Anda di halaman 1dari 36

KOLITIS ULSERATIF DAN

ASPEK RADIOLOGISNYA

Disusun oleh: Merlyn Priscilla (406191032)

Pembimbing:
dr. Herman WH, Sp.Rad

KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI


PERIODE 3 MEI – 10 MEI 2020
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
DEFINISI
DEFINISI

Kolitis ulseratif adalah penyakit inflamasi kronik pada kolon (inflammatory Bowel Disease).

Inflamasi pada kolitis ulseratif hanya terbatas pada mukosa kolon dan progesivitas penyakit ini menjalar dari rektum ke arah
proksimal
ETIOLOGI
Penyebab kolitis ulseratif masih belum diketahui dengan jelas. Tetapi ditemukan hipotesis bahwa faktor
genetik, lingkungan (diet, infeksi bakteri/virus, obat-obatan), kebiasaan seperti merokok dapat
mempengaruhi terjadinya kolitis ulseratif.

Hipotesis menyatakan adanya faktor genetik, mempengaruhi komposisi mikrobiota atau bakteri dalam
usus besar, sel epitel pelindung usus besar dan sistem imun pada usus besar, menyebabkan terjadinya
disregulasi kronik sistem imun pada mukosa usus besar
EPIDEMIOLOGI
Secara keseluruhan, prevalensi IBD sebesar 396 kasus per 100.000 orang/tahun dan insiden terjadinya
kolitis ulseratif sebesar 0,5-24,5 kasus per 100.000 orang/tahun. 3 Prevalensi terjadinya kolitis ulseratif
sebesar 249 per 100.000 orang di Amerika Utara dan 505 per 100.000 orang di Eropa dan 6,3 per
100.000 orang/tahun di Asia dan Timur Tengah
PATOFISOLOGI
KALSIFIKASI
KALSIFIKASI KOLITIS ULSERATIF

• Proktitis Ulseratif : Inflamasi hanya terbatas pada daerah rektum


• Proktosigmoiditis : Inflamasi terjadi pada daerah rektum dan colon sigmoid
• Distal atau left side colitis : Inflamasi terjadi pada bagian distal dan bagian kiri colon, dari
rektum hingga flexura colica sinistra (flexura lienalis)
• Pancolitis : Inflamasi terjadi pada seluruh bagian kolon
GEJALA KLINIS
GEJALA KLINIS KOLITIS ULSERATIF
- Diare
- Konstipasi
- Buang air besar berdarah (darah bisa keluar bercampur tinja/bercampur lendir/hanya darah
segar)
- Tenesmus (nyeri pada daerah anus),
- Nyeri perut,
- Urgensi (meningkatnya keinginan untuk buang air besar tetapi tinja yang dikeluarkan sedikit),
- Frekuensi

Gejala lain pada kolitis ulseratif adalah demam, mual, muntah, anoreksia, penurunan berat
badan,fatigue, dehidrasi
GEJALA EKSTRAKOLON KOLITIS ULSERATIF
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KOLITIS
ULSERATIF
Penegakkan diagnosis kolitis ulseratif didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan takikardi, demam, nyeri tekan abdomen saat palpasi abdomen, pada pemeriksaan
colok dubur didapatkan nyeri tekan pada canalis analis dan ditemukan darah pada jari
DIAGNOSIS KOLITIS
ULSERATIF
Pemeriksaan penunjang untuk diagnosis, diantaranya:

X-ray Abdomen : Pada x-ray abdomen menggambarkan adanya penebalan pada mukosa kolon, sehingga menunjukkan
gambaran thumbprinting, adanya air – fluid level
DIAGNOSIS KOLITIS
ULSERATIF
Fluoroskopi (Barium Enema) : Tampak gambaran granular pada kolon, jika sudah kronik maka akan muncul lead pipe
sign, haustra kolon menghilang dan lumen kolon menyempit
DIAGNOSIS KOLITIS
ULSERATIF
CT – Scan Abdomen : CT – Scan potongan axial memberikan gambaran adanya penebalan dinding kolon, mukosa kolon
tampak kasar, target sign (hiperemis pada lapisan mukosa dan lapisan muskularis memberikan gambaran peningkatan
densitas/enchanment, dan lapisan submukosa tampak edema, dengan densitas rendah).
DIAGNOSIS KOLITIS
ULSERATIF
Pemeriksaan Laboratorium:
Darah lengkap dapat ditemukan trombositopenia, penurunan kadar haemoglobin, leukositosis.
CRP dapat meningkat
LED dapat meningkat (>30 mm)
 
