Anda di halaman 1dari 27

Laporan Kasus

GENERAL ANESTESI PADA KONKA


HIPERTROFI (TURBINECTOMY)
OLEH

Khairun Nisa, S.Ked


140611059

PEMBIMBING
dr. Dicky Noviar, Sp.An

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
11/21/2020
2019 1
PENDAHULUAN

• Anestesi suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika


melakukan pembedahan
• Anestesi umum  tindakan meniadakan nyeri secara sentral
disertai hilangnya kesadaran dan bersifat reversible.

• Beberapa teknik general anestesi inhalasi adalah


Endotrakea Tube (ETT) dan Laringeal Mask Airway (LMA).

Tindakan

Turbinectomy adalah teknik reduksi konka
yang memotong bagian konka yang
mengalami pembesaran.
11/21/2020 2
LAPORAN KASUS

Identitas Pasien

Nama : Nn. I
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
MR : 45.54.11
Alamat : Ds. Maddi, Kec. Nibong
Pekerjaan : Tidak bekerja
Perkawinan : Belum Kawin
Agama : Islam
Suku : Aceh
Ruangan : Bedah
Tgl Masuk Rumah sakit : 06 November 2019
Tanggal Operasi : 07 November 2019

11/21/2020 3
ANAMNESIS

Keluhan Utama : Hidung tersumbat

Keluhan tambahan : Hidung berair, bersin-bersin

RPS RPS RPS

Pasien datang ke Poli THT RSU Cut Meutia dengan keluhan


hidung tersumbat bagian kanan, sejak 2 bulan yang lalu.
Keluhan ini sudah sering timbul sejak 3 tahun yang lalu
terutama setelah terpapar debu. Biasanya hidung tersumbat
disertai hidung berair dan bersin-bersin. Sejak 2 bulan yang
lalu, keluhan hidung tersumbat menetap.

11/21/2020 4
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami sakit ini sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga Ayah pasien memiliki


riwayat penyakit yang sama dengan pasien. Riwayat
penyakit lainnya tidak ada.

Riwayat Alergi: Riwayat alergi makanan (-), obat (-), debu (+),
udara dingin (+), asap rokok (+), bulu binatang (+)

11/21/2020 5
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Composmentis
VITAL
SIGN

RR:
22x/i

TD : 110/70
GCS: 15 mmHg

SpO2: HR:
100% 86x/i

11/21/2020 6
Status Generalisata
MATA
KEPALA : Normochephali Konjungtiva palp. Inferior
hiperemis (-/-), edema
LEHER : Pembesaran palpebra (-/-)
KGB (-) HIDUNG : Bentuk normal,
hiperemi(+), deviasi septum
ABDOMEN (+)
MULUT: dbn
I : Soepel, distensi (-)
A : bising usus (+) THORAX
P : Nyeri tekan (-) I : normochest, simetris (+)/(+),
P: Timpani retraksi suprasternal(+)
A : Vh (+/+), Wh (-/-), Ronkhi (-/-)
P: stem fremitus kiri = kanan,
nyeri tekan (-).
P: sonor (+/+)
EXTREMITAS
SUPERIOR & INFERIOR COR
I: ictus cordis tidak terlihat
akral hangat (+),
Edema (-/-)
P: ictus cordis tidak teraba
Auskultasi: BJ I > BJ II, bising
(-)

7
11/21/2020
Pemeriksaan Penunjang (7/11/19)
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
HEMATOLOGI
Hematologi Rutin
Hemoglobin 12.6 g/dL 12-16
Eritrosit 4.39 jt/mm3 3.8-5.8
Leukosit 9.28 rb/mm3 4-11
Hematokrit 37.0 % 37-47
MCV 84.4 fl 79-99
MCH 28.6 pg 27-32
MCHC 33.9 g% 33-37
RDW-CV 11.9 % 11,5-14,5
Trombosit 349 rb/mm3 150-450
HEMOSTASIS
Masa
2’ menit 1-3
Pendarahan/BT
Masa
8’menit 9-15
Pembekuan/CT
11/21/2020 8
• Assesment : Konka Hipertrofi

