula

teknik kontras tunggal maupun


dengan kontras ganda (barium sulfat
dan udara)

Gambaran foto barium enema 


mukosa kolon yang granuler dan
menghilangnya kontur haustra serta
kolon tampak kaku seperti tabung
Gambar 5. Foto barium enema single- Gambar 4. Pemeriksaan barium
contrast pada anak 8 tahun dengan enema
double-contrast menunjukkan hilangnya
ulseratif menunjukkan hilangnya
kolitis lipatan haustral di seluruh kolon
haustral di bagian distal dan colon
lipatan dengan ulserasi. Kolon terlihat
desenden
dengan gambaran tubular (Iannaccone et
asenden gambaran
lead-pipe (Murna, 2005)
2005)
al,
Kolitis ulseratif Kolitis crohn
Dimulai dati rectum ke arah Terbanyak di kolon kanan dan ileum
proksimal. Mukosanya terminal. Ulkus apoptosa
memperlihatkan gambaran granuler memperlihatkan perubahn khas
dengan bintik-bintik barium halus pada mukosa disamping kerancuan
barium diantaranya. Perubahan dinding kolon. Perubahan bersifat
mukosa ini bersifat merata dan terbatas dan asimetris
simetris
✘CT SCAN

mengevaluasi
langsung
intralumen &
ekstralumen

mengevaluasi
komplikasi
ekstralumen
kolon yang telah
terjadi

G
a
m
b
a
r
a
n

C
Gambar 6. CT enterografi pada wanita 55 Gambar 7. CT scan transversal pada
dengan kolitis ulseratif pankolon. Panah
tahun wanita 35 tahun dengan kolitis
putih
menunjukkan daerah yang mengalami dan toxic megakolon menunjukkan
ulseratif
penebalan dinding (Deepak & David2014) transversus distended dengan
kolon
yang kasar.(Ruedi & John, 2006)
mukosa
Gambar 8. CT scan potongan
transversal pada wanita 32
tahun dengan kolitis ulseratif
dan diare berdarah
menunjukkan halo ganda
atau target sign dengan
lapisan dalam mukosa (tanda
panah) dan lapisan luar
lamina propria muskularis
(kepala panah) akibat edema
submukosa (Ruedi & John,
2006)
KESIMPULAN

✘Kolitis suatu penyakit menahun  usus besar


mengalami peradangan dan luka, yang
menyebabkan diare berdarah, kram perut dan
demam.
✘Diagnosis didasarkan pada anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
 Radiologi berperan penting dalam
menyingkirkan diagnosis banding.

Anda mungkin juga menyukai