HERPES ZOSTER
Idha Fitriyani, S. Ked
Preseptor:
1
dr. Mauliza, M.Ked (Ped), Sp.A
• Insiden penyakit ini meningkat sejalan dengan pertambahan usia dan jarang
ditemukan pada anak-anak.
• Herpes zoster dapat terjadi pada anak yang memiliki riwayat infeksi primer
intrauterin, kondisi imunokompromais, dan yang terinfeksi varisela pada
tahun pertama kehidupannya
Laporan kasus
Identitas pasien
Nama : An. SA
No RM : 11.11.xx
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 5 Agustus 2008
Usia : 9 tahun 9 bulan
Alamat : Ds. Cot Merbo, Kuta Makmur
Agama : Islam
Suku : Aceh
Pekerjaan :-
Tanggal masuk RS : 21 Mei 2019
Tanggal pemeriksaan : 21 Mei 2019
Identitas Orang tua
Vital sign
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• HR : 88 x/menit, reguler
• RR : 22 x/menit, ireguler
• Suhu : 36,8 0C
Antropometri
• BB : 21 kg
• TB/PB : 117 cm
• LK : 48 cm
• BB/U : 65,6 % (gizi buruk menurut kriteria CDC)
• TB/U : 85,4 % (moderate stunting menurut kriteria CDC)
• BB/TB : 91,3 % (gizi baik menurut kriteria CDC)
Status Generalis
Kulit
• 1. Warna : Sawo matang
• 2. Turgor : Kembali cepat
• 3. Sianosis : (-)
• 4. Ikterus : (-)
• 5. Edema : (-)
• 6. Anemia : (-)
b. Kepala
• 1. Rambut : Hitam, tipis, sulit dicabut
• 2. Wajah : Edema (-)
• 3. Mata : Konjungtiva palpebra inf. pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
• 4. Telinga: Sekret (-/-), darah (-/-)
• 5. Hidung : Sekret (-/-), darah (-/-)
• 6. Mulut : kandidiasis oral (-), faring hiperemis(-), Tonsil T1/T1
c. Leher
• 1. Inspeksi : Simetris, deviasi trakea (-)
• 2. Palpasi : Pembesaran KGB (-), distensi vena jugularis (-)
Thorax
• Paru
• 1. Inspeksi : Bentuk simetris kanan dan kiri, pergerakan dada sama. ruam eritema,
macula dan vesikula
• 2. Palpasi : Tidak ada benjolan, stem fremitus sama kuat
• 3. Perkusi : Sonor (+/+)
• 4. Aukultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
• 1. Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• 2. Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
• 3. Perkusi :
• Batas jantung atas: ICS II linea parasternalis (s)
• Batas jantung bawah dan kiri: ICS V linea midclavicularis (s)
• Batas jantung kanan: ICS V linea parasternalis (d)
• 4. Auskultasi : BJ I>BJ II, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
• 1. Inspeksi : Simetris
• 2. Auskultasi : Peristaltik usus normal
• 3. Palpasi : soepel (+), defans muscular (-)
• Hepar : Tidak teraba
• Lien : Tidak teraba
• Ginjal : Tidak teraba
• 4. Perkusi : Timpani
Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : Akral dingin, CRT<2 detik
Superior Inferior
Sianosis - - - -
Oedema - - - -
Fraktur - - - -
Status lokalis kulit ar thorak anterior et posterior
4. Penyebaran : Lokalisata
6. Susunan : sirkumkripta
Rencana Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (22 Mei 2019)
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
HEMATOLOGI
Hematologi Rutin
Hemoglobin 13,5 13-18 g/dL
Pemeriksaan fisik yang didapat keadaan umum pasien tampak sakit sedang dengan kesadaran
compos mentis. Berat badan pasien 21 kg dengan TB 117 cm. Tanda vital didapatkan normal.
Dijumpai ruam vesikula makuloeritema pada thoraks anterior et posterior . Pemeriksaan
penunjang darah rutin dalam batas normal.
Diagnosis Banding dan Diagnosis Kerja
Diagnosis banding
• Herpes Zoster
• Herpes Simpleks
• Lymphangioma circumscriptum
Diagnosis kerja
• Herpes Zoster
Tatalaksana
Acyclovir 4x200mg
Acylcovir Salf
Prognosis
Quo Ad vitam
• Dubia ad bonam
Quo Ad fungsionam • Dubia ad bonam
Quo Ad sanationam
• Dubia ad bonam
Follow Up
Tanggal S O A P
21-5-2019 Lemas, Kesadaran:compos mentis Herpes IVFD RL 10 gtt/I makro
H+1 Ruam Vesikel HR:88x/menit Zoster IVFD Paracetamol 25 cc/8j
dan nyeri (+), RR:22x/menit Acyclovir 4x200mg
Gatal (-) T: 36,8°C Acylcovir Salf
BAK/BAB (+)
S/L Kulit: Ruam vesikula
makuloeritema (+)
Hal ini sesuai dengan teori pada penyakit herpes zoster yang
menyebutkan keluhan biasanya dimulai dengan gejala prodromal seperti
nyeri, demam, malaise, sakit kepala, gatal, dan parestesia yang
mendahului ruam beberapa jam hingga beberapa hari
Setelah fase prodromal, fase aktif dimulai ketika pasien memanifestasikan lesi kulit
yang khas seperti papula eritematosa atau makula yang berkembang menjadi
vesikel 12−24 jam, menjadi pustula dalam 1-7 hari, dan akhirnya mengeras dalam
14−21 hari
Menurut pengakuan ibu pasien, pasien ada riwayat
menderita varisela pada usia 1 tahun bersamaan
dengan ibunya.
●
Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa sesudah infeksi primer
varicella, VZV menetap dan laten dalam akar ganglion sensoris dorsalis.
Sesudah beberapa dekade, virus neurotropik ini dapat mengalami
reaktivasi dan menyebabkan herpes zoster
Hasil lab pada pasien VZV biasanya
nonspesifik dan perlu dilakukan
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya seperti
pada pasien ini hanya darah rutin. Hasil Zank Test, FDA atau PCR, namun
darah rutin pasien ini dalam batas karena keterbatasan alat tidak dapat
normal. dilakukan. Penegakkan diagnosis Herpes
Zoster Cukup dengan klinis saja untuk
kasus ini
Tatalaksana
asiklovir 4 x 200 mg
untuk mengurangi demam dan rasa nyeri
paracetamol drip 25 cc/8j
pada dermatom yang terkena
asiklovir topical
Pasien patuh terhadap
anjuran dokter untuk
minum obat secara
teratur
Prognosis
BAIK
TERIMAKASIH