• Penggolongan Status Fisik Pasien Menurut


ASA Status fisik ASA 1

• Rencana PembedahanTurbinectomy

• Rencana Anestesi General Anestesi – Intubasi


Endotracheal Tube

11/21/2020 9
Pre Anestesi Intra Anestesi
Laporan Anestesi

Post operatif

11/21/2020 10
Persiapan pasien: diruang perawat dan diruang
Pra persiapan

Anestesi
Persiapan alat anestesi

Persiapan obat-obat anestesi

11/21/2020 11
Intra Anestesi
Pasien masuk kamar Menilai keadaan umum dan
melakukan pemeriksaan tanda-
operasi dan dibaringkan tanda vital di awal atau penilaian
di meja operasi kemudian prainduksi (Pukul 09.40 WIB):
Kesadaran: Compos Mentis, TD=
dilakukan pemasangan 110/70mmHg, nadi=86x/menit,
manset dan oksimeter saturasi O2:100%.

Pasien diberitahukan
bahwa akan dilakukan
tindakan pembiusan

Posisikan pasien dalam Buka mulut pasien,


kondisi normal. Pada
masukkan
pasien berikan bantal
setebal dibawah kepala laringoskop yang
(air sniffing position). sudah siap

Ambil pipa ET (arah


lengkungan ke depan),
arahkan ujung pipa ET
menuju rima glotidis. Setelah
11/21/2020 selesai, selanjutnya pasang
12
selang O2.

Tindakan anestesi dimulai

TD : 110/81mmHg, HR : 86x/i, RR : 20x/i, Sp O2: 100%

Pukul 10.00WIB

11/21/2020 13

Injeksi ondancentron 4 mg (1 amp)

Injeksi ketorolac 30mg (1 amp)

Pukul 10.20 WIB

11/21/2020 14
Post Operatif

Pasien masuk ke ruang pemulihan. Dilakukan penilaian terhadap tingkat
kesadaran, pada pasien kesadarannya adalah compos mentis. Dilakukan
Pukul 10.30 WIB pemeriksaan tanda-tanda vital ditemukan tekanan darah 110/70 mmHg,
nadi 86x/menit, respirasi 20 x/menit dan saturasi O2100%. Kemudian
pasien di bawa ke ruangan.


IVFD RL 20gtt/i

Inj. Ceftriaxone 1gr/12 jam

Inj. Ondancentron 4mg/8 jam
INSTRUKSI POST OP ●
Inj. Ketorolac 30 mg/12 jam

Inj. Omeprazole 40 mg/12 jam

Diet M II


Ahli Anestesiologi : dr. Fachrurrazi, Sp.An

Ahli Bedah : dr. Indra Zachraeni, Sp.THT-KL

Operator : dr. Indra Zachraeni, Sp.THT-KL

Laporan Anestesi Diagnosis prabedah : Konka Hipertrofi



Jenis Operasi : Turbinectomy

Jenis Anestesi : General anastesi – Intubasi Endotracheal Tube

Lama Operasi : 15 menit

Lama Anestesi : 30 menit

11/21/2020 15
Tinjauan Pustaka

Konka Hipertrofi

• Konka hipertrofi adalah terjadi suatu pembesaran


mukosa hidung pada konka.
• 20% populasi dengan obstruksi hidung kronik
disebabkan oleh hipertrofi konka

Etiologi
 Penyebab hipertrofi konka adalah rhinitis alergi dan non
alergi (vasomotor rhinitis) dan kompensasi dari septum
deviasi kontralateral. Konka hipertrofi juga dapat
menyebabkan sumbatan pada hidung.

11/21/2020 16
Diagnosis

• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik px rinoskopi posterior
• Pemeriksaan penunjang radiologi,
rinomanometri, dan pemeriksaan peak nasal
inspiratory flow (PNIF).