Hipoalbuminemia : karena hilangnya protein lumen usus karena ulserasi
Hipokalemia : diakibatkan oleh diare
Pemeriksaan analisis dan kultur tinja : tidak ditemukan bakteri maupun parasit pada tinja.
Biopsi rektum dan kolon : inflamasi pada mukosa, deplesi sel – sel goblet, abses kripta usus, ulserasi superfisial
Endoskopi : Flexible sigmoidoscopy dan colonoscopy
DIAGNOSIS BANDING
KOLITIS ULSERATIF
Chron’s disease
Irritable Bowel Syndrome
Kolitis infeksi
Kolitis radiasi
Karsinoma kolorektal
Kolitis iskemik
TATALAKSANA
TATALAKSANA
KOLITIS ULSERATIF
• Tatalaksana kolitis ulseratif terdiri dari terapi medikamentosa dan terapi bedah.
• Terapi medikamentosa yang dapat digunakan sebagai terapi kolitis ulseratif adalah antiinflamasi
seperti kortikosteroid, asam amino salisilat, imunosupresif dan antimotilitas usus seperti
loperamid.
• Terapi kolitis ulseratif berdasarkan derajat beratnya penyakit
TATALAKSANA
KOLITIS ULSERATIF
• Kortikosteroid digunakan untuk kolitis ulseratif derajat sedang hingga berat, yang sering
digunakan adalah prednisone, metilprednisolon, dan steroid enema.
• Golongan asam amino salisilat yang digunakan adalah sulfasalazine, yang digunakan untuk
kolitis ulseratif derajat ringan hingga sedang.
• Imunosupresif yang digunakan untuk kolitis ulseratif adalah 6-mercaptopurin, azathioprine,
siklosporin, methotrexate.
• Terapi bedah diindikasikan pada pasien dengan gejala berulang, tidak merespon terhadap terapi
medikamentosa, tidak toleran terhadap terapi medikamentosa atau muncul komplikasi karena
terapi medikamentosa, dan munculnya komplikasi kolitis ulseratif.
• Terapi bedah pada kolitis ulseratif terdiri dari proctocolectomy, brooke ileostomy, dan Koch pouch
ileostomy
TATALAKSANA
KOLITIS ULSERATIF
TATALAKSANA
KOLITIS ULSERATIF
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI KOLITIS ULSERATIF
• Perforasi usus yang mengalami kolitis ulseratif
• Stenosis usus karena fibrosis
• Megakolon toksik
• Pendarahan
• Degenerasi maligna
PROGNOSIS
PROGNOSIS KOLITIS ULSERATIF
Pada dasarnya, penyakit inflamatorry bowel disease, termasuk kolitis ulseratif merupakan penyakit yang
dapat mengalami remisi maupun eksarbasasi. Cukup banyak dilaporkan adanya remisi yang bersifat
spontan dan dalam jangka waktu lama. Prognosis dipengaruhi oleh ada tidaknya komplikasi dan respon
terhadap pengobatan konservatif
DAFTAR PUSTAKA
1. John Hopkins Medicine Organization Website. Ulcerative Collitis – Introduction. 2013.
2. Longo, D.L, Fauci, A.S. Harrison’s Gastroenterology and Hepatology. 2nd Ed. New York : Mc-
Graw Hill. 2013
3. Rowe, WA. Inflammatory Bowel Disease. Medscape. 2017.
4. Peppercorn M. Definition, Epidemiology and Risk Factors in Inflammatory Bowel Disease.
Uptodate Website. 2013
5. Perhimpunan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus Penatalaksanaan Inflammatory Bowel Di
Indonesia. Jakarta: PGI. 2011
6. Moore, K.L, Dalley, A.F, Agur, A.M.R. Moore Clinically Oriented Anatomy. 7th Ed.
Philadelphia. 2014
7. Sherwood, L. Human Physiology From Cells to System. 9th Ed. United States: Cengage
Learning. 2016
8. Rubin D.T et al. ACG Guideline: Ulcerative Colitis in Adults. The American Journal of
Gastroenterology. 2019
9. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jilid II.
Jakarta : FKUI. 2015
10. Yan, Y. Maghera, A. Inflammatory Bowel Disease: Clinical Findings in Ulcerative Colitis.
Calgary Guide Website. 2019
11. El- Feky, M et al. Ulcerative Colitis. Radiopaedia Website. 2019
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai