Anda di halaman 1dari 31

Laporan Kasus

HERPES ZOSTER
Idha Fitriyani, S. Ked

Preseptor:
1
dr. Mauliza, M.Ked (Ped), Sp.A

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA ACEH UTARA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2019
Pendahuluan
Herpes zoster merupakan erupsi vesikuler akut yang disebabkan
oleh reaktivasi dari virus varisela zoster (VVZ) laten pada ganglia
sensoris setelah sebelumnya terpajan dengan infeksi primer varisela

• Prevalensi herpes zoster tidak dipengaruhi oleh ras, jenis kelamin,


atau musim.

• Insiden penyakit ini meningkat sejalan dengan pertambahan usia dan jarang
ditemukan pada anak-anak.
• Herpes zoster dapat terjadi pada anak yang memiliki riwayat infeksi primer
intrauterin, kondisi imunokompromais, dan yang terinfeksi varisela pada
tahun pertama kehidupannya
Laporan kasus
Identitas pasien

Nama : An. SA
No RM : 11.11.xx
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 5 Agustus 2008
Usia : 9 tahun 9 bulan
Alamat : Ds. Cot Merbo, Kuta Makmur
Agama : Islam
Suku : Aceh
Pekerjaan :-
Tanggal masuk RS : 21 Mei 2019
Tanggal pemeriksaan : 21 Mei 2019
Identitas Orang tua

Nama ayah : Tn. MS Nama Ibu : Ny. R

Usia : 35 tahun Usia : 33 tahun

Pekerjaan : Guru Honor Pekerjaan : IRT

Pendidikan : S-1 Pendidikan : SMA


Anamnesis
Keluhan utama :
• Nyeri
Keluhan tambahan :
• Bintik merah dan berair
Riwayat penyakit sekarang
• Pasien datang dibawa oleh orang tuanya ke IGD RSU Cut Meutia dengan
keluhan nyeri dan panas pada bintil merah di dada dan punggung kanan
sejak 5 hari SMRS. Rasa nyeri dan panas lebih sering dirasakan pada
malam hari namun ada rasa gatal. Bintil-bintil awalnya sedikit dan
berukuran kecil, 2 hari kemudian bintil merah tersebut menjadi berair
dan berkelompok yang menjalar sampai ke punggung kanan. Pasien
belum pernah berobat ke dokter untuk keluhan ini.
Riwayat penyakit dahulu
• Pasien pernah mengalami cacar air saat usia 1 tahun dan sembuh..

Riwayat penyakit keluarga


• Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama.

Riwayat pemakaian obat


• Keluarga pasien mengatakan tidak pernah memakai obat rutin.

Riwayat kehamilan dan persalinan


• Pasien merupakan kehamilan anak pertama dari 2 bersaudara, lahir secara
spontan di bidan dengan usia kehamilan 38-40 minggu. Berat badan lahir
2200 gram dan panjang badan 45 cm. riwayat bayi tidak segera menangis,
menghisap kuat, dan gerakan lemah
Riwayat makanan
• ASI mulai diberikan sejak saat lahir (0 bulan) sampai usia 2 tahun. Riwayat
makanan pendamping ASI sejak usia 1 tahun.
Riwayat imunisasi
• Pasien mengakui pernah melakukan imunisasi lengkpa.

Riwayat tumbuh kembang


• Pasien mampu mengangkat kepala 3 bulan, mampu duduk 6 bulan dan
berjalan saat usia 12 bulan. Tumbuh kembang anak sesuai umurnya.
Pemeriksaan Fisik

Vital sign
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• HR : 88 x/menit, reguler
• RR : 22 x/menit, ireguler
• Suhu : 36,8 0C
Antropometri

