Anda di halaman 1dari 17

Referat

KOLESISTITIS
OLEH

Khairun Nisa, S.Ked


140611059
PEMBIMBING
dr. Hendra Kastiaji, Sp.B

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
1 2019
03/07/2020
Kolesistitis adalah inflamasi yang terjadi pada
BAB 1 PENDAHULUAN
kandung empedu dan terbagi menjadi akut
dan kronis

• 10-20% penduduknya menderita kolelitiasis (batu empedu) dan


1/3 menderita kolesistitis akut
• Insidensi kolesistitis dan kolelithiasis di Indonesia relatif lebih
rendah dibandingkan dengan negara-negara barat

PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA

• Kolesistitis adalah inflamasi yang terjadi pada kandung


empedu dan terbagi menjadi akut dan kronis.

•Kolesistitis akut biasanya terjadi akibat adanya sumbatan


duktus sistikus oleh batu.

•Kolelitiasis atau batu empedu pada hakekatnya merupakan


endapan satu atau lebih komponen empedu (kolesterol,
bilirubin, garam empedu, kalsium dan protein.
Epidemiologi
Prevalensi penyakit traktus bilier sekitar 20%
mengalami kolesistitis akut

Distribusi jenis kelamin untuk batu empedu adalah 2-


3 kali lebih sering pada wanita dibandingkan pada
pria

Kolesistitis kalkulus dijumpai lebih sering pada pria


usia lanjut.
Etiologi

Perubahan komposisi
empedu

Statis empedu dalam


kandungan empedu

Infeksi bakteri dalam


saluran empedu
Patofisiologi
Manifestasi Klinis

 Keluhan khasserangan kolesistitis akut adalah nyeri


perut di sebelah kanan atas epigastrium dan nyeri
tekan (murphy sign), takikardia serta kenaikan suhu
tubuh.
 Keluhan tersebut dapat memburuk secara progresif
dan nyerinya bersifat konstan. Kadang-kadang rasa
sakit menjalar ke pundak atau skapula kanan dan
dapat berlangsung sampai 60 menit tanpa reda.
 Tanda peradangan peritoneum seperti peningkatan
nyeri dengan penggetaran atau pada pernapasan
dalam dapat ditemukan.
 Pasien mengalami anoreksia dan sering mual. Muntah
relatif sering terjadi dan dapat menimbulkan gejala
dan tanda deplesi volume vaskular dan ekstraselular .
Pasien dianggap menderita kolesistitis akut
jika memiliki kriteria berikut.

 Nyeri akut region hypochondria kanan dan /


atau nyeri epigastric durasi > 8-12 jam.
 Nyeri tekan/ teraba massa di kuadran kanan
atas.
Peningkatan suhu (> 37.50C) dan / atau
leukositosis (> 10x109 / L).
Bukti kolesistitis akut pada ultrasonografi.
KRITERIA DIAGNOSTIK KOLESISTITIS AKUT MENURUT TOKYO
GUIDELINE 18

A. Tanda–tanda lokal peradangan


1. Murphy sign
2. RUQ massa, pain, tenderness
B. Tanda-tanda sistemik peradangan
1. Demam
2. C-Reactive Protein (CRP) meningkat
3. White Blood Cell (WBC) meningkat
C. Temuan pencitraan
Susp diagnosa:
1 tanda A+ 1 tanda B
Definite diagnosa
1 tanda A+ 1 tanda B+C
KRITERIA DIAGNOSTIK KOLESISTITIS AKUT MENURUT TOKYO
GUIDELINE 18
Pemeriksaan Radiologi

USG
CT-Scan
ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangio
Pancreatography)
Penatalaksanaan
Penatalaksaan kolesistitis secara umum :
antibiotik harus diberikan untuk semua kasus, disesuaikan dengan
derajat beratnya penyakit. Pada insufisiensi ginjal, dosis anti-biotik harus
disesuaikan.
Non-steroid anti-inflamatory drugs
(NSAID) dapat diberikan untuk mengatasi nyeri. Salah satu NSAID yang
dapat dipilih adalah diclofenac atau indomethacin.

Tata laksana umum lainnya termasuk istirahat total, pemberian nutrisi


parenteral, diet ringan rendah lemak. Pemberian antibiotik pada fase
awal sangat penting untuk mencegah komplika-si peritonitis, kolangitis,
dan septikemia. Pasiendapat diberikan antibiotik sefalosporin generasi
ketiga atau keempat atau flurokuinolon, ditam-bah dengan
metronidazole Golongan ampisilin,sefalosporin dan metronidazole cukup
memadai untuk mematikan kuman-kuman yang umum terdapat pada
kolesistitis akut sepeti E. coli, S.faecalis dan Klebsiella

.
Penatalaksanaan

Terapi konservatif
1. Istirahat total
2. Perbaikan status hidrasi pasien,
3. Pemberian nutrisi parenteral, diet ringan
4. Koreksi elektrolit
5. Obat penghilang rasa nyeri seperti petidin dan antispasmodic
6. Pemberian antibiotik pada fase awal sangat penting untuk
mencegah komplikasi seperti peritonitis, kolangitis dan septisemia.
Sebanyak 50 % kasus akan membaik tanpa tindakan bedah.

Terapi definitif untuk kolesistitis akut adalah kolesistektomi, selain


tentunya pemberian antibiotik dan analgetik. Pada pasien sakit
kritis dengan kolesistitis akut akalkulus, kolesistektomi bukanlah
terapi definitif.

.
KESIMPULAN

Kolesistitis adalah inflamasi yang terjadi pada kandung empedu dan


terbagi menjadi akut dan kronis.
Prevalensi penyakit traktus bilier sekitar 20% mengalami kolesistitis
akut. Jumlah kolesistektomi secara perlahan meningkat, terutama
pada lansia.
Penyebab kolesistitis dipengaruhi oleh perubahan komposisi
empedu, statis empedu dalam kandung empedu, infeksi bakteri
dalam kandung empedu.
Kolesistitis kalkulus akut disebabkan oleh tersumbatnya duktus
sistikus hingga menyebabkan distensi kandung empedu, sumbatan
ini disebabkan adanya batu empedu yang mempunyai 2 tipe yaitu
batu kolesterol dan batu pigmen.
Gejala khas serangan kolesistitis akut adalah nyeri perut di sebelah
kanan atas epigastrium dan nyeri tekan, takikardia serta kenaikan
suhu tubuh.
Pemeriksaan penunjang sensitivitas terhadap kolesistitis USG.
Penatalaksanaan kolesistitis disebabkan oleh batu
empedutindakan pembedahan.
TERIMAKASIH
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai