Anda di halaman 1dari 4

KOLITIS ULSERATIVA Overview Colitis ulserativa adalah salah satu dari 2 tipe utama penyakit inflamasi usus (inflammatory

bowel disease, IBD) selain Crohns disease. Kolitis ulserativa adalah penyakit inflamasi saluran pencernaan yang kronis, hilang-timbul, dan tidak menular. Terjadi peradangan pada mukosa rektum dan sepanjang usus besar, berbeda dengan penyakit Crohn dimana seluruh ketebalan ketebalan dinding usus mengallami peradangan dan setiap bagian dari saluran pencernaan, dari mulut ke anus,dapat terkena.

Ulcerative colitis as visualized with a colonoscope

Inflamed colonic mucosa demonstrating pseudopolyps

Secara makroskopis, mukosa kolon tampak hiperemis dan kehilangan pola vaskuler. Mukosa bersifat granuler dan rapuh. Terkadang ulserasi yang luas menyebabkan penampakan kumpulan mukosa normal menjadi polipoid, sehingga disebut pseudopolip. Ketebalan dinding usus sebetulnya tipis atau normal, namun edema, akumulasi lemak, dan hipertrofi dari lapisan otot memberikan kesan terjadi penebalan dinding usus. Penyakit ini sebagian besar terbatas pada mukosa dan, pada kejadian yang lebih jarang,submukosa. Keterlibatan lapisan otot dan serosa sangat jarang; umumnya hanya dijumpai pada pasien dengan penyakit berat, terutama dilatasi toksik, dan mencerminkan efek sekunder dari penyakit berat dibandingkan sebagai bagian dari patogenesis colitis ulserativa primer. Penyakit pada fase awal bermanifestasi sebagai peradangan hemoragik dengan hilangnya pola pembuluh darah normal, perdarahan petekie, dan perdarahan. Edema muncul, dan banyak area dijumpai tanpa mukosa. Kerusakan mukosa tersebut memudahkan pembentukan abses crypt, yang merupakan ciri khas penyakit ini. Diagnosis kolitis ulserativa paling baik ditegakkan dengan endoskopi dan biopsi mukosa untuk pemeriksaan histopatologi. Penelitian laboratorium sangat membantu untuk menyingkirkan diagnosis lain dan menilai status gizi pasien, tetapi penanda serologis dapat membantu dalam diagnosis penyakit usus inflamasi. Pencitraan radiografi memiliki peran penting dalam pemeriksaan pasien dengan dugaan penyakit usus inflamasi dan dalam membedakan kolitis ulserativa dari penyakit Crohn dengan menunjukkan fistula atau penampakan penyakit usus penyerta lain pada bagian usus kecil yang lebih proksimal pada pasien dengan penyakit Crohn. Terapi inisial untuk colitis ulserativa diantaranya kortikosteroid,agen anti-inflamasi, agen antidiare, dan rehidrasi. Pembedahan dipertimbangkan jika pengobatan medikamentosa gagal atau jika keadaan darurat bedah berkembang. .

Patofisiologi Berbagai macam perubahan imunologis telah didokumentasikan pada colitis ulserativa. Subset sel T menumpuk di lamina propria dari segmen kolon yang sakit. Pada pasien dengan kolitis ulseratif, selsel T tersebut bersifat sitotoksik terhadap epitel kolon. Perubahan ini disertai dengan peningkatan populasi sel B dan sel-sel plasma, beserta peningkatan produksi imunoglobulin G (IgG) dan imunoglobulin E(IgE). Antibodi antikolon telah terdeteksi pada pasien dengan colitis ulserativa. Hanya sebagian kecil pasien dengan kolitis ulserativa yang memiliki antibody otot polos dan anticytoskeletal. Secara mikroskopis, tampak infiltrate peradangan akut dan kronis dari lamina propria, percabangan kriptus, dan atrofi vili pada ulcerative colitis. Perubahan mikroskopik juga mencakup peradangan kriptus Lieberkhn dan abses. Temuan ini disertai dengan keluarnya mukus dari sel goblet, yang jumlahnya berkurang seiring progresi penyakit. Daerah ulserasi akan segera ditutupi oleh jaringan granulasi. Fibrosis yang berlebihan bukan merupakan fitur dari penyakit. Kerusakan mukosa dan kelebihan jaringan granulasi mengarah pada pembentukan polypoidal mukosa, yang dikenal sebagai polip inflamasi atau pseudopolyps.

Gambaran Radiologi Pola udara dalam lumen menunjukkan pseudopoliposis dan ulkus dalam. Kolon dapat tampak memendek dengan kehilangan haustra kolon. Toxic megacolon merupakan komplikasi dari colitis ulserativa. Foto polos abdomen dapat menampilkan dilatasi kolon secara masif, terkait dengan kontur mukosa yang abnormal. Dilatasi terutama paling jelas terlihat pada kolon transversum. Perforasi kolon merupakan komplikasi lain colitis ulserativa. Perforasi dapat terjadi dengan atau tanpa toxic megakolon. Pneumoperitoneum terkait perforasi kolon umumnya masif. Reside feses dapat tidak dijumpai pada usus yang meradang.

A. Increased postrectal space , B. Plain abdominal radiograph, thumbprinting in the region of the splenic flexure of the colon.

C. Plain abdominal radiograph long stricture/spasm of the ascending colon/cecum. Note the pseudopolyposis in the descending colon. D. Lateral radiograph of the lumbar spine shows a bamboo spine.

Temuan Barium Enema Temuan barium enema bervariasi sesuai stage dan tingkat keparahan penyakit. Perubahan radiografis dapat melibatkan seluruh kolon, kecuali bila penyakitnya bersifat segmental, umumnya hanya kolon kiri yang terlibat. Skip lesion tidak lazim ditemukan. Kolon dapat Nampak sempit, penyempitan tersebut kerap terkait dengan incomplete filling yang disebabkan spasme kolon dan iritabilitas.

A. Double-contrast barium enema study shows changes of early disease. Note the granular mucosa. B. Doublecontrast barium enema studies show changes of early disease. Note the granular mucosa. C. Double-contrast barium enema studies show total colitis and extensive pseudopolyposis.

A Double-contrast barium enema study shows pseudopolyposis of the descending colon. B. Single-contrast enema study in a patient (same patient as in the previous image) with known ulcerative colitis in remission shows a benign stricture of the sigmoid colon. C. Single-contrast enema study in a patient with total colitis shows mucosal ulcers with a variety of shapes, including collar-button ulcers, in which undermining of the ulcers occurs, and doubletracking ulcers, in which the ulcers are longitudinally orientated.

Perubahan mukosa awal paling baik digambarkan studi barium enema kontras ganda. Sebelum muncul ulkus, edema mukosa memiliki tampilan bergranul ketika radiografi terlihat en face. Ketika pertama kali muncul ulkus, mukosa tampak berbintikbintik. Ketika ulkus mukosa menjadi jelas dan konfluen, mukosa digantikan oleh jaringan granulasi, pada pemeriksaan enema kontras ganda, penampilan khas menjadi granular kasar. Penebalan simetris lipatan haustral dapat menghasilkan penampilan thumbprinting. Pseudopolyps adalah konsekuensi dari penyakit mukosa berat; mereka muncul sebagai multiple filling defect dalam berbagai ukuran. Perkembangan terjadi secara cepat dan cenderung bertahan, bahkan ketika kolitis ulserativa tidak menampakkan gejala klinis. Terkadang jembatan mukosa terbentuk antara pseudopolyps, dan mungkin dapat ditunjukkan secara radiologis.

Anda mungkin juga menyukai