Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
Nim : 018.06.0080
Kelas : B
Blok : DIGESTIVE II
Kolitis adalah peradangan akut atau kronik yang mengenai kolon. Berdasarkan
penyebab, kolitis dapat dibagi menjadi kolitis infeksi dan noninfeksi. Kolitis infeksi
disebabkan oleh berbagai macam kuman. Oleh karena itulah kolitis infeksi terbagi
menjadi kolitis amebik, shigelosis, kolitis tuberkulosa, kolitis pseudomembran dan
kolitis oleh parasit serta bakteri lain. Kolitis noninfeksi terdiri dari kolitis ulseratif,
penyakit Crohn, kolitis radiasi, kolitis iskemik, koli¬tis mikroskopik, maupun kolitis
nonspesifik.
Jenis kolitis yang paling sering ditemukan pada daerah tropis seperti Indonesia
adalah kolitis infeksi. Adapun prevalensi kolitis amebik di daerah tropis adalah 50-
80%. Namun prevalensi shigelosis, kolitis tuberkulosa, kolitis pseudomembran dan
kolitis karena Eschericia coli di daerah tropis khususnya Indonesia tidak diketahui
dengan pasti. Hal ini terjadi karena studi tentang epidemiologi kolitis di Indonesia
masih jarang dilakukan. Begitu juga dengan prevalensi kolitis noninfeksi di Indonesia.
Orang yang dapat beresiko yaitu lansia dengan penyakit jantung, kolesterol
tinggi, riwayat diabetes melitus dan hipertensi, kemudian pasien dengan atrial fibrilasi
dan anemia. Gejala klinis kolitis infeksi dapat mirip dengan penyakit Crohn ataupun
kolitis ulseratif yaitu Sakit perut, kram perut, diare dengan atau tanpa darah,
konstipasi, kembung, mulas, demam, kelelahan, tidak nafsu makan, kram usus dan
berat badan menurun.
Pada diagnosis terdapat keluhan pada pencernaan yang bisa berupa sakit
diperut, perut kembung, perubahan pada kebiasaan BAB serta bentuk tinja yang sudah
berlangsung setidaknya selama 3 bulan. Ada beberapa pemeriksaan untuk
menyingkirkan kemungkinan penyakit lainnya (per exclusionum) seperti
dilakukannya tes darah untuk menyingkirkan dugaan penyakit dengan gejala serupa
seperti intoleransi laktosa dan penyakit celiac. Pengambilan sampel tinja: Untuk
melihat adanya infeksi bakteri atau parasit. Ro foto , CT Scan atau endoskopi
berkamera, melalui mulut ataupun dubur kemungkinan infeksi atau kelainan lainnya.
Etiologi dari penyakit ini adalah mikro dan makro perforasi, perbedaan
tekanan antar lumen colon dan serosa serta area kelemahan dalam dinding colon, diet
rendah serat, dan kuman-kuman seperti taenia coli. Diverticulitis dapat dibawa dari
lahir (factor congenital) yang tidak diketahui penyebabnya (idiopatik) dimana seluruh
lapisan usus merupakan dinding divertikel. Tetapi hal ini jarang terjadi, umumnya
ditemukan setelah lahir dan kebanyakan pada usus besar khususnya pada kolon
sigmoid dan kolon desendens. Divertikulum terbentuk bila mukosa dan lapisan
submukosa colon mengalami herniasi sepanjang dinding muskuler akibat tekanan
intraluminal yang tinggi, volume colon yang rendah(isi kurang mengandung
serat),dan penurunan kekuatan otot dalam dinding colon(hipertrofi muskuler akibat
masa fekal yang mengeras).Divertikulum menjadi sumbatan dan kemudian
terinflamasi bila obstruksi terus berlanjut. Inflamasi cenderung melebar ke dinding
usus sekitar, mengakibatkan timbulnya kepekaan dan spastisitas kolon. Abses dapat
terjadi, menimbulkan peritonitis, sedangkan erosi pembuluh darah(arterial)dapat
menimbulkan perdarahan.
a) Konstipasi
b) Nyeri abdomen
c) Tanda-tanda divertikulosis akut adalah iregularitas usus dan interval
diare, nyeri dangkal dan ram pada kuadran kiri bawah dari abdomen
dan demam ringan.
d) Mual, muntah
e) Pada inflamasi local divertikula berulang, usus besar menyempit pada
striktur fibrotik, yang menimbulkan kram,feces berukuran kecil-kecil,
dan peningkatan konstipasi.
f) Perdarahan samar dapat terjadi, menimbulkan anemia defisiensi besi
g) Kelemahan dan keletihan