11/21/2020 17
Penatalaksanaan


antihistamin, dekongestan,
Medika mentosa kortikosteroid, sel mast stabilizer
dan imunoterapi


Turbinectomy
Pembedahan ●
Turbinoplasty

11/21/2020 18
General Anestesi

• Anestesi Umum  tindakan meniadakan nyeri secara


sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersifat reversible.

•Anestesi umum yang sempurna menghasilkan


ketidaksadaran, analgesia, relaksasi otot tanpa
menimbulkan resiko yang tidak diinginkan dari pasien.
General Anestesi

syarat ideal dilakukan anestesi umum adalah :

•Memberi induksi yang halus dan cepat


•Timbul situasi pasien tak sadar atau tak berespons
•Timbulkan keadaan amnesia
•Timbulkan relaksasi otot skeletal, tapi bukan otot
pernapasan
•Hambatan persepsi rangsang sensorik sehingga timbul
analgesia yang cukup untuk tindakan operasi
•Memberikan keadaan pemulihan yang halus, cepat dan
tidak menimbulkan ESO yang berlangsung lama
General Anestesi

•Kontraindikasi mutlak dilakukan anestesi umum yaitu


dekompresi kordis derajat III – IV, AV blok derajat II – total
(tidak ada gelombang P).

•Kontraindikasi Relatif berupa hipertensi berat/tak terkontrol


(diastolik >110), DM tak terkontrol, infeksi akut, sepsis, GNA.
Penilaian Anestesi

Klasifikasi Status
Anamnesis Anestesi (ASA)

Pemeriksaan fisik Masukan Oral

Pemeriksaan
Laboratorium

Kebugaran untuk
Anestesia
Premedikasi

Golo Indu
ngan ksi
Anal anes
Obat
Obat
Golonga
Golonga getik tesi
n
n
Sedatif/T Nark 
Antikholi
nergik
rankuiliz otik Indu
er
atau ksi
Opioi intra
d vena
Teknik pembiusan dengan memasukkan obat
Teknik Anestesi

langsung ke dalam pembuluh darah secara parenteral


Propofol ( 2,6 – diisopropylphenol ),
Jenis Obat Anestesi Ketamin, Opioid, Benzodiazepin


Nitrous Oksida (N2O), Halotan, Isofluran,
Induksi Inhalasi Desfluran


Pelumpuh Otot Depolarisasi: Suksinilkolin (diasetilkolin, suxamethonium)
Obat Pelumpuh Otot ●
Pelumpuh otot non depolarisasi: Pavulon, Atracurium, Vekuronium,
Rocuronium
TEKNIK ANESTESI UMUM

Sungkup Muka (Face Mask) dengan napas


spontan

Intubasi Endotrakeal dengan napas


spontan

Intubasi Endotrakeal dengan napas


kendali (kontrol)
PEMBAHASAN
• Status pasien termasuk ASA I tanpa penyakit sistemik

• Pada pasien ini dipilih untuk dilakukan tindakan anestesi umum dengan
intubasi endotrakeal napas terkendali dengan pertimbangan
keuntungan yang didapat dari tindakan anestesia tersebut.

• Pasien masuk ke OK 2 dilakukan premedikasi fentanyl 50 mcg.


Dengan tujuan meredakan kecemasan dan ketakutan, memperlancar
induksi anestesi, mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus,
mengurangi rasa mual muntah pasca bedah, menciptakan amnesia,
mengurangi isi cairan lambung, mengurangi reflex yang
membahayakan.

• Anti emetic yang digunakan adalah ondancentron 4 mg/2 ml untuk


mencegah muntah, jika terjadi muntah akan menyebabkan aspirasi
sehingga menganggu pernapasan. Jadi lebih baik muntah dicegah
sebelum timbul.

• Analgetik post op Ketorolac 30 mg/ml.


TERIMA KASIH

11/21/2020 27

Anda mungkin juga menyukai