• BB : 21 kg
• TB/PB : 117 cm
• LK : 48 cm
• BB/U : 65,6 % (gizi buruk menurut kriteria CDC)
• TB/U : 85,4 % (moderate stunting menurut kriteria CDC)
• BB/TB : 91,3 % (gizi baik menurut kriteria CDC)
Status Generalis
Kulit
• 1. Warna : Sawo matang
• 2. Turgor : Kembali cepat
• 3. Sianosis : (-)
• 4. Ikterus : (-)
• 5. Edema : (-)
• 6. Anemia : (-)
b. Kepala
• 1. Rambut : Hitam, tipis, sulit dicabut
• 2. Wajah : Edema (-)
• 3. Mata : Konjungtiva palpebra inf. pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
• 4. Telinga: Sekret (-/-), darah (-/-)
• 5. Hidung : Sekret (-/-), darah (-/-)
• 6. Mulut : kandidiasis oral (-), faring hiperemis(-), Tonsil T1/T1
c. Leher
• 1. Inspeksi : Simetris, deviasi trakea (-)
• 2. Palpasi : Pembesaran KGB (-), distensi vena jugularis (-)
Thorax
• Paru
• 1. Inspeksi : Bentuk simetris kanan dan kiri, pergerakan dada sama. ruam eritema,
macula dan vesikula
• 2. Palpasi : Tidak ada benjolan, stem fremitus sama kuat
• 3. Perkusi : Sonor (+/+)
• 4. Aukultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung
• 1. Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• 2. Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
• 3. Perkusi :
• Batas jantung atas: ICS II linea parasternalis (s)
• Batas jantung bawah dan kiri: ICS V linea midclavicularis (s)
• Batas jantung kanan: ICS V linea parasternalis (d)
• 4. Auskultasi : BJ I>BJ II, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
• 1. Inspeksi : Simetris
• 2. Auskultasi : Peristaltik usus normal
• 3. Palpasi : soepel (+), defans muscular (-)
• Hepar : Tidak teraba
• Lien : Tidak teraba
• Ginjal : Tidak teraba
• 4. Perkusi : Timpani
Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : Akral dingin, CRT<2 detik

Superior Inferior

kanan kiri kanan kiri

Sianosis - - - -

Oedema - - - -

Fraktur - - - -
Status lokalis kulit ar thorak anterior et posterior

1. Regio : Thoraks anterior et posterior


dextra

2. Efluorensi primer : vesikula, macula,


eritema

3. Eflourensi sekunder : krusta

4. Penyebaran : Lokalisata

5. Ukuran dan bentuk : bulat dan lonjong

6. Susunan : sirkumkripta
Rencana Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (22 Mei 2019)
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan

HEMATOLOGI  
Hematologi Rutin  
Hemoglobin 13,5 13-18 g/dL

Eritrosit 4,14 4,5-6,5 juta sel/mm3

Leukosit 7,73 4,0-11,0 ribu sel/mm3


Hematokrit 34,2 42-52 %
MCV 82,7 79-99 fL
MCH 32,6 27-32 pg
MCHC 39,4 33-37 %
RDW-CV 12,5 11,5-14,5 %
Trombosit 284 150-450 ribu sel/mm3
Resume
Pasien datang dibawa oleh orang tuanya ke IGD RSU Cut Meutia dengan keluhan nyeri dan
panas pada bintil merah di dada dan punggung kanan sejak 5 hari SMRS. Rasa nyeri dan panas
lebih sering dirasakan pada malam hari namun ada rasa gatal. Bintil-bintil awalnya sedikit dan
berukuran kecil, 2 hari kemudian bintil merah tersebut menjadi berair dan berkelompok yang
menjalar sampai ke punggung kanan. Pasien belum pernah berobat ke dokter untuk keluhan ini.
Pasien juga mengakui sebelumnya pernah terkena cacar air saat usia 1 tahun dan sembuh.
Riwayat kontak dengan penyakit yang sama disangkal. Pasien juga mengatakan memiliki riwayat
immunisasi yang lengkap.

Pemeriksaan fisik yang didapat keadaan umum pasien tampak sakit sedang dengan kesadaran
compos mentis. Berat badan pasien 21 kg dengan TB 117 cm. Tanda vital didapatkan normal.
Dijumpai ruam vesikula makuloeritema pada thoraks anterior et posterior . Pemeriksaan
penunjang darah rutin dalam batas normal.
Diagnosis Banding dan Diagnosis Kerja

Diagnosis banding
• Herpes Zoster
• Herpes Simpleks
• Lymphangioma circumscriptum

Diagnosis kerja
• Herpes Zoster
Tatalaksana

IVFD RL 10 gtt/I mikro

IVFD Paracetamol 25 cc/8j

Acyclovir 4x200mg

Acylcovir Salf
Prognosis

Quo Ad vitam
• Dubia ad bonam
Quo Ad fungsionam • Dubia ad bonam

Quo Ad sanationam
• Dubia ad bonam
Follow Up
Tanggal S O A P
21-5-2019 Lemas, Kesadaran:compos mentis Herpes IVFD RL 10 gtt/I makro
H+1 Ruam Vesikel HR:88x/menit Zoster IVFD Paracetamol 25 cc/8j
dan nyeri (+), RR:22x/menit Acyclovir 4x200mg
Gatal (-) T: 36,8°C Acylcovir Salf
BAK/BAB (+)  
S/L Kulit: Ruam vesikula
makuloeritema (+)

22-4-2019 Ruam Vesikel Kesadaran:compos mentis Herpes IVFD RL 12 gtt/I makro


H+2 dan nyeri (↓), HR:88x/menit Zoster IVFD Paracetamol 25 cc/8j
BAK/BAB (+) RR:20x/menit Acyclovir 4x200mg
T: 37,2°C Acylcovir Salf
  Pedilis 2 x cth 1
S/L Kulit: Ruam vesikula Diet MB
makuloeritema (↓)
Tanggal S O A P
23-5-2019 Ruam Vesikel Kesadaran:compos mentis Herpes IVFD RL 12 gtt/I makro
H+3 dan nyeri (↓), HR: 101x/menit Zoster IVFD Paracetamol 25 cc/8j
Gatal (-) RR: 20x/menit Acyclovir 4x200mg
  T: 37,1 °C Acylcovir Salf
Mulai sore os   Pedilis 2 x cth 1
mulai demam S/L Kulit: Ruam vesikula Diet MB
dengan Temp: makuloeritema (↓)
38,4°C

24-5-2019 Ruam Vesikel Kesadaran:compos mentis Herpes PBJ


H+4 dan nyeri (↓), HR: 94x/menit Zoster Acyclovir 4x200mg
Gatal (-) RR: 22x/menit Acylcovir Salf
Demam (-) T: 36,7 °C Pedilis 2 x cth 1
  Paracetamol 3 x ½ tab
S/L Kulit: Ruam vesikula
makuloeritema (↓)
Pembahasan
• Angka ini lebih tinggi di antara perempuan (390 per 100.000 orang-
tahun) dibandingkan di antara laki-laki (260 per 100.000 orang-
tahun). Insiden di antara anak-anak berusia 0 hingga 14 tahun
adalah 110 per 100.000 orang-tahun
• Dalam studi yang dilakukan oleh Insigna et al, kejadian herpes
zoster yang disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin adalah 320
per 100.000 orang-tahun di Amerika Serikat dari 2000 hingga 2001.
• Seorang pasien SA, perempuan, usia 9 tahun 9 bulan didiagnosis
dengan herpes zoster. Hal ini sesuai dengan angka kejadian herpes
zoster yang lebih meningkat pada jenis kelamin perempuan.
Pasien datang dengan keluhan nyeri dan panas pada bintil
merah di dada dan punggung kanan sejak 5 hari SMRS. Rasa nyeri
dan panas lebih sering dirasakan pada malam hari namun ada
rasa gatal. Bintil-bintil awalnya sedikit dan berukuran kecil, 2
hari kemudian bintil merah tersebut menjadi berair dan
berkelompok yang menjalar sampai ke punggung kanan.

Hal ini sesuai dengan teori pada penyakit herpes zoster yang
menyebutkan keluhan biasanya dimulai dengan gejala prodromal seperti
nyeri, demam, malaise, sakit kepala, gatal, dan parestesia yang
mendahului ruam beberapa jam hingga beberapa hari

Setelah fase prodromal, fase aktif dimulai ketika pasien memanifestasikan lesi kulit
yang khas seperti papula eritematosa atau makula yang berkembang menjadi
vesikel 12−24 jam, menjadi pustula dalam 1-7 hari, dan akhirnya mengeras dalam
14−21 hari
Menurut pengakuan ibu pasien, pasien ada riwayat
menderita varisela pada usia 1 tahun bersamaan
dengan ibunya.


Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa sesudah infeksi primer
varicella, VZV menetap dan laten dalam akar ganglion sensoris dorsalis.
Sesudah beberapa dekade, virus neurotropik ini dapat mengalami
reaktivasi dan menyebabkan herpes zoster
Hasil lab pada pasien VZV biasanya
nonspesifik dan perlu dilakukan
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya seperti
pada pasien ini hanya darah rutin. Hasil Zank Test, FDA atau PCR, namun
darah rutin pasien ini dalam batas karena keterbatasan alat tidak dapat
normal. dilakukan. Penegakkan diagnosis Herpes
Zoster Cukup dengan klinis saja untuk
kasus ini
Tatalaksana

asiklovir 4 x 200 mg
untuk mengurangi demam dan rasa nyeri
paracetamol drip 25 cc/8j
pada dermatom yang terkena

Tujuan dari terapi antivirus adalah untuk mengurangi pelepasan


virus, mempercepat penyembuhan lesi kulit, mencegah
pembentukan lesi baru, mengurangi rasa sakit yang terkait dengan
neuritis akut dan mungkin mengurangi komplikasi dari penyakit.

asiklovir topical
Pasien patuh terhadap
anjuran dokter untuk
minum obat secara
teratur

Prognosis
BAIK
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai